PENGARUH PEG-2000 TERHADAP UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEG-2000 TERHADAP POLA DIFRAKSI SINAR-X PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4

PENGARUH SUHU PADA PROSES SONIKASI TERHADAP MORFOLOGI PARTIKEL DAN KRISTALINITAS NANOPARTIKEL Fe 3 O 4

SINTESIS DAN KARAKTERISASI MAGNESIUM OKSIDA (MgO) DENGAN VARIASI MASSA PEG-6000

PENGARUH PENAMBAHAN POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) TERHADAP SIFAT MAGNETIK MAGHEMIT (γ-fe 2 O 3 ) YANG DISINTESIS DARI MAGNETIT BATUAN BESI (Fe 3 O 4 )

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PENGARUH TEMPERATUR SINTERING TERHADAP UKURAN NANOPARTIKEL Fe3O4 MENGGUNAKAN TEMPLATE PEG Skripsi

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

ISSN Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016

Pengaruh Temperatur Kalsinasi pada Sintesis Nanopartikel Silika Pantai Purus Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

SINTESA DAN KARAKTERISASI SIFAT STRUKTUR NANO PARTIKEL Fe 3-X Mn X O 4 DENGAN METODE KOPRESIPASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

SINTESIS DAN KARAKTERISASI PARTIKEL NANO Fe 3 O 4 DENGAN TEMPLATE PEG- 1000

HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Partikel Magnetik Terlapis Polilaktat (PLA)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPARTIKEL TITANIUM DIOKSIDA (TiO 2 ) MENGGUNAKAN METODE SONOKIMIA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERRIT DENGAN DOPING ION Zn PADA VARIASI TEMPERATUR RENDAH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

Efek Doping Senyawa Alkali Terhadap Celah Pita Energi Nanopartikel ZnO

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

Pengaruh Suhu Sintering Pada Pembuatan Strontium Titanat (SrTiO 3 ) Terhadap Konstanta Dielektrik Menggunakan Metode Co-Precipitation

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI III.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SINTESIS NANOPARTIKEL SILIKA DARI PASIR PANTAI PURUS PADANG SUMATERA BARAT DENGAN METODE KOPRESIPITASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

Erfan Handoko 1, Iwan Sugihartono 1, Zulkarnain Jalil 2, Bambang Soegijono 3

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ENKAPSULASI NANOPARTIKEL MAGNESIUM FERRITE (MgFe2O4) PADA ADSORPSI LOGAM Cu(II), Fe(II) DAN Ni(II) DALAM LIMBAH CAIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Journal of Creativity Students

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

Bab III Metoda Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

Pengaruh Ukuran Partikel Fe 3 O 4 Dari Pasir Besi Sebagai Bahan Penyerap Radar Pada Frekuensi X-Band dan Ku-Band

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

EFEK PENAMBAHAN PARTIKEL MAGNETIK Fe 3 O 4 TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN KARBON AKTIF SERBUK GERGAJI KAYU PADA LOGAM BERAT BESI (Fe)

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

Adsorpsi Logam Tembaga (Cu), Mangan (Mn) dan Nikel (Ni) dalam Artificial Limbah Cair dengan Menggunakan Nanopartikel Magnetit (Fe 3 O 4 )

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

Sintesis Nanopartikel Magnetite (Fe 3 O 4 ) dengan Template silika (SiO 2 ) dan Karakterisasi Sifat Kemagnetannya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

ANALISIS FASA KARBON PADA PROSES PEMANASAN TEMPURUNG KELAPA

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

SYNTHESIS THIN LAYER ZnO-TiO 2 PHOTOCATALYSTS SOL GEL METHOD USING THE PEG (Polyethylene Glycol) AS SOLVENTS SCIENTIFIC ARTICLE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

Sintesis Nanopartikel MnO 2 dengan Metode Elektrolisa Larutan KMnO 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

Studi Adsorpsi Logam Co(II), Cu(II), dan Ni(II) dalam Limbah Cair Buatan Menggunakan Adsorben Nanopartikel Magnetik Fe 3 O 4 dan ZnFe 2 O 4

Kajian Sifat Kemagnetan pada Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe 2 O 4 ) yang dicoating dengan Polyethylene Glykol ( PEG-4000) dan Silika

