BAB II KEMAHIRAN BERBAHASA ARAB

dokumen-dokumen yang mirip
34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

BAB III PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN BAHASA ARAB

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TULIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. lebih terfokus. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan dengan

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH SMP KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

KISI-KISI SOAL. Tahun Pelajaran : 2014/ Menentukan persamaan isi berita.

KISI-KISI SOAL KOMPETENSI PROFESIONAL BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA

35. BAHASA INDONESIA SMALB - A, D, DAN E (TUNANETRA, TUNA DAKSA RINGAN, DAN TUNA LARAS)

PERATURAN BADAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN NOMOR: 013/P/BSNP/XII/2011 TENTANG

SILABUS. Mendengarkan diskusi Merangkum seluruh isi pembicaraan. Menanggapi rangkuman yang dibuat teman. Mendengarkan pendapat seseorang

Ringkasan Materi Bahasa Indonesia

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 3 Beban belajar : 4 SKS. Materi Pembelajaran

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. deskripsi, eksposisi, argumentasi, proposal, surat resi, surat dinas, rangkuman,

MODEL PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBAHASA BERBASIS ICT. Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd. * )

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks. Materi Pembelajaran.

USUL KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PROGRAM PENGEMBANGAN INDIVIDUAL DOSEN TAHUN 2014/2015

MENDEDAH PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA ERA GLOBAL. Andoyo Sastromiharjo *)

Bagi siswa, buku ajar menjadi sumber belajar utama. Bagi guru, berfungsi sebagai salahsatu sumber pembelajaran. Menyediakan struktur dan penerapan

Oleh Justianus Tarigan Dr. Abdurahman A., M.Hum.

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TANGGAL 13 OKTOBER 2009 KISI-KISI UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SILABUS PEMBELAJARAN

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

MATA PELAJARAN BAHASA SUNDA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Pengalaman Belajar

PROGRAM SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

SILABUS PEMBELAJARAN

Dwi Pratama Sari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Medan ABSTRAK

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

Bahasa dan Sastra Indonesia

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, baik untuk bertutur maupun untuk memahami atau mengapresiasi

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bahasa dan Sastra Indonesia 3. untuk. SMP/MTs Kelas IX. Maryati Sutopo. Kelas VII. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

Atikah Anindyarini Yuwono Suhartanto

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH BAHASA INDONESIA SMK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Bahasa dan Sastra Indonesia

Prakata. iii. Bandung, September Penulis

2016, No MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG STANDAR KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA. BAB I KETENTUAN

Bahasa dan Sastra Indonesia 3

F. Kisi-Kisi Soal Ujian Nasional SMALB. 40. BAHASA INDONESIA SMALB B (Tunarungu)

KOMPETENSI INTI (KI) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

90. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/SEKOLAH MENENGAN KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/SMK/MA/MAK)

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

Budi Waluyo Rudi Adi Nugroho BAHASA INDONESIA. Tingkat Semenjana. untuk SMK Kelas X. Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional

3. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDONESIA SMA/SMK/MA/MAK

KODE MATA KULIAH PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 diimplementasikan di sekolah secara bertahap mulai tahun

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam penerapan pendekatan, metode, dan teknik dalam pengajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizqi Aji Pratama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

SATUAN ACARA TUTORIAL (SAT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KURIKULUM SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN Bahan Kelas/Semester. X/1 Gagasan pokok paragraf. Informasi yang sesuai dengan isi paragraf

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran, Hamalik (2008: 3) Pembelajaran adalah proses interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

MEMBANGUN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI IMAGE STREAMING. oleh Dr. Andoyo Sastromiharjo, M.Pd *)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

35. BAHASA INDONESIA SMALB - A, D, DAN E (TUNANETRA, TUNADAKSA RINGAN, DAN TUNALARAS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaran/Kode : Bahasa Indonesia 4 (IND 4) Beban : 2 SKS

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

PROSIDING ISBN

PERSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KOTA YOGYAKARTA TERHADAP KESUSASTERAAN INDONESIA MODERN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan

DESKRIPSI KOMPONEN BUKU TEKS PEGANGAN SISWA MATAPELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X SMA BERDASARKAN KURIKULUM 2013

KISI-KISI UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAHASA INDONESIA UNTUK SMP KELAS VIII. Yulianti Setyorini Wahono. BAHASA INDONESIA UNTUK KELAS VIII - i

