Pengaruh Ukuran Partikel Fe 3 O 4 Dari Pasir Besi Sebagai Bahan Penyerap Radar Pada Frekuensi X-Band dan Ku-Band

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pengaruh Ukuran Partikel Fe 3 O 4 Dari Pasir Besi Sebagai Bahan Penyerap Radar Pada Frekuensi X-Band dan Ku-Band"

Transkripsi

1 1 Pengaruh Ukuran Partikel Fe 3 O 4 Dari Pasir Besi Sebagai Bahan Penyerap Radar Pada Frekuensi X-Band dan Ku-Band Henny Dwi Bhakti, Mashuri Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya mash@physics.its.ac.id Abstrak diekstraksi magnetit Fe 3 O 4 dari pasir besi Lumajang yang digunakan sebagai bahan penyerap radar pada frekuensi X-Band dan Ku-Band. Dari pasir besi lumajang akan difariasi ukuran partikel Fe 3 O 4 dengan cara dimiling selama 3 jam, 5 jam, 7 jam dan dikopresipitasi.prinsip percobaan ini adalah dengan menentukan nilai rugi refleksi untuk masingmasing sampel yang menunjukkan kemampuan sampel untuk meyerap radar. Pada frekuensi X-Band yaitu pada frekuensi 6 GHz-12.4 GHz pasir dasar memiliki kemampuan penyerapan yang paling baik yaitu sebesar dB pada frekuensi GHz. Sedangkan pada frekuensi Ku-Band yaitu pada frekuensi 12.4GHz-18 GHz magnetit Fe 3 O 4 kopresipitasi memiliki kemampuan menyerap yang paling baik yaitu sebesar db pada frekuensi GHz. cara yang sama, tetraherdal di oktan terarsir dan oktahedral di oktan tidak terarsir. Kata Kunci magnetiti, Fe 3 O 4, penyerap radar, pasir besi. B I. PENDAHULUAN esi termasuk logam transisi yang sangat luas penggunaannya. Dalam dunia teknik besi memegang peranan yang sangat penting. Besi dapat diperoleh dari proses ekstraksi bijih besi, salahsatunya pasir besi. Pasir besi dapat diolah menjadi besi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan besi baik di Indonesia maupun di dunia. Pasir besi merupakan salah satu sumber besi yang pemanfaatannya masih belum optimal. Di Indonesia, pasir besi sampai saat ini masih terbatas hanya digunakan sebagai bahan tambahan pada pabrik semen. [1] Rumus kimia magnetit sering ditulis dalam bentuk FeO, Fe 2 O3 dimana satu bagian adalah wustite (FeO) dan bagian lainnya adalah hematit (Fe 2 O 3 ). Selain itu magnetit mempunyai struktur kristal spinel dengan selunit kubik yang terdiri dari 32 ion oksigen, dimana celah-celahnya ditempati oleh ion Fe 2+ dan ion Fe 3+. Delapan ion Fe 3+ dalam tiap sel berada pada bagian tetrahedral, karena berlokasi di tengah sebuah tetrahedron yang keempat sudutnya ditempati ion oksigen. Sisanya delapan ion Fe 3+ dan delapan ion Fe 2+ berada pada bagian oktahedral, karena ion-ion oksigen sekitarnya menempati sudut-sudut sebuah oktahedron yang sudutsudutnya ditempati oleh enam atom oksigen. Tiap-tiap unit sel berisi sejumlah ion, satu unit sel terbagi menjadi delapan oktan (kubus spinel), masing-masing berukuran a/2, empat oktan yang berasir memiliki ukuran isi yang sama, begitu pula yang tidak diarsir(gambar 1). Ion-ion oksigen disusun dengan Gambar 1 Struktur Kristal dari ferrit [2] Alat dan Bahan II. METODE Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas ukur, gelas beker, neraca digital, tisu, kertas saring, oven untuk pengeringan, plastik, magnet permanen untuk memisahkan magnetit Fe 3 O 4 dari pasir, kertas label, pengaduk magnetik (hot plate dan magnetic stirer). Untuk karakterisasi sampel dipakai alat uji X-Ray Fluorescence (XRF) yaitu untuk mengidentifikasi kandungan unsur di dalam material, VNA untuk mengidentifikasi penyerapan gelombang, X-Ray Diffractometer (XRD) untuk identifikasi kristal dan fasa, Scanning Electron Microscope (SEM) untuk identifikasi struktur material dan mengetahui ukuran material, serta Vector network Analyzer (VNA). Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adala pasir Lumajang sebagai bahan dasar magnetit Fe 3 O 4, alkohol digunakan untuk mencuci peralatan, HCl dan NH 4 OH yang digunakan dalam proses kopresipitasi sebagai pelarut dan pengendap, aquades digunakan sebagai pencuci hasil kopresipitasi dan pasir.

