Emira Dian Mayasari G g ck ree, k P ng K m ng
Ramalan Mengubah Hidup Gue! Puas Loe! Gue Ferdinand.. Dalam hidup ini, gue gak pernah percaya sama yang namanya PERAMAL! Coba, pake logika aja! Mana ada orang mampu melihat masa depanmu hanya dari sebuah kartu?! HALLOOOOO..! Gilanya lagi, jika ada yang berusaha mencari keuntungan dengan berkata dapat meramal masa depanmu caranya kirim saja sebuah sms dengan awalan kata REG. Bah! Seberapa pun canggihnya zaman digital dan komputerisasi, gue gak akan pernah percaya kalau sebuah sms bisa menentukan dan mengubah kehidupanmu.. seperti kata-kata manis iklan itu.. (NB: Sorry, gue gak akan cari perkara dengan menyebutkan merk iklannya. Hah!) Ada juga yang katanya bisa membaca masa depan dengan menerawang telapak tangan pasiennya. Kalau begitu sih, gue juga bisa!
Kalau telapak tangan loe KASAR, gue tinggal bilang.. Loe lebih baik kerja di air. Example: loe bisa cuci baju, cuci piring, ganti air kolam, siram tanaman. Intinya, loe bisa kog jadi pembantu.. Kalau telapak tangan loe HALUS (terutama cewek), gue tinggal bilang.. Umm. Bapak loe orang kaya, ya? Kog tau? Keliatan, sih. Mau gak loe, jadi pacar gue? It's simple, right? Dari penjelasan gue barusan, sekarang kalian tau kan? Betapa bencinya, gue sama yang namanya peramal! Saking bencinya gue sama peramal, gue sampai harus ditantang sama sahabat gue sendiri Jonathan namanya. Gue ditantang untuk berani diramal. Kebetulan lagi ada acara ekspo yang diselenggarakan oleh pihak kampus bekerja sama dengan para mahasiswa tiap jurusan dan masyarakat umum untuk menggalang suatu dana. Disana, setiap orang bisa mempertunjukkan keahliannya. Bukan hanya mahasiswa, masyarakat umum pun tertarik untuk berpartisipasi. Salah satunya, peramal yang diceritakan Jonathan ke gue
ini. Karena gue penasaran dan sekalian gue pengen membuktikkan ke Jonathan kalau apa yang selama ini menjadi pendapat gue itu benar, maka gue terima tantangan dari Jonathan. Kalau ramalan tentang gue benar.. Gue janji! Mulai dari saat itu, gue akan bilang gue percaya ramalan! Gue juga akan traktir Jonathan makan.. Tapi, kalau ramalan tentang gue meleset.. Gue janji! Gue akan bilang MAKAN TUH RAMALAN! Tepat di depan wajah Jonathan! Gue janji! GUE JANJIIIIII...! * Hari yang gue nanti pun tiba.. Gue dan Jonathan masuk ke dalam sebuah stand. Saat gue masuk, gue tanya sama Jonathan setengah berbisik.. Gak salah masuk, nih? Salah masuk gimana? Tanya Jonathan. Loe liat sendirikan, tulisan yang terpampang di depan stand? Peramal Jitu 2012! Jawab Jonathan, berusaha meyakinkan gue. Semua diluar dugaan, gue selalu berfikir peramal itu identik dengan wanita berbusana gipsy. Tapi, ini? Malah beda. Gue lihat diarah depan gue sekarang ada
lelaki separuh baya menggunakkan kemeja dan celana panjangnya berwarna hitam, duduk menunggu pasiennya seraya tersenyum. Lalu gue berbisik lagi ketelinga Jonathan.. Lelaki itu lebih mirip pesulap, ketimbang peramal Tan. Tapi dilihat dari kostumnya, menurut gue dia lebih cocok jadi model samphoo anti ketombe.. Ujar gue, melirik Jonathan. Sssttt..! Desis Jonathan ke arah gue. Selamat Datang! Seru lelaki sang peramal jitu. Selamat! Untuk hari ini, kalian telah berhasil menjadi pasien pertama! Saat kalian pulang nanti, saya akan memberimu satu buah piring cantik! Selamat! Si lelaki itu berkata-kata seraya merapikan taplak dimeja ramalannnya. Haeh? Gue bergumam dalam hati heran. lalu gue berbisik untuk kesekian kalinya ditelinga Jonathan.. Gue tarik kata-kata gue. Kali ini dia lebih mirip sales, ketimbang peramal.. Jonathan hanya tersenyum mendengar kata-kata gue. Tapi yang membuat gue sangat merasa sial hari ini adalah.. Gue menjadi pasien, PERTAMA! Hey, everybody! Dengarkan, sekali lagi! GUE ADALAH PASIEN PERTAMA!