Transkripsi:

BAB II KEMAHIRAN BERBAHASA ARAB Kemahiran mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir dalam berbahasa Arab merupakan hal yang perlu dilihat dalam menentukan sikap bahasa mereka. Bahasa Arab yang dimaksudkan di sini adalah BAF yang dapat diukur kemampuannya. Pada penelitian ini uji kemahiran berbahasa dilihat dari empat aspek yakni memahami, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat aspek ini dibuat enam derajat atau tingkatan nilai yakni dimulai dari Mumta>z (tingkatan nilai tertinggi), Jayyid Jiddan, Jayyid, Maqbu>l, Dha i>f, dan Dha i>f Jiddan (tingkatan terendah). Keenam tingkatan nilai tersebut kemudian disepadankan dengan tingkatan nilai dalam Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) yakni Istimewa untuk Mumta>z, Sangat Unggul untuk Jayyid Jiddan, Unggul untuk Jayyid, Madya untuk Maqbu>l, Semenjana untuk Dha i>f, dan Marginal untuk Dha i>f Jiddan (badanbahasa.kemdikbud.go.id). Sebenarnya, dalam UKBI terdapat tujuh tingkatan nilai, namun tingkatan ketujuh yakni Terbatas sangat jarang bahkan hampir tidak ada. Maka dari itu, penelitian ini hanya menggunakan keenam tingkatan nilai di atas. Kemahiran berbahasa diujikan kepada 100 responden yang dipilih secara acak dalam penelitian ini. Berikut hasil kuesioner kemahiran berbahasa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir. A. Memahami/Maha>ratul-Fahmi Aspek memahami merupakan aspek yang menunjukkan tingkatan kemahiran seseorang dalam memahami bahasa baik secara lisan maupun tulisan seperti 27

28 memahami penyampaian berita, laporan, saran, pidato, wawancara, diskusi, seminar, puisi, novel (Sastromiharjo, 2012: 2) dan lain sebagainya dengan bahasa Arab. Untuk mengetahui aspek tersebut pada mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir, maka dihadirkan enam derajat atau tingkatan nilai yang kemudian diberikan kepada 100 mahasiswa yang dipilih sebagai sampel atau responden. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, hasil kuesioner tersebut tergambar pada diagram berikut : 17% 21% 1% 9% 0% Aspek Memahami 52% (Istimewa) (Sangat Unggul) (Unggul) (Madya) (Semenjana) (Marginal) Diagram 1. Persentase Aspek Memahami Pada diagram di atas, disebutkan enam tingkatan nilai yang dihadirkan dan juga persentase yang didapat dari 100 responden. Berikut penjelasan hasil berdasarkan keenam tingkatan nilai pada aspek memahami. 1. Mumta>z (Istimewa) Pada aspek memahami, tingkatan mumta>z dinilai sebagai tingkatan tertinggi. Yakni jika mahasiswa memilih tingkatan mumta>z pada aspek

29 memahami maka mahasiswa dinilai dapat menguasai bahasa Arab dengan sempurna, baik secara lisan maupun tulisan, bahkan dalam komunikasi keilmiahan, yang bersangkutan (mahasiswa) tidak mengalami kendala. Mahasiswa dinilai dapat memahami bahasa Arab dalam berbagai konteks, misalnya percakapan secara langsung antara mahasiswa A dengan mahasiswa B menggunakan BAF, keduanya saling memahami dengan sempurna maksud yang disampaikan oleh pihak penutur dan lawan tutur sehingga tidak timbul adanya kesalahpahaman atau-pun ketidakpahaman dari salah satu mahasiswa dalam memahami maksud yang disampaikan. mumta>z pada aspek memahami mencapai 52 %. Persentase ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh mahasiswa Universitas Canal Suez yang menjadi sampel pada penelitian ini dapat memahami bahasa Arab secara sempurna (mumta>z). 2. Jayyid Jiddan (Sangat Unggul) Tingkatan jayyid jiddan merupakan tingkatan nilai tertinggi kedua setelah mumta>z. Jika mahasiswa memilih tingkatan jayyid jiddan pada aspek memahami maka mahasiswa dinilai memiliki kemahiran yang sangat tinggi berkomunikasi dalam bahasa Arab. Biasanya, mahasiswa hanya mengalami sedikit kendala dalam komunikasi keilmiahan. jayyid jiddan pada aspek memahami mencapai 21 %. Persentase ini menunjukkan bahwa 21 dari 100 responden yang merupakan mahasiswa Universitas Canal Suez memiliki kemahiran memahami yang sangat tinggi dalam berkomunikasi bahasa Arab (jayyid jiddan).

