ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) SKRIPSI BETTY SAFITRI H34076035 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
RINGKASAN BETTY SAFITRI. Analisis Tataniaga Telur Ayam Kampung di Kabupaten Bogor Jawa Barat. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Departemen Agribisnis, Institut Pertanian Bogor. Di bawah bimbingan (NUNUNG KUSNADI) Pemasaran yang disebut efisien apabila tercipta keadaan dimana pihakpihak yang terlibat baik produsen, lembaga-lembaga pemasaran maupun konsumen memperoleh kepuasan dengan adanya aktivitas pemasaran. Efisiensi pemasaran adalah maksimisasi dari rasio input dan ouput. Perubahan yang mengurangi biaya input tanpa mengurangi kepuasan konsumen akan meningkatkan efisiensi, sedangkan perubahan yang mengurangi biaya input tetapi mengurangi kepuasan konsumen akan menurunkan efisiensi pemasaran. Pasar yang tidak efisien akan terjadi apabila biaya pemasaran semakin besar dan nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar. Oleh karena itu, efisiensi pemasaran akan terjadi jika :a) biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan pemasaran dapat lebih tinggi, b) persentase perbedaan harga yang dibayarkan konsumen dan produsen dapat lebih tinggi, c) tersedianya fasilitas fisik pemasaran dan d) adanya kompetisi pasar yang lebih sehat. Pada umunya indikator diatas merupakan penentu dari efisiensi pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sistem pemasaran dan saluran pemasaran, menganalisis marjin pemasaran, farmer s share dan rasio keuntungan biaya untuk telur ayam kampung sehingga diketahui saluran pemasaran yang efisien. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor Jawa Barat. Penarikan sampel yang dilakukan dengan simple random sampling dan snowball sampling, sementara analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif bertujuan untuk melihat keadaan lokasi, keadaan peternak, menganalisis saluran pemasaran, fungsi-fungsi pemasaran, struktur pasar dan perilaku pasar, sementara analisis kuantitatif bertujuan untuk menganalisis marjin pemasaran, farmer s share, rasio keutungan terhadap biaya dan tingkat keterpaduan pasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga saluran pemasaran yang terbentuk didalam pemasaran telur ayam kampung di Kabupaten Bogor yaitu: 1) Peternak Pedagang Pengumpul Desa (tengkulak) Pedagang Grosir - Pedagang Pengecer Konsumen, 2) Peternak - Pedagang grosir Pedagang Pengecer Konsumen, 3) Peternak Pedagang Pengecer Konsumen. Didalam pemasaran telur ayam kampung semua lembaga pemasaran yang terlibat melakukan fungsifungsi pemasaran di dalam melakukan distribusi produk sehingga sampai ke konsumen. Fungsi-fungsi yang dilakukan lembaga pemasaran antara lain fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas. Sementara struktur pasar yang terbentuk antara lembaga pemasaran yang terlibat berbeda-beda. Hal ini didasarkan kepada jumlah pembeli dan penjual yang terlibat dalam pemasaran telur ayam kampung. Ditingkat peternak struktur pasar yang terbentuk adalah pasar oligopoli, ditingkat pedagang pengumpul oligopoli murni, ditingkat pedagang grosir oligopoli dan ditingkat pedagang pengencer adalah kompetisi monopolistik. ii
Hasil analisis marjin pemasaran ketiga jalur pemasaran yang ada di Kabupaten Bogor biaya terbesar ditanggung oleh jalur pemasaran III yaitu Rp. 375. Hal ini karena jarak distribusi yang cukup jauh walaupun rantai pemasarannya cukup pendek tetapi telur pada saluran ini adanya penambahan kemasan yang lebih baik, sewa tempat yang lebih bagus serta biaya tenaga kerja. Sementara biaya terkecil terdapat pada jalur pemasaran II yaitu sebesar Rp. 214, karena pada jalur ini jarak distribusinya cukup dekat dengan lokasi penelitian serta rantai pemasarannya yang cukup pendek. Sementara biaya yang ditanggung oleh jalur pemasaran I sebesar Rp. 294 merupakan rantai pemasaran yang paling panjang. Keuntungan pemasaran terbesar terdapat pada jalur pemasaran I dan II yaitu sebesar Rp. 436 karena merupakan rantai pemasaran terpanjang serta konsumen akhirnya bukan hanya penduduk lokal saja sehingga pedagang menjual komoditinya dengan harga yang cukup tinggi. Keuntungan terkecil terdapat pada jalur pemasaran III yaitu sebesar Rp. 350, hal ini karena jumlah komoditas yang disalurkan pada jalur ini hanya sedikit, walaupun harga jual yang diberikan kepada konsumen cukup tinggi, selain itu pada saluran ini telur di jual bersamaan dengan komoditas lainnya sehingga daya serap pasarnya relatif lebih kecil. Farmer s share tertinggi terdapat pada saluran pemasaran tiga yaitu sebesar 70 persen, artinya produsen (peternak) menerima harga 70 persen dari harga yang dibayarkan konsumen. Semakin tinggi harga ditingkat peternak, maka biaya yang dibayarkan konsumen akhir semakin banyak di nikmati oleh peternak. Apabila harga ditingkat akhir atau biaya yang dikeluarkan konsumen semakin besar maka harga yang dinikmati peternak semakin kecil, dan yang menikmati harga yang paling besar adalah lembaga-lembaga pemaasaran. Selain itu saluran pemasaran tiga memperoleh total marjin pemasaran terkecil. Saluran pemasaran dua adalah saluran yang memberikan bagian harga untuk peternak sebesar 63,89 persen dari harga yang dibayarkan konsumen. Sedangkan saluran pemasaran satu memberikan bagian harga untuk peternak dengan selisih harga yang tidak jauh berbeda. Pada umumnya harga yang diterima peternak pada analisis pemasaran telur ayam kampung cukup tinggi. Jika dinilai dari total marjin pemasaran dan farmer s share maka saluran dua merupakan saluran yang paling efisien dengan total keuntungan sama dengan saluran satu yaitu dengan jumlah 24,22 