Bab III Metodologi Penelitian

MOTTO DAN PERSEMBAHAN...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

Pengaruh Pemanasan dan Ethylen Glycol pada Elektrodeposisi Lapisan Tipis Magnetite menggunakan Continue Direct Current

PENGARUH WAKTU MILLING TERHADAP SIFAT FISIS, SIFAT MAGNET DAN STRUKTUR KRISTAL PADA MAGNET BARIUM HEKSAFERIT SKRIPSI EKA F RAHMADHANI

Sintesis Nanopartikel Cobalt Ferrite (CoFe 2 O 4 ) dengan Metode Kopresipitasi dan Karakterisasi Sifat Kemagnetannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Studi Spektral Inframerah pada Ferit Spinel Nanokristal MFe 2 O 4 (M = Ni, Mn dan Zn)

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI Dori Andani, Dwi Puryanti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang Kampus Unand Limau Manis, Pauh Padang 25163 e-mail: dorichaniago@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh PEG-2000 terhadap ukuran partikel Fe 3 O 4 yang disintesis dengan metode kopresipitasi. Pasir besi magnetik didapat dari pengolahan batuan besi. Pasir besi selanjutnya direaksikan dengan HCl dan NH 4 OH dengan menggunakan metode kopresipitasi. Perbandingan komposisi pasir besi dan PEG-2000 yang digunakan adalah 1:0, 1:1, 1:2 dan 1:4. Dari karakterisasi dengan XRD diketahui ukuran kristal Fe 3 O 4 berturutturut yaitu 217,00 nm, 108,75 nm, 81,57 nm dan 130,02 nm. Berdasarkan hasil SEM terlihat bahwa partikel Fe 3 O 4 berbentuk bulat dengan ukuran partikel menurun dari 80,00-220,00 nm menjadi 60,00-127,00 nm dengan meningkatnya konsentrasi PEG-2000. Kata kunci: Fe 3 O 4, pasir besi, nanopartikel, PEG-2000 ABSTRACT Have conducted studies looking at the effect of PEG -2000 to measure Fe 3 O 4 particles were synthesized by coprecipitation method. Magnetic iron sand obtained from the processing of iron rock. Iron sand is then treated with HCl and NH 4 OH using coprecipitation method. Variation used was iron sand with no PEG -2000, iron sand PEG -2000 (1:1), iron sand with PEG -2000 (1:2) and iron sand with PEG -2000 (1:4). XRD characterization produce Fe 3 O 4 crystal size in a row that is 217,00 nm, 108,75 nm, 81,57 nm and 130,02 nm. Based on the results of SEM shows that the cyrcle Fe 3 O 4 particles with particle size decreased from 80,00 to 220.00 nm to 60.00 to 127,50 nm with increasing concentrations of PEG -2000. Keywords: Fe 3 O 4, nanoparticles, PEG-2000 I. PENDAHULUAN Bahan magnetik mempunyai sifat magnet yang kuat bila mempunyai daya kemagnetan yang tinggi dan stabil terhadap pengaruh eksternal seperti temperatur dan perlakuan mekanik. Inovasi untuk mendapatkan sifat magnet yang lebih bervariasi dari bahan magnet dapat dilakukan dengan mensubsitusi satu atom Fe dengan atom-atom logam transisi seperti : Ni, Zn, Mg, Cu, Co, dan Li (Cullity,1972). Penelitian nanopartikel Fe 3 O 4 dengan PEG telah dilakukan oleh Perdana dkk.(2011). PEG yang digunakan adalah PEG 1000 dengan perbandingan volume larutan dari PEG yaitu 1:1, 1:2, 1:4. Penelitian ini menyatakan ukuran kristal dari nanopartikel menurun dari 10 nm kepada 6,5 nm dengan perbandingan kadar PEG 1000 yang divariasikan tersebut. Penelitian ini juga menyatakan bahwa nilai medan koersivitas dan magnetisasi remanen nanopartikel Fe 3 O 4 bervariasi tergantung pada ukuran kristalnya. Penelitian yang dilakukan oleh Sumarni (2013) dengan menggunakan PEG 1000 menyatakan bahwa sampel nanopartikel magnetite memiliki struktur kubik pusat muka (face centered cubic) dan penambahan PEG dapat meningkatkan persentase fraksi volume nanopartikel magnetite serta tidak berpengaruh terhadap struktur kristal nanopartikel magnetite. Dalam beberapa tahun belakangan ini, para peneliti mensintesis partikel nano Fe 3 O 4 dengan metode-metode yang berbeda. Beberapa metode yang digunakan untuk mensintesis nanopartikel Fe 3 O 4 adalah metode sol gel (Xu dkk., 2007), metode hidrolisis terkontrol (Iida dkk., 2007) dan metode kopresipitasi (Hong dkk., 2007). Di antara sekian metode sintesis tersebut, metode kopresipitasi merupakan yang paling sederhana karena prosedurnya lebih mudah dilakukan dan memerlukan suhu reaksi yang rendah (< 100 o C). Penelitian yang dilakukan ini adalah sintesis dan karakterisasi partikel Fe 3 O 4 dengan PEG-2000 menggunakan metode kopresipitasi. Penambahan PEG-2000 pada sintesis nanopartikel magnetite bertujuan untuk melihat pengaruhnya terhadap ukuran partikel maupun 193

