BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam
|
|
- Hendra Kusuma
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang berada dalam peradaban manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia tidak dapat ditolak, bahkan kehadiran tersebut diterima sebagai salah satu realitas sosial budaya. Hingga saat ini, sastra tidak hanya dinilai sebagai karya seni yang memiliki budi, imajinasi, dan emosi, tetapi lebih dianggap sebagai suatu karya kreatif yang dimanfaatkan sebagai konsumsi intelektual, di samping konsumsi emosi (Semi, 1993:1). Wujud dari sastra adalah karya sastra. Karya sastra menurut kaum Strukturalis adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya (Nurgiyantoro, 2010:36). Unsur-unsur yang membangun sebuah karya sastra membentuk struktur karya sastra. Struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, gambaran semua bahan, dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah (Abrams, dalam Nurgiyantoro, 2010:36). Fungsi dan tujuan karya sastra bersifat menyenangkan dan bermanfaat atau yang disebut dulce et utile yang merupakan dua sifat yang hingga kini tetap menjadi tolok ukur sastra (Teeuw, 2003:7-8). Menurut Sumardjo dan Saini (1994:17-18) sastra digolongkan menjadi dua jenis penggolongan, yaitu sastra imajinatif dan sastra non-imajinatif. Sastra imajinatif terbagi menjadi tiga bagian, yaitu prosa, puisi, dan drama. Sastra non- 1
2 2 imajinatif terbagi menjadi delapan bagian, yaitu esai, kritik, biografi, otobiografi, sejarah, memoir, catatan harian, dan surat-surat. Menurut Farhud (1981:122) jenis sastra Arab terbagi dalam an-naṡr prosa, asy-syi r puisi, dan ad-darāmā drama. Menurut Nurgiyantoro (2010:2) prosa dalam pengertian kesastraan juga disebut fiksi. Istilah fiksi dapat berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Sementara itu Sumardjo dan Saini (1994:18) mengatakan bahwa salah satu hasil dari cerita rekaan atau cerita khayalan adalah cerita pendek. Cerpen adalah cerita yang panjangnya kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap, padat, lengkap, ada kesatuan, mengandung satu efek, dan selesai (Santosa, 2010:2-3). Menurut Stanton (2007:88) cerpen memiliki efek mikrokosmis karena mampu mengungkap satu makna yang demikian besar melalui sepotong kejadian saja. Menurut Abidin (1987: ) cerpen mulai berkembang di Arab di salah satu negara yang memiliki peradaban adiluhung di sepanjang sejarah, yaitu Mesir, pada sekitar abad ke-19. Pada awal mulanya, cerpen yang berkembang adalah cerpen terjemahan dari bahasa Perancis. Cerpen-cerpen tersebut diterbitkan sebagai salah satu kolom dalam sebuah majalah. Adapun tema-temanya adalah seputar hubungan antara laki-laki dan perempuan serta penyelesaian problemproblem keluarga. Cerpen terjemahan tersebut terus-menerus mengalami perkembangan sampai setelah perang dunia pertama, kemudian mulai menemukan bentuk barunya. Orang pertama yang mempelopori cerpen di Mesir adalah Maḥmud Taimūr. Dalam karyanya, khususnya dalam bidang cerpen, Maḥmud Taimūr banyak mengangkat tentang realita kehidupan masyarakat dengan segala
3 3 problematika, dan mampu melihat masalah-masalah sosial, serta lebih condong pada masyarakat kalangan bawah. Di samping itu, cerpen tersebut juga tetap menjaga unsur-unsur seni yang ada di dalamnya. Di antara cerpennya adalah cerpen Qublatun Marhūnatun dalam antologi Kullu Āmin wa Antum bi Khairin wa Qaṣaṣun Ukhrā. Cerpen ini menceritakan realitas kehidupan dalam masyarakat Arab secara umum yang memperlihatkan konflik dan masalah sosial di dalamnya, yaitu tentang tokoh Gadis yang memiliki impian menggebu untuk berciuman dengan tokoh Dokter yang pernah merawatnya di rumah sakit. Pada saat yang sama, tokoh Pemuda yaitu adik sepupu laki-lakinya, meminta tokoh Gadis untuk memberinya sebuah ciuman. Akhirnya, tokoh Gadis memberi tokoh Pemuda sebuah janji, yaitu akan menciumnya setelah impian tokoh Gadis terwujud. Akan tetapi, tokoh Pemuda tidak mengetahui impian tokoh Gadis. Impian tokoh Gadis terwujud di depan mata tokoh Pemuda, tanpa tokoh Gadis sadari bahwa tokoh Pemuda telah menyaksikannya. Tokoh Gadis memamerkan kepada tokoh Pemuda bahwa impiannya telah terwujud, kemudian berkata kepada tokoh Pemuda bahwa ia akan menepati janji kepadanya karena impiannya telah terwujud, tetapi tokoh Pemuda menolaknya. Cerpen Qublatun Marhūnatun dalam antalogi Kullu Āmin wa Antum bi Khairin wa Qaṣaṣun Ukhrā merupakan karya sastra yang memiliki sebuah struktur yang terdiri atas unsur-unsur. Untuk memahami cerita dalam cerpen ini dengan baik diperlukan analisis struktural sebagai sebuah langkah untuk menganalisis dan memahami penggalan unsur-unsur dan keterkaitan antarunsur
