Dokter Pembimbing : dr. Evo Elidar Harahap, Sp.Rad dr. Yolanda Maria Sitompul, Sp.Rad

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Sejarah X-Ray. Wilheim Conrad Roentgen

X-foto articulatio genu sinistra Tampak soft tissue swelling dengan gambaran osifikasi di articulatio genu bagian medial. Tampak reaksi periost

SKILL-LAB (RADIOLOGI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Epidemiologi ISK pada anak bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan

BAB I PENDAHULUAN Tujuan 1. Mengetahui definisi foto polos abdomen. 2. Mengetahui prinsip pemeriksaan foto polos abdomen.

A. Pemeriksaan Fisik

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

APPENDICITIS (ICD X : K35.0)

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

KONSEP TEORI. 1. Pengertian

Pemeriksaan Radiografi Polos Abdomen pada Kasus Gawat Darurat

BAB 1 PENDAHULUAN. priyanto,2008). Apendisitis merupakan peradangan akibat infeksi pada usus

BAB I PENDAHULUAN. dimana pada pria membentuk sebuah kantong tertutup sedangkan pada wanita berhubungan

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK IV BLOK 2.5 (RONTGEN)

DIVERTICULITIS DIVERTICULITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. vermiformis. Apendiks vermiformis memiliki panjang yang bervariasi dari

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ

BAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm

BAB I PENDAHULUAN. Kista mesenterium merupakan sebuah tumor yang amat jarang ditemui dengan insiden

Perbedaan Cardiothoracic Ratio (CTR) Normal antara Proyeksi Standar Foto Toraks dengan Proyeksi Anterio- Posterior (AP) Supine Ekspirasi Maksimal

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. walaupun pemeriksaan untuk apendisitis semakin canggih namun masih sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. dengan dokter, hal ini menyebabkan kesulitan mendiagnosis apendisitis anak sehingga 30

SAKIT PERUT PADA ANAK

BAB III METODE PENELITIAN

Manual Keterampilan Pemeriksaan Apendisitis dan Hernia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah. 1.3 Tujuan

drh. Ahmad Fauzi M.Sc

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN: POST APPENDIKTOMY DI RUANG MELATI I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

Anamnesis (History Taking)

PENUNTUN CSL Keterampilan Interpretasi Foto Thorax

NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J POST APPENDIKTOMY DI BANGSAL MAWAR RSUD Dr SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

Kasus 1 (SGD 1,2,3) Pertanyaan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apendisitis akut merupakan radang akut pada apendiks vermiformis, yang

Gambaran Radiologi Tumor Kolon

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Adhesi peritoneal adalah pembentukan jaringan ikat patologis antara

Pneumoperitoneum menunjukkan adanya gas bebas dalam rongga peritoneum. Pertanda foto

BAB I KONSEP DASAR. saluran cerna tinggi artinya disertai dengan pengeluaran banyak aliran cairan dan

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

BAB 4 HASIL. Grafik 4.1. Frekuensi Pasien Berdasarkan Diagnosis. 20 Universitas Indonesia. Karakteristik pasien...,eylin, FK UI.

BAB II LANDASAN TEORI. Penyakit usus buntu adalah saluran usus yang terjadinya pembusukan dan

Ekspertise Efusi Pleura

Kanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Akut Abdomen. Fk unmul

PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY

Gambaran Pasien Hirschprung Disease Pada Anak Usia 0-15 Bulan di RSUD Dr.Pirngadi Medan Pada Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Sistem Ekskresi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lokasinya dan kapsulnya yang tipis Glisson capsule. Cedera organ hepar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang muncul membingungkan (Axelsson et al., 1978). Kebingungan ini tampaknya

TEKNIK RADIOGRAFI INTRA VENOUS PYELOGRAPHY

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN

Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung

disebabkan internal atau eksternal trauma, penyakit atau cedera. 1 tergantung bagian neurogenik yang terkena. Spincter urinarius mungkin terpengaruhi,

PENGANTAR USG. Dr. Dewi Rosmana Tatasiwi

Sifat-sifat fisik ultrasound

BAB II. Mega kolon adalah dilatasi dan atonikolon yang disebabkan olah. Mega kolon suatu osbtruksi kolon yang disebabkan tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. lokal di perut bagian kanan bawah (Anderson, 2002). Apendisitis

dirasakan adanya nyeri di daerah epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar. Tindakan ini dianggap

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kuman dapat tumbuh dan berkembang-biak di dalam saluran kemih (Hasan dan

DEFINISI Kanker kolon adalah polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitar.