ukuran kristal nanomagnetite yang dihasilkan. Sintesis dilakukan dengan mencampurkan pasir alam dengan HCl sebagai pelarut dan NH 4 OH sebagai pengendap, sebagai templet digunakan PEG 2000. Penambahan masing-masing pasir besi yang divariasikan dengan PEG yaitu 1:1, 1:2, dan 1:4 dan dilihat pengaruhnya pada ukuran kristal dari sampel. Sampel nanopartikel magnetite hasil percobaan dikarakterisasi dengan menggunakan alat X-Ray Diffraction (XRD) merk X Pert Pro PANalytical untuk mengetahui fasa dan ukuran kristal yang terbentuk dan Scanning Electron Microscopi (SEM) Type JEOL-JSM-6510LV untuk melihat morfologi sampel. II. METODE Pasir besi diayak dengan menggunakan ayakan yang berukuran 270 mesh sehingga menghasilkan serbuk besi berukuran 53 µm. Serbuk besi sebanyak 10 gram dicuci dengan aquades, setelah serbuk besi dicuci dilarutkan dalam HCl (12 M) sebanyak 20 ml pada suhu 90 o C dan diaduk sekitar 60 menit dengan magnetic stirrer. Setelah larutan diaduk dengan magnetic stirrer, dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring. Hasil dari larutan yang sudah disaring berupa filtrat. Untuk mengendapkan filtrat ditambahkan NH 4 OH (6,5 M) sebanyak 25 ml dan didiamkan selama 30 menit. Setelah diperoleh endapan, kemudian hasil endapan dicuci dengan aquades. Untuk pembuatan sintesis partikel nano Fe 3 O 4 dengan templete PEG-2000 sama dengan proses yang dilakukan pada sintesis nanopartikel Fe 3 O 4. Hasil endapan ditambahkan PEG-2000 dengan variasi Fe 3 O 4 dan PEG adalah 1 :1, 1:2 dan 1:4. PEG yang berbentuk padatan dipanaskan sampai meleleh, kemudian ditambahkan pada larutan yang sudah mengendap dan diaduk dengan magnetic stirrer selama 15 menit hingga tercampur merata, kemudian untuk mengendapkan serbuk partikel Fe 3 O 4 sampel dipanaskan dengan furnace selama 2 jam dengan temperatur 400 o C. Kemudian serbuk yang dihasilkan dikarakterisasi dengan XRD dan SEM. III. HASIL DAN DISKUSI Nanopartikel magnetik yang dihasilkan dikarakterisasi dengan menggunakan X-Ray Difractometer (XRD) untuk menentukan struktur kristal. Karakterisasi Scanning Electron Microscope (SEM) dilakukan untuk melihat morfologi permukaan partikel yang dihasilkan. 3.1 Struktur dan Ukuran Kristal Dari Gambar 1 terlihat pola difraksi pada sampel yang telah dilakukan pencocokan pada data standar ICDD 01-075-0449 untuk fasa Fe 3 O 4 dan data standar ICDD 00-024-0072 untuk fasa Fe 2 O 3. Puncak-puncak yang muncul pada difraktogram merupakan puncak-puncak Fe 3 O 4 dan Fe 2 O 3. Intensitas tertinggi yaitu pada posisi 2θ = 35,5998 yang merupakan puncak Fe 3 O 4. Intensitas yang tinggi menunjukan bahwa kristal tersebut memiliki keteraturan kristal yang baik atau semakin banyak atom-atom yang tersusun teratur dan rapi. Berdasarkan identifikasi dari pencocokan data diperoleh puncak-puncak difraksi pada sudut 2 untuk fasa Fe 3 O 4 adalah sebagai berikut 30,3085 ; 35,5998 ; 54,0989 ; 57,4465 dan 62,3944 yang berturut turut sesuai dengan indeks miller (220), (311), (422), (511) dan (440). Pola difraksi yang terbentuk untuk intensitas maksimum yang mewakili Fe 3 O 4 adalah pada sudut 2θ = 35.5998 0 yang sesuai dengan indeks miller (311). Dari perhitungan dengan menggunakan persamaan Scherrer (Cullity, 1967) diperoleh ukuran kristal pada sampel tanpa penambahan PEG sebesar 217,00 nm. Untuk mendapatkan ukuran kristal digunakan persamaan Scherrer : kλ D = (1) B cosθ Dimana D adalah diameter (ukuran kristal), adalah panjang gelombang sinar-x yang digunakan, θ B adalah sudut Bragg, B adalah FWHM (Full Width at Half Maximum) pada 2θ x (π/180) satu puncak yang dipilih, k adalah konstanta material yang nilainya kurang dari satu. Nilai yang umumnya dipakai untuk k adalah 0,9. 194

