BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan pada Lingkungan Kerja Sebelum melakukan kegiatan magang, penulis terlebih dahulu berkunjung ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama tetapi KPP tersebut tidak menerima tempat magang namun pegawai tersebut menyarankan agar penulis ke KPP Pratama Pesanggrahan. Setelah sampai di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pesanggrahan dengan maksud bertanya apakah KPP Pratama Jakarta Pesanggrahan menerima mahasiswa untuk magang atau tidak, setelah mengetahui jika KPP Pratama Pesanggrahan tersebut bersedia menerima mahasiswa magang, penulis segera mengajukan surat permohonan magang yang dibuat oleh kampus yang ditujukan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan, yang beralamatkan di Jalan Ciputat Raya No. 8, Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Pada hari pertama kegiatan magang, penulis terlebih dahulu mengujungi seksi bagian umum untuk menemui bagian kepegawaian. Selanjutnya penulis diantar dan ditempatkan dibagian Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (satu). Kemudian Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (Satu) yaitu Bapak Dodot Haryo Pradigdo. Kemudian penulis diantar menuju tempat kerja yang memang kebetulan kosong. Setelah menempati ruang kerja yang disediakan, penulis yang di bimbing oleh salah satu 38
39 pegawainya yaitu Ihsan Arrizal. Kemudian Penulis dikenalkan oleh AR (Account Representative) bagian dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (satu). Suasana lingkungan kerja di Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (satu) sangat akrab dan saling bekerja sama sehingga penulis dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kegiatan magang ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan, terhitung dari tanggal 4 April 2016 sampai dengan 29 April 2016 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan. Selama melakukan praktek kerja, penulis dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan benar. Penulis akan menjadikan pengalaman yang berharga baik dalam hal pengenalan lingkungan kerja. Semoga pengalaman penulis ini dapat bermanfaat untuk di masa yang akan datang. 3.2 Kegiatan Selama Magang Kegiatan magang ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan yakni dari tanggal 4 April 2016 sampai dengan 29 April 2016, yang dimulai dari hari Senin sampai dengan hari Jumat, dari pukul 08.00 s/d 17.00. Setiap harinya penulis melakukan berbagai pekerjaan seperti meginput data Wajib Pajak (WP) ke sistem, membantu Wajib Pajak mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN, meneliti kelengkapan data Wajib Pajak yang membayar PPN berdasarkan kelompok Pajak Keluaran dan Pajak Masukan sudah lengkap atau belum lengkap, menginput daftar alamat yang Account
40 Representative kunjungi dan awasi, mengantar surat ke bagian kesekretariatan dan kebagian pelayanan serta penagihan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan penulis selama praktek kerja telah dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu kegiatan rutin dan kegiatan non rutin. 3.2.1 Kegiatan Rutin Kegiatan rutin adalah kegiatan yang paling sering dilakukan penulis selama kegiatan magang antara lain : 1. Membantu Wajib Pajak dalam pengisian SPT Masa PPN, 2. Meneliti kelengkapan data Wajib Pajak yang telah membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN), 3. Menyusun bukti pemindahbukuan Wajib Pajak berdasarkan tahun dan nomor surat, 4. Merekam data Wajib Pajak yang berkaitan dengan surat himbauan perpajakan, 5. Meneliti kelengkapan data Wajib Pajak yang melaporkan Surat Pemberitahuan Orang Pribadi (SPT OP) dan Surat Pemberitahuan Badan (SPT Badan) melalui pos. 3.2.2 Kegiatan Non Rutin Selain melakukan kegiatan rutin, penulis juga melakukan kegiatan non rutin. Kegiatan non rutin yang penulis lakukan selama magang antara lain : 1. Mengantarkan surat ke bagian kesekretariatan, ke seksi Pelayanan, serta ke seksi Penagihan yang berhubungan dengan Wajib Pajak,
41 2. Memfotocopy surat himbauan dan surat lainnya sebagai backup kepentingan KPP, 3. Meminta lembar kerja penagihan Pajak Penghasilan (PPh) Badan ke subbag Umum, 4. Menuliskan Alamat lengkap Wajib Pajak untuk dikirimkan surat himbauan masalah perpajakan, 5. Menuliskan nomor surat himbauan untuk dikirim ke Wajib Pajak yang memiliki masalah perpajakan. 3.3 Masalah pada Unit Kerja Selama mengikuti kegiatan praktek kerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan, penulis telah melihat beberapa kendala yang terjadi pada unit Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (satu) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan. a. Kurang rapihnya dalam menyimpan arsip-arsip pajak terdahulu sehingga dapat menyulitkan dalam pencarian data dan dapat menyebabkan hilangnya data. b. Menumpuknya data pajak karena kuantitas jumlah yang sangat banyak dan membuat data pajak tidak dapat dicetak secara tepat waktu. c. Dalam memasukkan data Wajib Pajak PPN, penulis menglami kesulitan dalam menggolongkan pengenaan tarif PPN berdasarkan pengenaan yang diatur dalam UU PPN.
42 3.4 Penyebab Terjadinya Masalah Penulis mencoba mengamati penyebab terjadinya masalah, yaitu : a. Masalah pertama adalah kurangnya sarana pendukung seperti Ordner dan lemari penyimpanan arsip pada saat penulis melakukan penyimpanan data Wajib Pajak. b. Masalah kedua terjadi karena jumlah printer yang ada kurang memadai c. Masalah ketiga terjadi karena kurang praktisnya dalam memasukkan pengenaan tarif PPN yang diatur berdasarkan UU sehingga penulis harus benar-benar memastikan bahwa pada saat penggolongan pengenaan PPN berdasarkan UU adalah benar. 3.5 Pemecahan Masalah pada Unit Kerja Berikut pemecahan masalah-masalah diatas yang terjadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan adalah sebagai berikut: a. Dengan banyaknya data Wajib Pajak yang masuk sedangkan sarana tempat penyimpanan arsip yang kurang memadai semestinya dibuat sistem baru yaitu dimana data Wajib Pajak dibawah lima tahun terakhir dihilangkan tetapi dengan mempunyai backup data file dokumen tersebut di dalam Hard disk sebagai data simpanan yang apabila sewaktu-waktu diperlukan. b. Dengan ditambahkannya kuantitas dari printer di setiap Waskon, maka aktifitas kerja pegawai jadi tidak terhambat dan dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
43 c. Sebaiknya pengenaan tarif PPN dalam sistem yang sudah di golongan berdasarkan UU PPN dipersempit lagi penggolongannya agar meminimalisasikan terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh pegawai atau penulis yang mengimput data kedalam sistem tersebut.