30 3. Jayyid (Unggul) Mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang memilih tingkatan jayyid pada aspek memahami, dinilai memiliki kemahiran yang tinggi berkomunikasi dalam bahasa Arab. Namun, untuk keperluan komunikasi keilmiahan dan keprofesian yang kompleks yang bersangkutan (mahasiswa) masih mengalami kendala. jayyid pada aspek memahami mencapai 17 %. Persentase ini menunjukkan bahwa terdapat 17 dari 100 mahasiswa Universitas Canal Suez memiliki kemahiran memahami yang tinggi dalam berkomunikasi bahasa Arab (jayyid). 4. Maqbu>l (Madya) Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan, tingkatan maqbu>l pada aspek memahami mencapai 9 %. Angka persentase pada tingkatan ini semakin kecil, dari tingkatan-tingkatan sebelumnya. Hanya 9 mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang memilih maqbu>l pada aspek memahami. Hal ini menunjukkan bahwa pada aspek memahami, semakin rendah tingkatan nilai kemahiran berbahasa Arab, maka semakin rendah pula persentase pemilihannya. Pada tingkatan ini, mahasiswa dinilai memadai namun masih mengalami kendala memahami komunikasi yang bersifat keilmiahan dan kompleks. Misalnya dalam pertemuan formal atau seminar keilmiahan, mahasiswa masih sulit memahami materi yang disampaikan menggunakan bahasa Arab. Tingkatan ini sejajar dengan tingkatan madya yakni menunjukkan kemampuan memadai.

31 5. Dha i>f (Semenjana) Persentase tingkatan dha i>f pada aspek memahami hanya 1 %. Persentase ini menunjukkan bahwa hanya ada 1 dari 100 responden yang memiliki tingkatan dha i>f dalam aspek ini. Mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang memilih tingkatan dha i>f pada aspek memahami, dinilai cukup memadai, umumnya, hanya mampu berkomunikasi untuk keperluan keprofesian dan kemasyarakatan yang tidak kompleks. Hal ini berarti mahasiswa hanya dapat berkomunikasi dengan bahasa Arab dalam konteks sehari-hari, yakni tidak dalam pembahasan diluar profesinya dan bersifat umum. B. Berbicara/Maha>ratut-Tachadduts Aspek berbicara merupakan aspek yang menunjukkan kemahiran berbahasa seseorang dalam wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi seperti dalam kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, presentasi hasil penelitian, mengomentari pembacaan puisi, pementasan drama (Sastromiharjo, 2012: 2) serta berbagai konteks yang lainnya dengan bahasa Arab. Untuk mengetahui aspek tersebut pada mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir, dihadirkan pula enam tingkatan nilai yang kemudian diberikan kepada 100 mahasiswa yang dipilih sebagai sampel atau responden. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, hasil kuesioner tersebut tergambar pada diagram berikut.

32 Aspek Berbicara 2% 0% 10% 14% 51% 23% Diagram 2. Persentase Aspek Berbicara Pada diagram di atas, disebutkan enam tingkatan nilai yang dihadirkan dan juga persentase yang didapat dari 100 responden. Berikut penjelasan hasil berdasarkan keenam tingkatan nilai pada aspek memahami. 1. Mumta>z (Istimewa) Apabila mahasiswa memilih tingkatan mumta>z pada aspek berbicara, maka mahasiswa dinilai dapat menguasai bahasa Arab dengan sempurna, yakni secara lisan mereka dapat berbicara dengan baik, baik dalam komunikasi sehari-hari maupun keilmiahan dan kompleks, yang bersangkutan (mahasiswa) tidak mengalami kendala. Misalnya dalam forum diskusi keilmiahan, mahasiswa tidak mengalami kendala dengan istilah-istilah ilmiah berbahasa bahasa Arab, dan dapat berbicara dengan baik dalam forum tersebut. mumta>z pada aspek berbicara mencapai 51 %. Persentase ini berarti tingkat