2 2 Ekstraksi Fe 3 O 4 dari pasir besi Pasir besi diekstrak dengan magnet permanen untuk mendapatkan bahan yang tertarik oleh magnet yang paling kuat. Sebelum pasir besi diekstrak menggunakan magnet permanen, pasir terlebih dahulu disangrai dengan api sedang sampai kering. Kemudian pasir diekstrak dengan magnet permanen dengan pengulangan sebanyak 7 kali. Cara ekstraksi adalah antara magnet dan pasir diberi buku dengan ketebalan 1 cm. Setelah pasir besi berhasil diekstraksi kemudian dicuci menggunakan aquades. Variasi ukuran partikel Fe 3 O 4 Setelah Fe 3 O 4 diekstrak, kemudian penelitian dilanjutkan dengan melakukan variasi ukuran partikel dengan cara menggunakan ball mailing. Masing-masing waktu ball mailing yang dilakukan adalah 3 jam, 5 jam dan 7 jam. Karena proses reduksi ukuran partikel menggunakan ball miling merupakan proses reduksi ukuran dengan proses basah, maka diperlukan sebuah pelarut. Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini adalah alkohol 70%. Dalam proses miling ini perbandingan antara bahan dan pelarut yang digunakan adalah 1:1 yaitu 20 gram serbuk Fe 3 O 4 dengan pelarut alkohol 70% sebanyak 20 ml. Bola yang digunakan adalah bola zirconia. Kecepatan miling yang digunakan adalah 1200 rpm. Setelah proses miling, serbuk Fe 3 O 4 dikeringkan menggunakan bohlam dengan temperatur 70 o C selama 4 jam. Preparasi nanopartikel Fe 3 O 4 Metode kopresipitasi merupakan salah satu metode sintesis senyawa anorganik yang didasarkan pada pengendapan lebih dari satu substansi secara bersama-sama setelah melewati titik jenuh. Konsep dasar kopresipitasi adalah senyawa yang ingin dikopresipitasi dilarutkan ke dalam pelarut, setelah itu ditambahkan larutan sebagai agen pengendap sehingga diperoleh hasil akhir berupa endapan. Kopresipitasi merupakan metode yang mudah digunakan dan memiliki beberpa keuntungan yaitu prosesnya menggunakan suhu rendah, waktu yang dibutuhkan relatif singkat, tingkat kemurnian yang tinggi serta biaya yang relatif murah. Proses kopresipitasi ini dilakukan untuk mendapatkan partikel Fe 3 O 4 yang memiliki kemurnian lebih tinggi dibandingkan dengan serbuk Fe 3 O 4 yang tidak dikopresipitasi. Ukuran partikel yang didapatkan melalui metode kopresipitasi ini adalah dalam orde nano. Dalam penelitian ini, pelarut yang digunakan adalah HCl sedangkan pengendapnya adalah NH 4 OH. Serbuk Fe 3 O 4 yang digunakan adalah sebanyak 20 gram, sedangkan banyaknya larutan HCL dan NH 4 OH ditentukan berdasarkan perhitungan stokiometri. Larutan HCl dicampur dengan serbuk Fe 3 O 4 kemudian diaduk menggunakan magnetit stirer dengan temperatur 70 o C sampai serbuk Fe 3 O 4 terlarut seluruhnya. Warna larutan yang dihasilkan dari proses ini adalah hitam kehijauan. Reaksi kimia yang terjadi dalam proses ini adalah sebagai berikut : Kemudian setelah dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring, larutan diberi NH 4 OH. Hasilnya adalah terbentuk endapan berwarna kehitaman di dasar gelas beker. Hal inilah yang mengakibatkan perubahan ukuran serbuk Fe 3 O 4 berubah menjadi orde nano. Reaksi kimia yang terjadi dalam proses ini adalah sebagai berikut : Setelah endapan terbentuk, larutan dicuci dengan cara ditambahkan aquades untuk menghilangkan unsur garam berupa NH 4 Cl sebagai hasil samping proses kopresipitasi. Setelah ditambahkan aquades, larutan diaduk kemudian di bawah gelas beker diberi magnet permanen supaya magnetit Fe 3 O 4 tertarik ke bawah dan cepat mengendap. Setelah endapan sepenuhnya tertarik ke dasar gelas bekker, air dibuang sedikit demi sedikit. Proses pencucian diulang sampai ph larutan netral, yaitu ph 7. Setelah itu larutan di saring menggunakan kertas saring. Endapan yang tertinggal di kertas saring berwarna hitam, kemudian endapan dikeringkan dengan oven temperatur 80 o C selama 4 jam. Setelah kering, hasil kopresipitasi didekatkan dengan magnet untuk membuktikan bahwa hasilnya adalah magnetit. Serbuk hasil kopresipitasi semuanya tertarik oleh magnet permanen yang menunjukkan bahwa serbuk hasil kopresipitasi memang magnetit. Karakterisasi X-Ray Flueresense (XRF) digunakan untuk identifikasi senyawa yang terkandung dalam material. Identifikasi fasa sampel hasil sintesis dilakukan dengan melakukan pengujian difraksi sinar-x Tipe Philips X Pert MPD (Multi Purpose Diffractometer) di Laboratorium Difraksi Sinar-X RC (Research Center) LPPM ITS Surabaya. Pengukuran ini akan dilakukan pada tegangan 40 kv dan arus 30 ma dengan menggunakan target Cu (λ=1,54056 Å). Sudut yang digunakan dalam pengujian ini adalah dari 5 sampai 90. Morfologi dan ukuran partikel dikarakterisasi, menggunakan Scanning electron microscope (SEM). Untuk mengukur penyerapan gelombang mikro adalah Vector network analyzer (VNA). VNA dapat dilihat pada Gambar 3.2 tipe-zva40. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Unsur-unsur penyusun Identifikasi dan karakterisasi unsur-unsur yang terkandung dalam serbuk magnetit Fe 3 O 4 menggunakan X-Ray Flouresense (XRF). Pengidentifikasian unsur ini perlu dilakukan untuk memastikan unsur-unsur apa saja yang terkandung di dalam serbuk magnetit Fe 3 O 4. Hal ini sangat penting karena bahan yang digunakan adalah bahan alam. Serbuk Fe 3 O 4 yang diuji adalah serbuk pasir yang telah diseparasi.

