BAB IV PEMBAHASAN.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGOPERASIAN PERANGKAT GENSET DAN PANEL CPGS

BAB IV SISTEM KERJA DAN CARA PENGOPRASIAN PANEL AUTOMATIC MAINS FAILURE

BAB IV ANALISA DATA. Berdasarkan data mengenai kapasitas daya listrik dari PLN dan daya

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS BACK-UP SYSTEM SEBAGAI PENYUPLAI DAYA LISTRIK DI GEDUNG BERTINGKAT BOGOR TRADE MALL (BTM)

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN.

Proposal Proyek Akhir Program Studi Teknik Listrik. Jurusan Teknik Elektro. Politeknik Negeri Bandung

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI. Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi dari teknik perancangan yang

BAB IV PERAKITAN DAN PENGUJIAN PANEL AUTOMATIC TRANSFER SWITCH (ATS) DAN AUTOMATIC MAIN FAILURE (AMF)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV JATUH TEGANGAN PADA PANEL DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Optimalsasi ATS (Automatic Transfer Switch) pada Genset (Generator Set) 2800 Watt Berbasis TDR

BAB III CAPACITOR BANK. Daya Semu (S, VA, Volt Ampere) Daya Aktif (P, W, Watt) Daya Reaktif (Q, VAR, Volt Ampere Reactive)

PERANCANGAN ATS (AUTOMATIC TRANSFER SWITCH) SATU PHASA DENGAN BATAS DAYA PELANGGAN MAKSIMUM 4400VA

RANCANG BANGUN SISTEM AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DAN AUTOMATIC MAINS FAILURE PADA GENERATOR SET 80 KVA DENGAN DEEP SEA ELECTRONIC 4420

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jonner Sitompul Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BAT AN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditunjukkan pada Gambar 2.1. Sedangkan, arus dan kurva karakteristik sel. surya ditunjukkan pada Gambar 2.2.

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilaksanakan di PT Pertamina (Persero) Refinery

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PENGATURAN SISTEM

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

BAB III SPESIFIKASI TRANSFORMATOR DAN SWITCH GEAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kanagarian Kasang, Padang Pariaman (Sumatera Barat).

BAB IV PEMBAHASAN BUILDING AUTOMATION SYSTEM (BAS) DI GEDUNG LABORATORIUM DEPKES JAKARTA A. PENDAHULUAN

BAB IV ANALISA GANGGUAN DAN IMPLEMENTASI RELAI OGS

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN SISTEM KONTROL PEMBANGKIT

PARALEL GENERATOR. Paralel Generator

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

PERANCANGAN KENDALI AUTOMATIC CHANGE OVER SWITCH GENSET 2500 VA BERBASIS MIKROKONTROLER (APLIKASI PLTA SINGKARAK)

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

BAB IV HASIL DATA DAN ANALISA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. INTISARI... iv. ABSTRACT... v. MOTTO... vi. PERSEMBAHAN...

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

FIRE ALARM SYSTEM GEDUNG TERMINAL BANDARA. Elektronika Bandara Kualanamu International Airport

ALAT PEMBAGI TEGANGAN GENERATOR

OTOMATISASI PERPINDAHAN JALUR LISTRIK ANTARA PLN DENGAN GENERATOR

BAB IV PEMILIHAN KOMPONEN DAN PENGUJIAN ALAT

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

POWER SWITCHING PADA AUTOMATIC TRANSFER SWITCH DALAM MENJAGA KEANDALAN POWER SUPPLY YANG DICATU DARI PLN DAN GENSET

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Solar PV System Users Maintenance Guide

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA INSTALASI TIE BREAKER MCC EMERGENCY 380 VOLT

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

PERENCANAAN SISTEM PENDISTRIBUSIAN TEGANGAN RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN MAGNETIK KONTAKTOR (APLIKASI KAMPUS PROKLAMATOR II UNIVERSITAS BUNG HATTA)

BAB III PERENCANAAN. operasi di Rumah Sakit dengan memanfaatkan media sinar Ultraviolet. adalah alat

BAB IV ANALISA RENCANA SISTEM DISTRIBUSI DAN SISTEM PEMBUMIAN

PERALATAN PEMUTUS DAYA YANG FUNGSI UTAMANYA MENCATAT DAN MEMUTUSKAN DAYA LISTRIK KE PERALATAN / BEBAN.