4 4 tersebut. Sebagaimana dikatakan oleh Teeuw (1984:120) bahwa analisis struktural merupakan analisis prioritas sebelum dilanjutkan analisis lainnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah unsur-unsur intrinsik cerpen Qublatun Marhūnatun dalam antologi Kullu Āmin wa Antum bi Khairin wa Qaṣaṣun Ukhrā, serta keterkaitan antarunsur. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan unsur-unsur intrinsik cerpen Qublatun Marhūnatun dalam antologi Kullu Āmin wa Antum bi Khairin wa Qaṣaṣun Ukhrā karya Maḥmūd Taimūr dan keterkaitan antarunsur-unsur. 1.4 Tinjauan Pustaka Sejauh pengamatan peneliti, penelitian mengenai cerita pendek Qublatun Marhūnatun dalam antologi Kullu Āmin wa Antum bi Khairin wa Qaṣaṣun Ukhrā karya Maḥmūd Taimūr ini belum pernah dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada dengan teori apapun. Akan tetapi, telah banyak mahasiswa di Jurusan Sastra Asia Barat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada yang meneliti cerpen dalam antologi Kullu Āmin wa Antum bi Khairin wa Qaṣaṣun Ukhrā karya Maḥmūd Taimūr. Di antaranya ialah cerpen Ṣirā fī Aẓ-ẓalām dalam antologi cerpen Kullu Āmin wa Antum bi Khairin wa Qaṣaṣun Ukhrā (2009) oleh Nurcahyo Dwi Haryanto, Waraqatun-Nasīb dalam antologi cerpen Kullu Āmin wa Antum bi Khairin wa Qaṣaṣun Ukhrā (2009) oleh Wahid Burhanudin, Majnūn dalam
5 5 antologi cerpen Kullu Āmin wa Antum bi Khairin wa Qaṣaṣun Ukhrā (2009) oleh Isna Saufiyatil. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian yang sebelumnya, yaitu pada objek penelitiannya. Dengan demikian, penelitian Analisis Struktural Cerpen Qublatun Marhūnatun dalam antologi Kullu Āmin wa Antum bi Khairin wa Qaṣaṣun Ukhrā karya Maḥmūd Taimūr layak untuk dilakukan. 1.5 Landasan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural. Menurut Teeuw (1984:135) teori struktural adalah teori yang memandang karya sastra sebagai sebuah struktur yang bulat dan utuh. Sebagai suatu struktur, unsurunsurnya dapat dibongkar dan dipaparkan secermat dan semendalam mungkin, dan dapat dicari keterkaitan antarunsurnya, yang dapat menghasilkan makna secara menyeluruh. Teori struktural bertujuan untuk memaparkan sedetail mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra secara bersama yang kemudian menghasilkan sebuah keseluruhan, yang dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 2010:37). Tiga unsur pembangun sebuah fiksi adalah fakta cerita (facts) yang berupa tokoh dan penokohan, alur, serta latar, kemudian tema (theme), dan sarana-sarana sastra (literature devices) yang meliputi judul, dan sudut pandang (Stanton, 2007:20). Selain itu, dalam analisis ini juga dicari keterkaitan antarunsurnya. Nurgiyantoro (2010:36) mengatakan bahwa analisis struktural dapat dipandang
6 6 sebagai sebuah pendekatan kesastraan yang menekankan pada kajian hubungan antarunsur pembangun karya yang bersangkutan. Fakta cerita merupakan hal-hal yang akan diceritakan di dalam sebuah karya fiksi. Tokoh dan penokohan, alur, dan latar merupakan fakta-fakta cerita. Elemen-elemen ini berfungsi sebagai catatan kegiatan imajinatif dari sebuah cerita. Jika dirangkum menjadi satu, semua elemen ini dinamakan struktur faktual atau tingkatan faktual cerita (Stanton, 2007:22). Karakter adalah individu-individu dan penokohan adalah karakter yang muncul dalam cerita. Karakter dipakai dalam dua konteks. Konteks pertama, karakter mengacu pada individu-individu yang muncul dalam cerita. Konteks kedua, karakter mengacu pada percampuran dari berbagai kepentingan, emosi, dan prinsip moral dari individu-individu yang mengacu pada watak atau penokohan (Stanton, 2007:33). Menurut Stanton (2007:26-28) alur merupakan rangkaian peristiwaperistiwa dalam sebuah cerita. Alur dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Akan tetapi, Stanton tidak menjelaskan secara terperinci. Untuk mengetahui urutan peristiwa itu akan digunakan konsep lain yang mendukung konsep Stanton, yaitu Tasrif (dalam Nurgiyantoro, 2010: ) yang membedakan tahapan alur menjadi lima bagian, yaitu tahap pertama, penyituasian ialah pembukaan cerita, pemberian informasi awal berfungsi untuk melandastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya. Tahap kedua, pemuculan konflik, yaitu ketika masalah dan peristiwa-peristiwa yang menyulut terjadinya konflik mulai dimunculkan. Tahap ketiga, peningkatan konflik, yakni
