Volume 10 Nomor 2 September 2013

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN TABANAN

Volume 11 Nomor 2 September 2014

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

PENGARUH JUMLAH BIRO PERJALANAN WISATA DAN KURS DOLLAR AMERIKA TERHADAP KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI PROVINSI BALI

PENGARUH INFLASI DAN PRODUK NASIONAL BRUTO TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan suatu bentuk perwujudan pendelegasian. wewenang dan tanggung jawab dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah

DAFTAR ISI. 1.2 Rumusan Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian...

KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH SERTA KONTRIBUSINYA TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

Volume 11 Nomor 1 Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan dalam penyelenggaraan suatu negara hal ini untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demografi mempelajari jumlah, persebaran, teritorial dan komposisi penduduk

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALOPO A.TENDRI ESSE IRHAM, SAMSUL BACHRI, M. HALIM ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia yang berada di masing masing Provinsi dengan

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi yang terjadi pada bidang politik mulai merambah pada bidang

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu komponen dari penelitian adalah menggunakan metode yang

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM (DAU), PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengelola sumber daya ekonomi daerah yang berdaya guna dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di dalam peraturan perundang-undangan telah

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN PENGARUH BELANJA DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI. Oleh: N U R D I N Dosen STIE Muhammadiyah Jambi ABSTRAK

PENGARUH DESENTRALISASI BPHTB TERHADAP PENERIMAAN DAERAH KABUPATEN BADUNG. Komang Yogi Wirasatya Made Yenni Latrini

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam era globalisasi dan

KONTRIBUSI PAJAK HIBURAN TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA PALOPO RAHMAD SOLLING HAMID, SAHAR ABSTRAK

PENGARUH NILAI EKSPOR DAN GROSS DOMESTIK PRODUK (GDP) TERHADAP NILAI TUKAR RUPIAH DI INDONESIA

PENGARUH RETRIBUSI PARKIR TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN SIDOARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

Oleh : Drs. Yonathan Palinggi,MM Peneliti adalah Dosen Fakultas Ekonomi dan Ketua Program Studi Pasca Sarjana Manajemen Administrasi Publik Unikarta

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA BAGI HASIL TERHADAP BELANJA DAERAH (Studi Kasus pada Pemerintah Kota Bandung )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. bertumpu pada penerimaan asli daerah. Kemandirian pembangunan baik di tingkat

Disusun Oleh. Bambang Ali Nurdin PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SILIWANGI ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. daerahnya sendiri dipertegas dengan lahirnya undang-undang otonomi daerah yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang berlangsung

I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Timur dan 7,12 hingga 8,48 Lintang Selatan. Sedangkan luas Provinsi

BAB III METODE PENELITIAN. Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. yaitu karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada hakekatnya merupakan suatu proses kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

PENGARUH BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan suatu proses yang berkesinambungan yang

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan wujud partisipasi dari masyarakat dalam. pembangunan nasional. Pajak merupakan salah satu pendapatan

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. fenomena dari era reformasi yang sangat menarik untuk dikaji oleh berbagai kalangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Otonomi daerah merupakan kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH UMUR, JUMLAH TANGGUNGAN DAN JAM KERJA TERHADAP PENDAPATAN TENAGA KERJA PENGRAJIN DI KECAMATAN KEDIRI

I. PENDAHULUAN. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap daerah adalah bertujuan

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) KOPERASI DI KABUPATEN BADUNG

: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang meliputi seluruh kehidupan manusia, bangsa dan negara, untuk. Pembangunan nasional bertujuan mewujudkan masyarakat adil makmur

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dikelola dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

I. PENDAHULUAN. pembangunan secara keseluruhan dimana masing-masing daerah memiliki

III. METODE PENELITIAN. menggunakan alat uji statistik berupa uji beda maka variabel yang digunakan

I. PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi

KETERKAITAN PENERIMAAN DAERAH DAN PDRB PROPINSI JAMBI (PENDEKATAN SIMULTAN)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan hipotesa. Jenis penelitian ini adalah penelitian sebab akibat

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap daerah di Indonesia, terutama Kabupaten dan Kota sebagai unit pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah sudah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi ini menandakan pemerataan pembangunan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan kemandirian. Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 Pasal 1 Angka 5 memberikan

BAB I PENDAHULUAN. No.22 tahun 1999 dan Undang-undang No.25 tahun 1999 yang. No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa dekade pola sentralisasi dianut oleh Bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional pada dasarnya dilaksanakan di daerah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. maupun di sektor swasta, hanya fungsinya berlainan (Soemitro, 1990).