Gambar 1. Pola difraksi sinar-x dari sampel tanpa penambahan PEG-2000 Gambar 2 menunjukkan pola difraksi dari sampel dengan penambahan PEG-2000 pada perbandingan pasir besi dan PEG adalah 1:1. Pola hasil difraksi yang terbentuk menunjukkan bahwa proses sintesis yang dilakukan berhasil mendapatkan bahan Fe 3 O 4. Hasil tersebut terbukti dengan adanya kemunculan puncak-puncak difraksi yang merupakan puncak-puncak difraksi Fe 3 O 4 lebih dominan dibandingkan puncak-puncak difraksi Fe 2 O 3. Intensitas tertinggi yang terdapat pada difraktogram berada pada posisi 2θ = 35,6329 yang merupakan puncak Fe 3 O 4. Intensitas yang tinggi menunjukan bahwa kristal tersebut memiliki keteraturan kristal yang baik atau semakin banyak atom-atom yang tersusun teratur dan rapi. Pola difraksi lainnya terbentuk pada sudut 2 untuk fasa Fe 3 O 4 adalah sebagai berikut 30,2680 ; 35,6329 ; 43,4231; 54,0551 ; 57,4496 dan 62,7637 yang berturut turut sesuai dengan indeks miller (220), (311), (400), (422), (511) dan (440). Pada difraktogram dapat dilihat bahwa puncak yang terbentuk lebih lebar dibandingkan dengan sampel tanpa penambahan PEG-2000. Dengan demikian penambahan PEG-2000 menyebabkan puncak yang terbentuk semakin lebar dan mengindikasikan bahwa ukuran kristal yang terbentuk menjadi lebih kecil (Perdana dkk, 2011). Hal ini karena penambahan PEG - 2000 pada partikel akan melapisi partikel sehingga dapat menghambat pertumbuhan dari partikel. Hasil ini dibuktikan dengan melakukan perhitungan dan diperoleh ukuran kristal sebesar 108,75 nm. Gambar 2 Pola difraksi sinar-x dari sampel dengan penambahan PEG-2000 dengan perbandingan pasir besi dan PEG-2000 adalah 1:1 Gambar 3 menunjukkan pola difraksi dari sampel dengan penambahan PEG-2000 pada perbandingan pasir besi dan PEG-2000 adalah 1:2. Pola difraksi yang terbentuk hampir seluruhnya merupakan pola difraksi dari Fe 3 O 4. Hasil ini menunjukkan bahwa proses sintesis yang dilakukan berhasil mendapatkan bahan Fe 3 O 4. Hasil yang sama juga didapatkan oleh 195