7 7 dalam tahap ini konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya semakin berkembang. Tahap keempat, klimaks ialah pertentangan pertentangan yang dilakui para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak. Tahap kelima adalah tahap penyelesaian yang dalam tahap ini ketegangan dikendorkan dan cerita diakhiri. Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa- peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 2007:35). Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu pertama latar tempat adalah latar yang menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Kedua latar waktu adalah latar yang berhubungan dengan masalah kapan terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Ketiga latar sosial adalah latar yang menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi (Nurgiyantoro, 2010:227). Akan tetapi, cerita yang diteliti dalam cerpen ini menggambarkan latar yang terbatas sehingga latar yang akan diteliti dalam penelitian cerpen ini hanya latar tempat dan latar waktu. Tema adalah makna yang dapat merangkum semua elemen dalam cerita dengan cara yang paling sederhana. Cara yang paling efektif mengenali tema sebuah karya adalah dengan mengamati secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya. Setiap aspek cerita turut mendukung kehadiran tema. Oleh karena itu, pengamatan harus dilakukan pada semua hal seperti peristiwa-peristiwa, karakter-
8 8 karakter, atau bahkan objek-objek yang sekilas tampak tidak relevan dengan alur utama (Stanton, 2007:41-43). Sarana sastra dapat diartikan sebagaimana metode pengarang memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola bermakna. Judul dan sudut pandang merupakan sarana-sarana sastra. Metode semacam ini perlu karena dengannya, pembaca dapat melihat berbagai fakta melalui kacamata pengarang, memahami apa maksud fakta-fakta tersebut sehingga pengalaman dapat dibagi (Stanton, 2007:46-47). Judul selalu relevan terhadap karya sastra yang diampunya sehingga keduanya membentuk satu kesatuan ketika judul mengacu pada tokoh utama, latar, dan tema (Stanton, 2007:51). Sudut pandang adalah posisi pusat kesadaran tempat kita dapat memahami sesuatu (Stanton, 2007:53). Keterkaitan antarunsur merupakan keterkaitan yang membuktikan bahwa setiap unsur intrinsik dalam cerita saling berkaitan dan tidak berdiri sendiri. Analisis struktural tersusun dari unsur-unsur, unsur-unsur tersebut berbentuk satu kesatuan yang utuh, dalam sebuah cerpen unsur-unsur tersebut berupa tokoh dan penokohan, latar, kemudian sarana sastra. Tokoh memainkan sebuah cerita menggunakan latar dengan sarana-sarana sastra. Hal ini ditujukan untuk menyimpulkan tema. 1.6 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode struktural, yaitu membongkar dan memaparkan secara cermat, teliti, detail, dan semendalam
9 9 mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua unsur, dan aspek karya sastra yang menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984:135). Cerpen ini akan diidentifikasi dan dideskripsikan unsur-unsur intristiknya yang terdiri atas fakta cerita, tema, dan sarana sastra. Fakta cerita yang akan dideskripsikan terdiri atas karakter, alur, dan latar, sedangkan sarana sastra yang akan dideskripsikan terdiri atas sudut judul dan pandang pengarang. Selain itu juga akan dideskripsikan hubungan antarunsur-unsur tersebut. Dalam penulisan argumen suatu ungkapan pada penelitian ini akan dituliskan beberapa kali, hal itu dilakukan untuk menghindari hilangnya nuansa cerita. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini akan disajikan dalam empat bab. Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi Arab-Latin. Bab II mencakup biografi Maḥmūd Taimūr dan sinopsis cerpen Qublatun Marhūnatun. Bab III memuat analisis strukural yang meliputi tema, fakta cerita (tokoh dan penokohan, alur, latar), dan sarana sastra (judul dan sudut pandang) serta keterkaitan antarunsur yang terdapat dalam cerpen Qublatun Marhūnatun. Bab IV menjelaskan kesimpulan. 1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin Transliterasi huruf Arab-Latin yang digunakan dalam penelitian ini dikutip dari buku pedoman transliterasi Arab-Latin yang diterbitkan berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no: 158 Th 1987 dan no: 0543b/U/1987.
