P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

Transkripsi

1 P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Banten yang mengadili perkara cerai gugat pada tingkat banding dalam permusyawaratan majelis, telah menjatuhkan putusan atas perkara yang diajukan oleh : PEMBANDING, Umur 38 tahun, Agama Islam, pekerjaan KONSULTAN, bertempat tinggal di KABUPATEN PANDEGLANG, semula sebagai Tergugat sekarang disebut sebagai Pembanding; M e l a w a n TERBANDING, Umur 32 tahun, Agama Islam, pekerjaan PEGAWAI NEGERI SIPIL, bertempat tinggal di KABUPATEN PANDEGLANG, semula sebagai Penggugat sekarang disebut sebagai Terbanding; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca berkas perkara dan semua surat yang berkaitan dengan perkara yang dimohonkan banding; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip semua uraian yang termuat dalam putusan yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama Pandeglang tanggal 14 Desember 2011 Masehi bertepatan dengan tanggal 18 Muharram 1433 Hijriyah Nomor 000/Pdt.G/2011/ PA.Pdg. yang amarnya berbunyi sebagai berikut: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu ba in shughra Tergugat (PEMBANDING) kepada Penggugat (TERBANDING); 3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Pandeglang untuk mengirimkan salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Kantor Urusan Agama Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang; 4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar sebesar Rp ,- (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah);

2 Membaca Akta Permohonan Banding yang dibuat dihadapan Panitera Pengadilan Agama Pandeglang Nomor 000/Pdt.G/2011/PA. Pdg. yang menyatakan bahwa pada hari Selasa tanggal 27 Desember 2011, Tergugat telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Agama Pandeglang tersebut dan permohonan banding mana telah diberitahukan kepada pihak lawannya secara seksama pada tanggal 3 Januari 2012 oleh Juru Sita Pengganti Pengadilan Agama Pandeglang; Membaca dan memperhatikan memori banding tertanggal 18 Januari 2012, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pandeglang pada tanggal 18 Januari 2012, yang kemudian diberitahukan memori banding tersebut kepada Terbanding pada hari Kamis tanggal 19 Januari 2012; Membaca dan memperhatikan pula kontra memori banding tertanggal 24 Januari 2012, yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Agama Pandeglang pada tanggal 24 Januari 2012, dan kemudian diberitahukan kontra memori banding tersebut kepada Pembanding pada hari Selasa tanggal 24 Januari 2012; Membaca berita acara pemeriksaan bekas (inzage) tanggal 18 Januari 2012, yang menyatakan pada hari tersebut Pembanding datang dan memeriksa berkas perkara banding (inzage). Kemudian membaca berita acara pemeriksaan berkas (inzage) tanggal 16 Januari 2012, yang menyatakan bahwa pada hari tersebut Terbanding telah melakukan pemeriksaan terhadap berkas banding (inzage) Nomor 000/Pdt.G/2011/PA.Pdg; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa permohonan banding Pembanding telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara serta syarat sebagaimana ditentukan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, karenanya permohonan banding tersebut dapat diterima; Menimbang, bahwa setelah majelis Pengadilan Tinggi Agama mempelajari dengan cermat berkas perkara serta surat-surat yang berhubungan dengan perkara a quo, memberikan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: Menimbang, bahwa alasan gugat cerai yang diajukan oleh Penggugat adalah mulai bulan Juli 2010 rumah tangga Penggugat dengan Tergugat tidak harmonis lagi, sering terjadi perselisihan terus menerus, karena selalu berbeda pendapat dalam semua urusan rumah tangga. Puncak keretakan pada awal September 2011 sehingga Penggugat pergi kerumah orang tua Penggugat, jadi sejak September 2011 telah

3 terjadi pisah rumah antara Penggugat dengan Tergugat. Dalam perselisihan tersebut pernah Tergugat memukul Penggugat, karena itu Penggugat tidak sanggup lagi hidup bersama dengan Tergugat bila dilanjutkan banyak madharatnya; Menimbang, bahwa Tergugat dalam jawabannya mengakui telah terjadi perselisihan, memang ada beda pendapat tetapi hal itu adalah biasa, Tergugat selalu mengalah dan Tergugat tidak pernah memukul Penggugat, Penggugat pergi meninggalkan tempat tinggal bersama dan tinggal bersama orang tuanya sejak 21 September Tergugat melarang tetapi Penggugat tetap pergi, Tergugat tidak bersedia cerai dan tetap ingin berumah tangga dengan Penggugat karena Tergugat masih sayang kepada Penggugat dan anak Penggugat dan Tergugat; Menimbang, bahwa Pembanding/Tergugat dalam memori bandingnya mengemukakan bahwa: - Tergugat tidak pernah dipanggil oleh atasan Penggugat dalam proses pemberian izin cerai; - Mediasi yang dilakukan oleh Hakim Mediator hanya sekali dan tidak mencari pokok masalah; - Majelis hakim tidak mencari penyebab terjadinya perselisihan; - Keterangan para saksi diperoleh dengan tidak melihat dan mendengar apa yang terjadi antara Penggugat dengan Tergugat; - Penggugat tidak punya alasan kenapa ia tinggal bersama orang tuanya dan tidak menjelaskan apa buruknya tinggal bersama dengan Tergugat; - Penggugat tidak menyebutkan apa buruknya sipat Tergugat, agar Tergugat dapat merubahnya; - Oleh sebab itu, Tergugat tidak bersedia cerai dengan Penggugat; Menimbang, bahwa Terbanding/Penggugat dalam kontra memorinya menerangkan bahwa ia tetap dalam gugatannya, yaitu ingin cerai dengan Tergugat dengan alasan seperti apa yang ada dalam gugatannya; Menimbang, bahwa hakim pertama dalam pertimbangannya mengabulkan gugatan Penggugat adalah karena alasan Penggugat telah diakui Tergugat dan telah dikuatkan oleh keterangan para saksi, bahwa antara Penggugat dan Tergugat telah terjadi konplik yang parah, telah terjadi cekcok, telah berpisah 4 (empat) bulan dan telah diupayakan perdamaian tetapi tidak berhasil; Menimbang, bahwa hakim banding tidak sepenuhnya sependapat dengan apa yang dipertimbangkan oleh hakim pertama. Menurut majelis hakim banding, cekcok yang terjadi antara Penggugat dengan Tergugat memang diakui oleh Tergugat sebagaimana fakta yang ditemukan dalam persidangan tetapi percekcokan

