BAB I PENDAHULUAN. dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar,

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi.

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI... ii. PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... iii. PANDUAN TRANSLITERASI... iv. ABSTRAK...

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra

PEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3)

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9)

DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv

BAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna,

BAB I PENDAHULUAN. antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya. imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek

BAB I PENDAHULUAN. pendek, yaitu kisahan pendek kurang dari kata yang memberikan kesan

DAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...

DAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye

BAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya

Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x

TINJAUAN MASLAHAT TERHADAP DISPENSASI NIKAH MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA SEMARANG. SKRIPSI

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...

mura>bah}ah BNI Syariah Kantor Cabang Surabaya... 60

BAB I PENDAHULUAN. isi dan ungkapannya (KBBI, 2011:1001).Sastra adalah ungkapan pribadi manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. SAMPUL LUAR... i. SAMPUL DALAM... ii. ABSTRAK... iii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv. PERNYATAAN KEASLIAN... v. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

SEJARAH PENDAPAT FILOSOF TENTANG JIWA (Studi Pemikiran Aristoteles, Ibnu Sina, Sigmund Freud)

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya

IMPLEMENTASI DIALOG ANTAR AGAMA DI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SEMARANG

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981

BAB I PENDAHULUAN. (Goldman via Faruk, 1994:79). Sebagaimana juga disampaikan oleh Lukens

DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

PENANAMAN NILAI-NILAI AQIDAH PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL BANJARMASIN TIMUR

STRATEGI DAKWAH KULTURAL SUNAN KALIJAGA (DESKRIPTIF ANALISIS)

Daftar Tabel... Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia... Latar Belakang Masalah... Batasan Masalah Penelitian...

BAB III : DESKRIPSI SISTEM KERJA DAN PENGUPAAN PENCARI DONATUR PADA YAYASAN PESANTREN AL-QUR AN NURUL FALAH SURABAYA

DAFTAR ISI. i PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN...

PELAKSANAAN PEMBINAAN AKHLAK DI PANTI ASUHAN YATIM PUTERI AISYIYAH CABANG KOTTA BARAT MANAHAN BANJARSARI SURAKARTA TAHUN

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi

B. Apakah pengembangan sumber daya manusia dapat Memperbaiki, meningkatkan pengetahuan secara teori atau praktek dan pelatihan, serta promosi...

PENGESAHAN. Telah dimunaqasyahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang pada tanggal : Semarang, 22 januari 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang

Mas{lah{ah Pengertian Tas{arrauf al-ima>m Ala> Ra iyyatihi Manu>tun Bi al-

TESIS. Oleh : Dewi Amalia, S.Pd NIM :

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERNYATAAN KEASLIAN... ii. PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. PENGESAHAN... iv. ABSTRAK...v. PERSEMBAHAN...

BIMBINGAN PRANIKAH CALON PENGANTIN DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH (STUDI KASUS DI KUA BANJARMASIN UTARA DAN KUA BANJARMASIN TIMUR )

RIBA DAN BUNGA BANK PERSPEKTIF NEO-MODERNIS

PENDIDIKAN AQIDAH TERHADAP ANAK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN SURAT AL-BAQARAH 133

BAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik

Abstrak. Kata kunci: Kurs Rupiah, BI Rate, JII, LQ45.

PENERAPAN METODE EDUTAINMENT

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

PENDIDIKAN KECERDASAN SPIRITUAL DALAM AL-QUR AN SURAT AL-MUZZAMMIL AYAT 1-8 (Kajian Tafsir Tahlili)

AHMAD GAZALI NIM

PEMBELAJARAN ALQURAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN AMUNTAI (Studi Kritis Terhadap Proses dan Hasil Pembelajaran) Oleh HAJI HAMLI NIM

PERAN PEMUDA DALAM MEWUJUDKAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA (Studi Kasus Di Komunitas Lintas Iman Pondok Damai Kota Semarang)

ARAB-LATIN. A. KONSONAN TUNGGAL Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan. Bâ' B - ت. Tâ' T - ث. Jim J - ح. Khâ Kh - د. Dâl D - ذ. Râ' R - ز.

