BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha. kepada Wajib Pajak menjadi lebih optimal.

Perbedaan Data antara SPT Tahunan PPh dengan Profil Wajib Pajak

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH DJP... KANTOR PELAYANAN PAJAK...

BAB V PENUTUP. sudah selayaknya ditarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan di

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR 28/PJ/2012 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN TUGAS AKHIR TINJAUAN ATAS PENYELESAIAN PEMINDAHBUKUAN DI KPP PRATAMA KEPANJEN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Prosedur Pengajuan Permohonan SKB PPh Atas Penghasilan Dari. Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang dapat dilihat dari APBN tahun 2014 yakni pajak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara yang dapat

STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PELAYAN PAJAK (KPP) PRATAMA METRO

DAFTAR STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. Penggunaan E-SPT Di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENGUMPULAN DATA. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat KPP Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PKLM. A. Sejarah Umum KPP Pratama Medan Petisah

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian di atas dan penjelasan dari Kantor Pelayanan Pajak

SURAT PERNYATAAN KOP SURAT BANK/POS. Dengan ini <Nama Bank/POS> menyatakan hasil konfirmasi yang sepenuhnya dilakukan sendiri melalui web portal MPN :

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-69/PJ/2015

Tata Cara Penyampaian Permohonan Penetapan Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah Tata Cara Penetapan Sebagai Pengusaha Kena Pajak Berisiko Rendah

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Barat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat kantor pelayanan pajak pratama purwakarta. Kerja Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat di Bandung.

BENTUK DAN ISI NOTA PENGHITUNGAN II Nota Penghitungan (nothit) PPN atas: F Folio 2 Lembar

BAB IV PEMBAHASAN A. Pengelolaan Penerimaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

BAB III METODE PENULISAN. Data yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dengan teknik-teknik

BAB II DESKRIPSI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR DUA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Surat Edaran

HASIL WAWANCARA. 1. Apa yang dimaksud dengan kepatuhan Wajib Pajak? Yang dimaksud dengan kepatuhan Wajib Pajak yaitu Wajib Pajak harus mengetahui

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Sejarah Singkat Berdirinya Instansi. berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 55/PMK.

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran umum KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak dalam Rangka Impor

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Gambaran Umum KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tata Cara Pelaksanaan Tindak Lanjut Surat Pemberitahuan Piutang Pajak dalam Rangka Impor

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Soreang. Pajak Bumi dan Bangunan Bandung Tiga. Namun sehubungan dengan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTUR JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-80/PJ/2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Telah terjadi kenaikan tax ratio yang cukup besar. 14,8 trilyun, tahun 2000 sebesar Rp.16,9 trilyun.

SISTEM PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN PPH WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA CIKARANG SELATAN NPM :

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Umum KPP Pratama Medan Polonia. 443/KMK 01/2001, maka pada awal tahun 2002 berdirilah Kantor Pelayanan

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA BINJAI. 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama

BAB III GAMBARAN DATA TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN NPWP DAN PENCABUTAN PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK PADA KPP PRATAMA BINJAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN NOMOR SE-08/PJ/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 20/PJ/2017 TENTANG

Penyampaian SPT Tahunan secara e-filing WP OP dengan formulir 1770S atau 1770SS. Lebih Mudah Lebih Murah Lebih Cepat

BAB II HASIL SURVEY. Gambar 2.1 Logo Kanwil DJP Jatim I Surabaya. mengalami beberapa kali perubahan yaitu pada mulanya bernama Kantor

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Pekanbaru terletak antara 101º 14ʼ - 101º 34ʼ Bujur Timur dan 0º 25ʼ -

BAB III OBYEK PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kalideres

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-20/PJ/2017 TENTANG PENGAWASAN WAJIB PAJAK PASCA PERIODE PENGAMPUNAN PAJAK

TATA CARA PEMBENAHAN DATA MASTER FILE WAJIB PAJAK

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

BAB III METODE PENULISAN

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 26/PJ/2017 TENTANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

TATA CARA PEMBENAHAN DATA MASTER FILE WAJIB PAJAK

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

BAB 4 ANALISIS EFEKTIVITAS SUNSET POLICY

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

TAHAPAN PERSIAPAN KONFIRMASI STATUS WAJIB PAJAK

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Barat

BAB III PEMBAHASAN. A. Tata Cara Perekaman Data Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-15/PJ/2012 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM KPP PRATAMA MEDAN BELAWAN. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Medan Belawan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-52/PJ/2012 TENTANG

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

PROSEDUR PENYELESAIAN PERMOHONAN SKB PPN BKP STRATEGIS. 1. Prosedur ini menguraikan tata cara penyelesaian permohonan SKB PPN BKP strategis di KPP.