Perdana dkk (2011) dengan menggunakan templete PEG-1000 dan Nuzully dkk (2013) dengan menggunakan templete PEG-4000. Puncak-puncak difraksi yang muncul pada sampel yang sebagian besar mempunya fasa Fe 3 O 4 sesuai dengan indeks miller (220), (311), (422), (511), (440). Puncak maksimum yang diperoleh pada pola difraksi sampel dengan perbandingan pasir besi dan PEG-2000 1:2 adalah pada sudut 2θ = 35.6676 0. Hasil perhitungan pada sudut 2θ = 35,6676 0 yang sesuai dengan indeks miller (311) adalah sebesar 81,57 nm. Gambar 3 Pola difraksi sinar-x dari sampel dengan penambahan PEG-2000 dengan perbandingan pasir besi dan PEG-2000 adalah 1:2 Gambar 4 menunjukkan pola difraksi sampel dengan penambahan PEG-2000 pada perbandingan pasir besi dan PEG-2000 adalah 1 : 4. Pola difraksi dengan intensitas maksimum yang terbentuk untuk fasa Fe 3 O 4 adalah pada sudut 2θ = 35.6873 0. Hasil perhitungan ukuran kristal pada indeks miller (311) adalah sebesar 130,02 nm. Gambar 4 Pola difraksi sinar-x dari sampel dengan penambahan PEG-2000 pada perbandingan pasir besi dan PEG-2000 adalah 1:4 Dari Gambar 4 terlihat pola difraksi pada sampel yang cukup baik. Dengan melakukan pencocokan pada data standar ICDD 01-075-0449 untuk fasa Fe 3 O 4 dan data standar ICDD 00-024-0072 untuk fasa Fe 3 O 4 terindentifikasi bahwa proses sintesis yang dilakukan berhasil mendapatkan bahan Fe 3 O 4. Hal ini dinyatakan oleh difraktogram yang menunjukkan bahwa hampir semua fasa yang terbentuk adalah fasa Fe 3 O 4 yang sesuai dengan puncak-puncak difraksi dengan indeks miller (220), (311), (400), (422), (511), (440). Dari hasil karakterisasi difraksi sinar-x pada keseluruhan sampel tidak ditemukan adanya fasa PEG di dalam sampel, yang mengindikasikan bahwa surfaktan PEG yang berguna untuk mengontrol ukuran partikel tidak ikut bereaksi dan hamya berfungsi sebagai templete yang membungkus partikel. Hasil perhitungan ukuran partkel sampel tanpa penambahan PEG- 196

