BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)


Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

AKUNTANSI UNTUK LEASING

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB II LANDASAN TEORI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang

BAB III METODE PENELITIAN

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha.

ABSTRAK. Keywords: peranan, sewa guna usaha (leasing), penerimaan pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha

Gerson Philipi Rianto F

BAB 1 PENDAHULUAN. pasca krisis tahun 1997, dengan kebijakan tersebut pemerintah berusaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan

Oleh : Tita Safitriawati. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri konstruksi merupakan industri yang paling diwarnai

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu.

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. merupakan hal yang paling penting dalam meningkatkan pembangunan nasional dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sedikit dari masyarakat Indonesia yang dapat dikategorikan termasuk dalam

STIE DEWANTARA Manajemen Leasing, Dana Pensiun & Modal Ventura

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN SUB SEKTOR LEMBAGA PEMBIAYAAN DI INDONESIA Sejarah Perusahaan Sub Sektor Lembaga Pembiayaan

OPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA. Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi saat ini, perusahaan tentu ingin selalu

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL

BAB I PENDAHULUAN. Dalam praktiknya tidak semua perusahaan memperoleh laba seperti yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Analisis Aktivitas Pendanaan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

a. Mencapai volume penjualan tertentu. b. Mendapat laba tertentu. c. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perihal : Permohonan Menjadi Responden Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. PT.DNM dan Grup dimulai dalam bisnis konstruksi sipil sejak tahun 1977.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Sewa Guna Usaha 1. Definisi Sewa Guna Usaha Leasing Definisi sewa guna usaha (Suandy, 2008), yakni "Sewa guna usaha adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna barang modal),lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan barangmodal selama jangka waktu tertentu, dengan suatu imbalan berkaladari lessee yang besamya tergantung dari perianjian antara lessor dengan lessee, lessee dapat diberikan hak opsi (option right) untukmembeli barang modal tersebut pada akhir masa kontrak". BerdasarkanKMK No. 1169/KMK.01/1991, leasingadalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewaguna-usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh Lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. 2. Tujuan Pelaksanaan Sewa Guna Usaha (Suandy, 2008) Leasing memberikan peluang menarik bagi pengusaha, karena mempunyai keunggulan-keunggulan yaitu karena, a) Proses pengadaan peralatan modal relatif lebih cepat dan tidak memerlukan jaminan kebendaan, prosedurnya sederhana dan tidak ada keharusan melakukan studi kelayakan yang memakan waktu lama. 6

7 b) Pengadaan kebutuhan modal alat-alat berat dan mahal dengan teknologi tinggi sangat meringankan terhadap kebutuhan cash flow mengingat sistem pembayaran angsuran berjangka panjang c) Posisi cash flow perusahaan akan lebih baik dan biaya-biaya modal menjadi lebih murah dan menarik. d) Perencanaan keuangan perusahaan lebih mudah dan sederhana. 3. Jenis Sewa Guna Usaha Menurut (Suandy, 2008), sewa guna usaha dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu: a. Sewa Guna Usaha Pembiayaan (finance lease/capital lease) Sewa Guna Usaha Pembiayaan adalah sewa guna usaha (leasing) di manapenyewa (lessee) pada akhir masa kontrak mempunyai hakopsi untuk membeli objek sewa guna usahaberdasarkan nilai sisa yang disepakati. b. Sewa Menyewa Biasa (Operating Lease) Sewa menyewa biasa adalah sewa guna usaha di mana penyewa (lessee) pada akhir masa kontrak tidak mempunyai hak opsi untukmembeli objek sewa guna usaha) tersebut. c. Sewa Guna Usaha Penjual ( Sales-Type Lease) Ada dua alasan utama perusahaan sebagai lesseelebih memilih sewa guna usaha yaitu: 1) Tidak disyaratkan adanya uang muka (down payment)