4 itu bukan dikatagorikan sebagai perselisihan yang terus menerus. Perselisihan tersebut tidak jelas apa penyebabnya dan bagaimana bentuk kejadiannya dan apa akibat dari perselisihan tersebut, apakah mungkin mengancam pecahnya rumah tangga dan mendatangkan mudharat bagi Penggugat, sehingga tidak dapat diperbaiki kembali, hal ini tidak terungkap dalam persidangan. Karenanya alasan Penggugat untuk cerai dengan Tergugat dinyatakan lemah atau tidak terbukti; Menimbang, bahwa keterangan para saksi (tiga orang saksi) tidak ada yang menyaksikan terjadi pertengkaran tersebut, dengan arti saksi tidak melihat dan mendengar peristiwa cekcok antara Penggugat dengan Tergugat, pengetahuan saksi hanya berdasar keterangan yang diberikan oleh Penggugat (testimonium de auditu); Menimbang, bahwa harapan untuk dapat berbaik kembali Penggugat dengan Tergugat masih terbuka, mereka pisah rumah sesuai dengan yang dikemukakan dalam surat gugatan dan dalam persidangan baru sekitar 2 (dua) bulan (yaitu sejak bulan September 2011 sampai dengan bulan Oktober 2011) hal ini masih dalam katagori berpisah biasa dan masih dalam masa mencari kesempatan untuk berdamai, belum lagi disebut pecah rumah tangga (broken marriage) yang sulit untuk diperbaiki; Menimbang, bahwa oleh sebab itu menurut pendapat majelis hakim banding, alasan perceraian yang diajukan Penggugat tidak sesuai dengan maksud Pasal 34 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 hurup f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 hurup f dan Pasal 134 Kompilasi Hukum Islam; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Agama Pandeglang Nomor 000/Pdt.G/2011/PA.Pdg. tanggal 14 Desember 2011 tidak dapat dipertahankan dan putusan tersebut harus dibatalkan dan Pengadilan Tinggi Agama mengadili sendiri, sebagaimana amar putusan di bawah ini; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat pertama dibebankan kepada Penggugat, sedangkan pada tingkat banding dibebankan kepada Pembanding; Memperhatikan pasal-pasal dari peraturan perundang-undangan dan Kompilasi Hukum Islam serta dalil syar i yang berkaitan dengan perkara ini;

5 M E N G A D I L I - Menyatakan bahwa permohonan banding yang diajukan Pembanding/Tergugat dapat diterima; - Membatalkan putusan Pengadilan Agama Pandeglang Nomor 000/Pdt.G/2011/ PA. Pdg. tanggal 14 Desember 2011 Masehi bertepatan dengan tanggal 18 Muharram 1433 Hijriyah yang dimohonkan banding; Mengadili sendiri 1. Menolak gugatan Penggugat/Terbanding; 2. Membebankan Pembanding untuk membayar biaya perkara ini pada tingkat banding sebesar Rp ,- (Seratus lima puluh ribu rupiah) Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan majelis hakim Pengadilan Tinggi Agama Banten pada hari Selasa tanggal 21 Februari 2012 M. bertepatan dengan tanggal 29 Rabiul Awal 1433 H yang dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis Tanggal 1 Maret 2012 M bertepatan dengan tanggal 8 Rabiul Akhir 1433 H. oleh Drs. H. Abu Bakar Syarif, S.H., M.H. Ketua Majelis, Drs. H. Zainir Surzain, S.H., M.Ag. dan Drs. H. Musfizal Musa, S.H., M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota serta dibantu oleh Hidayat, S.H. Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh Pembanding dan Terbanding; Ketua Majelis, Drs. H. Abu Bakar Syarif, S.H., M.H. Hakim Anggota Hakim Anggota, Drs. H. Zainir Surzain, S.H., M.Ag. Drs. H. Musfizal Musa, S.H., M.H. Panitera Pengganti Hidayat, S.H.

6 Rincian biaya perkara 1. Biaya Proses Rp ,00 2. Redaksi... Rp ,00 3. Materai... Rp ,00 J u m l a h... Rp ,00 Untuk salinan yang sah sesuai dengan aslinya oleh : Panitera, Dra. Hj. Siti Maryam