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB IV ANALISA GANGGUAN SWITCH GEAR 10.5 KV

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

BACK UP SISTEM KELISTRIKAN PLTGU PT. INDONESIA POWER UBP SEMARANG DENGAN START UP DIESEL GENERATOR 6,3KV DAN 400V

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN GENSET. Genset yang akan dipasang di PT. Aichitex Indonesia sebagai sumber energi

BAB III REALISASI DAN PERANCANGAN

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

PERCOBAAN 1 SUBSCRIBER MATCHING UNIT

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI Modul 4 MODUL IV ANALISA GANGGUAN

BAB III METODOLOGI DAN DESAIN SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK

PETUNJUK SETTING RECLOSER JOONGWON, FTU R200 SERIES. Auto Recloser Control With FTU-R200 Feeder Terminal Unit For Distribution Automation System

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

SWITCHER (ROUTER) VIDEO/ AUDIO 4x2

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

BAB III DASAR TEORI 3.1 Penjelasan Umum sistem Kelistrikan

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

BAB IV PENGATURAN DAN PENGUJIAN

Panduan Penggunaan. kwh Prabayar MTS - 125

SIMULASI PROTEKSI DAERAH TERBATAS DENGAN MENGGUNAKAN RELAI OMRON MY4N-J12V DC SEBAGAI PENGAMAN TEGANGAN EKSTRA TINGGI DI GARDU INDUK

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, SH. Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Transkripsi:

24 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Mengoperasikan Genset Prosedur operasi dari keseluruhan Genset adalah sebagai berikut: A. Mula-mula periksa pada masing-masing Genset apakah sudah siap dalam keadaan untuk dioperasikan. B. Kemudian periksa modul Control Desk yang terdiri dari : AMF (Automatic Main Failure), IG-NT (InteliGen New Technology) dan panel Display PLC Touch Screen harus dalam keadaan AUTO., serta Monitoring TV LCD untuk memonitoring berjalannya Genset untuk memikul beban.yang ada di Senayan City. Ada beberapa cara untuk melakukan pengoperasian genset di Mall Senayan City dengan sistem NBT yaitu: 1. Automatis. Mode yang ada di modul Control Desk seperti di AMF InteliGen ComAp dan di IntelVision 5 ComAp harus posisi AUTO, begitupun dari sisi genset di modul EMCP nya harus posisi AUTO. Genset akan Running dengan Automatis apabila terjadi Black Out (Padam) dari power supply PLN dengan waktu yang relatif cepat yaitu >20 detik seluruh genset akan mem back-up power gedung Senayan City. 2. Manual Mode yang ada di modul Control Desk yaitu di AMF InteliGen ComAp harus posisi MAN, Kemudian tekan tombol START 2 kali yang ada di Modul AMF tersebut, Genset akan Running satu persatu sesuai dengan yang kita inginkan. Untuk memparalelkan dan menyinkronkan genset 1 dengan genset yang lain yaitu secara bertahap Contoh : Pertama Genset 1 dirunning dan kemudian genset 2 dirunning, setelah keduanya genset tersebut stabil maka kita lakukan proses sinkron dengan cara menekan lambang I/O di Modul InteliGen

25 ComAp tadi, dan genset akan sinkron dengan sendirinya dengan waktu < 20 detik kemudian dilakukan dengan genset yang lainnya. 3. Forward Sinkron (Pengambilan beban dari PLN ke Genset dengan proses sinkron) System ini bekerja pada saat PLN normal dan sumber tegangan akan dialihkan ke genset sebagai sumber tegangan cadangan. Proses ini dapat digunakan pada saat ada informasi dari PLN akan ada padam pada waktu yang ditentukan maka sumber tegangan cadangan dapat mengambil beban yang ada di PLN secara bertahap sebelum terjadi PLN padam dengan proses sinkron (Unload disisi PLN) terlebih dahulu tanpa ada padam. 4. Back Sinkron ( Sinkron pada saat PLN kembali ON ) System ini bekerja pada saat PLN kembali ON, genset dan PLN akan melakukan proses sinkron terlebih dahulu sebelum peralihan sumber tegangan dari genset ke PLN dengan melakukan proses Unload disisi genset terlebih dahulu sebelum CB genset open (off). Seluruh beban yang dipikul genset akan ditransfer secara bertahap ke PLN dan seluruh CB genset akan open (off) dan genset cooling down dan stop secara otomatis. Komponen-komponen yang ada untuk back up power oleh genset di sistem NBT ini adalah sebagai berikut : a) Generator Set Merk Caterpillar tipe 3516B (Stand by) b) ACB (Air Circuit Breaker) Merk ABB SACE E4 c) Transformator Step Up Merk Trafindo d) MVCPGS (Medium Voltage Control Panel Generator Set) e) MVSB (Medium Voltage Switch Board) f) Panel Control Desk, terdiri dari : AMF InteliGen-NT ComAp, InteliMain-NT (IntelVision 5), PLC Display Touch Screen dan Monitoring TV LCD.