8 Sewa guna usaha tidak mensyaratkan adanya uang muka dalam jumlah yang besar, berbeda dengan pembayaran secara cicilan. Hal ini mengakibatkan perusahaan dapat mengalihkan dananya untuk lebih mengembangkan usahanya atau investasi lainnya. 2) Terhindar dari risiko kepemilikan atas barang modal Semakin tinggi nilai barang modal yang dimiliki, semakin tinggi pula risiko terjadinya kerusakan, kehilangan, keusangan serta perubahan nilai aktiva akibat perubahan situasi ekonomi. Dengan sewa guna usaha, perusahaan akan lebihfleksibel dalam mengatasi masalah tersebut dan terhindar dari pemborosan sumber daya yang tidak perlu. 4. Pelaksanaan Transaksi Sewa Guna Usaha. Menurut (Kasmin,2004) Transaksi sewa guna usahadapat dibagi menjadi dua yaitu: a. Direct lease (sewa menyewa usaha langsung) Dalam transaksi ini leasse belum pernah memiliki barang modal yang memiliki objek leasing sehingga atas permintaannya lessor membeli barang modal tersebut. b. Sale and leaseback (Penjualan dan Penyewaan kembali) Dalam transaksi ini, leasse terlebih dahulu menjual barang modal yang sudah dimlikinya kepada lessor dan atas barang modal yang sama ini kemudian dilakukan kontrak leasing antara leasse (pemilik semula) dengan lessor. Salah satu perusahaan leasing akan di tunjuk sebagai koordinator leassecukup berkomunikasi dengan perusahaan ini untuk

9 melaksanakan segala sesuatu yang menyangkut transaksi leasing. Pelaksanaan transaksi ini dilakukan baik melalui sale and leaseback. 5. Manfaat Pembiayaan Melalui Sewa Guna Usaha Melalui sewa guna usaha terdapat manfaat dalam pembiayaan aktiva tetap. Menurut (Triandaru, Sigit 2006) Ada beberapa manfaat dari sewa guna usaha yaitu: a. Menghemat Modal Penggunaan sistem leasing memungkinkan lessee menghemat modal kerja. Untuk memulai usaha, lessee tidak perlu menyediakan dana dalam jumlah yang besar untuk menyiapkan barang-barang modal. Dana yang tersedia dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain yang lebih urgent. b. Diversifikasi sumber-sumber pembiayaan Adanya sumber pembiayaan selain dari bank akan memberikan keleluasaan dan alternatif untuk membiayai usahanya tanpa khawatir adanya kebijaksanaan pengetatan ekspansi kredit perbankan yang akan membahayakan kelanjutan usahanya. c. Persyaratan yang kurang ketat dan lebih fleksibel Perjanjian leasing tidak sekaku dan seketat dalam bank, meskipun lessor tetap mempertimbangkan resiko yang biasanya dilakukan melalui pricing dari suatu kontrak leasing dengan penyesuaian atas keuntungankeuntungan yang diinginkan. Dipandang dari sisi perjanjanjiannya, leasing lebih luwes karena dapat dengan lebih mudah menyesuaikan dengan

10 keadaan keuangan lessee, serta besarnya angsuran tidak harus sama besar setiap kali pembayaran. d. Biaya lebih murah Penggunaan suatu barang atau peralatan melalui metode leasing jauh lebih murah dibandingkan dengan kredit bank berdasarkan perhitungan nilai sekarang (present value). e. Menguntungkan arus kas Keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang berarti bagi pendapatan lessee. Selain itu, persyaratan pembayaran dimuka yang relatif lebih kecil akan sangat berpengaruh pada arus dana, terlebih apabila ada pertimbangan kelambatan menghasilkan laba dalam investasi. f. Proteksi inflasi Leasing dapat memberikan perlindungan terhadap inflasi dimana dalam tahun-tahun berikutnya setelah kontrak leasing dilakukan khusunya apabila leasing berdasarkan tarif suku bunga tetap maka lessee membayar dengan jumlah tetap atassisa kewajibannya yang berasal dari pelunasan pembiayaan yang dilakukan di masa lalu. g. Perlindungan akibat kemajuan teknologi Dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan model atau sistem yang disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi.

