PUTUSAN Nomor 44/Pdt.G/2015/PTA.Plg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan cerai, antara : PEMBANDING, umur 23 tahun, agama Islam, pendidikan STM, pekerjaan Tidak Bekerja, tempat tinggal di Kota Palembang. Dalam hal ini memberi kuasa kepada MUSLENI, SH.MH., Advokat dan Pengacara, berkantor pada Kantor Advokat dan Pengacara MUSLENI, SH., MH. dan Rekan di Jalan Simanjuntak No. 550 Kota Palembang, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 04 September 2015, dahulu disebut sebagai Tergugat/Penggugat Rekonvensi, sekarang disebut sebagai Pembanding; m e l a w a n TERBANDING, umur 21 tahun, agama Islam, pendidikan SMK, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal Kota Palembang, dahulu disebut sebagai Penggugat/Tergugat Rekonvensi, sekarang disebut sebagai Terbanding; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berkaitan dengan perkara yang dimohonkan banding; DUDUK PERKARA Mengutip segala uraian mengenai hal ini (duduk perkara) sebagaimana termuat dalam putusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama Palembang Nomor 0640/Pdt.G/2015/PA.Plg. tanggal 01 September 2015 Masehi. yang bertepatan dengan tanggal 17 Dzulqaidah 1436 Hijriyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
MENGADILI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak 1 (satu) ba in sughro Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAT); 3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Palembang untuk mengirimkan salinan putusan ini kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat dan Tergugat, dan kepada Pegawai Pencatat Nikah ditempat perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan guna didaftarkan dalam daftar yang disediakan untuk itu; 4. Menetapkan anak Penggugat dan Tergugat bernama ANAK laki-laki, lahir 24 Mei 2014 berada dibawah hadhonah Penggugat (PENGGUGAT); 5. Menghukum Tergugat (TERGUGAT) untuk menyerahkan anak bernama ANAK kepada Penggugat (PENGGUGAT); 6. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat nafkah anak hingga dewasa (ANAK) setiap bulan minimal sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah); 7. Membebankan Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 301.000,- (tiga ratus satu ribu rupiah); Bahwa, Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi sekarang Pembanding telah mengajukan banding terhadap putusan Pengadilan Agama Palembang tersebut, hal tersebut sesuai dengan Akta Permohonan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Palembang tanggal 07 September 2015, dan permohonan banding mana telah diberitahukan kepada pihak lawannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Bahwa, dalam mengajukan permohonan bandingnya atas putusan Pengadilan Agama tersebut, Pembanding mengajukan Memori Banding tertanggal 01 Oktober 2015, hal tersebut sebagaimana Tanda Terima Memori Banding Nomor 0640/Pdt.G/2015/PA.Plg tanggal 02 Oktober 2015 yang dibuat dan ditandatangani oleh Panitera Pengadilan Agama Palembang, dan Terbanding juga telah mengajukan Kontra Memori Banding tertanggal 12 Oktober 2015, hal tersebut sebagaimana Tanda Terima Kontra Memori Banding
Nomor 0640/Pdt.G/2015/PA.Plg tanggal 12 Oktober 2015 yang dibuat dan ditandatangi oleh Plh. Panitera Pengadilan Agama Palembang; Bahwa, Pembanding tidak melakukan pemeriksaan berkas perkara banding, hal tersebut sesuai dengan Surat Keterangan Tidak Memeriksa Berkas Perkara Banding (inzage) Nomor 0640/Pdt.G/2015/PA.Plg. tertanggal 15 Oktober 2015 yang dibuat dan ditandatangi oleh Plh. Panitera Pengadilan Agama Palembang, dan Terbanding juga tidak melakukan pemeriksaan berkas perkara banding, hal tersebut sesuai dengan Surat Keterangan Tidak Memeriksa Berkas Perkara Banding (inzage) Nomor 