MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 56/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial [Pasal 67 ayat (1) huruf d] terhadap Undang - Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Jono Sihono 2. M. Sinufa Zebua ACARA Perbaikan Permohonan (II) Selasa, 3 Juli 2012, Pukul 14.00 14.07 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) Hamdan Zoelva (Ketua) 2) Ahmad Fadlil Sumadi (Anggota) 3) Anwar Usman (Anggota) Sunardi Panitera Pengganti
Pihak yang Hadir: A. Kuasa Hukum Pemohon: 1. R. Supramono 2. A. Muzaini 3. M. Ikhwan
SIDANG DIBUKA PUKUL 14.00 WIB 1. KETUA: HAMDAN ZOELVA Sidang Perkara Nomor 56/PUU-IX/2011 saya buka dan dinyatakan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Saudara Pemohon, hari ini sidang perbaikan permohonan. Saudara sudah melakukan perbaikan, sudah memasukkan? Coba Saudara uraikan hal-hal pokok saja yang Saudara sudah perubahan lakukan perubahan atas permohonan yang lalu, silakan. 2. KUASA HUKUM PEMOHON: R. SUPRAMONO Ya, Pak. Terima kasih, Pak, atas kesempatan yang diberikan. Terima kasih, Yang Mulia. Bismillahirrahmaanirrahiim. Adapun perbaikan yang telah kami persiapkan dan telah didaftarkan pada tanggal 2 Juli 2012, pada pokoknya adalah sebagai berikut. Pertama. Menyangkut perbaikan atas nasihat daripada Majelis Hakim Yang Mulia terdahulu, kami juga melakukan beberapa perubahan, yaitu yang pertama: 1. Mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi. Ada beberapa da tambahan dasar hukum terkait dengan Kewenangan Mahkamah Konstitusi dan kemudian dalam pembahasan terdapat pendapat ahli yang telah kami hapus sesuai dengan nasihat dari Majelis Yang Mulia. 2. Tentang materi Pengujian Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang PPHI terhadap Undang-Undang Dasar 1945 dalam pembahasannya berbeda dengan permohonan sebelumnya. Bila pada permohonan sebelumnya, frasa khusus yang kita uji... ya, terima kasih. Yang kita uji pada Pasal 67 ayat (1) huruf d adalah seluruh frasa pengantar pada ayat (1) dan seluruh frasa pada huruf d. Pada permohonan perbaikan ini, ada perbaikan redaksi dimana frasa khusus yang kita uji adalah dua frasa, yaitu frasa telah berumur 62 tahun dan frasa telah berumur 67 tahun. 3. Mengenai pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar 4 1945 yang meli yang di dasar konstitusional Pemohon mengajukan permohonan ini, pada permohonan sebelumnya kami menyampaikan tiga pasal dalam Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Pasal 27 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), dan Pasal 28I ayat (2). Dan untuk perbaikan kali ini berbeda dengan permohonan sebelumnya, yaitu kami
menyampaikan dua pasal saja sebagai batu uji, yaitu Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945. 4. Dalam per perbaikan permohonan ini kami juga mengajukan beberapa tambahan bukti, Pak, berupa risalah proses pembahasan Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang pada persidangan sebelumnya belum kami lampirkan. 5. Tentang petitum. Pada permohonan sebelumnya, kami meminta kepada Yang Mulia Majelis Hakim agar pasal menyatakan Pasal 67 ayat (1) huruf d Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang PPHI, khususnya pada huruf d bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1), 28D dan ayat (1), dan Pasal 28I ayat (2) Undang -Undang Dasar 1945, dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Namun dalam perbaikan ini, kami meminta menyatakan Pasal 67 ayat (1) huruf d Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 tentang PPHI, khususnya pada frasa telah berumur 62 tahun dan frasa telah berumur 67 tahun adalah bertentangan dengan Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28I ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Yang terakhir, sesuai dengan nasihat Majelis Yang Mulia, kami telah memperbaiki susunan dasar-dasar argumen permohonan kami, sehingga ada kesesuaian antara premis mayor, premis minor, dan konklusi antara dasar-dasar argumen, dan petitum juga secara maksimal telah kami sesuaikan sesuai nasihat Majelis Hakim Yang Mulia. Selanjutnya, sebelum sampai pada petitum, kami juga menyampaikan keterangan yang menurut kami merupakan sangat penting atau setidak-tidaknya dapat dibuktikan argumen atau bukti pendukung dari permohonan kami. Demikian, Yang Mulia, perbaikan-perbaikan permohonan yang dapat kami sampaikan. Atas kesempatannya, kami ucapkan terima kasih. Assalamualaikum wr. wb. 3. KETUA: HAMDAN ZOELVA Baik. Saudara mengajukan bukti? 4. KUASA HUKUM PEMOHON: R. SUPRAMONO Ya. 5. KETUA: HAMDAN ZOELVA Sudah sudah disampaikan?
6. KUASA HUKUM PEMOHON: R. SUPRAMONO Sudah, Pak. 7. KETUA: HAMDAN ZOELVA Baik. Akta bukti yang mengajukan bukti P-1 sampai dengan P berapa ini? 8. KUASA HUKUM PEMOHON: R. SUPRAMONO P-20. 9. KETUA: HAMDAN ZOELVA P-20? 10. KUASA HUKUM PEMOHON: R. SUPRAMONO Ya, mauli Majelis Yang Mulia. 11. KETUA: HAMDAN ZOELVA Sudah dinasegel? Oke, baik. Bukti P-1 sampai dengan bukti P-20 saya nyatakan sah. 12. KUASA HUKUM PEMOHON: R. SUPRAMONO Terima kasih. 13. KETUA: HAMDAN ZOELVA KETUK PALU 1X Saudara Pemohon, tadi perbaikan Saudara yang kita anggap adalah final karena ini tahap terakhir dalam rangka perbaikan permohonan. Selanjutnya, Saudara tinggal menunggu panggilan Mahkamah dan permohonan ini akan kami bawa dalam Rapat Pleno Pemusyawaratan Hakim untuk menentukan apakah hak perkara ini perlu dilanjutkan di Pleno ataukah ada keputusan lain, nanti akan diberitahukan dalam pemberitahuan oleh Mahkamah. Masih ada yang Saudara mau sampaikan?
14. KUASA HUKUM PEMOHON: R. SUPRAMONO Untuk sementara cukup, Yang Mulia Majelis. 15. KETUA: HAMDAN ZOELVA Baik. Dengan demikian, sidang hari ini selesai dan saya nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 14.07 WIB Jakarta, 3 Juli 2012 Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah, t.t.d Paiyo NIP. 19601210 198502 1 001 Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.