10 10 1. Konsonan Fonem kosonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini, sebagian dilambangkan dengan huruf, sebagian dengan tanda, dan sebagian dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab dan trasliterasinya dengan huruf latin.
11 11 Huruf Nama Huruf Latin Nama Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan Ba B Be Ta T Te Sa ṡ Es (dengan titik di atas) Jim J Je A ḥ Ha (Dengan titik di bawah) Kha Kh Ka dan Ha Dal D De Zal Ż Zet (dengan titik di atas) Ra R Er Zai Z Zet Sin S Es Syin Sy Es dn Ye Sad ṣ Es (dengan titik di bawah) Ad ḍ De (dengan titik di bawah) Ta ṭ Te (dengan titik di bawah) Za ẓ Zet (dengan titik di bawah) Ain Koma terbalik di atas Gain G Ge Fa F Ef Qaf Q Ki Kaf K Ka Lam L El Mim M Em Nun N En Wau W We Ha H Ha Hamzah ` Apostrof (koma di atas) Ya Y Ye
12 12 2. Vokal Vokal bahasa Arab seperti vokal Indonesia. Vokal terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya adalah: Tanda Nama Huruf Latin Nama _ Fatḥah a A Kasrah i I Ḍammah u U Contoh: = kataba = żukira Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya sebagai berikut. Tanda dan Huruf Nama Gabungan Huruf Nama Fatḥah dan Ya Ai a dan i Fatḥah dan Wau Au a dan u Contoh: = kaifa = qaulun 3. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Harakat dan huruf Nama Huruf dan Tanda Nama fatḥah dan alif atau ya ā a dengan garis atas
13 13 Kasrah dan ya ī i dengan garis atas ḍammah dan wau ū u dengan garis atas Contoh: = qāla = qīla = yaqūlu 4. Ta Marbūṭah Transliterasi ta marbūtah ada dua, ta marbūtah hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah, atau ḍammah transliterasinya adalah /t/ dan marbūtah mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya adalah /h/. Apabila ada kata yang berakhir dengan ta marbūtah dikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata tersebut terpisah maka ta marbūtah tersebut ditransliterasikan /h/. contoh: -rauḍah al-aṭfāl - al-madīnah al-munawwarah - ṭalḥah 5. Syaddah Syaddah atau tasydid dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda syaddah atau tasydid. Dalam transliterasinya, tanda syaddah itu dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut. Contoh: rabbanā al-ḥajju
14 14 6. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf al. Kata sandang tersebut dalam transliterasi dibedakan menjadi kata sandang yang diikuti huruf syamsiyah dan huruf qamariyah. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya yaitu /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut. Contoh: ar-rajulu asy-syamsu Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai dengan bunyinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan tanda simpang (-). Contoh: al-qalamu al-kitābu 7. Hamzah Hamzah yang ditransliterasikan dengan apostrof hanya berlaku untuk hamzah yang terletak di tengah dan belakang. Hamzah yang terletak di depan tidak dilambangkan dengan koma di atas karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh: syai un inna
15 15 8. Penulisan Kata Pada dasarnya, setiap kata, baik fi il, isim, maupun harf, ditulis terpisah. Bagi kata-kata tertentu yag penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini, penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan dua penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya. Contoh: Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn 9. Huruf Kapital Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīna Meskipun dalam sistem tulisan Arab, huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini, huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti yang berlaku dalam EYD, di antaranya adalah huruf kapital digunakan untuk menulis huruf awal, nama diri, dan permulaan kalimat. Jika nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Islam
PENGARUH TINGKAT RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BMT BERINGHARJO (PERIODE 2010-2014) The Influence to the Level of Musharaka Financing Risk towards BMT Beringharjo Level of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab
Lebih terperinciTRANSLITERASI ARAB LATIN.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii NOTA DINAS... iv MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciDAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... SURAT PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBNG... PENGESAHAN... MOTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... MOTTO... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI... DAFTAR TRANSLITERASI... SURAT PERNYATAAN
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi adalah pengalihan tulisan dari satu bahasa ke dalam tulisan bahasa lain. Dalam skripsi ini transliterasi yang dimaksud adalah pengalihan tulisan bahasa Arab
Lebih terperinciDAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... REKOMENDASI PEMBIMBING... NOTA DINAS... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... ABSTRACT... DAFTAR ISI...
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN 1. Konsonan tunggal Huruf Arab Nama Huruf latin Keterangan alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan Ba b be Ta t te sa s es (dengan dengsn titik diatas ) Jim j je Ha
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI
PEDOMAN TRANSLITERASI Pedoman Transliterasi Arab Latin yang merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GRAFIK... xiv
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... MOTTO... ABSTRAK... i ii iii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. PENGESAHAN...iii. PERSEMBAHAN... iv. MOTTO... v. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI...
PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN...iii PERSEMBAHAN... iv MOTTO... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TRANSLITERASI... xii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman BAB II STUDI TOKOH. A. Pengertian Studi Tokoh B. Profil Tokoh... 30
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TRANSLITERASI...
Lebih terperinciDAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TRANSLITERASI...
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciDAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... i. PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR TRANSLITERASI... x
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TRANSLITERASI... x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN. Alif - - Jim J Je ح. Dal D De Żal Ż Zet dengan titik di atas. Sin S Es. Syin Sy Es dan ye
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah mengalihaksarakan suatu tulisan ke dalam aksara lain. Misalnya, dari aksara Arab ke aksara Latin. Berikut ini adalah Surat keputusan Bersama Menteri
Lebih terperinciDAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI..
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar
Lebih terperinciDAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI..
DAFTAR ISI SAMPUL DALAM PERNYATAAN KEASLIAN.... MOTTO.. PERSETUJUAN PEMBIMBING.... PENGESAHAN.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. DAFTAR TRANSLITRASI.. i ii iii iv v vi viii ix xii BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam karya sastra merupakan masalah-masalah yang ada di. lingkungan kehidupan pengarangnya sebagai anggota masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra (novel, cerpen, dan puisi) adalah karya imajinatif, fiksional, dan ungkapan ekspresi pengarang dan perpaduan antara imajinasi pengarang dengan kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv ABSTRAK... v PERSEMBAHAN... vi MOTTO... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1990: 11). Selain kata sastra, dalam KBBI juga ada kata susastra (tambah awalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan segala sesuatu yang tertulis atau tercetak dan merupakan karya imajinatif. Selain itu, sastra juga merupakan karya imajinatif yang dipandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kumpulan isyarat yang digunakan oleh orang-orang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan. Bahasa juga digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra dalam bahasa Arab disebut dengan Adab. Menurut para linguistik Arab klasik (Al-Badr, 1970:2), kata adab berarti az}-z}arfu pandai dan cantik, sedangkan menurut
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Pedoman Translitrasi... Abstraks...
x DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Halaman Judul.. ii Halaman Pernyataan Keaslian.. iii Halaman Persembahan. iv Halaman Persetujuan Pembimbing... v Halaman Pengesahan... vi Halaman Motto... vii Halaman Kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah objek manusiawi, fakta kemanusiaan, atau fakta kultural, sebab merupakan hasil ciptaan manusia (Faruk, 2012:77). Lukens (2003:9) mengemukakan bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan produk yang dihasilkan oleh manusia. Sebagai salah satu produk dari budaya manusia, sastra menghadirkan berbagai realita sosial, gambaran budaya, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghayati pengalaman hidup manusia sewajarnya. Memahami sebuah karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan cermin kehidupan manusia. Sebagai cermin kehidupan manusia, karya sastra mampu membuat pembaca membayangkan dan menghayati pengalaman hidup manusia
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI. Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini
PEDOMAN TRANSLITERASI Penulisan Transliterasi Arab-latin dalam penyusunan Tesis ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi jiwa pengarang dalam mengilustrasikan kehidupan imajinatifnya (Wellek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Dalam proses kreatif tersebut sastrawan menghasilkan karya sastra. Karya sastra merupakan wujud ekspresi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN KATA PENGANTAR... HALAMAN DAFTAR
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA) DI PT. DANAREKSA SURABAYA SKRIPSI IZZA RISDIANA NIM : C
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANAREKSA REPO SAHAM (DARSA) DI PT. DANAREKSA SURABAYA SKRIPSI Oleh : IZZA RISDIANA NIM : C04302034 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS SYARIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra menurut Teeuw (2003:135) merupakan sebuah struktur yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra menurut Wellek dan Werren (1990:11) merupakan segala sesuatu yang tertulis atau tercetak dan merupakan karya imajinatif dan dipandang lebih luas pengertiannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas, dan menuntut pembaca yang khas pula. Lukens (via Nurgiyantoro, 2010 b:3)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti dikatakan Quinn (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah tulisan yang khas, dengan pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi dengan cara yang khas, dan
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
PENANAMAN NILAI-NILAI AKHLAK DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA DAN BUDI PEKERTI (Implementasi Kurikulum 2013 di SMPN 1 Kaliwungu Kudus Tahun Ajaran 2013/ 2014) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. BAB II PERILAKU KONSUMEN PADA PERUSAHAAN JASA A. Pemasaran Pengertian Pemasaran... 23
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENGESAHAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cermin dari sebuah realitas kehidupan sosial masyarakat. Sebuah karya sastra yang baik memiliki sifat-sifat yang abadi dengan memuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. subjek penelitian, objek penelitian, dan sarana atau peralatan penelitian (Ratna,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kerangka penelitian ilmu humaniora, lebih khusus dalam penelitian sastra terdapat tiga poin penting yang harus diperhatikan.ketiga point tersebut adalah subjek
Lebih terperinciBAB II : KAJIAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Nota Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar...viii Abstrak....
