Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan 67
Lampiran 2. Bagan kerja penelitian Pucuk labu siam Dicuci Ditiriskan lalu ditimbang Dikeringkan hingga kering Simplisia Diserbuk Serbuk simplisia pucuk labu siam Ditimbang serbuk simplisia Ekstrak Etanol Diekstraksi dengan etanol 96 % Diekstraksi cair-cair dengan n- heksan Diisolasi secara kromatografi cair vakum dengan fase gerak gradien dan kolom dengan fase gerak isokratik, serta diklt Isolat Diisolasi secara kromatografi preparatif, kemudian di KLT 2 arah Diidentifikasi dengan UV dan IR Spektrum 68
Lampiran 3. Bagian makroskopik tumbuhan dari pucuk labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) Tumbuhan labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) Pucuk labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) 69
Lampiran 3. (Lanjutan) Simplisia pucuk labu siam (Sechii edulei herba) Serbuk simplisia pucuk labu siam (Sechii edulei herba) 70
Lampiran 4. Gambar mikroskopik dari pucuk labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) 1 2 3 4 5 6 7 Serbuk simplisia pucuk labu siam (Sechii edulei herba) Keterangan: 1. Kutikula 2. Epidermis 3. Jaringan palisade 4. Lapisan bunga karang 5. Stomata tipe parasitik 6. Berkas pengangkut 7. Rambut penutup 71
Lampiran 4.(Lanjutan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penampang melintang daun muda segar pucuk labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) Keterangan : 1. Kutikula 2. Epidermis atas 3. Jaringan palisade 4. Lapisan bunga karang 5. Epidermis bawah 6. Xilem 7. Stomata 8. Floem 9. Rambut penutup 72
Lampiran 4. (Lanjutan) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penampang melintang jaringan batang segar pucuk labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) Keterangan : 1. Kutikula 6. Floem luar 2. Epidermis 7. Kambium 3. Kolenkim 8. Xilem 4. Sklerenkim 9. Parenkim penghubung 5. Parenkim 10. Floem dalam 73
Lampiran 5. Bagan skrining fitokimia dan karakterisasi serbuk simplisia Pucuk labu siam Dicuci Ditiriskan Dikeringkan (diangin-anginkan) S i m p l i s i a Dihaluskan Serbuk Simplisia Skrining Fitokimia Karakterisasi Serbuk Simplisia Pembuatan Ekstrak - Alkaloida - Flavonoida - Saponin - Tanin - Glikosida - Antrakuinon - Steroida/Triterpenoida - Pemeriksaan Mikroskopik - Pemeriksaan Makroskopik - Penetapan kadar air - Penetapan kadar sari yang larut dalam etanol - Penetapan kadar sari yang larut dalam air - Penetapan kadar abu total - Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam 74
Lampiran 6. Bagan pembuatan ekstrak etanol pucuk labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) 300 g serbuk simplisia Dimasukkan ke dalam bejana Direndam dengan etanol sebanyak 2250 ml,, ditutup Dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sesekali diaduk Disaring Maserat Ampas Dicuci dengan etanol 96% secukupnya hingga 3000 ml Maserat Pindahkan kedalam bejana tertutup, digabung Dibiarkan ditempat sejuk terlindung dari cahaya,selama 2 hari 2 hari Enap tuangkan atau disaring Dipekatkan dengan alat rotary evaporator pada suhu 40 Ekstrak cair Dikeringkan dengan alat freeze dryer Ekstrak kental 75
Lampiran 7. Bagan ekstraksi cair-cair ekstrak etanol Ekstrak Ditambah 40 ml etanol Ditambahkan 100 ml air panas, dihomogenkan Dimasukkan ke dalam corong pisah Diekstrasi dengan 100 ml n-heksan sebanyak 3 kali Fraksi n-heksan di k k Fraksi air 76
Lampiran 8. Isolasi steroid/triterpenoid dari fraksi n-heksan pucuk labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) Fraksi n-heksan Di KCV dengan fase gerak n-heksan:etilasetat secara gradien dan fase diam silika gel 60 H 11 fraksi 100:0 95:5 90:10 85:15 80:20 75:25 70:30 65:35 60:40 55:45 50:50 Digabung Di KCV dengan fase gerak n heksan :etilasetat secara gradien dan fase diam silika gel 60 H 11 fraksi 100:0 90:10 80:20 70:30 60:40 50:50 40:60 30:70 20:80 10:90 0:100 Di kromatografi kolom dengan fase gerak n-heksan:etilasetat (80:20) dan fase diam silika gel 60 H Fraksi-fraksi (85 vial) 77