0640/Pdt.G/2015/PA.Plg. tertanggal 15 Oktober 2015 yang dibuat dan ditandatangi oleh Plh. Panitera Pengadilan Agama Palembang; PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding pada tanggal 07 September 2015, ternyata telah diajukan dalam tenggat/tenggang waktu dan menurut cara-cara yang ditentukan dalam Pasal 199 (1) RBg jo. Pasal 7 Undang-undang Nomor 20 Tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan, maka oleh karena itu permohonan banding tersebut harus dinyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan memeriksa dengan seksama salinan resmi Putusan Pengadilan Agama Palembang Nomor 0640/Pdt.G/2015/PA.Plg. tanggal 01 September 2015 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 17 Dzulqaidah 1436 Hijriyah, beserta Berita Acara Sidang perkara tersebut dan segala surat yang berkaitan dengan perkara itu, utamanya setelah memperhatikan pertimbangan hukum majelis tingkat pertama yang memutus perkara ini, maka majelis tingkat banding mempertimbangkan sebagai berikut : Dalam Konvensi: Gugatan Perceraian. Menimbang, bahwa majelis tingkat banding tidak sependapat dan tidak dapat menyetujui sepenuhnya pertimbangan hukum majelis Hakim tingkat pertama dalam kaitan dengan gugatan cerai sebagaimana yang tercantum dalam Putusan Pengadilan Agama Palembang Nomor 0640/Pdt.G/2015/
PA.Plg. tanggal 01 September 2015 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 17 Dzulqaidah 1436 Hijriyah karena tidak tepat dan tidak benar sebab tidak sesuai dengan fakta-fakta yang terjadi dalam persidangan sebagaimana yang dimuat dalam berita acara sidang, oleh karena itu majelis tingkat banding akan memberikan pertimbangan sendiri sebagai berikut; Menimbang, bahwa gugatan perceraian yang diajukan oleh Terbanding / Penggugat dan terdaftar di Pengadilan Agama Palembang Nomor 0640/Pdt.G/2015/PA.Plg. merupakan wewenang absolut peradilan agama, hal tersebut sebagaimana maksud penjelasan Pasal 49 huruf a angka 9 Undangundang Nomor 3 Tahun 2006; Menimbang, bahwa Terbanding/Penggugat dengan Pembanding/ Tergugat berkwalitas sebagai subyek hukum (legal standing) sebab berdasarkan bukti P.3 (foto copy Kutipan Akta Nikah) yang merupakan akta otentik dengan nilai kekuatan pembuktian sempurna dan mengikat telah terbukti bahwa Terbanding/Penggugat dengan Pembanding/ Tergugat sebagai pasangan suami isteri sah yang sampai saat ini belum pernah bercerai; Menimbang, bahwa pokok sengketa gugatan perceraian yang diajukan oleh Terbanding/Penggugat pada pokoknya adalah bahwa rumah tangga Terbanding/Penggugat dengan Pembanding/Tergugat telah tidak harmonis karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus sehingga berakibat antara Terbanding/Penggugat dengan Pembanding/ Tergugat terjadi pisah rumah selama 3 hari; Menimbang, bahwa gugatan perceraian a quo menurut majelis tingkat banding didasarkan kepada alasan perceraian sebagaimana yang maksud oleh penjelasan Pasal 39 ayat (2) huruf f Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jis. Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1976 dan Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam yang mensyaratkan adanya 2 (dua) unsur, yaitu: antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran, dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa atas gugatan perceraian tersebut, Pembanding /Tergugat telah memberikan jawaban tertulis (vide, berita acara sidang tanggal 12 Mei 2015) yang pada pokoknya adalah bahwa Pembanding / Tergugat membantah sering terjadi perselisihan dan pertengkaran dengan Terbanding