Lebih terperinciPROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA
PROSES PENYADARAN DARI ANAK NAKAL MENJADI ANAK SHALIH DI PANTI ASUHAN ISLAM IBADAH BUNDA YOGYAKARTA SKRIPSI Oleh: Jemmy Ardian NPM: 20130720054 FAKULTAS AGAMA ISLAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks, sehingga antara unsur-unsur struktur ada koherensi atau pertautan erat (Pradopo, 2013:141-142). Jenis-jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur yang bersistem, yang antar unsurnya terjadi hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bahasa Arab, sastra disebut adab. Istilah adab mempunyai arti lain selain sastra yakni etika, sopan santun, tata cara, filologi, kemanusiaan, kultur, dan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan rangkaian kata-kata yang mengandung makna yang indah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan rangkaian kata-kata yang mengandung makna yang indah dalam mengekspresikan kehidupan manusia. Sejalan dengan hal tersebut beberapa pakar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyempurnakannya. Hasil kreasi yang orisinil tersebut adalah karya sastra.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellek dan Warren (1995:3) berpendapat bahwa sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni dan bukan penciptaan ulang dari karya sastra sebelumnya. Sementara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan fenomena yang memiliki struktur terkait satu sama lain (Endraswara, 2003:49). Menurut Junus, (1990:1) sastra adalah bentuk. Sastra mewakili
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendek, yaitu kisahan pendek kurang dari kata yang memberikan kesan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra. Pengertian cerpen menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah akronim dari cerita pendek, yaitu kisahan pendek
Lebih terperinciTRANSLITERASI. Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin
TRANSLITERASI 1. Konsonan Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin Huruf arab Nama Huruf latin Nama Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan Ba b be Ta t te Ṡa ṡ es (dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra, menurut Wellek dan Warren (1993:3), adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni dengan menggunakan medium bahasa. Sastra merujuk pada karya seni lisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wellek dan Austin Warren (1989:3,11) berpendapat bahwa yang dikatakan sastra adalah suatu kegiatan kreatif sebuah karya seni. Sastra merupakan segala sesuatu yang tertulis
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN JUDUL.... ii PERSEMBAHAN... iii HALAMAN MOTTO... iv LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI... v LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastra menjadikannya berbeda dengan karya tulis lainnya, hal ini seperti yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu kegiatan kreatif yang diciptakan oleh manusia, sastra juga dianggap sebagai sebuah karya seni yang di dalamnya mengandung unsur keindahan. Wellek
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG) SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas
Lebih terperinciKONSEP MANUSIA MENURUT PLATO
KONSEP MANUSIA MENURUT PLATO (Relevansinya Dengan Ajaran Islam) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata Satu (S-1) Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Aqidah dan
Lebih terperinciSKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gela Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi
PERBEDAAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI ORGANISASI DAN MAHASISWA YANG TIDAK MENGIKUTI ORGANISASI (Studi Kasus Organisasi Intra Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang) SKRIPSI
Lebih terperinciPEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA
PEMIKIRAN POLITIK ISLAM MENURUT AHMAD HASSAN DALAM PERSPEKTIF POLITIK ISLAM INDONESIA SKRIPSI Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Untuk Memenuhi Salah Satu Persayaratan Dalam Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan sarana cerita. Fakta cerita meliputi tokoh dan penokohan, alur, dan latar,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona
Lebih terperinciHUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI OLEH M. FIKRI TIRTA
HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN BANGUNAN MASJID MENURUT PENDAPAT MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB HANBALI SKRIPSI OLEH M. FIKRI TIRTA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016 M / 1437 H HUKUM MENJUAL RERUNTUHAN
Lebih terperinciHalaman Motto... v Halaman Persembahan... vi
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Nota Dinas... iii Halaman Pengesahan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Abstraks... vii Kata Pengantar... viii Daftar Isi... x Daftar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Quinn mengatakan (via Sarumpaet, 2010:1) sastra adalah Tulisan yang khas, dengan pemanfaatan kata yang khas, tulisan yang beroperasi dengan cara yang khas, dan menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010: ), sedangkan bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sistem tanda yang mempunyai makna yang mempergunakan medium bahasa (Pradopo, 2010:120-121), sedangkan bahasa merupakan sistem tanda yang