33 kemahiran berbahasa bahasa Arab pada aspek berbicara juga tinggi, dengan persentase lebih dari 50 %. 2. Jayyid Jiddan (Sangat Unggul) jayyid jiddan pada aspek berbicara mencapai 23 %. Persentase ini menunjukkan bahwa 21 mahasiswa Universitas Canal Suez yang menjadi responden memiliki kemahiran berbicara yang sangat tinggi dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab (jayyid jiddan). Mahasiswa yang memilih tingkatan jayyid jiddan pada aspek berbicara dinilai memiliki kemahiran yang sangat tinggi dalam berbicara dengan bahasa Arab. Biasanya, ia hanya mengalami sedikit kendala dalam komunikasi keilmiahan. 3. Jayyid (Unggul) Mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang memilih tingkatan jayyid pada aspek berbicara, maka mahasiswa tersebut dinilai memiliki kemahiran yang tinggi berkomunikasi dalam bahasa Arab. Namun, mereka masih mengalami kendala pada komunikasi keilmiahan dan keprofesian yang kompleks sehingga mereka tidak dapat berbicara secara sempurna pada konteks tersebut. jayyid pada aspek berbicara mencapai 14 %. Persentase ini menunjukkan bahwa terdapat 14 dari 100 mahasiswa Universitas Canal Suez memiliki kemahiran berbicara yang tinggi dalam berkomunikasi bahasa Arab (jayyid).

34 4. Maqbu>l (Madya) Apabila mahasiswa memilih tingkatan maqbu>l pada aspek berbicara maka mahasiswa dinilai masih mengalami kendala berkomunikasi untuk keperluan keprofesian yang kompleks dan untuk keperluan keilmiahan. Namun, tingkatan ini masih menunjukkan kemampuan yang memadai. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan, tingkatan maqbu>l pada aspek berbicara mencapai 10 %. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 10 responden yang memiliki tingkat kemahiran memadai dalam berbicara bahasa Arab, hanya saja mereka masih sangat kesulitan dalam berbicara bahasa Arab untuk keperluan keilmiahan dan kompleks. 5. Dha i>f (Semenjana) Pada tingkatan dha i>f, mahasiswa yang memilih tingkatan ini pada aspek berbicara, maka mereka dinilai cukup memadai. Mereka hanya mampu berkomunikasi untuk keperluan keprofesian dan kemasyarakatan yang tidak kompleks. Yakni mahasiswa hanya dapat berkomunikasi dengan bahasa Arab dalam konteks sehari-hari, yakni tidak dalam pembahasan diluar profesinya dan bersifat umum. dha i>f pada aspek berbicara hanya 2 %. Persentase ini menunjukkan bahwa terdapat 2 dari 100 responden yang memiliki tingkatan dha i>f dalam aspek ini.

35 C. Membaca/Maha>ratul-Qira>ʻah Aspek membaca merupakan aspek yang menunjukkan kemahiran seseorang secara lisan dalam membaca suatu wacana tulis teks nonsastra seperti grafik, tabel, artikel, buku-buku pelajaran, jurnal, teks pidato, serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat, novel, biografi, puisi kontemporer (Sastromiharjo, 2012: 2) berbahasa Arab. Untuk mengetahui aspek tersebut pada mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir, maka dihadirkan pula enam tingkatan nilai yang kemudian diberikan kepada 100 mahasiswa yang dipilih sebagai sampel atau responden. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, hasil kuesioner tersebut tergambar pada diagram berikut : Aspek Membaca 10% 1% 4% 0% 19% 66% Diagram 3. Persentase Aspek Membaca Pada diagram di atas, disebutkan enam tingkatan nilai yang dihadirkan dan juga persentase yang didapat dari 100 responden. Berikut penjelasan hasil berdasarkan keenam tingkatan nilai pada aspek membaca.

36 1. Mumta>z (Istimewa) Seperti pada aspek sebelumnya, pada aspek membaca, apabila mahasiswa memilih tingkatan mumta>z, maka mahasiswa dinilai dapat membaca wacana teks berbahasa Arab dengan sempurna, baik pada wacana teks nonsastra maupun sastra, yang bersangkutan (mahasiswa) tidak mengalami kendala. mumta>z pada aspek membaca mencapai 66 %. Persentase ini berarti tingkat kemahiran berbahasa bahasa Arab pada aspek membaca juga tinggi, dengan persentase lebih dari 50 %. 2. Jayyid Jiddan (Sangat Unggul) Apabila mahasiswa memilih tingkatan jayyid jiddan pada aspek membaca, maka mahasiswa dinilai dapat membaca wacana teks berbahasa Arab dengan sangat baik, baik pada wacana teks nonsastra maupun sastra, meskipun masih mengalami sedikit kendala pada teks nonsastra dan teks yang kompleks. jayyid jiddan pada aspek membaca mencapai 19 %. Persentase ini menunjukkan bahwa 19 mahasiswa Universitas Canal Suez yang menjadi responden memiliki kemahiran membaca yang sangat tinggi dengan bahasa Arab. 3. Jayyid (Unggul) jayyid pada aspek membaca mencapai 10 %. Persentase ini menunjukkan bahwa