EFEKTIVITAS PAJAK RESTORAN UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA PEMERINTAH DAERAH KOTA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. landasan hukum dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang. menjadi UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dapat menetepkan berbagai jenis sumber penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia memasuki babak baru pengelolaan pemerintahan dari sistem

Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki peran yang cukup signifikan dalam menentukan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era reformasi memberikan kesempatan untuk melakukan perubahan pada

Transkripsi:

Volume 0 Nomor September 03 ISSN 06-8537 9 7 7 0 6 8 5 3 7 0 Hal. 79-54 Tabanan September 03 Kampus : Jl. Wagimin No.8 Kediri - Tabanan - Bali 87 Telp./Fax. : (036) 93605

ANALISIS PENGARUH PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH TERHADAP PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN TABANAN PERIODE TAHUN 005-0 I DEWA GEDE RASTANA Fakultas Ekonomi Universitas Tabanan ABSTRAK Pendapatan suatu negara merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran yang dicapai oleh suatu negara, dan didalam meningkatkan pendapatan suatu Negara diperlukan laju pertumbuhan ekonomi yang mantap dan dinamis. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang merupakan indikator kerja terhadap pembangunan nasional dan ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pembangunan yang terus menerus dan berkesinambungan sudah tentu diperlukan dana yang jumlahnya sangat besar. Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber keuangan daerah yang harus digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Kabupaten Tabanan didalam era otonomi daerah ini mulai memacu diri untuk menggali potensi-potensi dalam bidang ekonomi khususnya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah, maka atas upaya tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan untuk digunakan dalam pembiayaan pembangunan yang sedang dan yang akan dilaksanakan. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, sudah tentu harus didukung oleh dana yang memadai dan berdasarkan kenyataan yang ada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tabanan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan dana untuk membiayai pembangunan sangat besar. Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan adalah pembangunan disegala bidang kehidupan yaitu pembangunan yang lebih menyentuh kepentingan masyarakat baik pembangunan fisik maupun non fisik, yang pada nantinya dapat memberikan arah dan landasan yang kuat untuk tahapan-tahapan pembangunan dimasa-masa yang akan datang. Berdasarkan dari hasil pembahasan, maka dapat diketahui bahwa Pajak Daerah mempunyai pengaruh nyata (signifikan) secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan periode 005-0, karena t hitung (9,499) lebih besar dari t tabel (,3) atau signifikansinya lebih kecil dari pada 5 %. Penerimaan Retribusi Daerah juga mempunyai pengaruh nyata yang signifikan secara parsial terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan periode 005-0, karena -t hitung (-3,056) lebih kecil dari -t tabel (-,3) atau signifikansinya lebih kecil dari 5 %. Pajak Daerah dan Penerimaan Retribusi Daerah secara serempak atau bersama-sama mempunyai pengaruh nyata (signifikan) terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan periode 005-0, karena F hitung (97,595) lebih besar dari F tabel (9,) atau signifikansinya lebih kecil dari 5 %. Sedangkan besarnya pengaruh kedua variabel bebas yaitu pajak daerah dan penerimaan retribusi daerah tersebut dapat dilihat dengan nilai sebesar koefisien determinasinya (R ) = 0,980. Kata Kunci: Pajak, Retribusi daerah, PAD PENDAHULUAN Dalam ketetapan MPR No. IV/MPR/999, tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dinyatakan bahwa pada hahekatnya telah ditetapkan kebijaksanaan pembangunan yang merupakan satusatunya alat yang dapat memberikan arah dan strategi dalam pembangunan dan perjuangan negara dan bangsa. Sebagaimana dimaksud dalam ketetapan GBHN adalah untuk memberikan arah penyelnggaraan negara, dengan tujuan mewujudkan kehidupan yang demokratis, berkeadilan social, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hokum dalam tatanan masyarakat dan negara yang beradab, berahlak, mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera dalam kurun waktu jangka panjang. Untuk mewujudkan maksud dan tujuan pembangunan tersebut, usaha-usaha seperti perbaikan kehidupan dan kemajuan seluruh bangsa di segala bidang selalu dihadapkan pada permasalahan yaitu mengumpulkan dana atau menggali sumber-sumber pendapatan negara guna menunjang kelangsungan roda pemerintahan dan pembangunan. Pendapatan suatu negara merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran yang dicapai oleh suatu negara, dan didalam Majalah Ilmiah Untab, Vol. 0 No. September 03