11 h. Kapitalisasi biaya Adanya biaya-biaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya penyerahan, instalasi, pemeriksaan, konsultan, percobaan, dan sebagainya, dapat dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat dibiayakan dalam leasing dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya masa leasing. i. Resiko keuangan Dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang berjangka waktu relatif singkat dapat mengatasikekhawatiran lessee terhadap resiko keuangan (obsolescence)sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkan resiko padatahap dini yang mungkin dapat terjadi. j. Kemudahan penyusunan anggaran Adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap akan menjadi kemudahan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee. Selain itu, lessee dapat memilih cara pembayaran sewa secara bulanan, kwartalan, atau kesepakatan lainnya di samping adanya kebebasan dalam penentuan dasar suku bunga tetap atau mengambang. k. Pembiayaan proyek berskala besar Adanya keengganan untuk memikul resiko investasi dalam pembiayaan proyek yang sering kali menjadi masalah di antara pemberi dana biasanya dapat diatasi melalui perusahaan leasing.

12 B. Alternatif Pembiayaan Menurut (Ahmad Sumiyanto 2008: 165), Pembiayaan adalah aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota pengguna dana, memilih jenis usaha yang akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif, menguntungkan dan dikelola oleh anggota yang jujur dan bertanggung jawab Alternatif pembiayaan dapat ditinjau dan sudut penganggaran modal (capital budgeting), pertamaapakah proyek yang direncanakan itu telah melewati berbagai pengkajian. Kedua, apakah sistem lease atau metode pembiayaan lain sebagai alternatif, kita beranggapan bahwa kita tidak tahu biaya modal yang diperlukan sebelum kita menetapkan metode pembiayaan proyek yang termurah. Setelah metodenya kita pilih, kita dapat menentukan tingkat penyaringan investasi yang harus diterapkan untuk memuaskanpelaksanaan proyek tersebut dan segi penganggaran modalnya. Semua alternatif pembiayaan untuk kepemilikan asset pada perusahaan memiliki perbedaan tingkat suku bunga dan juga perbedaan dalam perlakuan disektor pajakannya. Adapun beberapa perbedaan perlakuan biaya dalam sektor pajak antara ketiga alternatif pembiayaan tersebut, yaitu : 1. Alternatif Pembiayaan Secara Tunai Pembiayaan secara tunai berarti perusahaan harus menyiapkan dan mengeluarkan dana tunai sebesar harga aktiva tetap yang baru. Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembiayaan tunai dicatat dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut. Perusahaan harus sanggup menyediakan uang tunai sebesar harga aktiva tetap dan menyetorkan kepada pihak supplier. Setelah bukti pembayaran telah diterima,

13 supplier akan mengirimkan aktiva tersebut kepada perusahaan yang membeli dengan biaya-biaya yang telah disepakati dalam perjanjian jual beli barang. 2. Alternatif Pembiayaan Dengan Sewa Guna Usaha Semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar sewa guna usaha dapat dibiayakan pada laporan keuangan fiskal pada tahun yang bersangkutan, sedangkan untuk biaya penyusutannya, belum boleh diakui oleh pihak lesor (perusahaan) selama masa sewa guna usaha, biaya penyusutan boleh diakui jika aktiva telah diambil alih oleh lesor (perusahaan) dengan membayar nilai hak opsi sebesar nilai perolehan aktiva (besar nilai opsi telah ditentukan perusahaan sewa guna usaha sesuai dengan metode dan umur aktiva bersangkutan yang telah ditetapkan. 3. Alternatif Pembiayaan Dengan Kredit Bank Biaya yang boleh dikurangkan dalam laporan keuangan fiskal adalah beban bunga atas kredit bank tersebut serta biaya penyusutan aktiva tetap, sesuai dengan metode dan umur ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan yang berlaku.

14 Tabel 2.1. Perbandingan Biaya-Biaya yang Dapat Dikurangkan Dari Ketiga Altematif Pembiayaan. Alternatif Pembiayaan Aktiva Tetap Biaya-biaya Yang Dapat Dikurangkan Tunai Biaya penyusutan, besarnya biaya penyusutan ditentukan oleh masa manfaat dan metode penyusutan dari aktiva tetap berwujud tersebut yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku Kredit Biaya penyusutan, besarnya biaya penyusutan ditentukan oleh masa manfaat dan metode penyusutan dari aktiva tetap berwujud tersebut yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Biaya bunga, besarnya biaya bunga pinjaman atas bank dihitung berdasarkan suku bunga yang dibebankan oleh kreditur