TATA CARA PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN SECARA e-filing MELALUI MENGAJUKAN PERMOHONAN e-fin. e-fin

BAB III OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA. III.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Duren Sawit

TATA CARA PENELITIAN DAN PENERIMAAN SPT MASA PPN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-15/PJ/2012 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 40/PJ/2017 TENTANG

ANALISIS PENGGUNAAN E-SPT TERHADAP KEPATUHAN PELAPORAN WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

BAB III GAMBARAN DATA PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI. namun untuk kepentingan administrasi perpajakan saat terutangnya pajak tersebut

BAB III LATAR BELAKANG INSTITUSI. Besar/ Large Taxpayers Office (LTO) pada tahun 2002 yang diikuti peresmian

BAB II KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) MADYA MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Gambaran Umum KPP Madya Jakarta Timur. 1. Sejarah Singkat KPP Madya Jakarta Timur

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota

Daftar Pertanyaaan Wawancara dan Jawaban: Pajak dan intensifikasi pajak Orang Pribadi khususnya pada KPP Jakarta Tanah

PROSEDUR PEREKAMAN SPT MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DI KPP PRATAMA SURABAYA RUNGKUT RANGKUMAN TUGAS AKHIR

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Belawan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Inspeksi Keuangan (KIK) Surakarta yang membawahi di antaranya KDL Tk. I

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA

GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 16 Tahun 2009 perubahan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SE-27/PJ/2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan sumber penerimaan eksternal misalnya pinjaman luar negeri. Arum

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri, salah satunya berupa pajak.

Transkripsi:

BAB III LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan pada Lingkungan Kerja Sebelum melakukan kegiatan magang, penulis terlebih dahulu berkunjung ke Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kebayoran Lama tetapi KPP tersebut tidak menerima tempat magang namun pegawai tersebut menyarankan agar penulis ke KPP Pratama Pesanggrahan. Setelah sampai di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pesanggrahan dengan maksud bertanya apakah KPP Pratama Jakarta Pesanggrahan menerima mahasiswa untuk magang atau tidak, setelah mengetahui jika KPP Pratama Pesanggrahan tersebut bersedia menerima mahasiswa magang, penulis segera mengajukan surat permohonan magang yang dibuat oleh kampus yang ditujukan kepada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan, yang beralamatkan di Jalan Ciputat Raya No. 8, Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Pada hari pertama kegiatan magang, penulis terlebih dahulu mengujungi seksi bagian umum untuk menemui bagian kepegawaian. Selanjutnya penulis diantar dan ditempatkan dibagian Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (satu). Kemudian Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (Satu) yaitu Bapak Dodot Haryo Pradigdo. Kemudian penulis diantar menuju tempat kerja yang memang kebetulan kosong. Setelah menempati ruang kerja yang disediakan, penulis yang di bimbing oleh salah satu 38

39 pegawainya yaitu Ihsan Arrizal. Kemudian Penulis dikenalkan oleh AR (Account Representative) bagian dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (satu). Suasana lingkungan kerja di Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (satu) sangat akrab dan saling bekerja sama sehingga penulis dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kegiatan magang ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan, terhitung dari tanggal 4 April 2016 sampai dengan 29 April 2016 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan. Selama melakukan praktek kerja, penulis dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan benar. Penulis akan menjadikan pengalaman yang berharga baik dalam hal pengenalan lingkungan kerja. Semoga pengalaman penulis ini dapat bermanfaat untuk di masa yang akan datang. 3.2 Kegiatan Selama Magang Kegiatan magang ini dilaksanakan selama kurang lebih satu bulan yakni dari tanggal 4 April 2016 sampai dengan 29 April 2016, yang dimulai dari hari Senin sampai dengan hari Jumat, dari pukul 08.00 s/d 17.00. Setiap harinya penulis melakukan berbagai pekerjaan seperti meginput data Wajib Pajak (WP) ke sistem, membantu Wajib Pajak mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPN, meneliti kelengkapan data Wajib Pajak yang membayar PPN berdasarkan kelompok Pajak Keluaran dan Pajak Masukan sudah lengkap atau belum lengkap, menginput daftar alamat yang Account