meningkatkan pendapatan suatu Negara diperlukan laju pertumbuhan ekonomi yang mantap dan dinamis. Untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Indonesia pemerintah telah berusaha untuk meningkatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang merupakan indikator kerja terhadap pembangunan nasional dan ini menunjukkan bahwa dalam melaksanakan p e m b a n g u n a n y a n g t e r u s m e n e r u s d a n berkesinambungan sudah tentu diperlukan dana yang jumlahnya sangat besar. Dan untuk memperoleh dana pembangunan yang sangat besar tersebut penerimaan negara/pemerintah masih didominasi dari penerimaan sektor migas (minyak dan gas bumi) yang walaupun pada tahun belakangan ini, cendrung mulai menurun dan sudah tentu pula pemerintah berupaya mencari alternatif lain, yaitu penerimaan atau pendapatan negara yang bersumber dari sektor non migas seperti penerimaan sektor pajak dan non pajak. Berdasarkan Undang-Undang Nomor : Tahun 999, tentang Pemerintahan Daerah serta dalam rangka memberikan pelayanan dan mewujudkan pelaksanaan pembangunan daerah, maka dibentuk suatu daerah otonom. Daerah otonom selanjutnya merupakan kesatuan masyarakat hukum dengan batas daerah tertentu, berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Dengan demikian otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Seperti halnya pembangunan nasional, dalam melaksanakan pembangunan di daerah, masalah dana/pembiayaan pembangunan memegang peranan yang sangat penting, dengan demikian penerimaan/pendapatan asli daerah merupakan unsur yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Sesuai arah dan kebijaksanaan pembangunan nasional yang dilaksanakan, maka tidak terlepas kaitannya dengan pelaksanaan pembangunan daerah, dimana pembangunan daerah yang dilaksanakan hendaknya dapat berjalan bersama-sama dalam ruang lingkup pembangunan nasional, dan sesuai dengan asas negara kesatuan dimana daerah adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembiayaan pembangunan daerah, khususnya pembangunan untuk daerah Kabupaten Tabanan sebagian besar masih didominasi adanya dana bantuan dari pemerintah yang lebih tinggi, baik bantuan dari pemerintah pusat, maupun dari pemerintah provinsi yang berupa dana alokasi umum, dana alokasi khusus ataupun dana-dana untuk kegiatan proyek-proyek pembangunan dan lain-lain. Mengingat kemampuan negara/pemerintah pusat adalah sangat terbatas untuk membiayai pembangunan di seluruh tanah air, dimana tidak sebanding antara dana yang tersedia dengan kebutuhan akan besarnya dana untuk pembiayaan pembangunan dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, maka setiap daerah diwajibkan untuk menggali sumber-sumber pendapatan daerah sendiri dengan mengoptimalkan semua sumber dan potensi yang ada. Kabupaten Tabanan didalam era otonomi daerah ini mulai memacu diri untuk menggali potensipotensi dalam bidang ekonomi khususnya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah, maka atas upaya tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan untuk digunakan dalam pembiayaan pembangunan yang sedang dan yang akan dilaksanakan. Pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan adalah pembangunan disegala bidang kehidupan yaitu pembangunan yang lebih menyentuh kepentingan masyarakat baik pembangunan fisik maupun non fisik, yang pada nantinya dapat memberikan arah dan landasan yang kuat untuk tahapan-tahapan pembangunan dimasamasa yang akan datang. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, sudah tentu harus didukung oleh dana yang memadai dan berdasarkan kenyataan yang ada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Tabanan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan dana untuk membiayai pembangunan sangat besar. Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan sumber keuangan daerah yang harus digali dari dalam wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka penulis mencoba untuk menganalisis dan menyikapi perencanaan pembangunan ekonomi yang bersumber dari berbagai subyek-subyek sumber pendapatan yaitu yang berupa penerimaan pajak daerah, penerimaan retribusi daerah, penerimaan laba usaha daerah dan sumber penerimaan lain yang sah. Untuk mengetahui gambaran target dan realisasi penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Tabanan, periode 005 0, seperti Tabel dibawah ini : Tabel : I Dewa Gede Rastana, Analisis Pengaruh Pajak Daerah... 3

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Tabanan periode Tahun 005 0 ( dalam ribuan ) Target dan Realisasi Penerimaan Retribusi Daerah Kabupaten Tabanan periode Tahun 005 0 ( dalam ribuan ) Sumber : Dinas Pendapatan/Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan, Tahun 0 Dari Tabel, diatas terlihat bahwa tahun 005 terjadi peningkatan capaian realisasi penerimaan pajak daerah yang melebihi dari target yang ditentukan yaitu peningkatan sebesar Rp. 9.64.70,00 Juta atau capaian sebesar 0,50 %. Pada tahun 006 terjadi peningkatan realisasi penerimaan pajak daerah sebesar Rp. 94.533.60,00 juta yang juga melebihi dari target yang ditentukan pada tahun 006 atau capaian sebesar 08,33 %. Peningkatan realisasi penerimaan pajak daerah yang cukup besar terjadi pada tahun 007 yaitu antara target dan realisasi sebesar Rp..85.49.50,00 atau capaian sebesar 3,49 %, sedangkan pada tahun berikutnya antara target dan realisasi penerimaan pajak pajak daerah cendrung terjadi kenaikan yang relatif kecil. Pada tahun 009 antara target dan realisasi terjadi kenaikan sebesar Rp. 307.980.770,00 atau capaiannya sebesar 04,9 %. Pada tahun 00 antara target dan realisasi terjadi kenaikan sebasar Rp..56.965,86 atau capaiannya sebesar 06,84 %. Sedangkan pada tahun 0 antara target dan realisasi terjadi kenaikan sebesar Rp. 3.80.74,65 atau capaiannya sebesar 3,8 %. Sebagai gambaran untuk mengetahui target dan realisasi penerimaan Retribusi Daerah, Kabupaten Tabanan periode tahun 005 009 dapat dilihat pada Tabel. dibawah ini : Sumber : Dinas Pendapatan/Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan, Tahun 0 Dari Tabel, diatas target dan realisasi penerimaan retribusi daerah mengalami peningkatan yang bervariasi, dimana ada kecendrungan mengalami kenaikan yang relatif rendah. Pada tahun 005 antara target dan realisasi mengalami peningkatan sebesar Rp. 4.487.350,00 juta atau % capaian sebesar 00,58 %. Sedangkan pada tahun 006 dan 007 mengalami penurunan dari target dan realisasi masingmasing sebesar Rp. 57.740.090,00 juta dan Rp. 95.748.50, 00 juta atau % capaian hanya sebesar 97,95 % dan 98,85 %. Sedangkan tahun 008 dan tahun 009 capaian realisasi cukup besar yaitu masing-masing sebesar Rp. 8.853.90,00 juta dan Rp. 783.33.000,00 juta atau capaian naik masingmasing sebesar 03,00 % dan 5,74 %. Pada tahun 00 dan tahun 0 antara target dan realisasi penerimaan retribusi daerah terjadi penurunan masing-masing sebesar Rp..090.584,8 dan sebesar Rp...58,76 atau terjadi perubahan penurunan masing-masing sebesar 88,78 % dan 94,4 %. Tabel 3 : Target dan Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode Tahun 005 0 ( dalam ribuan ) Tabel : Sumber : Dinas Pendapatan/Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan, Tahun 0 Dari Tabel 3, diatas menunjukkan bahwa 4 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 0 No. Maret 03