KONSTRUKSI HUKUM QARDHUL HASAN DALAM TEORI DAN PRAKTIK (Studi Kasus di BMT Berau Syariah Kalimantan Timur)

PEMBINAAN KARAKTER DALAM AJARAN JALAN TERABAS K.H. HAMIM TOHARI JAZULI (GUS MIEK) (Sebuah Analisis Pendidikan Karakter)

IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU TESIS

PRINSIP PENDIDIKAN RASULULLAH KEPADA ABDULLAH BIN UMMI MAKTUM DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN TUNANETRA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra menurut Teeuw (2003:135) merupakan sebuah struktur yang

TRANSLITERASI ARAB-LATIN SESUAI KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA.

PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN (TA ZIR) TERHADAP AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN AL-RIZQI BABAKAN LEBAKSIU TEGAL

DAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23

STRATEGI BANK BRISYARIAH CABANG BANJARMASIN DALAM MEMPEROLEH NASABAH PRODUK TABUNGAN HAJI

PENGARUH PENGASUHAN ORANG TUA TERHADAP KESADARAN RELIGIUS SISWA DI MTs. DARUN NAJAH NGEMPLAK KIDUL MARGOYOSO PATI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

KESELAMATAN PEMELUK AGAMA DALAM TAFSIR IBNU KATSIR DAN TAFSIR HAMKA (STUDI KOMPARATIF)

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN GADAI SAWAH DALAM MASYARAKAT DESA DADAPAYAM KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

( Word to PDF Converter - Unregistered )

DAKWAH ISLAM MELALUI PERGURUAN SENI BELA DIRI AL-WAAHID IAIN ANTASARI BANJARMASIN

IMPLEMENTASI NEED ASSESSMENT DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN DI SDIT AL FIRDAUS BANJARMASIN

بسى هللا انسح انسح ى

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DAN DRILL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS MATERI QOLQOLAH KELAS VIII SEMESTER I

PERNAPASAN PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM PERSPEKTIF SUFI HEALING DAN MEDITASI MAHASI SAYADAW. Oleh

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KISAH UMAR BIN KHATTAB

STUDI KORELASI ANTARA KEDISIPLINAN S{ALAT. KELAS VII MTs HIDAYATUS SYUBBAN KARANGROTO GENUK SEMARANG TAHUN 2017

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

RISALAH SAKRATUL MAUT KARYA ABDURRAUF ASSINGKILI; PENELITIAN FILOLOGIS ATAS NASKAH NEGARA

PENAFSIRAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG BIDADARI DALAM AL-QUR A<N (KAJIAN HERMENEUTIKA)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah Abrams (1981:55). Salah satu bentuk karya sastra adalah prosa. Prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi, teks naratif, atau wacana naratif. Karya fiksi menyaran pada suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh sehingga ia tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata (Nurgiyantoro, 2012:2). Fiksi pertama-tama menyaran pada prosa naratif, yang dalam hal ini adalah novel dan cerpen (Abrams, 1981:61). Poe (dalam Stanton, 2007:79) menyatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam. Kesusateraan Arab di masa modern ini berkembang sangat pesat. Banyak sekali sastrawan modern yang karya-karya sastranya mendunia. Salah satu sastrawan Arab adalah Iḥsān Abdu al-quddūs. Ia berhenti dari profesinya sebagai pengacara untuk mengabdikan dirinya dalam dunia sastra. Ia mulai menggoreskan pena sastranya sejak usia belasan, sebab ibunya adalah pendiri kantor majalah. Iḥsān Abdu al-quddūs banyak menghasilkan novel yang beberapa di antaranya 1