2000 dan dengan variasi penambahan PEG-2000 dengan menggunakan XRD diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Ukuran kristal sampel Fe 3 O 4 tanpa penambahan dan dengan penambahan PEG-2000. No. Sampel Ukuran Kristal (nm) 1. Fe 3 O 4 tanpa PEG 217,00 2. Fe 3 O 4 dengan PEG 1 : 1 108,75 3. Fe 3 O 4 dengan PEG 1 : 2 81,57 4. Fe 3 O 4 dengan PEG 1 : 4 130,02 Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa peningkatan konsentrasi PEG yang ditambahkan pada sampel menurunkan ukuran kristal Fe 3 O 4 yang dihasilkan. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Perdana dkk (2011) dengan menggunakan PEG 1000. Ukuran kristal menurun dengan adanya penambahan PEG sampai pada perbandingan PEG-2000 (1:2), namun terjadi peningkatan ukuran kristal pada penambahan PEG-2000 (1:4). Penurunan ukuran kristal ini berhubungan dengan berat molekul dari PEG- 2000. PEG-2000 yang mempunyai berat molekul sebesar 2000 g/mol dan mempunyai derajat polimerisasi sebesar 46 menyebabkan jumlah rantai PEG yang melapisi permukaan partikel juga semakin banyak (Tirosh dkk, 1998). 3.2 Morfologi Permukaan Bentuk morfologi permukaan sampel dapat diamati dengan menggunakan alat Scanning Electron Microscope (SEM). Pada penelitian ini dikarakterisasi 4 sampel yaitu sampel tanpa penambahan PEG, sampel penambahan PEG 1:1, sampel penambahan PEG 1:2, dan sampel penambahan PEG 1:4. Untuk mengetahui bentuk morfologi permukaan sampel digunakan karakterisasi SEM dengan pembesaran 40.000 kali karena pada pembesaran tersebut, hasil yang diperoleh lebih jelas. Morfologi partikel Fe 3 O 4 tanpa penambahan PEG-2000 ditunjukan oleh Gambar 4.6. Pada sampel Fe 3 O 4 tanpa penambahan PEG ukuran dari partikel belum terlihat seragam dan terlihat aglomerasi yang cukup banyak. Dari pengujian yang dilakukan dengan menggunakan SEM didapatkan ukuran partikel 80,00-220,00 nm, dari sampel tanpa penambahan PEG terlihat masih banyak partikel yang belum terbentuk partikel sehingga banyak terlihat gumpalangumpalan yang belum beraturan. Gambar 5 Hasil SEM sampel tanpa penambahan PEG Morfologi partikel Fe 3 O 4 dengan penambahan PEG-2000 dengan perbandingan 1 : 1 ditunjukan oleh Gambar 4.7. Pada Fe 3 O 4 yang telah ditambahkan PEG sudah berukuran seragam. Distribusi ukuran partikel dari sampel dengan penambahan PEG 1:1 terlihat cukup seragam. Dari pengujian yang dilakukan dengan menggunakan SEM didapatkan ukuran partikel 75,50-152,50 nm. Sampel pasir besi dengan penambahan PEG (1:1) terlihat adanya pembentukan partikel yang seragam namun masih terdapat partikel yang bertumpuk-tumpuk sehingga banyak terlihat gumpalan-gumpalan yang belum beraturan, tetapi lebih baik dari pada tanpa penambahan PEG. 197

Gambar 6 Hasil SEM sampel dengan penambahan PEG 1:1 Morfologi Nanopartikel Fe 3 O 4 dengan penambahan PEG-2000 dengan perbandingan 1:2, ditunjukan oleh Gambar 4.8. Pada Fe 3 O 4 yang telah ditambahkan PEG 1:2, sudah terbentuk nanopartikel berukuran seragam. Distribusi ukuran partikel dari sampel dengan penambahan PEG 1:2 ukuran partikel cukup kecil. Dari pengujian yang dilakukan dengan menggunakan SEM didapatkan ukuran parikel 60,00-127,50 nm, dari sampel pasir besi dengan penambahan PEG 1:2 terlihat banyak partikel yang berbentuk kubus, ini menunjukan bahwa sampel pasir besi dengan penambahan PEG 1:2 dapat dikatakan titik optimum untuk variasi pasir besi dengan PEG-2000, karena terlihat keseragaman dari partikel yang terbentuk. Gambar 7 Hasil SEM sampel dengan penambahan PEG 1:2 Morfologi Nanopartikel Fe 3 O 4 dengan penambahan PEG-2000 1:4 ditunjukan oleh Gambar 4.9. Dari pengujian yang dilakukan dengan menggunakan SEM didapatkan ukuran partikel 47,50-172,00 nm, dari sampel pasir besi dengan penambahan PEG 1:4 terlihat adanya pembentukan partikel namun karena variasi pasir besi dengan PEG 1:4 membuat partikel menjadi tidak beraturan sehingga partikel kembali tidak terbentuk merata dan terlihat banyak gumpalan-gumpalan yang tidak beraturan, tetapi lebih baik dari pada tanpa penambahan PEG. Hasil perhitungan ukuran partikel sampel tanpa penambahan PEG-2000 dan dengan variasi penambahan PEG-2000 dengan menggunakan SEM diperlihatkan pada Tabel 2. Gambar 8 Hasil SEM sampel dengan penambahan PEG 1:4 Tabel 2. Ukuran partikel sampel Fe 3 O 4 tanpa penambahan dan dengan penambahan PEG-2000 No. Sampel Ukuran Partikel (nm) 1. Fe 3 O 4 tanpa PEG 80,00-220,00 2. Fe 3 O 4 dengan PEG 1 : 1 75,50-147,50 3. Fe 3 O 4 dengan PEG 1 : 2 60,00-127,50 4. Fe 3 O 4 dengan PEG 1 : 4 47,50-172,50 198