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan setiap tahunnya cendrung mengalami peningkatan. Pada tahun 005 pendapatan asli daerah Kabupaten Tabanan dari target yang ditentukan mengalami peningkatan sebesar Rp. 594.874.990,- atau naik sebesar 0,43 %. Pada tahun 007 dan tahun 008 peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan yang cukup besar dari target yang telah ditentukan, yaitu masing-masing mengalami peningkatan sebesar Rp..073.4.970,- pada tahun 007, dan sebesar Rp. 3.407.653.650,- pada tahun 008, atau naik masing-masing sebesar 04,57 % pada tahun 007 dan 06,67 % pada tahun 008. Sedangkan pada tahun 009 peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah Kabupaten Tabanan mengalami peningkatan cukup besar dari target yang ditentukan yaitu sebesar Rp. 7.650.909.070,- atau naik sebesar 87,50 %. Pada tahun 00 dan tahun 0 antara target dan realisasi penerimaan PAD terjadi peningkatan yang relatif sama yaitu masing-masing sebesar Rp. 8..44,73 dan Rp. 9.79.970,76 atau kenaikan perubahan masing-masing sebesar 07,5 % dan 07,40 %. Peningkatan perolehan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan ini merupakan cermin kerja keras dalam mengupayakan dan meningkatkan perolehan dari sumber-sumber pendapatan yang merupakan sumber pembiayaan dalam pelaksanaan pembangunan yang sedang dan akan dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Tabanan. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang d a p a t dikemukakan adalah sebagai berikut :. Apakah ada pengaruh antara penerimaan pajak daerah dan Retribusi Daerah secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tabanan periode tahun 005 0.. Apakah ada pengaruh antara penerimaan pajak daerah, dan penerimaan retribusi daerah secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tabanan periode tahun 005 0. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN Tujuan Penelitian :. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penerimaan pajak daerah secara parsial terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tabanan periode tahun 005 0.. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penerimaan rertibusi daerah secara parsial terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tabanan periode tahun 005 0. 3. Untuk mengetahui penerimaan pajak daerah, dan retribusi daerah secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tabanan periode tahun 005 0. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitan ini adalah :. Bagi Pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi/masukan dalam mengetahui dan mengelola sumber-sumber penerimaan pendapatan asli daerah serta bagaimana menggunakannya yang tentunnya sesuai arah pembangunan dan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Daerah.. Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut serta bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam pembahasan yang lebih intensif mengenai Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. HIPOTESIS DAN METODE PENELITIAN Hipotesis Bertitik tolak dari latar belakang dan pokok permasalahan tersebut diatas, maka dapat diajukan suatu hipotesis yang merupakan dugaan sementara atas permasalahan tersebut, sebagai berikut :. Diduga bahwa penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah mempunyai pengaruh nyata secara parsial terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 005 0.. Diduga bahwa penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah, mempunyai pengaruh nyata secara bersama-sama terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 005 0. Metodelogi Penelitian. Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tabanan pada instansi pemerintah Kabupaten Tabanan yaitu pada Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan.. Sumber Data Data-data yang dikumpulkan adalah dengan mempergunakan data sekunder yaitu data yang didapat dari laporan pada Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan. Jenis data I Dewa Gede Rastana, Analisis Pengaruh Pajak Daerah... 5

