LEARNING STYLE INVENTORY SYSTEM BERBASIS FUZZY LOGIC UNTUK MENENTUKAN TIPE BELAJAR SISWA Anik Nurhandayani, S.T, M.T 1, Dwipriyatmoko 2, Novi Dyah Puspitasari 3, Ni mah Faadlilah 4 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No 5 Malang 1 handayani.anik@yahoo.co.id, 2 choei_cruut@yahoo.co.id, 3 vie_218@gmail.com, 4 nikmah_faa@yahoo.com Abstrak Perkembangan di segala bidang sangat mempengaruhi aspek kehidupan manusia, baik dari anak-anak sampai dengan orang dewasa. Anak-anak dan remaja Indonesia merupakan aset yang besar sebagai penerus bangsa. Dewasa ini moral generasi penerus bangsa semakin memburuk, hal ini salah satunya disebabkan oleh pembelajaran dan pembentukan karakter siswa yang belum optimal. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi karakter belajar siswa dalam proses pembelajaran adalah diketahuinya tipe belajar siswa. Dengan metode pembelajaran di sekolah yang sesuai dengan tipe belajar siswa akan dapat mempermudah pendidik dalam menyampaikan informasi dan siswa semakin bisa menyerap pelajaran dengan baik. Learning Style inventory System merupak suatu sistem aplikasi berbasis kecerdasan buatan (fuzzylogic) untuk membantu pengelompokkan sesuai dengan tipe belajar siswa sehingga guru dapat memberikan perlakuan yang tepat kepada siswa serta dapat membantu menuntun kearah pembelajaran moral dan pembetukan karakter yang baik. Sistem ini dibangun menggunakan Visual Basic 2008 (dengan spesifikasi PC Intel Pentium 4, 2.8GHz, 1 GB, HDD 80 GB) Pada akhirnya diharapkan pembangunan karakter bangsa sebagai pencegahan terjadinya penyalahgunaan narkoba dan seks bebas, pornografi serta berbagai kekerasan baik di sekolah (bullying), di rumah, maupun di masyarakat dapat terlakasana. Kata kunci: tipe belajar, pembangunan karakter, sistem fuzzy logic 1. Pendahuluan Dewasa ini moral generasi penerus bangsa semakin memburuk, hal ini salah satunya disebabkan oleh pembelajaran moral dan pembentukan karakter siswa yang kurang optimal di sekolah. Pembelajaran moral dan pembentukan karakter siswa terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung di dalam kelas. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila didukung oleh guru yang mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, karena guru merupakan ujung tombak dan pelaksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah (Depdikbud, 1991/1992), dan sebagai pengembang kurikulum. Guru yang mempunyai kinerja yang baik akan mampu menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Seorang siswa mungkin lebih mudah menerima pelajaran dengan cara melihat, ada pula dengan mendengar tetapi ada juga yang lebih mudah merasakan melalui gerak atau sentuhan. Seorang siswa yang kenal akan dirinya sendiri akan lebih mudah mempelajari hal-hal baru menurut gaya belajar yang dominan dengan menggunakan sistim informasi yang sesuai. Seperti halnya model perilaku manusia, tipe belajar juga merupakan bagian yang terintergral dalam model perilaku manusia, apabila seseorang belajar sesuai dengan tipe belajar yang ia miliki maka ada suatu energi yang membuat lebih mudah menerima hal yang baru. Dengan mengetahui kecenderungan gaya belajar yang dominan proses belajar akan melibatkan daya tangkap indra yang optimal dan akan diketahui bahwa hal ini menghasilkan asosiasi yang lengkap terinci dan sistematis sehingga dengan sendirinya menghasilkan kreasi memori yang cepat. Pemilihan tipe belajar yang tepat dapat membuat siswa merasa lebih nyaman belajar dan dapat menangkap pelarajaran dengan mudah sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat. Berdasarkan uraian tersebut, dibuat suatu program berbasis Artificial Intelligent dengan judul Learning Style Inventory System untuk membantu para pebelajar menemukan tipe atau gaya belajar yang cocok dengan dirinya, sehingga dengan mudah siswa dapat menangkap setiap materi yang diajarkan oleh pendidik. Dengan keadaan tersebut memberikan kemudahan kepada para pendidik untuk mengajarkan dan menggiring siswa mengenai pembelajaran moral dan pembentukan karakter sehingga tujuan pembangunan karakter bangsa sebagai pencegahan terjadinya penyalahgunaan narkoba dan seks bebas, pornografi serta berbagai kekerasan baik di sekolah (bullying), di rumah maupun di masyarakat 2. Landasan Teori a. Tipe-Tipe Belajar