3 3 Dari Tabel 1 yang merupakan hasil pengujian X-Ray Flouresense (XRF) serbuk magnetit Fe 3 O 4 dapat diketahui bahwa kandungan unsur yang paling dominan dibandingkan dengan unsur yang teridentifikasi lainnya adalah Fe dengan presentase ± 0.75%. Unsur Fe di alam bebas membentuk senyawa oksida besi yaitu Fe 3 O 4 (magnetit) dan Fe x Ti x O 4 (titanomagnetit). Unsur Fe yang teridentifikasi adalah hampir sebesar 90% yang menunjukkan bahwa bahan yang digunakan memiliki kandungan magnetit yang lebih dominan daripada senyawa lain. Dari tabel 1 terlihat bahwa hasil pengujian menggunakan XRF memiliki nilai eror atau koreksi, hal ini ditunjukkan pada tanda (±) untuk masingmasing unsur yang terdeteksi. Nilai error yang dihasilkan sangat kecil, tidak lebih dari 1. Eror yang paling besar adalah sebesar 0.75, hal ini menunjukkan bahwa hasil pengujian menggunakan XRF memiliki hasil yang valid. B. Hasil XRD Analisa fasa menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD) dilakukan untuk mengetahui fasa apa saja yang terkandung dalam magnetit Fe 3 O 4 yang berasal dari pasir besi. Hal ini perlu dilakukan mengingat bahan berasal dari bahan alam yang pasti masih tercampur atau terkontaminasi dengan material lain. Dengan menggunakan X-Ray Diffractometer (XRD) dapat diketahu berapa persen fasa Fe 3 O 4 yang terkandung dalam serbuk besi. Tabel 1. Kandungan unsur pada serbuk magnetit Fe 3 O 4 melalui pengujian X-Ray Flouresense No Compoun d prosentase 1 Fe ± 0.75 % (d) (c) 2 Ti 6.42 ± 0.03 % 3 Si 1.1 ± 0.03 % (b) 4 Al 1 ± 0.6 % 5 Bi 0.93 ±0.04 % (a) 6 Eu 0.72 ± % 7 Mn 0.5 ± 0.02 % 8 V 0.48 ± 0.05 % 9 Ca 0.42 ± % 10 Br 0.34 ± % 11 Re 0.3 ± % 12 P 0.2 ± 0.03 % 13 Cr 0.11 ± % 14 Ni 0.06 ± 0.01 % 15 Zn 0.06 ± % 16 Yb 0.0 ± 0.03 % Gambar 2 Grafik hasil XRD pada sampel (a) pasir dasar, (b) Fe 3 O 4 miling 3 jam, (c) Fe 3 O 4 miling 5 jam, (d) Fe 3 O 4 miling 7 jam dan kopresipitasi. Lebar puncak yang ditunjukkan oleh hasil XRD (gambar 2) menunjukkan banyaknya sinar-x yang terhambur pada bidang d hkl yang sama. Sehingga semakin tinggi puncak difraksi maka semakin banyak sinar-x yang terhambur pada bidang d hkl yang sama. Lebar dan tinggi puncak grafik yang dihasilkan setelah pengujian XRD mengidentifikasikan ukuran partikel dari sampel. Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa puncak yang paling tinggi adalah pasir hasil kopresipitasi, hal ini menunjukkan bahwa pasir Fe 3 O 4 hasil kopresipitasi memiliki ukuran partikel yang paling kecil. Jika diurutkan dari puncak yang terrendah sampai yang tertinggi adalah pasir dasar, pasir Fe 3 O 4 miling 3 jam, pasir Fe 3 O 4 miling 5 jam, pasir Fe 3 O 4 miling 7 jam dan pasir Fe 3 O 4 hasil kopresipitasi. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pasir dasar yang tanpa mendapatkan perlakuan reduksi partikel memiliki ukuran partikel yanng paling besar. Setelah dimiling selama 3 jam, ukuran partikel Fe 3 O 4 mengalami reduksi, yaitu