40 Representative kunjungi dan awasi, mengantar surat ke bagian kesekretariatan dan kebagian pelayanan serta penagihan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan penulis selama praktek kerja telah dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu kegiatan rutin dan kegiatan non rutin. 3.2.1 Kegiatan Rutin Kegiatan rutin adalah kegiatan yang paling sering dilakukan penulis selama kegiatan magang antara lain : 1. Membantu Wajib Pajak dalam pengisian SPT Masa PPN, 2. Meneliti kelengkapan data Wajib Pajak yang telah membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN), 3. Menyusun bukti pemindahbukuan Wajib Pajak berdasarkan tahun dan nomor surat, 4. Merekam data Wajib Pajak yang berkaitan dengan surat himbauan perpajakan, 5. Meneliti kelengkapan data Wajib Pajak yang melaporkan Surat Pemberitahuan Orang Pribadi (SPT OP) dan Surat Pemberitahuan Badan (SPT Badan) melalui pos. 3.2.2 Kegiatan Non Rutin Selain melakukan kegiatan rutin, penulis juga melakukan kegiatan non rutin. Kegiatan non rutin yang penulis lakukan selama magang antara lain : 1. Mengantarkan surat ke bagian kesekretariatan, ke seksi Pelayanan, serta ke seksi Penagihan yang berhubungan dengan Wajib Pajak,

41 2. Memfotocopy surat himbauan dan surat lainnya sebagai backup kepentingan KPP, 3. Meminta lembar kerja penagihan Pajak Penghasilan (PPh) Badan ke subbag Umum, 4. Menuliskan Alamat lengkap Wajib Pajak untuk dikirimkan surat himbauan masalah perpajakan, 5. Menuliskan nomor surat himbauan untuk dikirim ke Wajib Pajak yang memiliki masalah perpajakan. 3.3 Masalah pada Unit Kerja Selama mengikuti kegiatan praktek kerja pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan, penulis telah melihat beberapa kendala yang terjadi pada unit Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (satu) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan. a. Kurang rapihnya dalam menyimpan arsip-arsip pajak terdahulu sehingga dapat menyulitkan dalam pencarian data dan dapat menyebabkan hilangnya data. b. Menumpuknya data pajak karena kuantitas jumlah yang sangat banyak dan membuat data pajak tidak dapat dicetak secara tepat waktu. c. Dalam memasukkan data Wajib Pajak PPN, penulis menglami kesulitan dalam menggolongkan pengenaan tarif PPN berdasarkan pengenaan yang diatur dalam UU PPN.

42 3.4 Penyebab Terjadinya Masalah Penulis mencoba mengamati penyebab terjadinya masalah, yaitu : a. Masalah pertama adalah kurangnya sarana pendukung seperti Ordner dan lemari penyimpanan arsip pada saat penulis melakukan penyimpanan data Wajib Pajak. b. Masalah kedua terjadi karena jumlah printer yang ada kurang memadai c. Masalah ketiga terjadi karena kurang praktisnya dalam memasukkan pengenaan tarif PPN yang diatur berdasarkan UU sehingga penulis harus benar-benar memastikan bahwa pada saat penggolongan pengenaan PPN berdasarkan UU adalah benar. 3.5 Pemecahan Masalah pada Unit Kerja Berikut pemecahan masalah-masalah diatas yang terjadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Pesanggrahan adalah sebagai berikut: a. Dengan banyaknya data Wajib Pajak yang masuk sedangkan sarana tempat penyimpanan arsip yang kurang memadai semestinya dibuat sistem baru yaitu dimana data Wajib Pajak dibawah lima tahun terakhir dihilangkan tetapi dengan mempunyai backup data file dokumen tersebut di dalam Hard disk sebagai data simpanan yang apabila sewaktu-waktu diperlukan. b. Dengan ditambahkannya kuantitas dari printer di setiap Waskon, maka aktifitas kerja pegawai jadi tidak terhambat dan dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

43 c. Sebaiknya pengenaan tarif PPN dalam sistem yang sudah di golongan berdasarkan UU PPN dipersempit lagi penggolongannya agar meminimalisasikan terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh pegawai atau penulis yang mengimput data kedalam sistem tersebut.