15 terhadap sisa kewajiban peminjam (debitur). Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penyelesaian administrasi kredit bank. Sewa guna usaha Semua biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa guna usaha (terdiri dari bunga dan angsuran pokok). Biaya penyusutan, mulai dihitung setelah mengambil alih hak kepemilikan aktiva tetap tersebut. Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penyelesaian administrasi sewa guna usaha (leasing) Sumber : (Santoso, Mulyani 2007) C. Penghematan Pajak Atas Kepemilikan Asset Menurut (Sentosa Hardika Nyoman 2007) Starategi penghematan pajak yang dilakukan oleh perusahaan haruslah bersifat legal untuk menghindari pengenaan

16 sanksi-sanksi pajak kemudian hari. Untuk menghemat beban pajak dapat dilakukan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Mengambil keuntungan dari ketentuan mengenai pengecualian dan potongan atau pengurangan yang diperkenankan atas penghasilan kena pajak oleh undang-undang. Perusahaan dapat mengurangi jumlah pajak yang akan terutang dengan menambah biaya yang dapat dikurangkan (deductible)dalam menghitung penghasilan kenak pajak. 2. Memberikan tunjangan kepada karyawan dalam bentuk uang atau natura, sepanjang pemberian uang atau natura tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan yang dikenakan pajak bagi pegawai yang menerimanya. 3. Mempertimbangkan sewa guna usaha dengan hak opsi sebagai salah satu cara pendanaan aktiva tetap, karena jangka waktu leasing umumnya lebih pendek dari umur aktiva dan pembiayaan leasing dapat diperhitungkan sebagai biaya seluruhnya. Dengan demikian aktiva tersebut dapat dibiayakan lebih cepat dibandingkan melalui penyusutan jika aktiva tersebut dibeli secara langsung. 4. Pemilihan metode penyusutan yang diperkenankan oleh peraturan perpajakan. Maka, Tarif pengurangnan pph badan,berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf b dan ayat (2a) tersebut dapat kita simpulkan bahwa tarif PPh Pasal 25/29 untuk Wajib Pajak Badan adalah sebesar 25% yang berlaku mulai tahun pajak 2010. Sedangkan tahun pajak 2009 menggunakan tarif 28% dan tahun pajak sebelum 2009 menggunakan tarif progresif. Tarif 25% tersebut dihitung dari Penghasilan Kena Pajak (PKP)

17 dan menurut Pasal 31E, Wajib Pajak Badan Dalam Negeri (Tidak termasuk BUT) yang memiliki peredaran bruto tidak melebihi 50 miliar rupiah, atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian peredaran bruto sebesar 4.8 miliar rupiah, mendapat pengurangan tarif 50%, sehingga tarifnya hanya 12.5% saja. D. Penelitian terdahulu Lukman Hakim (2007) melakukan penelitian tentang Kredit bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi sebagai sumber pendanaan alternatif atas perolehan aktiva tetap dalam rangka penghematan pajak. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa Alternatif pendanaan dengan sewa guna usaha menghasilkan penghematan pajak yang lebih besar dibandingkan dengan pendanaan dengan kredit bank. Hidayatullah (2010) melakukan penelitian analisis perbandingan perencanaan pajak untuk pengadaan aktiva dengan cara sewa guna usaha dan pembelian tunai dalam rangka penghematan pajak. Penelitian ini menunjukan bahwa Alternatif dengan sewa guna usaha lebih menghemat arus kas dengan menghindari kebutuhan dana besar yang perlu dikeluarkan untuk membeli aktiva tetap secara tunai. F. Kerangka Konseptual Perolehan aktiva tetap melalui alternatif yang dipilih yaitu melalui sewa guna usaha dan tunai. Sewa guna usaha tidak memiliki beban penyusutan namun

18 membayar biaya angsuran sewa setiap bulannya, sedangkan perolehan aktiva tetap melalui alternatif pembelian secara tunai mengalami penurunan nilai barang atau penyusutan barang. Dari kedua alternatif tersebut dapat dibandingkan untuk memperoleh alternatif yang tepat dalam menghemat pajak perusahaan. Gambar 2.3. Kerangka Konseptual Aktiva Tetap Sewa Guna Usaha Pembelian Tunai Beban Sewa Guna Usaha Biaya Penyusutan Bandingkan PPh Badan terendah