4 4 semakin mengecil. Begitu pula dengan proses miling selama 5 jam dan 7 jam. Semakin lama waktu miling, ukuran partikel Fe 3 O 4 semakin mengecil. Dan ukuran partikel yang paling kecil adalah pasir Fe 3 O 4 hasil kopresipitasi. Hal ini dikarenakan dalam proses kopresipitasi terjadi reduksi ukuran partikel dari orde mikro menjadi orde nano. Dalam proses kopresipitasi, material dilarutkan dalam pelarut yang berupa HCl sebelum diendapkan kembali dengan pengendap. Sehingga ukuran partikel yang dihasilkan paling kecil yaitu dalam orde nano. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) kemudian dilakukan analisa secara kualitatif yaitu dengan identifikasi fasa yang terkandung pada serbuk magnetit yang didasarkan pada pencocokan data posisi-posisi puncak difraksi yang terukur dengan data yang telah ada (database). Pencarian posisi dan pencocokan puncak dilakukan dengan bantuan software Search Match. Sehingga dapat diketahui kandungan fasa yang terdapat dalam sampel. Dengan hasil yang didapat dalam pengujian menggunakan X- Ray Fllourance (XRF) dapat diketahui senyawa apa saja yang terdapat di dalam sampel sehingga dapat diprediksi puncakpuncak fasa apa saja yang terdeteksi. Dari hasil pencocokan puncak dengan software Search Match didapatkan bahwa puncak-puncak tertinggi yang terdeteksi adalah puncakpuncak fasa magnetit Fe 3 O 4. C. Hasil SEM Scanning Electron Microscope (SEM) merupakan salah satu jenis mikroskop elektron yang menggunakan berkas elektron untuk menggambarkan bentuk permukaan material yang dianalisis. Prinsip kerja dari SEM adalah dengan menggambarkan permukaan benda atau material dengan berkas elektron yang dipantulkan dengan energi tinggi. Permukaan material yang disinari atau terkena berkas elektron akan memantulkan kembali berkas elektron atau dinamakan berkas elektron sekunder ke segala arah. Sehingga dengan SEM ini dapat diketahui bentuk dari magnetit Fe 3 O 4. Data yang didapat dari SEM bisa meyakinkan apakah manetit Fe 3 O 4 benar-benar terkandung di dalam pasir besi. Hal ini dapat diketahui dari hasil gambar yang dihasilkan oleh SEM. Bentuk kristal dari magnetit Fe 3 O 4 adalah kubik. Dan setelah material dianalisa menggunakan SEM, bentuk dari material dapat terlihat juga berbentuk kubik. Hasil SEM dapat dilihat pada gambar 3. Dari gambar 2 (a) yaitu pada gambar SEM pada pasir dasar, terlihat bahwa gambar yang dihasilkan tidak kubik sempurna, tidak seperti pada sampel yang lain. Hal ini dikarenakan pada pasir dasar belum mendapatkan perlakuan apapun, sehingga memungkinkan adanya impuritas dari material-material lain. Terlihat juga bahwa yang berbentuk kubik paling sempurna adalah pada hasil kopresipitasi, hal ini dikarenakan hasil magnetit Fe 3 O 4 lebih murni dari pada yang lain. Karena impuritas-impuritas yang mengotori telah larut ketika proses kopresipitasi. Selain itu SEM juga digunakan untuk menentukan ukuran partikel masing-masing sampel. Pada tabel 2 terlihat bhwa semakin lama waktu mailing, maka ukuran partikel semakin mengecil. Gambar 3. hasil analisa magnetit Fe 3 O 4 menggunakan SEM (a) pasir dasar (b) miling 3 jam (c) miling 5 jam dan (d) miling 7 jam.analisis SEM Tabel 2. Ukuran partikel untuk masing-masing sampel menggunakan SEM No Sampel Ukuran Partikel (μm) 1 Pasir dasar Fe 3 O 4 Miling 3 jam Fe 3 O 4 Miling 5 jam Fe 3 O 4 Miling 7 jam D. Analisi Penyerappan menggunakan VNA Gambar 4 adalah adalah grafik hubungan antara rugi refleksi dengan frekuensi pada frekuensi X-Band. terlihat bahwa material yang memiliki rugi refleksi paling besar adalah pasir dasar. Rugi refleksi yang besar mengindikasikan bahwa material menyerap radar dengan baik karena semakin besar rugi refleksi maka semakin sedikit gelombang yang dipantulkan kembali. Dengan kata lain sebagian besar gelombang diserap, bukan dipantukan. Ukuran partikel mempengaruhi besarnya energi yang diserap. Semakin besar luas partikel yang disediakan untuk penyerapan gelombang, maka semakin baik bahan tersebut menyerap material. Seharusnya materisl penyerap radar yang baik adalah dengan ukuran partikel yang kecil karena semakin kecil ukuran partikel maka makin luas pula luas permukaan bahan tersebut. Berdasarkan teori, penyerapan paling tinggi seharusnya dimiliki oleh pasir hasil kopresipitasi. Namun dalam penelitian ini yang memiliki nilai rugi refleksi yang paling tinggi adalah pasir dasar yang menunjukkan bahwa pasir dasar memiliki daya serap yang paling baik jika dibandingkan dengan sampel yang lain. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor, antara lain adalah di dalam pasir dasar masih terdapat impuritas atau pengotor sehingga mempengaruhi penyerapan gelombang.