Tipe belajar siswa adalah suatu sikap atau lagak yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, berdasarkan pengalaman yang dialaminya sendiri dengan mempergunakan alat indranya. Terdapat 3 tipe belajar siswa yaitu: Tipe Visual. Mereka dengan tipe ini lebih menyukai belajar ataupun menerima informasi dengan melihat atau membaca. Bila berkomentar demikian; Hal itu bisa saya lihat sekarang. Saya ingin mengetahui gambaran detailnya. Kelihatannya perbuatan orang itu benar. Saya bisa membayangkan betapa menderitanya anda. Saya harus menyusun dulu skema kerjanya. Adapun ciriciri yang lain; (1) Mudah mengingat apa yang dilihat (2) Lebih senang membaca sendiri (3) Dapat membaca cepat (4) Dapat membayangkan kata-kata (5) Tidak terganggu oleh suara (6) Berpenampilan rapi (7) Menyukai mendemontrasikan daripada menjelaskan (8) Kebiasaan mencoret-coret (9) Menyukai seni yang tidak berhubungan dengan musik. Tipe Auditorik. Mereka cenderung belajar atau menerima informasi dengan mendengarkan atau secara lisan. Biasanya perkataannya; Perkataan orang itu kedengarannya benar. Saya dengar apa yang kamu bilang. Dengarkan saya dulu. Saya dengar anda tidak senang atas perlakuan orang itu. Adapun ciri-ciri yang lain adalah; (1) Lebih senang belajar dengan cara mendengarkan (2) Mudah mengingat yang diterangkan daripada melihat (3) Membaca dengan bersuara (4) Mudah terganggu oleh suara berisik (5) Biasanya pembicara ulung (6) Senang berbicara dan berdiskusi (7) Lebih menyukai musik. Tipe. Lebih menyukai belajar atau menerima informasi melalui gerakan atau sentuhan. Biasanya kata-katanya; Rasanya hal itu ada benarnya. Saya kesulitan menangani masalah itu. Coba beri saya contoh konkritnya. Saya masih belum menemukan kepastian. Sepertinya katakata orang itu bisa saya pegang. Adapun ciri-ciri yang lain adalah: (1) Tidak bisa diam saat belajar (2) Tidak dapat duduk diam dalam jangka waktu yang lama (3) Mendekati orang yang diajak berbicara (4) Menggunakan jari sebagai petunjuk (5) Suka menyentuh orang saat bicara (6) Sulit mengingat tempat bila belum pernah ke sana (7) Menyukai bahasa isyarat (8) Menyukai seni tari. b. Fuzzy Systems Fuzzy system yaitu Suatu metode yang dapat mempresentasikan dan menangani masalah ketidakpastian yang dalam hal ini bisa bersifat keraguan, ketidaktepatan, kekuranganlengkapan informasi dan kebenaran yang bersifat sebagian. (Suyanto, 207) 3. Metode Metode yang digunakan yaitu metode reasoning (penalaran), yaitu teknik penyelesaian masalah dengan cara merepresentasikan masalah ke dalam basis pengetahuan menggunakan logic atau bahasa formal (bahasa yang dipahami komputer). Dan logic yang digunakan yaitu fuzzy logic. a. Fuzzyfication Pada program ini yang menjadi crips input adalah nilai dari setiap tes yang terdiri dari tes auditorial, tes visual, dan tes kinestetik. Crips input dari sistem ini adalah 1) : < 5 rendah 2) Visual: < 5 rendah 3) : < 5 rendah Fungsi membership dalam program ini munggunakan fungsi trapesium. 1) Grafik fungsi keanggotaan untuk Gambar 1. Grafik fungsi keanggotaan untuk
-(x-d)(d-c)= -(15-17)(17- (x-a)(b-a)= (15-13)(17-1) Grafik fungsi keanggotaan untuk Visual Gambar 3. Grafik fungsi keanggotaan untuk -(x-d)(d-c)= -(15-17)(17- Gambar 2. Grafik fungsi keanggotaan untuk Visual (x-a)(b-a)= (15-13)(17- a. Inference Secara sintaks aturan fuzzy dituliskan sebagai berikut: IF antecemment THEN consequent -(x-d)(d-c)= -(15-17)(17- (x-a)(b-a)= (15-13)(17-1) Grafik fungsi keanggotaan untuk Aturan Fuzzy I Visual Rendah Sedang Tinggi Rendah * Visual Visual Sedang * Visual Tinggi Aturan Fuzzy secara Sintaks (3 x 3) 1) If is Rendah and Visual is Rendah Then rendah (melihat visual). 2) If is Rendah and Visual is Rendah Then Visual rendah (melihat visual). 3) If is Sedang and Visual is Rendah Then sedang. 4) If is Tinggi and Visual is Rendah Then tinggi. *