/Penggugat, namun Pembanding/Tergugat mengakui dalil Terbanding / Penggugat yang mengatakan bahwa pertengkaran terakhir terjadi pada tanggal 11 April 2015 sehingga berakibat antara Terbanding / Penggugat dengan Pembanding/Tergugat hidup berpisah rumah; Menimbang, bahwa menurut majelis tingkat banding jawaban Pembanding/Tergugat tersebut pada pokoknya membantah dan menolak dalil Terbanding/Penggugat tentang sering dan terus menerus adanya perselisihan dan pertengkaran antara Terbanding/Penggugat dengan Pembanding / Tergugat. Dengan demikian, berdasarkan Pasal 283 RBg Terbanding / Penggugat dibebankan untuk membuktikan kebenaran dalilnya itu; Menimbang, bahwa Terbanding/Penggugat untuk meneguhkan dalil gugatannya mengajukan 2 (dua) saksi, yaitu: SAKSI I dan SAKSI II, saksi pertama tersebut adalah ibu kandung Terbanding /Penggugat yang menurut Pasal 76 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 dan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dapat diterima sebagai saksi (lex specialis derogat lex generali), sedangkan saksi kedua adalah orang lain yang tidak ada halangan untuk menjadi saksi; Menimbang, bahwa kedua saksi Terbanding/Penggugat telah memberikan keterangan dimuka sidang dibawah sumpah yang pada pokoknya kedua saksi tidak mengetahui adanya perselisihan dan pertengkaran terus menerus antara Terbanding/Penggugat dengan Pembanding/Tergugat, namun kedua saksi hanya mengetahui bahwa Terbanding/Penggugat pulang kerumah saksi pertama (ibunya) sehingga terjadi pisah rumah dengan Pembanding / Tergugat; Menimbang, bahwa atas dasar keterangan kedua saksi Terbanding / Penggugat tersebut, maka majelis tingkat banding berpendapat bahwa dalil Terbanding/Penggugat yang menyatakan bahwa antara Terbanding/Penggugat dengan Pembanding/Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran tidak terbukti, dan yang terbukti adalah sejak tanggal 11 April 2015 Terbanding/Penggugat telah pulang kerumah saksi pertama (ibunya) sehingga terjadi pisah rumah dengan Pembanding/Tergugat; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut diatas, maka dinyatakan terbukti bahwa sejak tanggal 11 April 2015 antara Terbanding
/Penggugat dengan Pembanding/Tergugat telah terjadi pisah rumah yang didahului dengan pertengkaran, dan baru terjadi pisah rumah selama 3 hari, sebab pada tanggal 14 April 2015 Terbanding/Penggugat mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan Agama Palembang; Menimbang, bahwa majelis tingkat banding sependapat dengan abstrak hukum yang tercantum dalam putusan Mahkamah Agung RI Nomor 81 K/AG/1993 tanggal 26 Pebruari 1994 yang pada pokoknya bahwa pisah meja dan tempat tidur kurang dari 1 (satu) bulan belum memenuhi maksud Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975; Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka majelis tingkat banding berpendapat bahwa unsur-unsur alasan perceraian sebagaimana yang dimaksud oleh penjelasan Pasal 39 ayat (2) huruf f Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 jis, Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam dinyatakan tidak terbukti; Menimbang, bahwa dengan tidak terbuktinya alasan perceraian yang dijadikan dasar gugatan perceraian Terbanding/Penggugat, maka gugatan perceraian yang diajukan oleh Terbanding/Penggugat haruslah ditolak; Menimbang, bahwa mengenai gugatan Terbanding/Penggugat selain dan selebihnya, oleh karena assesoir dengan gugatan perceraian, maka dinyatakan tidak dapat diterima; Dalam Rekonvensi : Menimbang, bahwa dalam jawaban tertulisnya Pembanding yang dahulu sebagai Tergugat/Penggugat Rekonvensi mengajukan gugatan rekonvensi yang maksud selengkapnya sebagaimana yang tercantum dalam jawaban tertulisnya 12 Mei 2015; Menimbang, bahwa gugatan rekonvensi yang diajukan oleh Pembanding ternyata tidak dipertimbangkan dalam putusan Pengadilan Agama Palembang a quo oleh majelis tingkat pertama, sehingga oleh karenanya majelis tingkat banding akan mempertimbangkan sendiri sebagai tersebut dibawah ini;