Lampiran 8. (Lanjutan) Fraksi-fraksi (85 vial) Fraksi yang sama digabung F1-9 F10-14 F15-18 F19-23 F24-26 F27-30 F31-39 F40-79 F80-85 Dua noda Di KLT preparatif isolat Masing-masing dikerok Direndam dengan metanol 20 ml dan disaring residu filtrat isolat Dicuci dengan metanol dingin Satu noda KLT dua arah Isolat murni UV dan IR Spektrum 78
Lampiran 9. Kromatogram dan harga Rf dari fraksi n-heksan pucuk labu siam (Sechium edule (jacq.) sw.) bp tp 100:0 90:10 80:20 70:30 60:40 (V 1 ) (V 2 ) (V 3 ) (V 4 ) (V 5 ) Keterangan: Fase diam silika gel GF 254, fase gerak n-heksan-etilasetat (80:20) penampak bercak Liebermann-Burchard, tp=titik penotolan, bp=batas pengembangan, V= vial (V 3 adalah fase gerak yang terbaik). Harga Rf kromatogram fraksi n-heksan pucuk labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) Fase gerak n-heksan:etilasetat (100:0) n-heksan:etilasetat (90:10) n-heksan:etilasetat (80:20) Harga Rf 1=0,35 2=1 1=0,18 2=0,26 3=0,39 1=0,25 2=0,38 3=0,59 4=0,73 n-heksan:etilasetat (70:30) 1=0,91 n-heksan:etilasetat (60:40) 1=0,96 79
Lampiran 10. Kromatogram cair vakum I dari hasil ekstraksi cair-cair bp tp 100:0 95:5 90:10 85:15 80:20 75:25 70:30 65:35 60:40 55:45 50:50 (V 1 ) (V 2 ) (V 3 ) (V 4 ) (V 5 ) (V 6 ) (V 7 ) (V 8 ) (V 9 ) (V 10 ) (V 11 ) Keterangan: Fase diam silika gel GF 254, fase gerak n-heksana:etilasetat (80:20), penampak bercak Liebermann-Burchard, tp= titik penotolan, bp= batas pengembangan, V= vial (V 8, V 9, V 10, dan V 11 digabung). 80
Lampiran 11. Kromatogram cair vakum II dari fraksi KCV I yang digabung bp tp 100:0 90:10 80:20 70:30 60:40 50:50 40:60 30:70 20:80 10:90 0:100 (F 1 ) (F 2 ) (F 3 ) (F 4 ) (F 5 ) (F 6 ) (F 7 ) (F 8 ) (F 9 ) (F 10 ) (F 11 ) Keterangan: Fase diam silika gel GF 254, fase gerak n-heksan:etilasetat (80:20), penampak bercak Liebermann-Burchard, tp=titik penotolan, bp=batas pengembangan, F=fraksi (F 3 dikromatografi kolom). 81
Lampiran 12. Kromatogram kolom dari fraksi KCV II (F 3 ) bp tp F 1 F 4 F 7 F 10 F 13 F 16 F 19 F 22 F 25 F 28 F 31 F 34 F 37 F 40 F 43 F 46 F 49 bp tp F 52 F 55 F 58 F 61 F 64 F 67 F 70 F 73 F 76 F 79 F 82 F 85 Keterangan: Fase diam silika gel GF 254, fase gerak n-heksana:etilasetat (80:20), penampak bercak Liebermann-Burchard, tp=titik penotolan, bp=batas pengembangan, F=fraksi (F 10 -F 14 digabung). 82
Lampiran 13. KLT preparatif dari fraksi kolom (F 10 -F 14 ) bp km hk mu tp Keterangan: Fase diam silika gel GF 254, fase gerak n-heksan:etilasetat (80:20), penampak bercak Liebermann-Burchard, tp=titik penotolan, bp=batas pengembangan, mu= merah ungu, hj= hijau kekuningan, km= kuning merah. 83
Lampiran 14. KLT dua arah dan harga Rf dari isolat murni A2 bp2 bp1 mu A1 tp Keterangan: Fase diam silika gel GF 254, fase gerak I=n-heksana:etilasetat (80:20), fase gerak II=toluen:etilasetat (90:10), penampak bercak Liebermann-Burchard, tp=titik penotolan, bp1=batas pengembangan pertama, bp2=batas pengembangan kedua, A1=arah pertama, A2 =arah kedua, mu= merah ungu. Harga Rf KLT dua arah Fase gerak Harga Rf n-hekasan:etilasetat (80:20) - toluen:etilasetat (90:10) 0,35 84
Lampiran 15. Panjang gelombang isolat pucuk labu siam (Sechium edule (Jacq.) Sw.) 3.153 3.000 1 2.000 Abs. 1.000 0.000-0.264 200.00 250.00 300.00 350.00 400.00 nm. No. P/V Wavelength Abs. Description 1 207.50 2.868 85