26 G1 ACB 4000 A Trafo Step Up 400V/20Kv Busbar MVCPGS 20 Kv ACB 4000 A G2 ACB Incoming Genset 20 Kv MVSB A 20 Kv ACB 4000 A LVSB 1A G3 LVSB 2A G4 ACB 4000 A PLN A LVSB 3A LVSB 4A ACB 4000 A G5 ACB 4000 A ACB Incoming Genset 20 Kv MVSB B 20 Kv LVSB 1B G6 LVSB 2B ACB 5000 A LVSB 3B G8 G9 ACB 5000 A PLN B LVSB 4B LVSB EM Gambar 4.1 Diagram Blok Genset Back Up power PLN Ada kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam pengoperasian Genset secara automatis, kemungkinan tersebut adalah : a) Bila sampai 5 menit kemudian Genset utama hanya memberikan beban arus listrik kurang dari batas minimum tetentu, misalnya batas itu 40% dari arus nominal dari pada Genset utama, maka ACB CPGS dari Genset pembantu akan di OFF kan secara automatis dan Genset pembantu akan diberikan sinyal untuk berhenti beroperasi, sehingga hanya Genset utama saja yang akan memberikan daya listrik. Genset pembantu tidak langsung dihentikan melainkan tetap berjalan tanpa beban menjalani pendinginan

27 yang berlangsung selama 5 menit. Bila dalam masa pendinginan tiba-tiba beban meningkat dengan cepat sehingga arus listrik yang diberikan oleh Genset utama melampaui batas arus maksimum tertentu yaitu 85% dari arus nominal Genset utama, makaacb dari Genset pembantu ON secara automatis untuk membantu Genset utama memberikan daya listrik. Dengan sendirinya sinyal untuk berhenti dibatalkan, sebaliknya jika pada saat pendinginan beban Genset utama masih dibawah batas minimum, maka Genset pembantu berhenti secara automatis dan siap untuk dijalankan kembali. b) Bila sampai 5 menit kemudian Genset utama tetap memberikan beban melebihi batas arus minimum, maka ketiga Genset tetap berjalan bersamasama. c) Bila sumber daya listrik PLN hidup kembali, maka setelah selang waktu tertentu (lima menit), barulah ACB dari setiap Genset akan OFF secara automatis sehingga ACB MVCPGS dari masing-masing panel out going ikut OFF secara automatis. d) Keseluruhan unit Genset tetap berjalan menjalani masa pendinginan selama 5 menit, setelah itu ketiga unit Genset itu berhenti dalam keadaan siap untuk beroperasi kembali bila sumber listrik PLN padam lagi. 4.2 Kerja Automatis ACB pada Genset Kerja automatis ACB out going MVCPGS adalah mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut : A. Keadaan 1 : Seluruh LVSB mendapat daya listrik PLN. Seluruh ACB outgoing pada MVCPGS harus OFF. B. Keadaan 2 : PLN padam, seluruh ACB outgoing pada MVCPGS harus ON dengan menunggu waktu starting Genset yang telah ditentukan. C. Keadaan 3 :