persen. Total π/c pada setiap saluran pemasaran telur ayam kampung memiliki nilai lebih besar dari satu, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pada masing-masing saluran sudah memberikan keuntungan. Nilai π/c tertinggi terdapat pada saluran pemasaran dua yaitu sebesar 7,27, artinya jika lembaga pemasaran pada saluran pemasaran dua mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1/ butir telur maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.7,27/ butir. Rasio keuntungan biaya terbesar pada saluran dua diperoleh oleh pedagang grosir sebesar 3,69 yaitu dengan biaya Rp. 1/butir maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp.3,69 / butir. Hal ini dikarenakan jumlah komoditas yang dipasarkan relatif banyak dengan harga beli dari konsumen lebih rendah, tidak ada perlakukan khusus yang dilakukan pedagang grosir dalam rangka menambah nilai guna telur ayam kampung. iii
Berdasarkan analisis marjin pemasaran saluran pemasaran telur ayam kampung yang paling efisien adalah saluran pemasaran dua, pada saluran ini peternak mendapatkan bagian terbesar yang dianalisis dengan farmer s share, sedangkan rasio keuntungan terhadap biaya juga menunjukkan saluran pemasaran dua telah memberikan keuntungan pada setiap lembaga yang terlibat dibanding saluran pemasaran lainnya. Potensi pasar pada saluran pemasaran dua terbuka luas bagi setiap peternak di lokasi penelitian untuk memasarkan produknya ke pedagang grosir secara langsung tanpa harus berlangganan (pemasok tetap). Peternak pada saluran pemasaran dua dapat mengakses informasi dengan baik baik dari sesama pedagang dan peternak, memiliki posisi tawar dan jaringan yang kuat. iv
ANALISIS TATANIAGA TELUR AYAM KAMPUNG (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) BETTY SAFITRI H34076035 Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 v
Judul Skripsi Nama NRP : Analisis Tataniaga Telur Ayam Kampung (Studi Kasus: Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) : Betty Safitri : H34076035 Disetujui, Pembimbing Dr.Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP.19580908 198403 1 002 Diketahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr.Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002 Tanggal Lulus: vi
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Tataniaga Telur Ayam Kampung di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, September 2009 Betty Safitri H34076035 vii
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Lintau, Padang Sumatra Barat pada tanggal 23 juni 1986. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Syafrudin dan Ibunda Syaflidar,Msi. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD N.12 Patar dan pada tahun 1992 dan lulus pada tahun 1998. Pendidikan tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada tahun 2001 di SLTP Negeri 5 Lintau. Penulis memilih SMUN 1 Lintau sebagai pendidikan tingkat atas dan dapat diselesaikan penulis pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor, pada program Diploma III Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian melalui jalus USMI dan lulus pada tahun 2007. Pada bulan November tahun yang sama penulis langsung melanjutkan program S1 ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. viii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-nya yang begitu besar dan luar biasa, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan hasil karya penulis guna memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berjudul Analisis Pemasaran Telur Ayam Kampung (Studi Kasus Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat). Skripsi ini menganalisis tentang sistem tataniaga telur ayam kampung yang bertujuan untuk melihat saluran pemasaran yang terbentuk, menganalisis marjin pemasaran, farmer s share, dan rasio keuntungan terhadap biaya, keterpaduan pasar ditingkat peternak dan tingkat pengencer. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga diperlukan saran dan kritik untuk perbaikan. Penulis berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi para pembacanya. Bogor, September 2009 Betty Safitri ix
UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Dr.Ir. Nunung Kusnadi, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr.Ir Ratna Winandi Asmarantaka, MS selaku dosen avaluator pada seminar proposal dan dosen penguji utama yang telah banyak memberikan saran dan masukan demi perbaikan tugas akhir ini. 3. Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen penguji komisi pendidikan yang banyak memberikan saran. 4. Prof. Sofyan Iskandar selaku kepala Balai Penelitian Ternak yang telah banya memberikan saran dan informasi mengenai peternakan. 5. Ade Zulkarnain selaku ketua HIMPULI (Himpunan Peternakan Unggas Indonesia) dan pendiri KEPRAKS (Kelompok Peternakan Rakyat Ayam Kampung Sukabumi) yang telah banyak memberikan data dan pengarahan. 6. Bapak Bambang, Bapak Budi, selaku peternak yang banyak memberikan informasi seputar peternakan khususnya telur ayam kampung. 7. Kepada seluruh responden dan narasumber yang telah banyak membantu dalam pengumpulan data dan informasi demi terselesainya penelitian ini. 8. Seluruh dosen, staf dan pengurus Program Studi Manajemen Agribisnis atas bantuannya dalam memberikan informasi serta fasilitas studi. 9. Orang tua Papa Syafrudin dan Mama Syaflidar, MSi serta keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik. 10. Kedua adek ku Silva Berlus Coni dan Rahmatul Fajra terima kasih telah menjadi adik yang baik dan sumber inspirasi. 11. Sermatutar Thopan Dollarisko atas motivasi dan semangatnya. 12. Linawati Akbar dan Rissa Gumanti Harahap terima kasih atas persahabatan selama ini. x