2 dijadikan drama, serial tv, dan film. Di antara karya yang berupa novel antara lain; an-naẓāratu as-saudā i, Anā Ḥirah, al-wisādah al-khāliyah, dan aṭ-tariq al- Masdūd. Salah satu karya Iḥsān Abdu al-quddūs adalah cerpen berjudul Iktisyāfu al-alūmuniūm dalam antologi Ulbatun min aṣ-ṣafīḥ. Cerpen tersebut menceritakan Jam ah ʻAbd aṣ -Ṣamad, seorang laki-laki yang telah sepuluh tahun meninggalkan desa untuk bekerja ke kota, dan kembali lagi ke desa untuk melamar seorang wanita, Bahiyyah. Ketika berbincang, Jamʻah mempertanyakan mengapa Bahiyyah menunda hari pernikahan. Bahiyyah menjawab karena tidak ada tembaga. Jamʻah tidak ingin ada tembaga dalam pernikahan mereka, ia ingin semua perabotannya dari alumunium. Bahiyyah tidak mengerti apa itu alumunium dan ia bersikeras ada tembaga dalam pernikahannya. Hal tersebut menjadi konflik antar keluarga Jam ah dan Bahiyyah. Pada suatu pagi, terjadi keributan antara kedua keluarga tersebut. Saat keributan terjadi, tiba-tiba terdengar bunyi tembakan. Tembakan itu mengenai Jam ah yang menyebabkannya tewas. Bahiyyah akhirnya menikah dengan laki-laki lain dengan bejana-bejana yang terbuat dari alumunium. Pada akhirnya seluruh penduduk desa mau menerima alat-alat rumah tangga yang terbuat dari alumunium. Cerpen ini belum dapat diketahui unsur-unsurnya secara tepat dan maknanya secara utuh dengan membaca secara sekilas. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembahasan terhadap unsur-unsur cerpen tersebut. Sebagai karya sastra, cerpen Iktisyāfu al-alūmuniūm memiliki sebuah struktur yang terdiri unsur-

3 unsur, maka untuk membongkar dan memaparkan unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen tersebut, akan digunakan teori struktural sebagai analisis. 1.2 Rumusan masalah Berdasarakan uraian dalam latar belakang di atas, maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apa saja unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen dan bagaimana keterkaitan antarunsur tersebut membangun cerpen secara keseluruhan dalam cerpen Iktisyāfu al-alūmuniūm karya Iḥsān Abdu al- Quddūs. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitan ini adalah untuk mengetahui unsur-unsur instrinsik yang membangun cerpen dan keterkaitan antarunsur yang ada di dalam cerpen Iktisyāfu al-alūmuniūm. 1.4 Tinjauan Pustaka Sejauh pengamatan penulis, beberapa karya Iḥsān Abdu al-quddūs yang telah dibahas, diantaranya, oleh Imam Turmudi (2013) dengan judul Cerpen Umruna Arba ah Sa āt Karya Iḥsan Abdu al-quddūs: Analisis Struktural. Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur-unsur instrinsik cerpen tersebut saling memiliki keterkaitan. Muhammad Zainul Anshori (2013) melakukan pengkajian struktural cerpen dalam skripsinya yang berjudul Analisis Struktural pada Cerpen Al-Wisādah Al-Khāliyah Karya Iḥsan Abdu al-quddūs. Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur-unsur intrinsic cerpen tersebut saling memiliki keterkaitan. Hartono (2013) juga melakukan pengkajian structural dalam skripsinya yang berjudul Allāhu Maḥabbah dalam al-qiṣah al-qaṣirah Dirasah Wa