Lebih terperinciABSTRAK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pendidikan anak usia 0-10 tahun dalam
ABSTRAK Dwi Lis Setianingrum, NIM : 112468, Stain Kudus, Tarbiyah, Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan judul Pola Pendidikan Anak dalam Islam Menurut Syaikh Jamal Abdurrahman dalam Terjemahan Kitab Athfaalul
Lebih terperinciS K R I P S I. Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Fakultas Syariah Jurusan Siyasah Jinayah SURABAYA
PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SURABAYA NO 33/PID.B/2008/PN.SBYTENTANG PENCABULAN DALAM PERSPEKTIF UU NO 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN HUKUM PIDANA ISLAM S K R I P S I Diajukan kepada Institut
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN TULISAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Husin NIM : 12.0252.0966 Tempat/Tgl. Lahir : Amuntai, 19 Juli 1981 Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan dengan sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, struktur karya sastra
Lebih terperinciPERNYATAAN KEASLIAN. Yang bertanda tangan di bawah ini saya: : Novianti AsiyahNingrum Solikha. : Mekanisme Fundraising Dana Zakat, Infaq Dan
PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama NIM Fakultas/Jurusan Judul Skripsi : Novianti AsiyahNingrum Solikha : C34210157 : Syariah/ Ekonomi Syari'ah : Mekanisme Fundraising Dana
Lebih terperinciNILAI RELIGIUS DALAM SURAT LUQMAN AYAT DAN KAITANNYA DENGAN AYAT LAIN AHMAD SYAHPUTRA TARIGAN
NILAI RELIGIUS DALAM SURAT LUQMAN AYAT 13-19 DAN KAITANNYA DENGAN AYAT LAIN SKRIPSI SARJANA O L E H AHMAD SYAHPUTRA TARIGAN 04070402 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA ARAB
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Goldman via Faruk, 1994:79). Sebagaimana juga disampaikan oleh Lukens
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinatif yang memberikan hiburan yang menyenangkan sekaligus memberikan pengalaman batin bagi pembacanya (Goldman via Faruk, 1994:79).
Lebih terperinciAPLIKASI PEMBIAYAAN AKAD QARD} DAN JUAL BELI DI BMT AMANAH INSANI SURABAYA
APLIKASI PEMBIAYAAN AKAD QARD} DAN JUAL BELI DI BMT AMANAH INSANI SURABAYA SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Lebih terperinciMETODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF
METODE REHABILITASI NON-MEDIS DI RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA H. MUSTAJAB PURBALINGGA DALAM PANDANGAN TASAWUF SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin
Lebih terperinciMAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT
MAKNA TRADISI SEDEKAH BUMI DAN LAUT (Studi Kasus di Desa Betahwalang Kecamatan Bonang Kabupaten Demak) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata Satu (S-1)
Lebih terperinci2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal Dimensi Komunikasi Interpersonal C. Komitmen Organisasi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN... PERSEMBAHAN... NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENGESAHAN TESIS... MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN... ii PERSEMBAHAN... iii NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN TESIS... v MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR...
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK...... الملخص i ii iii iv v vi vii viii ABSTRCT... ix PEDOMAN TRANSLITERASI...
Lebih terperinciRODIAH SALEH
DESKRIPSI BAHASA ARAB DIALEK MESIR SKRIPSI SARJANA D I S U S U N OLEH: RODIAH SALEH 040704026 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA JURUSAN SASTRA ARAB MEDAN 2008 KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulilah
Lebih terperinci( Word to PDF Converter - Unregistered )
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN Transliterasi adalah pengalihhurufan dari abjad yang satu ke abjad lainnya. Yang dimaksud dengan transliterasi Arab-Latin dalam pedoman ini adalah penyalinan huruf-huruf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya. imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre yang lainnya. Prosa merupakan salah satu jenis karya sastra yang bersifat imajinatif,
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 158 Tahun1987 Nomor : 0543b/U/1987 TRANSLITERASI ARAB-LATIN Pendahuluan
Lebih terperinciDAFTAR ISI... Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN... i SURAT PERNYATAAN... PENGESAHAN... ABSTRAKSI... PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xviii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciMINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE)
MINAT PEDAGANG DI DESA CEMPAKA MULIA BARAT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNTUK MEMBELI MESIN EDC(ELECTRONIC DATA CAPTURE) SKRIPSI OLEH SOLIHIN HANAVI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016
Lebih terperinciPENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF PADA BIDANG USAHA MIKRO SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM
PENGELOLAAN ZAKAT PRODUKTIF PADA BIDANG USAHA MIKRO SEBAGAI UPAYA PENGENTASAN KEMISKINAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada Badan Amil Zakat Nasional di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur) TESIS
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN DAFTAR GAMBAR... PEDOMAN TRANSLITERASI... ABSTRAK INDONESIA... ABSTRAK ARAB...