28 Pada saat kebakaran, yang boleh beroperasi hanya LVSB emergency, namun LVSB emergency tetap mendapat suplai listrik dengan membuat ACB pada CPGS enam on. Sedangkan ACB lainnya harus dalam kondisi OFF. Sistem Pengaman / Proteksi pada ACB Disamping itu tiap ACB dilengkapi dengan pengaman sebagai berikut: a) Arus Lebih ( Long Time Protection) b) Arus Hubung Singkat (Instantaneousprotection) c) Tegangan Turun / Hilang (Under Voltage Release) : Bila terjadi keadaan arus lebih atau Hubung Singkat mengalir melalui ACB ini, maka ACB ini ditripkan secara automatis, bukan oleh system control dari panel, melainkan oleh mekanisme ACB ini sendiri, dan lampu indicator ACB Trip (kuning) akan menyala. Hal ini akan menyembunyikan alarm. Bunyi sirine akan berhenti dengan menekan tombol alarm stop. ACB yangdilengkapi dengan Under Voltage Release baru bisa di ON bila Under Voltage Release sudah bertegangan listrik, yaitu sudah dihubungkan dengan sumber daya listrik. Jadi ACB tersebut tidak bisa di ON selama belum mendapat tegangan listrik, sebaliknya ACB tersebut pada waktu keadaan ON bisa di OFF kan dengan sendirinya bila Under voltage Releasenya mengalami kehilangan tegangan listrik atau penurunan tegangan listrik sebesar 30% atau lebih dari tegangan normalnya.pada masing-masing control panel terdapat tombol Emergency Stop yang mempunyai fungsi jika Genset sedang operasi pada sistim manual atau sistim auto, tiba-tiba timbul keadaan darurat yang mengharuskan Genset itu dihentikan, maka dengan menekan tombol Emergency Stop, ACB dari Genset itu akan OFF sehingga Genset akan berhenti operasinya.acb yang terpasang di panel kontrol genset

29 Gambar 4.2 ACB (Air Circuit Breaker) CPGS 4.3 Sistem Operasional Generator Set Untuk Back Up sumber listrik di Senayan City Sistem Operasional Generator Set Untuk Back Up sumber listrik di Senayan City dibagi menjadi tiga tahapan: a. Pada saat PLN ON Berdasarkan gambar diagram blok genset back-up power PLN (gambar diatas 4.1), maka, pada saat PLN beroperasi (ON), maka semua beban yang ada di mall Senayan City (Sency) disuplai oleh PLN. Oleh karena itu kedelapan Genset yang bertugas untuk memback-up suplai daya listrik di Gedung Mall Senayan City (Sency) tersebut dalam keadaan Standby Auto. Kondisi dari ACB masih dalam terbuka. b. Pada saat PLN OFF Apabila sumber daya listrik utama yaitu PLN mengalami gangguan atau pemutusan aliran listrik (OFF) secara tiba tiba, secara otomatis ACB Trafo Genset dalam keadaan Normaly Open (NO), dengan waktu delay 15 detik yang telah diatur pengiriman

30 perintah dari Modul Genset yang ada di panel CPGS untuk start kedelapan Genset, agar generator-generator tersebut ON. Setelah waktu delay tersebut sudah dirasa cukup, maka kedelapan Genset tersebut ON (start) berdasarkan perintah dari AMF tersebut, Genset-Genset tersebut tidak langsung menyalurkan daya, tetapi memerlukan waktu untuk stabil selama ±15 detik dan melakukan sinkronisasi terlebih dahulu yang telah diatur oleh Module dari Genset yang telah diprogram, setelah kedelapan Genset sinkron, secara otomatis pun ACB Genset menutup. Setelah kedelapam Genset ini sudah siap untuk menyalurkan daya listrik, daya listrik terlebih dahulu masuk ke CPGS dan masuk ke Trafo setp up untuk dinaikkan tegangannya menjadi 20 kv, kemudian daya listrik disalurkan ke MVSB A dan B melalui MVCPGS, dan dari MVSB ini barulah daya listrik disalurkan ke LVSB yang kemudian disalurkan ke beban. Sebenarnya ada empat feeder outgoing Genset yaitu MVSB A, MVSB B, SCTV dan spare. Feeder SCTV khusus untuk gedung SCTV yang disuplai maksimal 1500 kva dan spare digunakan hanya apabila ada salah satu feeder MVSB A atau B mengalami gangguan pada ACB. Jadi ketika ada gangguan pada ACB di MVSB A atau B otomatis ACB spare menutup menggantikan feeder yang mengalami gangguan tadi. Ketika terjadi pemutusan aliran listrik dari PLN secara bersamaan SCTV dan Mall maka lima Genset diprioritaskan untuk Mall dan sisanya untuk SCTV. Jika suplai listrik PLN di SCTV normal kembali maka selama 7 menit ACB Genset yang menghubungkan ke SCTV akan membuka secara otomatis. c. Pada saat PLN ON Kembali Jika PLN ON kembali, suplai daya listrik dari PLN tersebut tidak langsung masuk dan mensuplai beban, dikarenakan ada selang

