BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kantor yang memiliki konsep hemat energi berdasarkan pertimbangkan perekonomian saat ini, kebutuhan akan ruang kantor, dan isu-isu mengenai kelangkaan energi. Dengan berdasarkan pemikiran tersebut maka dibangunlah kantor yang berkonsep hemat energi dengan memperhatikan faktor OTTV. Pemilihan OTTV sebagai dasar penelitian didasarkan dari penilaian GBCI yang menyatakan bahwa penilaian mengenai konservasi energi adalah penilaian yang tertinggi poinnya. 5.1.1 Simpulan aspek lingkungan dan tapak Pencapaian menuju tapak, sirkulasi dalam tapak, dan zoning tapak yang didapat dari analisa tapak dan lingkungan adalah sebagai berikut: Gambar 50. Lokasi perencanaan di Jalan TB Simatupang Jakarta Selatan Sumber: Google Maps, diakses tanggal 5 Maret 2015 Secara umum tapak berada di kawasan yang didukung oleh beragam fasilitas yang mengelilinginya. Baik fasilitas yang dapat menunjang pengguna kantor dan penunjang akses untuk pencapaian ke lokasi. Selain itu tapak juga dilewati oleh beragam jenis kendaraan umum yang dapat memudahkan para karyawan yang bekerja di dalam kantor ini. 91
92 5.1.2 Simpulan Aspek Bangunan Analisa aspek bangunan menjelaskan mengenai tipe kantor sewa yang diterapkan. Selain itu juga menjelaskan antara hubungan desain bangunan dengan pergerakan matahari. Dengan mempertimbangkan peregerakan matahari maka akan menyebabkan desain yang terhubung dengan baik dengan lingkungannya. Sisi bangunan yang terus menerus tersorot matahari, maka akan menghasilkan nilai OTTV yang tinggi. Oleh karena itu untuk mengantasipasi untuk menurunkan nilai OTTV pada bangunan ini adalah mencari cara untuk mencegah matahari langsung mengenai sisi bangunan. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan selubung bangunan dan perlunya peninjauan kembali mengenai massa bangunan yang digunakan. Untuk penetapan sirkulasi di luar dan di dalam tapak adalah dengan meletakan pintu masuk pada bagian kiri bangunan dengan pertimbangan agar orang yang ingin masuk ke area tapak tidak lerlewat. Sementara untuk sirkulasi di dalam tapak, peletakan pintu masuk basement diletakan setelah pengendara kendaraan memutari bangunan. Hal ini untuk mencegah adanya penumpukan kendaraan di luar area tapak. Peletakan pintu keluar Basement diletakan dekat dengan pintu keluar untuk menghindari adanya penumpukan di lantai basement. 5.1.3 Simpulan Aspek Manusia Berdasarkan analisa aspek Manusia, penetapan luasan ruangan, kebutuhan parkir, kebutuhan jumlah lift, dan pembagian zonasi. Penetapan luasan ruangan berdasarkan studi literatur yang ada dipadukan dengan pengamatan di lapangan. Pembagian zona ruang berdasarkan pengguna ruang tersebut. Untuk ruang yang digunakan oleh semua orang termasuk pengunjung, maka dimasukan ke dalam zona punlik. Untuk area kerja maka dimasukan ke dalam zona privat. Untuk dapat menuju ke zona privat, diperlukannya sistem akses untuk mencegah orang yang tidak berkepentingan menuju ke ruangan tersebut.
93 Gambar 51. Skematik denah lantai 1 Dari hasil analisa yang dilakukan dapat dibuat skematik desain untuk lantai 1 dengan pembagian ruang seperti pada gambar 51 diatas. Dengan penempatan lobby pada entrance, sisi kiri dan kanan diisi dengan ruang tunggu, rapat, dan ritel. Sementara core diletakan panah area tengah bangunan. Untuk daerah service diletakan pada area belakang bangunan. Gambar 52. Skematik denah lantai 2 Dari hasil analisa yang dilakukan dapat dibuat skematik desain untuk lantai 2 dengan pembagian ruang seperti pada gambar 52 diatas. Dengan penempatan void tepat diatas lobby. Hal ini untuk menimbulkan kesan yang lapang bagi orang yang baru menginjakan kaki pada area lobby. Sisi kiri dan kanan diisi dengan ruang rapat. Sementara core yang menerus dari lantai bawah bangunann pada bagian tengah bangunan. Untuk daerah service diletakan pada area belakang bangunan.