yang dikumpulkan dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Data kualitatif Data yang tidak berupa angka-angka yang tidak dapat dihitung dimana data ini dianalisis dengan mempergunakan argumentasi dari teori dan literatur dan pedoman yang menunjang dikaitkan dengan keadaan di lapangan. b. Data kuantitatif Data yang berupa angka-angka atau data yang besarnya dapat dihitung dengan satuan tertentu, seperti data tentang jumlah penerimaan pajak daerah, jumlah penerimaan retribusi daerah, jumlah penerimaan Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan dan Pasedahan Agung Kabupaten Tabanan. c. Teknik Pengumpulan Data. Observasi, adalah cara pengumpulan data dengan pengamatan dan pendataan secara langsung di obyek penelitian.. Wawancara adalah cara pengumpulan data atau keterangan dengan wawancara langsung dengan petugas pada bagian pendataan. 3. Riset kepustakaan (library research) yaitu bentuk pengumpulan data dengan mempergunakan buku-buku literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini. Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesa diatas, maka dipergunakan analisa data yang mencakup : a. Analisis regresi linier berganda Dalam melakukan pengujian terhadap permasalahan yang pertama, kedua dan ketiga yaitu untuk mengetahui pengaruh antara penerimaan pajak daerah secara parsial, dan retribusi daerah secara parsial terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten Tabanan periode tahun 005-0. a. Adapun persamaan regresinya adalah sebagai berikut : Y = b 0 + bx + bx + ei Dimana : Y = Pendapatan Asli Daerah X = Besarnya pajak daerah X = Besarnya retribusi daerah 0 b = Konstanta b, b = Parameter yang ditaksir ei = Tingkat kesalahan b. Koefisien korelasi berganda Analisa ini dipergunakan untuk mengetahui kuat lemahnya ketiga variable yaitu hubungan antara Pendapatan Asli Daerah (Y) dengan variable Pajak Daerah (X ), dan Retribusi Daerah (X ) dan apabila koefisien korelasi berganda adalah Ry akan diperoleh koefisien penentuan yang dihitung dengan rumus : Ry = Ry menunjukkan kuat atau lemahnya hubungan antara Pajak Daerah / r (X ), dan Retribusi Daerah (X ) secara bersama-sama terhadap Pendapatan Asli Daerah (Y) periode tahun 005-0. a. Koefisien Determinasi Berganda Analisa ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variable bebas X dan X terhadap Y yang diukur dengan prosentase, dengan rumus sebagai berikut : Jumlah Kofisien Regressi R = --------------------------------- Dimana : R = Koefisen determinasi Y = Pendapatan Asli Daerah X = Penerimaan Pajak Daerah X = Penerimaan Retribusi Daerah Selanjutnya untuk mengetahui seberapa pengaruh X dan X secara bersama-sama terhadap Y maka diukur dengan koefisien determinasi, yaitu koefisen determinasi dikalikan 00 %. Untuk mengetahui garis regressi dari koefisen regresi terhadap b digunakan rumus t-test, yaitu : b - β t hitung = -------------- Sb Formula Hipotesa : Ho X r y + r y -. r y. r Y y. r : b = 0, tidak ada pengaruh antara X terhadap Ho : b 0, ada pengaruh antara X terhadap X Kriteria penolakan / penerimaan Ho : Ho ditolak, jika to -ta/ ; atau to ta/ Ho diterima, jika ta/ to ta/ Formula Hipotesa : Ho : b = 0, tidak ada pengaruh antara X dan Y Ho : b 0, ada pengaruh antara X terhadap Y Kriteria penolakan/penerimaan Ho : Ho ditolak : jika to -ta/ ; atau to ta/ Ho diterima : jika ta/ to ta/ b. Uji F (Varians dengan Regresi Linier Berganda) Untuk mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variable terikat secara bersama-sama yaitu antara variable X dan X terhadap Y dapat diketahui dengan mempergunakan rumus : Jumlah koefisen regresi/k 6 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 0 No. Maret 03

F = --------------------------------------- Jumlah koefisen residu/ n-k - Formula Hipotesa : Ho : b = b = 0, Secara bersama-sama tidak ada pengaruh antara X dan X terhadap Y. Ho : b b 0, Paling sedikit ada satu diantara X dan X berpengaruh terhadap Y. Kriteria penerimaan/penolakan Ho : Ho diterima jika Fo Ft Ho ditolak jika Fo Ft HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Penelitian Letak Geografis dan Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Kabupaten Tabanan terletak dibagian Selatan Pulau Bali yang merupakan salah satu dari beberapa kabupaten yang ada di propinsi Bali memiliki daerah pegunungan dan pantai dengan batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara : m e r u p a k a n d a e r a h pegunungan yang berbatasan dengan Kabupaten Buleleng. - Sebelah Timur : Kabupaten Badung - Sebelah Selatan : Samudra Indonesia - Sebelah Barat : Kabupaten Jembrana Secara geografis Kabupaten Tabanan berada 0 0 0 pada posisi 8 4.30-8 30.07 lintang selatan, 4 54 0 5 5 ' 57 Bujur Timur. Luas Kabupaten Tabanan sebesar 839,33 Km atau 4,905 % dari Pulau Bali yang terbagi dalam 0 (sepuluh) kecamatan 7 Desa dan 739 Banjar/Dusun. Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 00, penduduk Kabupaten Tabanan tercatat berjumlah 43.6 jiwa dengan laju pertumbuhan alami sebesar 0,5. Dari jumlah tersebut 4.64 jiwa (49,69 %) diantaranya merupakan jumlah penduduk laki-laki dan 6.898 jiwa (50,3 %) merupakan jumlah penduduk perempuan. Kabupaten Tabanan dengan luas wilayah sebesar 839 Km dan jumlah penduduk sebanyak 43.6 jiwa, kepadatan penduduknya mencapai 53 jiwa per km. Apabila dilihat dari tingkat kepadatan penduduk per kecamatan, persebaran penduduk di Kabupaten Tabanan, tidak merata. Mengenai luas wilayah per Kecamatan, jumlah rumah tangga dari masing-masing Kecamatan yang ada serta jumlah penduduk di Kabupaten Tabanan dapat dilihat seperti pada Tabel 4 dibawah ini : Tabel 4 : Data Luas Wilayah Kabupaten Tabanan Per Kecamatan, Jumlah Rumah Tangga, dan Jumlah Penduduk Sumber : Badan Statistik Kabupaten Tabanan, 0. Keadaan jumlah penduduk Kabupaten Tabanan Jumlah penduduk Kabupaten Tabanan setiap tahunnya relatif cendrung mengalami peningkatan dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 diatas. Berdasarkan Tabel 4, diatas tingkat perkembangan jumlah penduduk per kecamatan di Kabupaten Tabanan relatif stabil. Perkembangan jumlah penduduk per kecamatan yang cukup besar jumlahnya adalah di Kecamatan Kediri sebanyak 75.005 jiwa, menyusul Kecamatan Tabanan sebanyak 63.56 jiwa, Baturiti sebanyak 5.089 jiwa, Penebel sebanyak 50.9 jiwa dan Pupuan sebanyak 40.4 jiwa. Sedangkan Kecamatan lainnya jumlah penduduknya relatif sama. Dilihat dari jumlah rumah tangga masing-masing Kecamatan, maka kecamatan Tabanan, Kediri, Baturiti dan Penebel mempunyai jumlah rumah tangga yang cukup besar, yaitu masingmasing 8.83 RT, 5.43 RT, 3.375 RT, dan.65 RT. Tiga kecamatan yaitu Kecamatan Kerambitan, Marga dan Pupuan mempunyai jumlah rumah tangga yang relatif sama, sedangkan tiga kecamatan lainnya yaitu Selemadeg, Selemadeg Barat dan Selemadeg Timur mempunyai jumlah rumah tangga yang kecil dan relatif sama, yaitu masing-masing 6.53 RT, 6.956 RT, dan 7.68 RT. Berikut disajikan data mengenai kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Tabanan seperti Tabel 5 dibawah ini. Tabel 5 : Data Jumlah Penduduk, Luas Kecamatan serta Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten I Dewa Gede Rastana, Analisis Pengaruh Pajak Daerah... 7