5 5 Tabel 4 menunjukkan nilai rugi refleksi untuk semua sampel pada frekuensi di atas frekuensi X-Band yaitu pada frekuensi 13 GHz 18 GHz. Dari tabel diketahui bahwa pasir kopresipitasi memiliki nilai rugi refleksi yang paling besar. Hasil ini sesuai dengan teori yang ada bahwa semakin kecil ukuran partikel kemampuan penyerapannya terhadap gelombang mikro juga semakin baik. Gambar 4. grafik hubungan RL dengan frekuensi untuk semua sampel Fe 3 O 4 pada frekuensi 6 GHz 12.8 GHz Tabel 3. besar rugi refleksi pada masing-masing sampel Fe 3 O 4 pada frekuensi 6 GHz 12.8 GHz sampel RL (db) Frekuensi (GHz) Plat aluminium Pasir dasar Fe 3 O 4 Miling 3 jam Fe 3 O 4 Miling 5 jam Fe 3 O 4 Miling 7 jam Fe 3 O 4 kopresipitasi Dari gambar 5 merupakan grafik hubungan besar rugi refleksi dengan frekuensi pada masing-masing sampel Fe 3 O 4 pada frekuensi Ku-Band. Dari grafik terlihat bahwa pasir kopresipitasi memiliki nilai rugi refleksi yang paling tinggi, yaitu sebesar db pada frekuensi GHz. Hal ini menunjukkan bahwa pasir kopresipitasi memiliki kemampuan yang paling baik diantara semua sampel. Hal ini berbeda pada penyerapan yang terjadi pada frekuensi X-Band. Pada frekuensi X-Band yang biasanya digunakan sebagai gelombang pendeteksi pesawat, pasir dasar dengan ukuran partikel paling besar memiliki kemampuan menyerap yang paling tinggi. Sedangkan pada frekuensi di atas frekuensi X- Band, pasir kopresipitasi memiliki kemampuan menyerap paling baik diantara sampel yang lain. Tabel 4 hubungan rugi refleksi dengan frekuensi pada frekuensi Ku-Band 13 GHz 18 GHz Sampel RL (db) Frekuensi (GHz) Pasir dasar Miling 3 jam Miling 5 jam Miling 7 jam kopresipitasi IV. KESIMPULAN Dari penelitian dengan judul Pengaruh Ukuran Partikel Fe 3 O 4 dari Pair Besi Sebagai Bahan Penyerap Radar pada Frekuensi X-Band dan Ku-Band dapat disimpulkan : a. Telah ditemukan cara produksi masal Fe 3 O 4 dari pasir besi dengan metode yang mudah dan terjangkau dengan cara ekstraksi pasir besi menggunakan magnet permanen. b. Fe 3 O 4 hasil ekstraksi dari pasir besi menggunakan magnet permanen mampu digunakan sebagai bahan penyerap radar. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Mashuri, M.Si selaku dosen pembimbing. Serta Dr. M. Zainuri, M.Si dan Dr. rer. nat.. Tri Wikantoro selaku dosen penguji. DAFTAR PUSTAKA [1] J.H.Li, R.Y. Hong, H.Z. Li, J. Ding, and Y. Zheng, D.G. Wei. Simple synthesis and magnetic properties of Fe 3 O 4 /BaSO 4 multi-core/shell particles, Journal of Materials Chemistry and Physics, vol 113, pp , [2] Jing Sun, Shaobing Zhou, Peng Hou, Yuan Yang, Xiaohong Li, and Mingyuan Li. Synthesis and caracterization of biocompatible Fe 3 O 4 nanopartikel, Wiley interscience, DOI: /jbm.a [3] A. Shokuhfar, S. Alibeigi, M.R. Vaezi, and S.K. Sadrnazhaad. Stnthesisi Fe 3 O 4 nanoparticles prepared by various surfactants and studying their characteriztions, Defect and diffusion forum, vols , pp 22-27, Gambar 5. grafik hubungan RL dengan frekuensi untuk semua sampel Fe 3 O 4 pada frekuensi Ku-Band.

PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND

PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND PENGARUH UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI SEBAGAI BAHAN PENYERAP RADAR PADA FREKUENSI X DAN Ku BAND Oleh : Henny Dwi Bhakti Dosen Pembimbing : Dr. Mashuri, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang Dibutuhkannya

Lebih terperinci

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi NURUL ROSYIDAH Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Pendahuluan Kesimpulan Tinjauan Pustaka

Lebih terperinci

EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI

EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI EFEK PENGADUKAN DAN VARIASI ph PADA SINTESIS Fe 3 O 4 DARI PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI Oleh : Darmawan Prasetia, Prof. Dr. Darminto, M.Sc Malik Anjelh Baqiya, M.Si Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP UKURAN PARTIKEL FE3O4 DENGAN TEMPLATE PEG-2000 MENGGUNAKAN METODE KOPRESIPITASI Santi Dewi Rosanti, Dwi Puryanti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas Kampus Unand, Limau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III.1