94 Gambar 53. Skematik denah lantai tipikal Dari hasil analisa yang dilakukan dapat dibuat skematik desain untuk lantai tipikal dengan pembagian ruang seperti pada gambar 53 diatas. Sementara core yang menerus dari lantai bawah bangunann pada bagian tengah bangunan. Untuk daerah service diletakan pada area belakang bangunan. Penempatan ruang kerja diletakan mengelilingi core. 5.1.4 Simpulan Aspek Penghematan Energi Gambar 54. Hasil analisa bentukan massa bangunan Berdasarkan hasil analisa, bentukan massa bangunan seperti yang diperlihatkan gambar 54 dengan hasil radiasi matahari sebesar 41,219 W/m 2.
95 Gambar 55. Hasil analisa bentukan selubung bangunan Berdasarkan analisa bentukan selubung bangunan, didapatkan hasil bahwa bentukan tersebut adalah bentukan yang paling tepat untuk mengurangi radiasi matahari yang masuk ke dalam bangunan. Hal ini disebabkan karena bentukan tersebut memiliki luas bidang permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan luasan bentuk gubahan yang lainnya. Hal ini terlihat dari hasil analisis ecotect yang diperlihatkan seperti gambar 55 diatas bahwa panas yang mengenai permukaan bangunan hanya berada di bagian atas bangunan, sementara untuk bagian tengah dan bawah bangunan tidak terlalu terkena panas matahari langsung. Berbeda halnya dengan gubahan massa yang lainnya yang hampir seluruh permukaannya terkena panas matahari langsung. Zona Privat, area kerja Zona Semipublic dan public Zona publik, area parkir dan service Gambar 56. Hasil analisa bentukan bangunan
96 Berdasarkan dari hasil analisa, maka didapatkan bentukan bangunan seperti yang diperlihatkan oleh gambar 56. Dengan penempatan dan besaran ruang yang disesuaikan dari hasil analisa manusia yang menggunakan bangunan tersebut. Untuk lantai tipikal akan dilapisi oleh selubung bangunan dengan bentukan dan ukuran modul seperti pada inset yang digunakan untuk mengurangi niai OTTV. TOTAL OTTV Tabel 14. Hasil Perhitungan OTTV Partial OTTV Area of the envelope Thermal Transmittance EAST FACADE 11.01 2,858.80 31,475.06 NORTH FACADE 11.66 2,966.55 34,587.28 WEST FACADE 11.94 3,121.39 37,264.47 SOUTH FACADE 11.48 3,110.28 35,709.14 total 12,057.02 139,035.95 TOTAL OTTV = 139,035.95 Watt 12,057.02 m2 11.53 W/m2 OK Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan OTTV, seperti yang diperlihatkan oleh tabel 12 yang dapat menyimpulkan bahwa nilai OTTV bangunan 11,53 w/m 2. Angka ini sangatlah jauh dari standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui SNI03-6389-2000 yang menetapkan bahwa nilai OTTV maksimal adalah 45 w/m 2. Untuk perhitungan beban pendingin udara diperoleh perbandingan jumlah beban energi yang dibutuhkan oleh sistem pendingin udara untuk mencapai suhu optimal di dalam ruangan tanpa menggunakan shading diperlukan energi sebesar 1654,413 W, tetapi bila menggunakan shading energi yang diperlukan hanya sebesar 838,9721 W. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan selubung
97 bangunan, maka didapatkan hasil terjadi efisiensi daya sebesar 49% berdasarkan perhitungan beban pendingin tersebut. Berdasarkan hasil hipotesa yang dijabarkan pada bab 3, dapat dinyatakan bahwa hipotesa yang ditarik terbukti kebenerannya dari hasil analisa menggunakan software ecotect analysis. Terbukti bahwa dengan menggunakan selubung bangunan maka nilai OTTV semakin rendah. Dengan semakin rendahnya nilai OTTV, maka suhu di dalam ruangan menjadi semakin rendah. Dengan semakin rendahnya suhu di dalam ruangan sehingga mengurangi kerja dari sistem pendingin udara. Pemakaian listrik pada bangunan dapat dikurangi karena sistem pendingin udara yang bekerja tidak terlalu berat. 5.2 Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran untuk penelitian berikutnya, antara lain: Untuk pengembangan hasil penelitian berikutnya adalah mengadakan survey lapangan secara langsung untuk mengetahui keadaan eksisting kawasan dan sekitarnya, karena perlu dilihat seberapa potensial suatu lokasi. Dalam menganalisa penghematan bangunan dlakukan dengan software yang tepat sehingga hasil yang didapatkan dapat lebih akurat. Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam mengumpulkan data dan melakukan penelitian sehingga didapat hasil penelitian yang optimal. Fokus dalam memilih objek penelitian sehingga proses penelitian terarah dan hasil penelitian dapat berguna.