BAB I PENDAHULUAN. melalui struktur yang secara normal berisi (Ester, 2001).

Modul 9. (No. ICOPIM: 5-461)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL TRAUMA ABDOMEN DI BANGSAL IMC RSU ISLAM KUSTATI

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

SOAL POST TES: 1a. Sebutkan definisi fraktur dan apa yang dinilai pada kasus fraktur dari X foto polos. Fraktur ialah diskontuinitas daripada tulang.

LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti,

2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan

AHMAD SAHRANI ISSA INA JARINI MUHAMMAD WILDANI SRIWATI

Imaging Modalities in Gynecology. Niko Hizkia Simatupang Universitas Tarumanagara

STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Apendisitis akut adalah penyebab paling sering dari nyeri abdomen akut yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Apendisitis akut merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering memerlukan

ANALISIS JURNAL PENGARUH LATIHAN NAFAS DIAFRAGMA TERHADAP FUNGSI PERNAFASAN PADA PASIEN

KOLELITIASIS A. PENGERTIAN

LAPORAN PEDAHULUAN ABDOMINAL PAIN

DESKRIPSI FOTO X-Ray. Foto Schedel AP/Lateral. o Besar dan bentuk calvaria normal/tidak

BENDA ASING HIDUNG. Ramlan Sitompul DEPARTEMEN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB I PENDAHULUAN. bentuk nodul-nodul yang abnormal. (Sulaiman, 2007) Penyakit hati kronik dan sirosis menyebabkan kematian 4% sampai 5% dari

TUGAS NEONATUS. Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia prevalensi OA lutut yang tampak secara radiologis mencapai 15,5%

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan Ajar (Hand Out) PENCITRAAN (IMEJING) PADA BIDANG ONKOLOGI

BAB III PEMERIKSAAN RESPIRASI

Susunan Peneliti. a. Nama Lengkap : Dr. Samson Sembiring. d. Fakultas : Kedokteran. e. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

ECHO-GUIDED HEMODYNAMIC INTERVENTION. April Retno Susilo RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Transkripsi:

Dokter Pembimbing : dr. Evo Elidar Harahap, Sp.Rad dr. Yolanda Maria Sitompul, Sp.Rad Presented By : PUTRI ALYA 0310070100089 YUSUF BASRI SIREGAR 081001307 DINDA YUSDITIRA 0810070100065 HJ. PEBRI DEWIANA 0810070100143 SMF RADIOLOGI RSU DR. PIRNGADI MEDAN 2013

A. Foto Polos Pemeriksaan abdomen dikelompokkan menjadi dua yaitu a. Pemeriksaan abdomen dengan persiapan dapat terhindar dari bayangan feses dan udara lebih informatif sesuai dengan diagnosa klinis. b. Pemeriksaan abdomen tanpa persiapan abdomen akut. oleh karena pada pasien dalam keadaan tersebut memerlukan tindakan diagnosa dan penanganan dengan segera. 2,8,7

A. Foto Polos Adapun pengambilan foto dilakukan dalam posisi pasien tidur telentang (AP Supine), setengah duduk atau berdiri (Semi Erect) dan LLD (Left Lateral Decubitus). 2,8,7 Posisi pasien tidur telentang (AP Supine) Posisi LLD (Left Lateral Decubitus). Posisi setengah duduk atau berdiri (Semi Erect).

