BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap data di lapangan dan kuesioner masyarakat dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Elemen yang menjadi identitas adalah sebagai berikut: a. Bangunan Pasar Beringharjo, Benteng Vredeburg, dan Gedung Agung dianggap sebagai identitas dari segi elemen fixed. b. Lampu penerangan jalan dianggap sebagai identitas dari segi elemen semi-fixed. c. Andong, becak, kegiatan jual beli PKL cinderamata dan kegiatan di depan Benteng Vredeburg dianggap sebagai identitas dari segi elemen non-fixed. 2. Elemen Kantor Gubernur DIY, papan nama jalan, tugu jam, kursi taman, pedestrian depan Benteng Vredeburg, pedestrian sepanjang arkade, dan kegiatan PKL makanan lesehan berpotensi menjadi identitas. Elemen yang berpotensi sebagai identitas Maliobor0 dinilai dari beberapa kelompok responden yang menilai dengan skor diatas nilai minimum untuk variabel tertentu. 3. Masyarakat cenderung menilai bahwa elemen yang bergaya tradisional, unik, dan memiliki nilai sejarah sebagai identitas. 161
6.2. Rekomendasi Hasil kesimpulan dari penelitian yang menyebutkan bahwa masih dianggap sebagai identitas Kota Yogyakarta meskipun penataan kawasannya dianggap belum optimal sehingga perlu adanya tindakan yang menyeluruh. Penataan ini bertujuan untuk dapat mengendalikan perkembangan kawasan yang tidak sesuai dengan karakter dan ciri khasnya. Rekomendasi yang dapat diusahakan adalah pengembangan elemen fisik dan sistem dalam kawasan itu sendiri. Dalam hal ini rekomendasi penataan kawasan untuk memperkuat identitas adalah sebagai berikut: a. Memperkuat elemen bangunan sebagai identitas Pasar Beringharjo memiliki kecenderungan penilaian yang rendah untuk indikator elemen yang bagus dan disukai masyarakat. Dimana lingkungan sekitar pasar masih tampak semrawut. Sehingga perlu beberapa langkah penataan yang nantinya sebagai dasar penataan elemen bangunan yang menjadi identitas, yaitu sebagai berikut: a. Parkir kendaraan tidak diperbolehkan di depan bangunan b. Membentuk plaza di depan bangunan. Plaza ini nantinya akan menjadi ruang publik bagi masyarakat menikmati bangunan yang menjadi identitas dan menikmati suasananya. Plaza dengan elemen-elemen pendukung masyarakat untuk nyaman berada disana namun tidak menghalangi visual ke bangunan. c. PKL tidak diperbolehkan berdagang di depan bangunan 162
Gambar 6.1. Rekomendasi Desain Plaza Depan Pasar Beringharjo b. Membentuk ruang bagi PKL makanan untuk menjadi identitas PKL makanan memiliki potensi menjadi identitas, sehingga perlu penataan yang baik agar keberadaan PKL makanan mempercantik koridor. PKL makanan akan ditata disepanjang pedestrian yang saat ini menjadi parkir motor. Gambar 6.2. Rekomendasi Desain PKL Makanan di Pedestrian 163
c. Penataan tempat mangkal andong dan becak Becak dan andong merupakan identitas, namun tempat mangkal yang tidak teratur menjadikan keberadaan andong dan becak kadang mengganggu pengguna jalan lainnya. Gambar 6.3. Rekomendasi Desain Tempat Mangkal Becak dan Andong di d. Penataan Arkade dan PKL Cinderamata Pedestrian sepanjang arkade merupakan identitas, namun pedestrian tersebut memiliki permasalahan dengan lebar jalur yang tidak cukup menampung jumlah pejalan kaki. Penataan arkade sepanjang koridor pejalan kaki dan PKL cinderamata ditekankan pada usaha untuk mengurangi kemacetan dan memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Penataan tersebut antara lain sebagai berikut: a. Warna paving Membedakan warna paving antara untuk jalur pejalan kaki yang tidak boleh digunakan untuk berjualan dan paving warna lain untuk daerah 164
yang boleh dijadikan tempat berjualan. Sehingga dengan warna paving yang berbeda tersebut menjadi sebuah cara pemerintah menegakan aturan secara tidak langsung. b. Bentuk dan ukuran gerobak PKL Bentuk dan ukuran gerobak PKL harus diseragamkan sehingga dapat mengatur peletakan dengan lebih baik. Selain itu juga memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Gambar 6.4. Rekomendasi Desain PKL Cinderamata di Pedestrian 165