Lampiran 16. Spektrum isolat T 52.5 r %T a 45 n s 37.5 m i 30 t a 22,5 n.09 852.72 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 Pucuk Labu Siam IR 1/cm 1710.86 164142 1562.34 1448.54 1379.10 60.85 1002.98 No Peak Intensity Corr. Intensity Base (H) Base (L) Area Corr. Area 1 1002.98 21.804 1.555 1022.27 941.26 50.534 0.778 2 1060.85 20.494 2.114 1091.71 1024.2 44.952 1.35 3 1379.1 24.262 0.105 1381.03 1363.67 10.644 0.009 4 1448.54 23.955 1.728 1481.33 1429.25 31.53 1.092 5 1562.34 28.162 0.194 1564.27 1546.91 9.493 0.036 6 1641.42 22.166 0.322 1660.71 1633.71 17.588 0.119 7 1710.86 22.364 0.08 1712.79 1689.64 14.874 0.048 8 2852.72 20.968 0.828 2866.22 2690.7 107.23 0.235 9 2924.09 19.692 0.868 2941.44 2879.72 42.54 0.525 10 3414 18.671 0.089 3417.86 3406.29 8.421 0.014 86
Lampiran 17. Perhitungan hasil penetapan kadar a. Perhitungan hasil penetapan kadar air Kadar air = volume air (ml) berat sampel (g) x 100% 1.Sampel I Berat sampel = 5,001 g 2.Sampel II Volume air Kadar air = = 0,2 ml 0,2 5,0019 x 100% = 3,99% Berat sampel Volume air = 5,0021 g = 0,2 ml 3.Sampel III Kadar air = 0,2 5,0021 x 100% = 3,99% Berat sampel Volume air = 5,0010 g = 0,2 ml Kadar air = 0,2 5,0010 x 100% = 3,99% Kadar air rata-rata = 3,99%+3,99%+3,99% 3 = 3,99% b. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam air Kadar sari larut dalam air = berat sari x 100 x berat simplisia 20 100% 87
Lampiran 17. (lanjutan) 1. Kadar sari larut dalam air I Berat Cawan Berat Cawan + Berat Sari Berat Sampel Berat sari = 45,081 g = 45,418 g = 5,0011 g = 33,7 g Kadar sari larut dalam air = 33,7 5,0011 x 100 20 x 100% 2. Kadar sari larut dalam air II Berat Cawan Berat Cawan + Berat Sari Berat Sampel Berat sari = 33,69 % = 43,205 g = 43,536 g = 5,0020 g = 33,1 g Kadar sari larut dalam air = 33,1 5,0020 x 100 20 x 100% 3.Kadar sari larut dalam air III Berat Cawan Berat Cawan + Berat Sari Berat Sampel Berat sari = 33,08 % = 45,211 g = 45,547 g = 5,0020 g = 33,6 g Kadar sari larut dalam air = 33,6 5,0020 x 100 20 x 100% = 33,58% Kadar sari larut dalam air rata-rata = 33,69%+33,08%+33,58% 3 = 33,45% 88
Lampiran 17. (lanjutan) c. Perhitungan hasil penetapan kadar sari yang larut dalam etanol Kadar sari larut dalam etanol = 1. Kadar sari larut dalam etanol I Berat Cawan Berat Cawan + Berat Sari Berat Sampel Berat sari = 44,156 g = 44,252 g = 5,001 g = 9,6 g Kadar sari larut dalam etanol = 9,6 5,001 x 100 20 x 100% 2. Kadar sari larut dalam etanol II Berat Cawan Berat Cawan + Berat Sari Berat Sampel Berat sari = 9,59% = 45,110 g = 45,211 g = 5,002 g = 10,1 g Kadar sari larut dalam etanol = 10,1 5,002 x 100 20 x 100% 3. Kadar sari larut dalam etanol III Berat Cawan Berat Cawan + Berat Sari Berat Sampel Berat sari berat sari x 100 x berat simplisia 20 100% = 10,09% = 45,120 g = 45,232 g = 5,003 g = 10,2 g Kadar sari larut dalam etanol = 10,2 5,003 x 100 20 x 100% = 10,19% Kadar sari larut dalam etanol rata-rata = 9,59%+10,09%+10,19% 3 = 9,96% 89
Lampiran 17. (lanjutan) d. Perhitungan hasil penetapan kadar abu total Kadar abu total = berat abu berat simplisia x 100% 1. Sampel I Berat simplisia = 2,0099 g 2. Sampel II Berat abu = 0,0825 g Kadar abu total = 0,0825 2,0099 x 100% = 4,10% Berat simplisia = 2,1544 g Berat abu 3. Sampel III = 0,0891 g Kadar abu total = 0,0891 2,1544 x 100% = 4,13% Berat simplisia = 2,0133 g Berat abu = 0,0834 g Kadar abu total = 0,0834 2,0133 x 100% = 4,14% Kadar abu total rata-rata = 4,10%+4,13%+4,14% 3 = 4,13% e. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Dalam Asam Kadar abu tidak larut dalam asam = berat abu x berat simplisia 100% 90
Lampiran 17. (lanjutan) 1. Sampel I Berat simplisia = 2,0099 g 2. Sampel II Berat abu = 0,0192 g Kadar abu tidak larut asam = 0,0192 2,0099 x 100% = 0,95% Berat simplisia = 2,1544 g Berat abu 3. Sampel III = 0,0191 g Kadar abu tidak larut asam = 0,0191 x 100% 2,1544 = 0,88 % Berat simplisia = 2,0133 g Berat abu = 0,0207 g Kadar abu tidak larut asam = 0,0207 2,0133 x 100% = 1,03 % Kadar abu tidak larut asam rata-rata = 0,95%+0,88%+1,03% 3 = 0,96% 91
92