BAB III METODOLOGI III.1 BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan bahan Alat yang digunakan adalah : a. Pembuatan serbuk LiFePO 4 1. Gelas beaker 250 ml 2. Gelas beaker 500 ml 3. Sendok 4. Cawan porselin 5. Magnetic Stirer 6. Pipet volume

Lebih terperinci

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles. JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI PARTIKEL NANO Fe 3 O 4 DENGAN TEMPLATE PEG- 1000

SINTESIS DAN KARAKTERISASI PARTIKEL NANO Fe 3 O 4 DENGAN TEMPLATE PEG- 1000 SINTESIS DAN KARAKTERISASI PARTIKEL NANO Fe 3 O 4 DENGAN TEMPLATE PEG- 1000 Febie Angelia Perdana Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik-Fisik Universitas Lampung. Analisis XRD di Universitas Islam Negeri Jakarta Syarif

Lebih terperinci

KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK DAN SERAPAN GELOMBANG MIKRO BARIUM M-HEKSAFERIT BaFe 12 O 19

KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK DAN SERAPAN GELOMBANG MIKRO BARIUM M-HEKSAFERIT BaFe 12 O 19 KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK DAN SERAPAN GELOMBANG MIKRO BARIUM M-HEKSAFERIT BaFe 12 O 19 NOER AF IDAH 1109201712 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Darminto, MSc Pendahuluan: Smart magnetic materials Barium M-Heksaferit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi

Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi Pengaruh Polietilen Glikol (PEG) Terhadap Ukuran Partikel Magnetit (Fe 3 O 4 ) yang Disintesis dengan Menggunakan Metode Kopresipitasi Irfan Nursa*, Dwi Puryanti, Arif Budiman Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb

SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb SINTESIS DAN KARAKTERISASI XRD MULTIFERROIK BiFeO 3 DIDOPING Pb Oleh: Tahta A 1, Darminto 1, Malik A 1 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Fisika- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPF-LIPI) Kawasan

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun 2012. Tempat penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat BAB III EKSPERIMEN 1. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah Ca(NO 3 ).4H O (99%) dan (NH 4 ) HPO 4 (99%) sebagai sumber ion kalsium dan fosfat. NaCl (99%), NaHCO 3 (99%),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen. Pembuatan serbuk CSZ menggunakan cara sol gel. Pembuatan pelet dilakukan dengan cara kompaksi dan penyinteran dari serbuk calcia-stabilized

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III. 1 Diagram Alir Penelitian Penelitian ini telah dilakukan dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah penelitian laboratorium yaitu mensintesis zeolit K-F dari kaolin dan

Lebih terperinci

Bab III Metoda Penelitian

Bab III Metoda Penelitian 28 Bab III Metoda Penelitian III.1 Lokasi Penelitian Sintesis senyawa target dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik dan Laboratorium Kimia Fisik-Material Departemen Kimia, Pengukuran fotoluminesens

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE 1 PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE Arum Puspita Sari 111010034 Dosen Pembimbing: Dr. Mochamad Zainuri, M. Si Kamis, 03 Juli 2014 Jurusan

Lebih terperinci

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI PENGARUH PEG-2000 TERHADAP UKURAN PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI Dori Andani, Dwi Puryanti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang Kampus Unand Limau Manis, Pauh

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERRIT DENGAN DOPING ION Zn PADA VARIASI TEMPERATUR RENDAH

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERRIT DENGAN DOPING ION Zn PADA VARIASI TEMPERATUR RENDAH SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MAGNETIK BARIUM M-HEKSAFERRIT DENGAN DOPING ION Zn PADA VARIASI TEMPERATUR RENDAH ARIZA NOLY KOSASIH 1108 100 025 PEMBIMBING : Dr. M. ZAINURI M,Si LATAR BELAKANG Barium

Lebih terperinci

SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI

SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI SINTESIS SERBUK BARIUM HEKSAFERIT DENGAN METODE KOPRESIPITASI EL INDAHNIA KAMARIYAH 1109201715 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb

Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X B-81 Sintesis dan Karakterisasi XRD Multiferroik BiFeO 3 Didoping Pb Tahta A, Malik A. B, Darminto Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasir besi umumnya ditambang di areal sungai dasar atau tambang pasir (quarry) di pegunungan, tetapi hanya beberapa saja pegunungan di Indonesia yang banyak mengandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen laboratorium yang meliputi dua tahap. Tahap pertama dilakukan identifikasi terhadap komposis kimia dan fase kristalin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian berikut: Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir Mulai Persiapan alat dan bahan Meshing 100 + AAS Kalsinasi + AAS

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM

IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM IDENTIFIKASI Fase KOMPOSIT OKSIDA BESI - ZEOLIT ALAM HASIL PROSES MILLING Yosef Sarwanto, Grace Tj.S., Mujamilah Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan oleh logam berat menjadi masalah yang cukup serius seiring dengan penggunaan logam berat dalam bidang industri yang semakin meningkat. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4

PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4 PENGARUH WAKTU PEMANASAN TERHADAP SINTESIS NANOPARTIKEL FE3O4 Astuti, Aso Putri Inayatul Hasanah Jurusan Fisika. FMIPA. Universitas Andalas Email: tuty_phys@yahoo.com ABSTRAK Nanopartikel magnetik Fe 3O

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kebutuhan manusia disegala bidang selain membawa kemajuan terhadap kehidupan manusia, tetapi juga akan memberikan dampak negatif kepada lingkungan. Industrialisasi

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas 29 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. Analisis difraksi sinar-x dan analisis morfologi permukaan

Lebih terperinci

Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur

Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X B-76 Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit Menggunakan Pasir Besi dan Batu Kapur Mastuki, Malik A Baqiya, dan Darminto Fisika, Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dihasilkan sebanyak 5 gram. Perbandingan ini dipilih karena peneliti ingin BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 Katalis CuO/ZnO/Al 2 O 3 disintesis dengan metode kopresipitasi dengan rasio fasa aktif Cu, promotor ZnO, penyangga dan Al 2 O 3 yaitu

Lebih terperinci

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Penelitian yang sudah ada Pirometalurgi Hidrometalurgi Pelindian Sulfat Pelindian Pelindian Klorida Penelitian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Fisher Indicator Universal Hotplate Stirrer Thermilyte Difraktometer Sinar-X Rigaku 600 Miniflex Peralatan Gelas Pyrex

Lebih terperinci

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP POLA DIFRAKSI SINAR-X PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI

PENGARUH PEG-2000 TERHADAP POLA DIFRAKSI SINAR-X PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI PENGARUH PEG-2000 TERHADAP POLA DIFRAKSI SINAR-X PARTIKEL Fe 3 O 4 YANG DISINTESIS DENGAN METODE KOPRESIPITASI EFFECT OF PEG-2000 ON X-RAY DIFFRACTION PATTERNS OF Fe 3 O 4 PARTICLES WERE SYNTHESIZED WITH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah KH 2 PO 4 pro analis, CaO yang diekstraks dari cangkang telur ayam dan bebek, KOH, kitosan produksi Teknologi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia 27 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2013 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Januari 2015 sampai dengan Juni 2015. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metodologi Seperti yang telah diungkapkan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat katalis asam heterogen dari lempung jenis montmorillonite

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei 2015. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Uji

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl

Gambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesa Garam Magnesium Klorida Garam magnesium klorida dipersiapkan melalui dua bahan awal berbeda yaitu bubuk magnesium oksida (MgO) puritas tinggi dan bubuk

Lebih terperinci

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab IV. Hasil dan Pembahasan Bab ini memaparkan hasil sintesis, karakterisasi konduktivitas listrik dan struktur kirstal dari senyawa perovskit La 1-x Sr x FeO 3-δ (LSFO) dengan x = 0,2 ; 0,4 ; 0,5 ; 0,6

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian 28 Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terbagi dalam empat tahapan kerja, yaitu : Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan film tipis ZnO yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanomaterial memiliki sifat unik yang sangat cocok untuk diaplikasikan dalam bidang industri. Sebuah material dapat dikatakan sebagai nanomaterial jika salah satu

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU PADA PROSES SONIKASI TERHADAP MORFOLOGI PARTIKEL DAN KRISTALINITAS NANOPARTIKEL Fe 3 O 4

PENGARUH SUHU PADA PROSES SONIKASI TERHADAP MORFOLOGI PARTIKEL DAN KRISTALINITAS NANOPARTIKEL Fe 3 O 4 PENGARUH SUHU PADA PROSES SONIKASI TERHADAP MORFOLOGI PARTIKEL DAN KRISTALINITAS NANOPARTIKEL Fe 3 O 4 Hari Gusti Firnando, Astuti Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang Kampus Unand Limau Manis,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium. Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Mei 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Bio Massa, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI

PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI PENGARUH PENAMBAHAN LARUTAN MgCl 2 PADA SINTESIS KALSIUM KARBONAT PRESIPITAT BERBAHAN DASAR BATU KAPUR DENGAN METODE KARBONASI Nurul Fitria Apriliani 1108 100 026 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR MASTUKI NRP 1108 100 055 Pembimbing Prof. Dr. Darminto, M.Sc Malik Anjelh Baqiya, M.Si Jurusan Fisika Fakultas Matematika Dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. melakukan uji morfologi, Laboratorium Teknik Kimia Ubaya Surabaya. mulai dari bulan Februari 2011 sampai Juli 2011. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorim Fisika Material Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, Laboratorium Metalurgi ITS Surabaya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas 32 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode eksperimen. Eksperimen dilakukan di beberapa tempat yaitu Laboratorium Kemagnetan Bahan, Jurusan Fisika, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April s.d Oktober tahun 2009 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam

Lebih terperinci

EFEK DOPING Ni DALAM SINTESIS MATERIAL MULTIFERROIK BiFeO3 BERBASIS PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI. Hariyanto