DAFTAR ISI HALAM AN J UDUL...... i HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN... v HALAMAN MOTTO....... vi HALAMAN KATA PENGANTAR......
Lebih terperinciWARNA DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK)
WARNA DALAM AL-QUR AN (KAJIAN TEMATIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits (TH) Oleh : Fadliyah NIM: 094211010
Lebih terperinciPENAFSIRAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG BIDADARI DALAM AL-QUR A<N (KAJIAN HERMENEUTIKA)
PENAFSIRAN AMINA WADUD MUHSIN TENTANG BIDADARI DALAM AL-QUR A
Lebih terperinciPERSEPSI KARYAWAN PT. BANK BNI SYARIAH DAN PT. BANK BRI SYARIAH TERHADAP MUTU MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN
PERSEPSI KARYAWAN PT. BANK BNI SYARIAH DAN PT. BANK BRI SYARIAH TERHADAP MUTU MAHASISWA PERBANKAN SYARIAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Untuk Memenuhi
Lebih terperinciSTUDI ANALISIS KONSEP MUNÂSABAH ANTAR AYAT
STUDI ANALISIS KONSEP MUNÂSABAH ANTAR AYAT DAN SURAT MENURUT NAṢR ḤÂMID ABÛ ZAYD SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Dalam Ilmu Ushuluddin
Lebih terperinciTRANSLITERASI. Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin. Huruf arab Nama Huruf latin Nama
TRANSLITERASI 1. Konsonan Dibawah in daftar huruf arab dan transliterasinya dangan huruf latin Huruf arab Nama Huruf latin Nama Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ب Ba b be ت Ta t te ث Ṡa ṡ es
Lebih terperinciPEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 158 Tahun1987 Nomor : 0543b/U/1987 TRANSLITERASI ARAB-LATIN Pendahuluan
Lebih terperinciANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI
ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP POLA KERJASAMA PEMBUATAN BATU BATA DI DESA GEMEKAN MOJOKERTO SKRIPSI Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciPERSEPSI ANGGOTA JEMAAH TABLIG BANJARMASIN TERHADAP PERBANKAN SYARIAH
PERSEPSI ANGGOTA JEMAAH TABLIG BANJARMASIN TERHADAP PERBANKAN SYARIAH OLEH: RINDY HELMIANSYAH NIM: 1001160272 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
Lebih terperinciPERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA
PERAN PIMPINAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA ORGANISASI DI SMK ROUDLOTUL MUBTADIIN BALEKAMBANG KECAMATAN NALUMSARI KABUPATEN JEPARA TESIS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo dan Saini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan
Lebih terperinciPRAKTIK DISTRIBUSI ZAKAT UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) KORPORASI DAN INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BANJARMASIN
PRAKTIK DISTRIBUSI ZAKAT UNIT PENGUMPUL ZAKAT (UPZ) KORPORASI DAN INSTANSI PEMERINTAH DI KOTA BANJARMASIN By OLEH NOVI NOOR FAJARIYANI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN 2016M/1437 H PRAKTIK
Lebih terperinciHalaman Motto... v Halaman Persembahan... vi
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Pengesahan... iii Nota Dinas... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Abstraks... vii Kata Pengantar... viii Daftar Isi... x Daftar
Lebih terperinciIMPLEMENTASI DIALOG ANTAR AGAMA DI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SEMARANG
IMPLEMENTASI DIALOG ANTAR AGAMA DI FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA (FKUB) KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Perbandingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi manusia. Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi umat manusia merupakan alat penggabung akal budi, perasaan, maupun untuk menjalin kerja sama yang sangat penting (Sudaryanto,
Lebih terperinciSANITASI LINGKUNGAN DALAM AL-QUR AN
SANITASI LINGKUNGAN DALAM AL-QUR AN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S.1) Dalam Ilmu Ushuluddin Jurusan Tafsir Hadits Oleh : ANDRA ISNAINI NIM : 094211006
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pernyataan... Halaman Persembahan... Halaman Persetujuan Pembimbing... Halaman Pengesahan... Halaman Motto...
ix DAFTAR ISI Halaman Judul... i Halaman Pernyataan... ii Halaman Persembahan... iii Halaman Persetujuan Pembimbing.... iv Halaman Pengesahan..... v Halaman Motto.... vi Halaman Kata Pengantar.... vii
Lebih terperinciUPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
i UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA PELAJARAN AKHLAK DI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi
Lebih terperinciKESELAMATAN PEMELUK AGAMA DALAM TAFSIR IBNU KATSIR DAN TAFSIR HAMKA (STUDI KOMPARATIF)
KESELAMATAN PEMELUK AGAMA DALAM TAFSIR IBNU KATSIR DAN TAFSIR HAMKA (STUDI KOMPARATIF) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Ushuluddin dan Humaniora
Lebih terperinci