31 waktu yang telah disetting pada AMF tersebut untuk waktu delay agar tegangan dari PLN tidak langsung mensuplai beban, karena dikhawatirkan terjadi pemutusan aliran listrik kembali dari PLN tersebut. Berbeda dengan system system biasanya, pada system NBT di Senayan City ACB Trafo menutup sebelum ACB Genset membuka. Daya dari PLN masuk dan melakukan forward synchron sehingga tidak terjadi kedip ketika beban akan kembali disuplai PLN. Setelah waktu delay yang telah disetting tersebut yaitu ±5 menit PLN tidak mengalami pemutusan aliran listrik, maka PLN ON (ACB Genset membuka, sementara ACB Trafo menutup) untuk mensuplai tegangan kembali dengan masih didampingi Genset tersebut yang masih ON, dengan asumsi bila terjadi lost conection dari PLN, maka Genset tersebut siap mensuplai kembali tanpa harus start awal lagi. Jika PLN ON kembali dalam kondisi Genset siap mensuplai beban, maka AMF memeritahkan ACB Trafo untuk menutup, dan memerintahkan ACB Genset untuk membuka, kemudian AMF juga memerintahkan Genset untuk cooling down dalam waktu total ±300 detik. 4.4 Kerja Paralel Genset Di Gedung Mall Senayan City, ketika PLN OFF, maka yang berperan dalam menyuplai daya listrik adalah delapan unit Genset yang di pasang secara paralel. Adapun syarat dari kerja paralel dari generator adalah : 1. Mempunyai tegangan kerja yang sama Dengan adanya tegangan kerja yang sama diharapkan pada saat diparalel dengan beban kosong power faktornya 1. Dengan power factor sama dengan 1 berarti tegangan antara generator persisi sama jika sumber tegangan itu berasal dari sumber yang sifatnya statis misal dari battery atau transformator maka tidak akan ada

32 arus antara keduanya. Namun karena sumber tegangan yang dinamis (diesel generator) maka power factornya akan terjadi. deviasi naik dan turun secara periodic bergantian dan berlawanan. Hal ini terjadi karena adanya sedikit perbedaan sudut phase yang sesekali bergeser karena faktor gerak dinamis dari diesel penggerak. Itu bisa dibuktikan dengan membaca secara bersamaan Rpm dari genset dalam keadaan sinkron misalnya Generator 1 mempunyai kecepatan putar 1500 rpm dan generator 2 mempunyai kecepatan putar 1501 rpm maka terdapat selisih 1 putaran / menit Dengan perhitungan 1/1500 x 360 derajat maka terdapat beda fase 0,24 derajat dan jika dihitung selisih teganan sebesar cos phi 0,24 derajat x tegangan nominal (400 V )- tegangan nominal (400 V ) dan selisihnya sekitar V dan selisih tegangan yang kecil cukup mengakibatkan timbulnya arus sirkulasi antara 2 buah genset tersebut dan sifatnya tarik menarik. dan itu tidak membahayakan. Dan pada saat dibebani bersama sama maka power faktornya akan relatif sama sesuai dengan power factor beban. 2. Mempunyai urutan phase yang sama Yang dimaksud urutan phase adalah arah putaran dari ketiga phase. Arah urutan ini dalam dunia industri dikenal dengan nama CW (clock wise) yang artinya searah jarum jam dan CCW (Counter Clock Wise) yang artinya berlawanan dengan jarum jam. Hal ini dapat diukur dengan alat phase sequence tipe jarum. Dimana jika pada saat mengukur jarum bergerak berputar kekanan dinamakan CW dan jika berputar kekiri dinamakan CCW. Disamping itu dikenal juga urutan phase ABC dan CBA. ABC identik dengan CW sedangkan CBA identik dengan CCW. Perlu diketahui bahwa dalam banyak generator mencantumkan simbol R,S,T,N ataupun L1,L2,L3,N namun tidak selalu berarti bahwa urutan CW / ABC itu berarti RST atau L1L2L3 jika diukur urutan