Semakin banyak permukaan partikel yang dilapisi PEG maka semakin menghambat pertumbuhan partikel, sehingga ukuran partikel semakin mengecil karena pertumbuhan partikel dihalangi oleh banyaknya rantai PEG. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penurunan ukuran kristal ini disebabkan semakin banyaknya partikel Fe 3 O 4 yang terjebak di dalam rantai PEG sehingga pertumbuhan kristal terhalang yang menyebabkan ukuran kristal Fe 3 O 4 semakin kecil. Namun homogenitas rendah pada penambahan PEG-2000 (1:4). IV. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan melihat pengaruh penambahan PEG-2000 terhadap ukuran kristal dan partikel partikel Fe 3 O 4 maka, didapat kesimpulan bahwa partikel Fe 3 O 4 telah berhasil disintesis dari batu besi di daerah Surian Kabupaten Solok dengan ukuran kristal 217,00 nm sampai dengan 81,57 nm. Variasi konsentrasi PEG-2000 sangat berpengaruh terhadap ukuran partikel Fe 3 O 4, dimana variasi optimum pasir besi dengan penambahan PEG-2000 dihasilkan pada perbandingan 1:2. Hasil XRD menunjukan bahwa ukuran dari kristal sampel Fe 3 O 4 dengan perbandingan pasir besi dan PEG-2000 berturut-turut 1:0, 1:1, 1:2, dan 1:4 yaitu 217,00 nm, 108,75 nm, 81,57 nm, 130,02 nm. Hasil menunjukkan bahwa sampel Fe 3 O 4 telah membentuk ukuran yang homogen dimana bentuk morfologi partikel berbentuk bulat dan berkurang unsur Fe 2 O 3 yang tercampur dan ukuran partikel didapatkan dari perbandingan PEG beturut-turut 1:0, 1:1, 1:2, dan 1:4 yaitu 80,00-220,00nm, 75,50-147,50nm, 60,00-127,50 nm, dan 47,50-172,50nm. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka batuan besi sangat berpotensi untuk dijadikan alternatif lain dalam mengembangkan material nanomagnetik. DAFTAR PUSTAKA Cullity, B.D., 1972, Introduction to Magnetic Material, Canada: Addison Wesley Publishing Company. Cullity, B.D, 1967, Elements of X-Ray Diffraction. Addison-Wesley Publishing Company, INC, USA. Hong, R., Li, J., Wang, J., Li, H. 2007, Comparison of schemes for preparing magnetic Fe 3 O 4 nanoparticles. China Particuology 5 :186 191 Iida, H., Takayanagi, K., Nakanishi, T., Osaka, T., 2007, Synthesis of Fe3O4 Nanoparticles With Various Sizes and Magnetic Properties by Controlled Hydrolysis, Journal of Colloid and Interface Science 314: 274-280. Nuzully, S., Kato, T., Iwata, S., dan Suharyadi, E., 2013. Pengaruh Konsentrasi Polyetthylene Glycol (PEG) Pada Sifat Kemagnetan Nanopartikel Magnetik PEG-Coated Fe 3 O 4. Journal Jurusan Fisika, Fakultas MIPA UGM. Perdana, F.A.,2011, Sintesis Nanopartikel Fe 3 O 4 dengan Template PEG-1000 dan Karakterisasi Sifat Magnetnya, Jurnal Material dan Energi Indonesia,Vol. 01, No.01. Sumarni, S., (2013),Karakterisasi Struktur Kristal Nanopartikel Magnetite (Fe 3 O 4 ) Berbasis Pasir Alam Dengan Penambahan Variasi, Skripsi Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Xu,C-Y, He, Kai, Zhen, L., Shao, En-Z., 2007, Hydrothermal Synthesis and Chacterization of single Crystalline Fe 3 O 4 Nanowires with High Aspect Radio and Uniformity, Materials Letter, Volum 61. 199