4 Mukhtarat Karya Iḥsan Abdu al-quddūs: Analisis Struktural. Penelitian ini menyimpulkan bahwa unsur-unsur intrinsik dalam cerpen tersebut saling memiliki keterkaitan. Kumpulan cerpen Ulbatun Min aṣ-ṣafīḥ karya Iḥsān Abdu al-quddūs terdiri atas dua puluh cerpen. Cerpen Iktisyāfu al-alūmuniūm adalah cerpen ke delapan dalam antologi cerpen Ulbatun Min aṣ-ṣafīḥ. Sejauh pengetahuan penulis, penelitian terhadap cerpen Iktisyāfu al-alūmuniūm dalam antologi cerpen Ulbatun Min aṣ-ṣafīḥ karya Iḥsān Abdu al-quddūs ini pertama kali dilakukan di Jurusan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya UGM, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga, Jurusan Bahasa dan Sastra Arab Fakultas Agama Islam UAD baik dari segi linguistik maupun sastra. Oleh karena itu, penelitian terhadap cerpen Iktisyāf al-alūmuniūm layak dilakukan untuk menambah pengetahuan kesusateraan arab. 1.5 Landasan Teori Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011:1444) teori adalah asas dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Adapun menurut Endraswara (2013:3) teori sastra akan membantu analisis, interpretasi, dan penilaian yang tepat agar dapat mempertanggungjawabkan kepada masyarakat tentang arti pentingnya sebuah karya sastra. Penelitian ini menggunakan teori struktural. Teori struktural adalah suatu disiplin ilmu yang tidak hanya menjumlah unsur-unsurnya melainkan keterkaitan dan keterjalinan antarunsur akan membentuk keseluruhan makna (Teeuw, 1984:112-113).

5 Struktur karya sastra menyaran pada pengertian hubungan antar unsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling menentukan, dan saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh (Nurgiyantoro, 2012:36). Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, dan semenditel dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984:135). Stanton (2007:22-71) membedakan unsur pembangun sebuah karya sastra ke dalam tiga bagian: fakta cerita, tema, dan sarana cerita. Fakta cerita terdiri dari karakter, alur, dan latar. Sarana cerita terdiri judul, sudut pandang, gaya bahasa, simbolisme, dan ironi. Setelah unsur-unsur, fakta-fakta cerita, tema, dan sarana cerita terungkap, maka akan dicari keterkaitan antarunsur tersebut dalam membangun cerpen secara keseluruhan. 1.6 Metode Penelitian Objek material penelitian ini adalah cerpen Iktisyāfu al-alūmuniūm dalam antologi cerpen Ulbatun Min aṣ-ṣafīḥ karya Iḥsān Abdu al-quddūs. Adapun objek formalnya adalah unsur-unsur intrinsik pembangun cerpen. Metode penelitian sastra adalah cara yang dipilih oleh peneliti dengan mempertimbangkan bentuk, isi, dan sifat sastra sebagai subyek kajian. (Endraswara, 2013:8). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis struktural. Analisis struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, dan semenditel dan semendalam mungkin

6 keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersamasama menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984:135). Analisis struktural dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan. (Nurgiyantoro, 2012:37). Berdasarkan pendapat tersebut, cerpen mulai diidentifikasi serta dideskripsikan unsur-unsurnya, yaitu karakter, alur, latar, tema, judul, sudut pandang, dan simbolisme. Setiap unsur tersebut dijelaskan fungsinya untuk melihat hubungan antarunsurnya sehingga dapat membentuk makna yang padu. Berdasarkan metode di atas, langkah-langkah untuk meneliti cerpen ini adalah pertama mengumpulkan data. Data dikumpulkan dengan cara dicatat di dalam kartu data. Data-data tersebut berupa kalimat-kalimat dalam cerpen untuk diklasifikasikan sesuai kategori unsur-unsur intrinsiknya. Kedua, menganalisis data dengan menentukan fungsi tiap unsur instrinsik dari cerpen ini, yaitu fakta cerita berupa karakter, alur, dan latar, kemudian tema, serta sarana cerita berupa judul, sudut pandang, dan simbolisme. Ketiga, mentransliterasikan data-data berupa kalimat-kalimat bahasa Arab menjadi huruf latin. Keempat, menerjemahkan datadata berupa kalimat-kalimat bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia. Setelah unsurunsur tersebut didapatkan, kemudian menentukan hubungan antarunsur tersebut untuk mengetahui keutuhan makna. Langkah terakhir adalah penyajian hasil analisis data, yaitu berupa pelaporan dalam bentuk tertulis.