37 terdapat 10 dari 100 mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir memiliki kemahiran membaca yang tinggi (jayyid). Mahasiswa memilih tingkatan jayyid pada aspek membaca, dinilai dapat membaca wacana teks berbahasa Arab dengan baik. Namun, mereka masih mengalami kendala pada teks nonsastra yang bersifat keilmiahan dan teks yang bersifat kompleks, sehingga mereka tidak dapat membaca dengan lancar teks tersebut. 4. Maqbu>l (Madya) Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan, tingkatan maqbu>l pada aspek membaca mencapai 4 %. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang memiliki nilai maqbu>l pada aspek membaca rendah. Mahasiswa yang memilih tingkatan maqbu>l pada aspek membaca, dinilai masih mengalami kendala dalam membaca wacana tulis yang bersifat kompleks dan bersifat keilmiahan (nonsastra). 5. Dha i>f (Semenjana) Apabila mahasiswa memilih tingkatan dha i>f pada aspek membaca maka mahasiswa dinilai memiliki kemahiran membaca yang cukup rendah. Yakni mereka hanya mampu membaca wacana teks yang mudah dan dekat dengan kehidupan sehari-hari (bersifat umum). dha i>f pada aspek berbicara hanya 1 %. Persentase ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki nilai pada tingkatan ini sangat rendah.

38 D. Menulis/Maha>ratul-Kita>bah Menulis merupakan kemahiran berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung bersitatap muka (Tompkins dalam Isnendes, 2015: 4). Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, teks pidato, proposal, surat dinas, surat dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esei (Sastromiharjo, 2012: 2) yang berbahasa Arab. Untuk mengetahui aspek tersebut pada mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir, dihadirkan enam tingkatan nilai yang kemudian diberikan kepada 100 mahasiswa yang dipilih sebagai sampel atau responden. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada responden, hasil kuesioner tersebut tergambar pada diagram berikut. 2% 1% Aspek Menulis 9% 5% 18% 65% Diagram 4. Persentase Aspek Menulis

39 1. Mumta>z (Istimewa) Apabila mahasiswa memilih tingkatan mumta>z pada aspek menulis, maka mahasiswa dinilai dapat menulis bahasa Arab dengan sempurna, yakni mereka dapat menulis sebuah wacana tulis dengan sempurna, baik sebuah teks yang bersifat keilmiahan maupun teks sastra. mumta>z pada aspek berbicara mencapai 65 %. Persentase ini berarti tingkat kemahiran berbahasa bahasa Arab pada aspek menulis adalah tinggi. Hal ini melihat bahwa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir dituntut untuk dapat membuat tulisan yang baik terutama tulisan ilmiah seperti jurnal dan paper guna memenuhi tugas kuliah mereka. 2. Jayyid Jiddan (Sangat Unggul) jayyid jiddan pada aspek menulis mencapai 18 %. Persentase ini menunjukkan bahwa 18 mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang menjadi responden memiliki kemahiran menulis yang sangat tinggi, sehingga mereka dapat menulis teks berbahasa Arab dengan sangat baik. Mahasiswa yang memilih tingkatan jayyid jiddan pada aspek menulis, maka mahasiswa dinilai memiliki kemahiran menulis dengan bahasa Arab yang sangat tinggi. Biasanya, ia hanya mengalami sedikit kendala dalam penulisan keilmiahan.