B. Indikator Pembacaan Foto Polos Hal-hal yang dapat dinilai pada foto-foto tersebut diatas adalah : Posisi Terlentang a. Dinding abdomen b. Garis psoas kanan dan kiri c. Batu yang radioopak, kalsifikasi atau benda asing yang radioopak. d. Kontur ginjal kanan dan kiri baik. e. Gambaran udara usus f. Kesuraman yang dapat disebabkan oleh cairan di luar usus atau massa tumor.

B. Indikator Pembacaan Foto Polos Hal-hal yang dapat dinilai pada foto-foto tersebut diatas adalah : Posisi duduk/setengah duduk a. Gambaran udara cairan dalam usus atau di luar usus, misalnya pada abses. b. Gambaran udara bebas di bawah diafgrama. c. Gambaran cairan di rongga pelvis atau abdomen.

B. Indikator Pembacaan Foto Polos Hal-hal yang dapat dinilai pada foto-foto tersebut diatas adalah : Posisi tiduran miring ke kiri (Left Lateral Decubitus) Hampir sama seperti pada posisi duduk, hanya udara bebas letaknya antara hati dengan dinding abdomen atau antara pelvis dengan dinding abdomen. 3,4,6,7,8

1. Invaginasi Usus Pada photo polos abdomen : didapatkan distribusi udara didalam usus tidak merata, usus terdesak ke kiri atas, bila telah lanjut terlihat tanda tanda obstruksi usus dengan gambaran air fluid level. Dapat terlihat free air bilah terjadi perforasi.

2. Pecahnya Aneurisma Aorta Perut Aneurisma Aorta perut terjadi pada bagian dari aorta yang melewati perut. Foto rontgen perut bisa memperlihatkan suatu aneurisma yang memiliki endapan kalsium di dindingnya.

3. Appendisitis Akut Foto polos jarang bermanfaat kecuali terlihatnya fekalith opaque (5% pasien) didapatkan pada kuadran kanan bawah (terutama pada anak-anak). Sehingga, X-ray abdominal tidak rutin dilakukan kecuali terdapat keadaan lain seperti kemungkinan adanya obstruksi usus atau adanya batu ureter. 4,5,8

4. Illeus Ileus suatu gangguan aliran normal sepanjang usus. Ileus Obstruksi merupakan penyakit abdomen akut yang dapat muncul secara mendadak dan memerlukan tindakan sesegera mungkin. Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran step ladder dan air fluid level pada foto polos abdomen dapat disimpulkan bahwa adanya suatu obstruksi.

Maka dari itu pemeriksaan abdomen harus dilakukan secara segera tanpa harus dilakukan persiapan. Pada kasus abdomen akut diperllukan pemeriksaan abdomen 3 posisi yaitu : 4,5,8 Posisi Setengah Terlentang Tiduran Miring Duduk (Supine) Ke / Berdiri Kiri (Left Tegak Lateral (Erect) Dekubitus) a. Pada a. Terdapat perforasi pelebaran usus akan trampak usus bagian gambaran proksimal udara bebas dari daerah antara hepar obstruksi dan dinding (>3 cm) abdomen. biasanya terjadi dalam 3-5 jam. b. Terdapat Penebalan dinding pelebaran usus seluruh usus sehingga akan tampak c. gambaran Gambaran air seperti fluid duri level ikan (hearing yang pendek-pendek bone appearance) pada usus d. halus Jarak fleksura yang berdilatasi semilunaris sehingga /valvula coniventes membentuk satu gambaran sama gambaran lain melebar anak (normalnya tangga (step 1-4 mm) leader), dan gambaran air fluid e. level Gambaran yang panjang distribusi pada udara kolon. usus yang tidak merata.

Tampak Air fluid level pada foto LLD Terlihat gambaran air fluid level pada foto tegak Terlihat gambaran air fluid level yang membentuk anak tangga /step leader dan adanya distensi usus.