7 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah Bab I berisi pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi Arab- Latin. Bab II berisi biografi pengarang dan sinopsis cerpen Iktisyāfu al- Alūmuniūm, Bab III berisi analisis struktural cerpen Iktisyāfu al-alūmuniūm dan hubungan antarunsur dalam cerpen tersebut, dan Bab IV berisi kesimpulan dan diakhiri dengan daftar pustaka. 1.8 Pedoman Transliterasi Transliterasi maknanya adalah mengalihaksarakan tulisan dari satu aksara ke aksara lain; misalnya dari aksara Arab ke aksara Latin. Dengan adanya transliterasi, sebuah bahasa dapat lebih dipahami kaidah penelitian dan pelafalan aksaranya. Berikut peneliti sajikan transliterasi huruf Arab/Hijaiyyah ke huruf Latin, sesuai dengan kaidah yang disusun dalam Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/u/1987, tanggal 22 Januari 1988.

8 1. Konsonan Konsonan Arab ا Huruf Latin Tidak dilambangkan Konsonan Arab ض Huruf Latin ṭ ط b ب ẓ ظ t ت ʻ ع s ث g غ j ج f ف ḥ ح q ق kh خ k ك d د l ل ż ذ m م r ر n ن z ز w و s س h ه sy ش ء ṣ ص ي ḍ y 2. Vokal Vokal tunggal Vokal rangkap Vokal panjang Arab Latin Arab Latin Arab Latin ـ a... ي ai ـ i... و au ـ... و u ـ ā ī ū Contoh: ʻqāla ق ال ʻkaifaʻ, ك ي ف, ʻkatabaʻك ت ب

9 3. Ta Marbuṭah Ada dua macam transliterasi ta marbuṭah,(ة) yakni ta marbuṭah hidup dan tā marbuṭah mati. Ta marbkṭah hidup (yang mendapatkan harakat fatḥah, kasrah, atau ḍammah) ditransliterasikan dengan /t/. Contoh: ر و ض ة الا ط ف ا ل rauḍatu al-aṭfāl. Ta marbuṭah mati atau dibaca waqaf ditransliterasikan dengan /ḥ/. Contoh: ر و ض ة الا ط ف ا ل rauḍah al-aṭfāl 4. Syaddah (Tasydid) Syaddah yang dalam bahasa arab dilambangkan _ ditransliterasikan dengan huruf yang sama dengan huruf yang mendapatkan syaddah. Contoh: ر ب ن ا rabbanā 5. Kata Sandang Transliterasi kata sandang (ال) dibedakan menjadi dua, yakni kata sandang yang diikuti huruf syamsyiyah dan kata sandang yang diikuti huruf qomariyyah. ت, ث, د, ذ, ر, ز, س, ش ص ض, ط, ظ ( syamsiyah Kata sandang yang diikuti huruf diganti dengan huruf ل ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf (ل, ن yang sama dengan huruf yang berhubungan langsung dengan kata sandang. Contoh: an-nisa النساء Kata sandang yang diikuti huruf qomariyyah أ, ب, ج, ح, خ, ع, غ, ف, ق, al- ditransliterasikan sesuai dengan hurufnya, misalnya: contoh: ك, م, و, ه, ي الق لم qalamu 6. Hamzah Dinyatakan pada transliterasi konsonan bahwa hamzah ditransliterasi dengan apostrop. Transliterasi seperti itu hanya berlaku untuk hamzah yang berada

10 di tengah kata dan di akhir kata. Adapun hamzah yang berada di awal kata tidak dilambangkan. Contoh: تا خذون ta khużūna', شيء syai un, إن inna 7. Penulisan Kata Pada dasarnya setiap kata baik ism, fiʻl, maupun ḥarf ditulis terpisah. Hanya beberapa kata yang penulisannya dirangkaiakan, transliterasinya dirangkaikan. Contoh: وإن االله اهو خير الر ازقين Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīna atau Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīna 8. Huruf Kapital Meskipun di dalam bahasa Arab tidak ada huruf kapital dalam transliterasi ini digunakan huruf kapital sesuai dengan pedoman EYD. Contoh: وما محمد إلا رسول Wa mā Muhammadun illā rasūl