Menimbang, bahwa segala hal yang telah dipertimbangkan dalam gugatan konvensi sepanjang masih berkaitan erat dengan gugatan rekonvensi dinyatakan dipakai pula pertimbangan dalam rekonvensi; Menimbang, bahwa inti (pokok) dalil gugatan rekonvensi adalah Pembanding mohon agar Pengadilan Agama Palembang Menetapkan hak asuh anak yang bernama ANAK dibawah asuhan Pembanding (dahulu Penggugat Rekonvensi) selaku ayah kandungnya, dan Menyatakan putus perkawinan antara Pembanding (dahulu Penggugat Rekonvensi) dan Terbanding (dahulu Tergugat Rekonvensi) karena perceraian; Menimbang, bahwa menurut majelis tingkat banding, substansi gugatan rekonvensi a quo assesoir dengan gugatan perceraian (konvensi) dan oleh karena gugatan perceraian ditolak maka gugatan rekonvensi dinyatakan tidak dapat diterima; Dalam Konvensi dan Rekonvensi : Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan tersebut diatas (konvensi dan rekonvensi), maka putusan Pengadilan Agama Palembang a quo harus dibatalkan dan selanjutnya majelis tingkat banding mengadili sendiri yang amar selengkapnya sebagaimana tersebut dibawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena perkara a-quo masuk dalam bidang perkawinan, maka berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dua kali dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 biaya perkara ini dalam tingkat pertama dibebankan kepada Terbanding/Penggugat Konvensi /Tergugat Rekonvensi, sedangkan untuk biaya dalam tingkat banding dibebankan kepada Pembanding/Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi; Mengingat segala peraturan-peraturan perundangan yang berlaku dan hukum Syara / Hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini; M E N G A D I L I - Menyatakan, permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding / Tergugat dapat diterima.; - Membatalkan Putusan Pengadilan Agama Palembang Nomor 0640/Pdt.G/2015/PA.Plg. tanggal 01 September 2015 Masehi. yang
bertepatan dengan tanggal 17 Dzulqaidah 1436 Hijriyah, dan mengadili sendiri sebagai berikut : Dalam Konvensi: 1. Menolak gugatan perceraian Terbanding/Penggugat; 2. Menyatakan tidak menerima gugatan Terbanding/Penggugat untuk selain dan selebihnya; Dalam Rekonvensi: - Menyatakan tidak menerima gugatan Pembanding/Penggugat Rekonvensi seluruhnya Dalam Konvensi dan Rekonvensi: - Membebankan Terbanding/Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat pertama sebesar Rp. 301.000,- (tiga ratus satu ribu rupiah); - Membebankan Pembanding/Tergugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat banding sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikian putusan ini dijatuhkan di Pengadilan Tinggi Agama Palembang dalam musyawarah Majelis pada hari Rabu tanggal 25 Nopember 2015 Masehi, yang bertepatan dengan tanggal 12 Shafar 1437 Hijriyah oleh kami Drs. H. Khairuddin, S.H., M.H., selaku Ketua Majelis, Drs. Kurtubi Kosim, SH., M.Hum. dan Sulhan, S.H., M.Hum., masing - masing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palembang Nomor 44/Pdt.G/2015/PTA.Plg. tanggal 05 Nopember 2015 Masehi, dan diucapkan dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 22 Desember 2015 Masehi, bertepatan dengan tanggal 10 Rabiul Awal 1437 Hijriyah, oleh Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri para Hakim Anggota dan Sukna Dewi, SH. sebagai Panitera Pengganti, serta tanpa dihadiri oleh kedua belah yang beperkara; KETUA MAJELIS, Drs. H. Khairuddin, S.H., M.H. HAKIM ANGGOTA, Drs. Kurtubi Kosim, S.H., M.Hum. Sulhan, S.H, M.Hum.
PANITERA PENGGANTI, Sukna Dewi, SH. Perincian biaya perkara: 1. Biaya proses = Rp. 139.000,-; 2. Biaya redaksi = Rp. 5.000,-; 3. Biaya meterai = Rp. 6.000,-; J u m l a h = Rp. 150.000,-