Hasil Fuzzy I 5) If is Rendah and Visual is Sedang Then Visual sedang. 6) If is Sedang and Visual is Sedang Then sedang (melihat visual). 7) If is Sedang and Visual is Sedang Then Visual sedang (melihat visual). 8) If is Tinggi and Visual is Sedang Then tinggi. 9) If is Rendah and Visual is Tinggi Then Visual tinggi. 10) If is Sedang and Visual is Tinggi Then Visual tinggi. 11) If is Tinggi and Visual is Tinggi Then tinggi (melihat visual). 12) If is Tinggi and Visual is Tinggi Then Visual tinggi (melihat visual). Aturan Fuzzy II Hasil dari aturan fuzzy I akan dibandingkan dengan aturan fuzzy II, yang diperlihatkan pada tabel dibawah ini: Rendah Sedang Tinggi Rd * Rd * * Visual Rd * Visual Visual * Visual Visual Visual * Aturan Fuzzy secara Sintaks (3 x 3) 1) If is Rendah and is Rendah Then rendah (melihat 2) If is Rendah and is Rendah Then rendah (melihat 3) If is Sedang and is Rendah Then sedang. 4) If is Tinggi and is Rendah Then tinggi. 5) If is Rendah and is Sedang Then sedang. 6) If is Sedang and is Sedang Then sedang (melihat 7) If is Sedang and is Sedang Then sedang (melihat 8) If is Tinggi and is Sedang Then tinggi. 9) If is Rendah and is Tinggi Then tinggi. 10) If is Sedang and is Tinggi Then tinggi. 11) If is Tinggi and is Tinggi Then tinggi (melihat 12) If is Tinggi and is Tinggi Then Visual tinggi (melihat 13) If Visual is Rendah and is Rendah ThenVisual rendah (melihat perbandingan nilai Visual dan 14) If Visual is Rendah and is Rendah Then rendah (melihat perbandingan nilai Visual dan 15) If Visual is Sedang and is Rendah Then Visual sedang. 16) If Visual is Tinggi and is Rendah Then Visual tinggi. 17) If Visual is Rendah and is Sedang Then sedang. 18) If Visual is Sedang and is Sedang Then Visual sedang (melihat perbandingan nilai Visual dan 19) If Visual is Sedang and is Sedang Then sedang (melihat perbandingan nilai Visual dan 20) If Visual is Tinggi and is Sedang Then Visual tinggi. 21) If Visual is Rendah and is Tinggi Then tinggi. 22) If Visual is Sedang and is Tinggi Then tinggi. 23) If Visual is Tinggi and is Tinggi Then Visual tinggi (melihat perbandingan nilai Visual dan 24) If Visual is Tinggi and is Tinggi Then tinggi (melihat perbandingan nilai Visual dan a. Defuzzyfication Setelah perhitungan, sistem akan menampilkan output yang menyatakan user termasuk ke dalam learning style visual, auditorial, atau kinestetik. 3. Analisis Hasil a. Antarmuka (interface) sistem 1) Interface Utama Program
Gambar 4. Tampilan halaman pertama Keterangan dari Gambar 4: a) Judul dari program yang dibuat b) Button tes untuk masuk ke halaman pertama tes Learning Style Inventory System. c) Button help untuk memberikan bantuan ke user apabila user mengalami kesulitan dalam menggunakan program Learning Style Inventory System. d) Button about berisi data pembuat program. 1) Halaman tes Learning Style Inventory Gambar 5. Tampilan halaman tes Keterangan dari Gambar 5: a) Judul dari program yang dibuat b) Ruang untuk mengisi tiap pernyataan c) Button Next untuk masuk ke halaman tes berikutnya dari program Learning Style Inventory. Tombol next tidak akan berfungsi jika semua pernyataan belum diisi. d) Button Back untuk kembali ke halaman awal 1) Tampilan Hasil Tes Gambar 6 memperlihatkan learning style dari seseorang dan penjabaran dari salah satu learning style tersebut. a. Hasil Pengujian Learning Style Inventory System telah di ujicobakan dalam kelompok dengan dengan jumlah 20 orang dan menghasilkan keluaran yang mampu untuk mengelompokkan siswa sesuai dengan tipe belajarnya. 3. Kesimpulan Learning Style Inventory System ini dirancang menggunakan fuzzy logic. Dimana dalam program ini dapat melihat style belajar seseorang dari jawaban-jawaban setiap pernyataan-pernyatan yang terdapat dalam setiap pilihan style belajar. Style belajar yang ditampilkan dalam program ini memiliki 3 macam style yaitu visual, auditorial dan kinestetik. Dari program ini dapat diketahui mana style yang cocok dengan user dan juga saran cara belajar yang efektif untuk user sesuai dengan tipe balajarnya. Setelah menggunakan sistem aplikasi ini diharapkan siswa dapat dikelompokkan berdasarkan tipe belajarnya dan dapat mempermudah pendidik dalam menyampaikan informasi serta dapat membantu pendidik menuntun siswa kearah pembelajaran moral dan pembetukan karakter yang baik 4. Saran Learning Style Inventory System dapat ditindaklanjuti dengan lebih luas dengan diujicobakan kepada kelompok yang lebih besar untuk perbaikan-perbaikan dalam pengembangan kedepannya. Daftar Pustaka: Gambar 6. Tampilan hasil tes [1] Suyanto, ST., Msc. 2007. Artificial Intelligence Searching, Reasoning, Planning, and Learning. Bandung: Informatika [2] Porter. De Bobbi dan Hernacki. 1999. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung : Kaifa