40 3. Jayyid (Unggul) Mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang memilih tingkatan jayyid pada aspek menulis, maka mahasiswa tersebut dinilai memiliki kemahiran yang tinggi dalam aspek ini menggunakan bahasa Arab. Namun, mereka juga masih memiliki kendala dengan menulis teks yang bersifat keilmiahan. jayyid pada aspek menulis mencapai 9 %. Persentase ini menunjukkan bahwa terdapat 9 dari 100 mahasiswa Universitas Canal Suez memiliki kemahiran menulis yang tinggi menggunakan bahasa Arab (jayyid). 4. Maqbu>l (Madya) Apabila mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir memilih tingkatan maqbu>l pada aspek menulis, maka mahasiswa dinilai masih cukup memadai dalam menulis, namun masih mengalami kendala dalam menyusun teks yang kompleks. Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan, tingkatan maqbu>l pada aspek menulis mencapai 5 %. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 5 responden yang berasal dari Universitas Canal Suez Mesir memiliki tingkat kemahiran cukup memadai dalam menulis dengan bahasa Arab, hanya saja mereka masih mengalami kesulitan dalam menemukan ide menulis hal-hal yang bersifat kompleks dengan bahasa Arab.

41 5. Dha i>f (Semenjana) Mahasiswa yang memilih tingkatan ini pada aspek menulis, maka mereka dinilai memiliki kemahiran menulis yang cukup rendah. Mereka masih kesulitan dalam menyusun/ menulis teks yang bersifat keilmiahan maupun kompleks. Mereka hanya mampu menulis untuk keperluan kemasyarakatan yang tidak kompleks. Yakni mahasiswa menulis pembahasan seputar profesinya dan bersifat umum. dha i>f pada aspek menulis hanya 2 %. Persentase ini menunjukkan bahwa terdapat 2 dari 100 responden mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang memiliki tingkatan dha i>f dalam aspek ini. 6. Dha i>f Jiddan (Marginal) Berdasarkan hasil kuesioner yang disebarkan ke 100 responden, hanya 1 % yang menunjukkan kemahiran menulis mahasiswa Universitas Canal Suez pada tingkatan dha i>f jiddan. Oleh karena itu, hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih dapat menulis teks berbahasa Arab dengan baik, dan sedikit mahasiswa saja yang masih perlu ditingkatkan kemahiran berbahasanya terutama dalam aspek menulis. Mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir yang memilih tingkatan dha i>f jiddan pada aspek menulis, maka dinilai tidak memadai atau tidak kompeten dalam menulis menggunakan bahasa Arab. Mereka mengalami kesulitan menulis menggunakan bahasa Arab karena jarang menggunakan bahasa Arab dalam kegiatan tulis-menulis.

42 Berdasarkan keempat aspek kemahiran berbahasa tersebut, hasil yang ditunjukkan oleh responden memiliki rata-rata yang relatif sama. Mayoritas mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir memiliki nilai pada tingkatan mumta>z hingga jayyid, dan sedikit yang memiliki nilai maqbu>l bahkan dha i>f maupun dha i>f jiddan. Hal ini ditunjukkan dengan persentase yang cukup tinggi pada tingkatan mumta>z hingga jayyid pada keempat aspek tersebut, dan sedikit persentase yang menunjukkan pada tingkatan maqbu>l hingga dha i>f jiddan. Jika dihubungkan kemahiran berbahasa bahasa Arab mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir dengan sikap bahasa mereka, maka keduanya sangat berhubungan. Kemahiran berbahasa menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Arab di berbagai aspek. Jika kemahiran berbahasa mahasiswa itu baik, maka kemungkinan sikap bahasa mereka terhadap bahasa Arab juga baik. Kemahiran berbahasa menjadi salah satu acuan dalam menentukan sikap bahasa mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir. Namun, kemahiran berbahasa juga tidak dapat menjadi acuan mutlak dalam menentukan sikap bahasa mahasiswa terhadap bahasa Arab, dilihat pula penggunaan dan pemilihan bahasa yang digunakan oleh mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir dalam kehidupan sehari-hari, lingkungan akademik, dan berbagai konteks yang ada dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan sikap tidak bisa lepas dengan kehidupan masyarakat baik dalam aspek sosial, akademik, politik, maupun dalam aspek keagamaan. Maka dari itu, kemahiran berbahasa menjadi salah satu acuan dalam kemampuan berbahasa mereka, yang kemudian diaplikasikan di kehidupan

43 bermasyarakat. Jika kemampuan berbahasa ini diaplikasikan atau dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat, maka hal ini dapat menunjukkan sikap yang positif terhadap bahasa Arab. Kemahiran berbahasa dapat menjadi modal seorang mahasiswa Universitas Canal Suez Mesir untuk bersikap positif terhadap bahasa Arab.