EFEK DOPING Ni DALAM SINTESIS MATERIAL MULTIFERROIK BiFeO3 BERBASIS PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI. Hariyanto EFEK DOPING Ni DALAM SINTESIS MATERIAL MULTIFERROIK BiFeO3 BERBASIS PASIR BESI DENGAN METODE KOPRESIPITASI Hariyanto 1108 100 016 Pembimbing: Prof.Dr. Darminto, M.Sc Malik Anjelh Baqiya, M.Si Jurusan Fisika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Riset bidang material skala nanometer sangat pesat dilakukan di seluruh dunia saat ini. Jika diamati, hasil akhir dari riset tersebut adalah mengubah teknologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. 1.1 Latar Belakang Masalah Mineral besi oksida merupakan komponen utama dari

Lebih terperinci

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS

PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS PELINDIAN PASIR BESI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS Rizky Prananda(1410100005) Dosen Pembimbing Dosen Penguji : Suprapto, M.Si, Ph.D : Ita Ulfin S.Si, M.Si Djoko Hartanto, S.Si, M.Si Drs. Eko Santoso,

Lebih terperinci

SINTESA DAN KARAKTERISASI SIFAT STRUKTUR NANO PARTIKEL Fe 3-X Mn X O 4 DENGAN METODE KOPRESIPASI

SINTESA DAN KARAKTERISASI SIFAT STRUKTUR NANO PARTIKEL Fe 3-X Mn X O 4 DENGAN METODE KOPRESIPASI Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIV HFI Jateng & DIY, Semarang 10 April 2010 139 hal. 139-145 SINTESA DAN KARAKTERISASI SIFAT STRUKTUR NANO PARTIKEL Fe 3-X Mn X DENGAN METODE KOPRESIPASI Abdulloh Fuad, Renik

Lebih terperinci

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam HALLEY HENRIONO UTOMO 110610063 Dosen Pembimbing Dr. M. Zainuri, M.Si Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanopartikel merupakan suatu partikel dengan ukuran nanometer, yaitu sekitar 1 100 nm (Hosokawa, dkk. 2007). Nanopartikel menjadi kajian yang sangat menarik, karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di lab. Fisika Material, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April

Lebih terperinci

UJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X

UJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X UJI KEMURNIAN KOMPOSISI BATU KAPUR TUBAN DENGAN ANALISIS RIETVELD DATA DIFRAKSI SINAR-X Sahriar Nur Aulia H Jurusan Fisika-FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya 60111, Indonesia Email:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di Laboratorium Fisika Material FMIPA Unila, Laboratorium Kimia Instrumentasi

Lebih terperinci

Studi Spektral Inframerah pada Ferit Spinel Nanokristal MFe 2 O 4 (M = Ni, Mn dan Zn)

Studi Spektral Inframerah pada Ferit Spinel Nanokristal MFe 2 O 4 (M = Ni, Mn dan Zn) JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 2, NOMOR 2 JULI 2006 Studi Spektral Inframerah pada Ferit Spinel Nanokristal MFe 2 O 4 (M = Ni, Mn dan Zn) Heni Sungkono dan Darminto Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Agustus 2014 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 SINTESIS SBA-15 Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan material mesopori silika SBA-15 melalui proses sol gel dan surfactant-templating. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi serbuk. 3.2

Lebih terperinci

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak

SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK. Abstrak SINTESIS SERBUK MgTiO 3 DENGAN METODE PENCAMPURAN DAN PENGGILINGAN SERBUK 1) Luluk Indra Haryani, 2) Suminar Pratapa Jurusan Fisika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA

PELINDIAN NIKEL DAN BESI PADA MINERAL LATERIT DARI KEPULAUAN BULIHALMAHERA TIMUR DENGAN LARUTAN ASAM KLORIDA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VII Penguatan Profesi Bidang Kimia dan Pendidikan Kimia Melalui Riset dan Evaluasi Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan P.MIPA FKIP UNS Surakarta, 18 April

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yang digambarkan dalam diagram alir

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas 39 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fisik Universitas Lampung. Analisis distribusi ukuran partikel dilakukan di UPT. Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Padatan ZnO dan CuO/ZnO Pada penelitian ini telah disintesis padatan ZnO dan padatan ZnO yang di-doped dengan logam Cu. Doping dengan logam Cu diharapkan mampu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.1 Latar Belakang Pasir besi merupakan salah satu sumber besi yang dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya baru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2013 di Laboratorium Riset dan Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dibayar oleh umat manusia berupa pencemaran udara. Dewasa ini masalah lingkungan kerap

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September BAB III BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium Riset kimia makanan dan material, untuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Partikel Magnetik Terlapis Polilaktat (PLA)

HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Partikel Magnetik Terlapis Polilaktat (PLA) 10 1. Disiapkan sampel yang sudah dikeringkan ± 3 gram. 2. Sampel ditaburkan ke dalam holder yang berasal dari kaca preparat dibagi dua, sampel ditaburkan pada bagian holder berukuran 2 x 2 cm 2, diratakan

Lebih terperinci