Tabanan Rata-Rata Kepadatan penduduk Kabupaten Tabanan : 53,9 Jiwa/Km Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan, 0 Berdasarkan Tabel 5, diatas Kabupaten Tabanan memiliki 0 (sepuluh) Kecamatan mempunyai jumlah penduduk 43.6 jiwa yang tersebar di sepuluh kecamatan, dimana kecamatan yang paling banyak jumlah penduduknya adalah kecamatan Kediri yaitu sebanyak 75.005 jiwa, kemudian disusul kecamatan Tabanan sebanyak 63.56 jiwa, Baturiti sebanyak 5.089 jiwa, Penebel sebanyak 50.9 jiwa dan Kecamatan yang jumlah penduduknya paling kecil adalah kecamatan Selemadeg yaitu sejumlah.807 jiwa. Dilihat dari kepadatan jumlah penduduk/km yang paling padat adalah Kecamatan Kediri dengan kepadatan penduduk.399,35 jiwa/km, kemudian kecamatan Tabanan.44,63 jiwa/km, kecamatan Marga dengan kepadatan penduduk 970,44 jiwa/km serta kepadatan penduduk yang paling kecil adalah kecamatan Selemadeg Barat yaitu sebesar 85,3 jiwa/km. Sedangkan rata-rata kepadatan penduduk di Kabupaten Tabanan adalah sebesar 53,9 jiwa/km. Karakteristik Daerah Penelitian Dilihat dari segi kegiatan perkotaan Kabupaten Tabanan memiliki dua fungsi yang sangat penting, dimana fungsi pertama merupakan fungsi dasar yang berkenaan dengan berbagai kegiatan akomodasi, antara lain : Pusat perdagangan Pusat industri Pusat komunikasi Pusat kegiatan jasa regional. Sedangkan fungsi kedua merupakan penunjang bagi penyelenggaraan kegiatan yang lain, antara lain : Pusat pemerintahan Pusat kegiatan pendidikan Pusat pelayanan kesehatan Pusat utilities perkotaan dan Pusat pertahanan keamanan Pertumbuhan penduduk diperkotaan sangat pesat, yang disebabkan oleh 3(tiga) factor, antara lain : a. Pertumbuhan penduduk merupakan selisih dari tingkat fertilitas dengan mortalitas. b. Urbanisasi, yaitu masuknya penduduk pendatang dari Desa ke Kota baik dengan tujuan sementara maupun dengan tujuan tetap. c. Pemekaran kota dengan menggabungkan kota dengan kota sekitarnya. Dari uraian diatas maka keberadaan masyarakat baik sebagai kelompok masyarakat buruh, pedagang, pegawai/karyawan, wisatawan yang selanjutnya akan membentuk pola-pola masyarakat di kota Tabanan. Analisis dan Uji Hipotesis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda, yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan Tahun 005 sampai dengan 0. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah dan besarnya pengaruh penerimaan pajak daerah dan penerimaan retribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 005 sampai dengan 0. Pembuktian hipotesis digunakan uji statistik, yaitu uji regresi parsial (uji t) dan uji regresi secara serempak (uji F). Memperhatikan uraian dari variabel-variabel yang diduga berpengaruh dan berdasarkan pengukuran terhadap variabel-variabel tersebut, maka dapat diperoleh hasil estimasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 005 sampai dengan 0. Dalam analisis regresi linier berganda ini, yng digunakan sebagai variabel terikat adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 005 sampai dengan 0 (Y), sedangkan variabel bebasnya adalah pajak daerah (X ) dan dan penerimaan retribusi daerah (X ). Analisis Regresi Linier Berganda Hasil analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS release. Adapun rangkuman hasil pengolahan data terlihat pada Tabel 6 dibawah ini. Tabel 6 : Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Metode Full Regression 8 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 0 No. Maret 03