PERTAMAAA..! Kalimat itu terus terngiang-ngiang ditelinga gue.. Apa kata duniaaaa..?! Gue yang dilahirkan dari keluarga yang tak pernah percaya akan RAMALAN! Gue yang dari kecil tak pernah mau DIRAMAL dan tak pernah percaya dengan PERAMAL! Hari ini berhasil menjadi PASIEN PERTAMA?! Bahkan dapat satu buah piring cantik pula! Hal terbodoh yang pernah terjadi dalam hidup gue! Rasanya gue sangat ingin malaikat maut segera mencabut nyawa gue, saat itu! Aarrrrgghhh..! Kemudian lelaki itu mempersilahkan kami untuk duduk. Kemudian dia bertanya.. Kalian mau diramal? Heh?! Memangnya ada maksud apa lagi kami datang kesini, jika tidak untuk itu! Peramal stress! Gue memaki peramal itu dalam hati, berharap si peramal itu tak punya keahlian untuk bisa membaca fikiran gue. Jika itu terjadi, habislah gue! Kemudian gue sangat lega, melihat lelaki itu tak merasakkan hal apapun dari perkataan yang baru saja gue ucapkan. Siapa yg harus saya ramal pertama kali, diantara kalian berdua?
Oh, hanya dia Pak.. Kata Jonathan seraya melirik gue. Kamu minta diramal, masalah apa? Uumm.. Gue masih mikir, gue mau tanya apa. Oh, ya. Siapa namamu wahai anak muda? Tanya peramal itu kembali. Mendengar kata-kata lelaki itu, gue rasanya ingin tertawa terbahak-bahak. Gue seperti kembali pada zaman Bung Karno dan Bung Hatta. Untung saja dia tak berkata wahai darah muda, gue mungkin akan langsung teringat wajah Bang Haji Roma. Ahah.. Ferdinand.. Gue jawab singkat, seraya menahan tawa. Nama lengkapmu, anak muda.. Pinta lelaki itu lagi. Mendengar itu, gue langsung menggerutu dalam hati.. Ini memangnya lagi ngapain sih? Kenapa meramal sekarang seperti lagi wawancara pembuatan e-ktp?! Kemudian gue ikuti apa yang dia minta. (terpaksa!) Ferdinand Angga Swara Jawab gue lantang. Saat gue sebutkan nama lengkap gue, si lelaki peramal itu terlihat sedikit agak kaget. Gue gak tau kenapa? Mungkin karena nama gue terlihat garang
kali! Dengan nama segagah ini, harusnya gue lebih cocok menjadi tentara! Kamu bawa kartu mahasiswa? Si peramal mulai bertanya hal yang tak penting lagi. Bawa, Pak.. Boleh saya lihat? Haeh? Untuk apa?! Gue heran. Gue semakin yakin, lelaki ini peramal gadungan yang hanya berniat promosi dan menjual piring cantiknya! Saya hanya ingin memastikan namamu dan ingin tau jurusanmu.. Lah? Apa hubungannya? Lagi-lagi gue hanya bisa menggerutu dalam hati. Beberapa menit kemudian.. Hmm, ya.. ya.. ya.. Ucap lelaki itu, setelah melihat identitas gue yang tercetak dikartu mahasiswa. Kenapa, Pak? Tanya gue penasaran. Saya tau, harus meramal apa untukmu.. Memangnya meramal apa? Masalah cinta.. Masalah cinta? Eh?! Tunggu! Gue emang lagi jatuh cinta sama Donna teman sekampus gue.. Gumam gue dalam hati.