5. Peritonitis Jadi gambaran radiologis pada peritonitis yaitu adanya kekaburan pada cavum abdomen, preperitonial fat dan psoas line menghilang, dan adanya udara bebas subdiafragma atau intra peritoneal. 4,5,8

6. Benda Asing Semua logam dan beberapa bahan plastik bersifat radioopak.

7. Perforasi Gastro Intestinal Bila terjadi perforasi akut hampir selalu disertai dengan nyeri abdomen yang hebat, nyeri tekan pada palpasi dan otot-otot abdomen yang amat kaku atau tegang. Bila curiga ada perforasi, penderita harus difoto dengan berdiri atau duduk. Pada foto berdiri atau duduk, carilah gas dibawah diafragma, biasanya berupa garis hitam yang tipis atau tebal. 9

8. Pneumoperitonium Biasanya tidak ada udara hadir dalam rongga peritoneal. Pneumoperitoneum adalah adanya udara bebas di rongga peritoneal. Letak : di bawah kubah kanan diafragma. Udara bebas mungkin baik karena perforasi yang viskus berongga atau udara yang masuk dari luar. 5

9. Volvulus Kolon Dalam kasus volvulus usus sigmoid, dengan bentuk U terbalik terlihat dalam panggul dan perut. Tingkat cairan ganda mungkin dilihat. Dalam kasus peritonitis, tanda-tanda cairan bebas hadir dalam lingkaran, rongga peritoneal atau sentinel loop distensi lokal usus terlihat berdekatan dengan lesi. 5 Menunjukkan dilatasi usus besar karena memutar dan terhambat karena volvulus dari sekum.

11. Abses Intra Abdominal Ini tidak dapat dilihat pada foto polos abdomen secara langsung. Pemeriksaan USG membantu untuk mengkonfirmasi diagnosis. Kehadiran tingkat cairan udara di bawah diafragma sangat mencurigakan dari koleksi subphrenic. 5 Plain x-ray perut menunjukkan tingkat udara cairan di bawah kubah kanan diafragma karena kehadiran gas di subphrenic yang tepat abses. 5

12. Kista Bayangan jaringan lunak kista lebih besar kadang-kadang dapat keluar berjajar pada film polos. Tapi yang paling sering ini adalah terdeteksi dan memerlukan pemeriksaan USG atau urografi untuk deteksi yang tepat. 5

DAFTAR PUSTAKA 1. Siswanto, Tenri Abeng. Abdomen Akut, penyunting Iwan Ekayuda. Radiologi Diagnostik. Edisi ke-2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2011.h.269-277. 2. Sutton, David. Buku Ajar Radiologi Untuk Mahasiswa Kedoktera. Jakarta: Perpustakaan Nasional; 1995.h.34-38. 3. Abdominal x rays made easy in Biomedical Imaging and Intervention Juornal. 2005. Available online at http://www.biij.org/2007/4/e39. 4. How to look at an abdominal X-ray. 2006. Downloaded from group.bmj.com on January 20, 2013 - Published by emj.bmj.com. 5. Kawooya, Prof. Michael. Abdominal Imaging. Disampaikan pada Diploma in X-Ray Film Pattern Recognition: E-Learning Course. 2010. 6. Paraskeva, Mr Barry. The Anterior Abdominal Wall, Inguinal Region and Hernias, penyunting Burke-Smith in Alexandra. Anatomy of the Abdomen + Pelvis.h.1-6 7. Smith, J E and E J Hall. The use of plain abdominal x rays in the emergency department. Downloaded from group.bmj.com on January 20, 2013 - Published by emj.bmj.com. 8. Tahir,Shuja, FRCSEd. PLAIN X-RAY ABDOMEN in Plain X-Ray Abdomen; 2009.h. 63-72. 9. Palmer, PES etc. Alih Bahasa: L. Hartono. Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum. Jakarta: EGC; 1995.h.167-169.

The End TM Presented By : PUTRI ALYA 0310070100089 YUSUF BASRI SIREGAR 081001307 DINDA YUSDITIRA 0810070100065 HJ. PEBRI DEWIANA 0810070100143 Thanks to : Allah SWT Dokter Pembimbing : dr. Evo Elidar Harahap, Sp.Rad dr. Yolanda Maria Sitompul, Sp.Rad