Berdasarkan Tabel 6, diatas, dapat dibuat satu persamaan model regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 9,6853 + 4,93 X -,54 X Hasil dari persamaan regresi linier berganda di atas menunjukkan arah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan oleh koefisien masing-masing variabel bebasnya. Koefisien regresi b bertanda positif berarti variabel pajak daerah mempunyai pengaruh yang searah terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 005 sampai dengan 0, sedangkan koefisien regresi b bertanda negatif, berarti variabel penerimaan retribusi mempunyai pengaruh yang berlawanan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 005 0. Melihat dari persamaan regresi berganda diatas serta bermakna tidaknya pengaruh faktor tersebut, maka perlu dilakukan pengujian baik secara parsial maupun simultan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) periode tahun 005 sampai dengan 0, dapat dijelaskan sebagai berikut : Pajak Daerah : Koefisien regresi untuk variabel Pajak Daerah (X ) sebesar 4,93 berarti bahwa peningkatan atas penerimaan pajak daerah sebesar satu milyard rupiah, akan mempengaruhi peningkatkan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 4,93 milyard dengan asumsi variabel lain konstan. Jadi peningkatan atau penurunan penerimaan pajak daerah sebesar satu milyard akan mempengaruhi perubahan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan sebesar 4,93 milyard. Penerimaan Retribusi : Koefisien regresi untuk penerimaan retribusi (X ) adalah sebesar -,54 berarti bahwa peningkatan atas penerimaan retribusi daerah satu milyard akan mempengaruhi penurunan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar -,54 milyard dengan asumsi variabel yang lain konstan. Jadi peningkatan atau penurunan penerimaan retribusi sebesar satu milyard akan mempengaruhi perubahan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan sebesar -,54 milyard rupiah. Uji Hipotesis pertama (Uji t) Uji parsial atau uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel tergantung (Y). Dengan melakukan pengujian secara parsial maka dapat diketahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 005 0. Dari pengujian ini sekaligus dapat dibuktikan apakah hipotesis pertama yang menyatakan bahwa variabel pajak daerah mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan diterima atau ditolak. Pengujian dengan menggunakan uji t dilakukan dengan cara membandingkan nilai t tabel dengan t hitung atau membandingkan signifikansinya pada taraf 5%. Pengaruh pajak daerah (X ) terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 005 sampai dengan 0. Dengan melihat Tabel 6, diatas dapat diketahui bahwa untuk variabel pajak daerah, nilai t hitung sebesar 9,499 dan signifikansinya adalah sebesar 0,00. Nilai ttabel pada taraf nyata 5 % adalah sebesar,3, angka ini memberikan arti bahwa pajak daerah mempunyai pengaruh nyata terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan, karena t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 9,499 lebih besar dari,3 atau signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,00 lebih kecil dari 0,05. Pengaruh Penerimaan Retribusi (X ) terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode 005 sampai dengan 0. Dengan melihat Tabel 6, diatas diketahui bahwa untuk variabel Penerimaan Retribusi nilai t hitung sebesar -3,056 dan signifikansinya 0,038, sedangkan t diperoleh,3. Angka-angka ini memberikan arti tabel bahwa penerimaan retribusi mempunyai pengaruh nyata dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode tahun 005-0, karena -t hitung lebih kecil dari -t tabel atau -3,056 lebih kecil dari -,3 atau signifikansinya lebih kecil dari 5 % atau 0,038 lebih kecil dari 0,05. Uji Hipotesis Kedua (Uji F) Berdasarkan Tabel 6, diatas diketahui bahwa F dengan taraf nyata 5 adalah sebesar 9, ternyata tabel F (97,595) lebih besar dari F. Nilai F rasio table tabel pada taraf nyata 5 % adalah sebesar 9, begitu juga jika dilihat dari nilai signifikansinya yaitu sebesar 0,000 yang berarti lebih kecil dari 0,05 atau 5 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabelvariabel Pajak Daerah (X ) dan Penerimaan Retribusi (X ) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) I Dewa Gede Rastana, Analisis Pengaruh Pajak Daerah... 9