Kamu sedang mengincar seorang wanita, kan? Tanya peramal itu lagi. Jiaaaaah.. Ciieeeee.. Ledek Jonathan ke arah gue. Kening gue berkerut. Kenapa lelaki ini tau masalah itu? Tapi, akan sangat gawat kalau seantero kampus tau jika gue jatuh cinta pada Donna. Tak akan gue biarkan hal itu terjadi. Jonathan tak boleh tau! Lalu dengan sangat hormat, gue meminta Jonathan untuk menunggu diluar stand. Jonathan menurut dengan apa yang gue minta seraya lagi-lagi berkata Ciieeeeee... Setelah Jonathan keluar.. Kamu sangat menginginkan dan mengejarngejar wanita ini kan? Heuh.. Gue menghela nafas, syukurlah Jonathan tak mendengar hal memalukan ini. Dalam hati gue menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh lelaki itu Tentu saja! Gue sudah lama menginginkannya.. Kamu pernah menyatakan cinta padanya, tapi kamu ditolak dan dia tak menghiraukanmu.. Sial! Dia juga tau hal itu. Dia tau kalau gue pernah ditolak Donna. Bah! Kamu menelponnya pagi, siang, sore dan malam. Tapi, telpon darimu tak pernah
diangkatnya, wanita itu selalu tak peduli dengan ulahmu. Kamu mau tau alasannya? Alasan? Kenapa, Pak? Apa alasannya? Entah kenapa, kali ini gue terpancing untuk tau hal itu. Sepertinya gue sudah hampir percaya jika peramal itu ADA! Sah! Gue bakal kalah taruhan! Kamu sungguh ingin tau alasannya? Tentu.. Jawabku singkat. Dia tak pernah mengangkat teleponmu, karena saya yang memintanya.. Haeh? Kali ini gue tak mengerti, peramal itu sedang berkata apa. Saya memintanya agar menjauh dari lelaki sepertimu.. Gue semakin bingung, peramal ini bicara apa? Kamu mengincar wanita bernama Donna, kan? Iy.. Iya, Pak.. Jawab gue terbata-bata. Donna adalah anak perempuan saya! Dia selalu menceritakan apapun tentang dirimu pada saya! Saya sangat marah mendengarnya! Seru lelaki itu, matanya melotot ke arah gue. Eh? Gue gak lagi mimpi, kan? Gue bertanya-tanya dalam hati. Gue langsung mencubit pipi kanan gue dan Aauuuuu..!
Terasa sakit! Sial! Itu artinya, gue gak lagi mimpi! Saya minta mulai detik ini, jauhi anak saya! Dan cepat pergi dari sini! teriak lelaki itu seraya melempar kartu mahasiswa gue. Tanpa banyak mikir, gue ambil kartu mahasiswa gue yang jatuh dilantai dan dengan sangat cepat gue langsung melangkah pergi keluar dari stand itu. Sedangkan Jonathan masih terlihat menunggu gue di depan stand. Gimana, Nand? Sekarang loe percayakan, kalau peramal itu ada.. Dengan penuh emosi, gue langsung bilang tepat di depan wajah Jonathan.. MAKAN TUH RAMALAN..! Gue melakukan itu, bukan karena ramalan tentang gue meleset! Tapi karena Jonathan berhasil membawa gue ke lokasi yang sangat tepat! Tepattepat meleset! Bah!