Kabupaten Tabanan periode tahun 005 0. Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan bahwa variabel-variabel Pajak Daerah dan Penerimaan Retribusi Daerah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode 005 0 adalah terbukti. Selanjutnya koefisien determinasi (R ) dalam penelitian ini diperoleh sebesar 0,980. Hal ini berarti bahwa sebesar 98,0 % variasi pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan (Y) mampu dijelaskan oleh variabel bebas Pajak Daerah (X ) dan Penerimaan Retribusi Daerah (X ), sedangkan sisanya sebesar % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan (diteliti) dalam penelitian ini. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :. Pajak Daerah mempunyai pengaruh nyata (signifikan) secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode 005-0, karena t (9,499) lebih besar dari t hitung (,3) atau signifikansinya lebih kecil dari tabel pada 5 %.. Penerimaan Retribusi Daerah juga mempunyai pengaruh nyata yang signifikan secara parsial terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode 005-0, karena -t hitung (-3,056) lebih kecil dari -t tabel (-,3) atau signifikansinya lebih kecil dari 5 %. 3. Pajak Daerah dan Penerimaan Retribusi Daerah secara serempak atau bersama-sama mempunyai pengaruh nyata (signifikan) terhadap penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tabanan periode 005-0, karena F hitung (97,595) lebih besar dari F (9,) atau tabel signifikansinya lebih kecil dari 5 %. Sedangkan besarnya pengaruh kedua variabel bebas yaitu pajak daerah dan penerimaan retribusi daerah tersebut dapat dilihat dengan nilai sebesar koefisien determinasinya (R ) = 0,980. Saran-Saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil analisis diatas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :. Mengingat pajak daerah mempunyai pengaruh nyata terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) periode 005-0, maka langkahlangkah dan upaya pemungutan pajak daerah hendaknya lebih ditingkatkan lagi dengan tidak menutup kemungkinan adanya sumber-sumber lain yang secara aturan dapat dikenakan pajak daerah, sehingga memungkinkan penerimaan pajak daerah akan dapat ditingkatkan.. Penerimaan retribusi daerah mempunyai pengaruh nyata yang signifikan terhadap penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) periode 005-0, maka penerimaan retribusi daerah ini supaya lebih ditingkatkan lagi baik dalam jumlah penerimaannya maupun penambahan sumber-sumber lain penerimaan retribusi yang menurut peraturan daerah sah dapat dikenakan retribusi, sehingga merupakan sumber-sumber baru penerimaan retribusi yang dapat menambah penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Tabanan. 3. Berdasarkan hasil penelitian ternyata penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah mempunyai pengaruh nyata secara bersamasama, untuk itu Pemda Tabanan beserta jajarannya harus lebih mengintensifkan pemungutan pajak daerah maupun retribusi daerah sehingga penerimaannya dapat ditingkatkan lagi. DAFTAR PUSTAKA Algifari, Analisis Regresi. Teori, Kasus, dan Solusi. Edisi. Penerbit : BPFE Yogyakarta, 000. Djarwanto Ps. Drs. dan Pangestu Subagyo, Drs.M.B.A, Statistik Induktif, Edisi ketiga, BPFE Yogyakarta, 985. Husein Umar. Metode Riset. Jakarta, Penerbit Ghalia Indonesia. 003. -------------, Kantor Statistik Kabupaten Tabanan, Tabanan Dalam Angka 000. Kumpulan Ketetapan MPR-RI, Ketetapan No. IV/MPR/998, tentang GBHN. CV. Amin Surabaya. M.Suparmoko, Drs. Ph.D., M.A. Ekonomi Publik, Untuk Keuangan & Pembangunan Daerah. Penerbit : Andi Yogyakarta. 00. M.Suparmoko, Drs. Ph.D., M.A. Asas-Asas Keuangan Negara, Penerbit : BPFE Yogyakarta, 000. Mudrajad Kuncoro, Ph.D. Otonomi & Pembangunan Daerah, Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang, Penerbit Erlangga. 004. R.Santoso Brotodihardjo, S.H. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Penerbit : PT.Eresco. Bandung. 986. Rochmat Soemitro, Prof. Dr. SH., Dasar-Dasar Hukum Pajak Pendapatan, Penerbit : PT. 30 Majalah Ilmiah Untab, Vol. 0 No. Maret 03

Eresco. 999. ----------, Undang-Undang No. 8 Tahun 009, Tentang Pajah Daerah Dan Retribusi Daerah Beserta Penjelasannya, Visi Media, 0. ----------, Undang-Undang No. 3 Tahun 004 Tentang Pemerintahan Daerah, dan Undang-Undang No. 33 Tahun 004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan P e m e r i n t a h a n D a e r a h, B e s e r t a Penjelasannya, Penerbit Arkola, Surabaya, 004. ----------, Undang-Undang Dasar RI 945 & GBHN, Penerbit Multi Media, Jakarta, 009. Sutrisno, PH. Drs. Dasar-Dasar Ilmu Keuangan Negara. Penerbit : BPFE Yogyakarta, 998. Sudjana, Prof. DR. M.A. M.Sc., Statistik Untuk Ekonomi dan Niaga, Jilid II. P e n e r b i t : Alumni Bandung. 998. Subiyakto Indra Kusuma, SH. Mengenal Dasar-Dasar Perpajakan, Penerbit : U s a h a N a s i o n a l Surabaya Indonesia, 987. ----------, Undang-Undang Otonomi Daerah, Penerbit Arkola Surabaya, 004. Tulis S.Meliala, Drs.,Akt. Perpajakan, Dalam Teori dan Praktek, Penerbit : CV. Vrama Widya Dharma, Bandung. 989. I Dewa Gede Rastana, Analisis Pengaruh Pajak Daerah... 3