33 STR, TRS,L2L3L1 itu juga termasuk CW/ABC. Sebagai contoh: jika kabel penghantar yang keluar dari generator diseragamkan semua berwarna hitam dan tidak ada kode sama sekali, apakah kita bisa membedakan secara visual atau parameter listrik bahwa penghantar itu phasenya R, S, atau T tentu tidak. Kita hanya bisa membedakan arah urutannya saja CW atau CCW. Apapun generatornya jika mempunyai arah urutan yang sama maka dapat dikatakan mempunyai salah satu syarat dari paralel generator. Sehingga bisa jadi pada dua generator yang sama urutan RST pada genset 1 dapat dihubungkan dengan phase STR pada Genset 2 dan itu tidak ada masalah asal keduanya mempunyai arah urutan yang sama. 3. Mempunyai frekuensi kerja yang sama Didalam dunia industri dikenal 2 buah sistem frekuensi yaitu 50 Hz dan 60 Hz. Dalam operasionalnya sebuah genset bisa saja mempunyai frekuensi yang fluktuatif (berubah ubah) karena faktor faktor tertentu. Pada jaringan distribusi dipasang alat pembatas frekuensi yang membatasi frekuensi pada minimal 48,5 Hz dan maksimal 51,5 Hz. Namun pada genset genset pabrik over frekuensi dibatasi sampai 55 Hz sebagai overspeed. Pada saat hendak paralel, dua atau lebih genset tentu tidak mempunyai frekuensi yang sama persis. Jika mempunyai frekuensi yang sama persis maka genset tidak akan bisa paralel karena sudut phasanya belum match, salah satu harus dikurangi sedikit atau dilebihi sedikit untuk mendapatkan sudut phase yang tepat. Setelah dapat disinkron dan berhasil sinkron baru kedua genset mempunyai frekuensi yang sama sama persis. Di Senayan City frekuensi dari seluruh genset besarnya sama yatu 50 Hz. 4. Mempunyai sudut phase yang sama

34 Mempunyai sudut phase yang sama bisa diartikan, kedua phase dari 2 genset mempunyai sudut phase yang berhimpit sama atau 0 derajat. Dalam kenyataannya tidak memungkinkan mempunyai sudut yang berhimpit karena genset yang berputar meskipun dilihat dari parameternya mempunyai frekuensi yang sama namun jika dilihat menggunakan synchronoscope pasti bergerak labil kekiri dan kekanan, dengan kecepatan sudut radian yang ada sangat sulit untuk mendapatkan sudut berhimpit dalam jangka waktu 0,5 detik. Breaker membutuhkan waktu tidak kurang dari 0,3 detik untuk close pada saat ada perintah close. Dalam proses sinkron masih diperkenankan perbedaan sudut maksimal 10 derajat. Dengan perbedaan sudut maksimal 10 derajat selisih tegangan yang terjadi berkisar 49 Volt. 4.5 Kemampuan Genset berdasarkan Total Daya Terpasang Untuk memback-up seluruh beban yang ada di Gedung Mall Senayan City, maka kedelapan genset yang setiap genset berkapasitas 2.500 kva dan 2.825 kva tersebut, bekerja secara paralel. Kemampuan dari ketiga genset tersebut dalam memback-up total daya yang ada di Gedung Mall Senayan City tersebut dapat terlihat dari perhitungan berikut ini: Total 6 unit genset = 6 x 2.500 kva = 15.000 kva Total 2 unit genset = 2 x 2.825 kva = 5.650 kva Total 8 unit genset = 15.000 kva + 5.650 kva St = 20.650 kva Sementara itu, total daya terpasang yang diketahui dari table 2 adalah: 14.000 kw / 14 Mw Maka dari total daya 8 unit genset St = 20.650 kva Pt = 20.650 kva x 0,8

35 Pt = 16.520 kw Pt = 16,52 Mw Dari total daya 8 unit genset, keseluruhan genset tersebut mampu untuk memback-up daya terpasang maksimal sebesar 16.520 kw, sementara itu daya terpasang di Gedung Mall Senayan City (Sency) yang harus dibackup oleh kedelapan genset tersebut adalah sebesar: 15 mw. Jadi, kedelapan genset tersebut mampu untuk memback-up daya sebesar 15 mw di Gedung Mall Senayan City (Sency). 4.6 Sistem Kelistrikan Mall Senayan City 1. Sumber Daya Listrik Untuk memenuhi kebutuhan suplai daya listik di Gedung Mall Senayan City (Sency), gedung tersebut mendapat suplai daya listrik dari gardu distribusi PLN dan sumber daya listrik cadangan, yaitu Generatorset ( Genset ) yang merupakan sumber suplai daya listrik cadangan apabila suplai daya listrik utama dari jaringan PLN mengalami gangguan atau pemutusan aliran listrik secara mendadak. Senayan City (Sency) sendiri mempunyai 8 buah Generator-set sebagai back-up daya listrik dimana 6 buah Genset berkapasitas 2500 kva dan dua buah genset berkapasitas 2825 kva serta dua unit UPS (Uninterruptible Power System) yang berkapasitas 1300 VA. 2. Sumber Daya Listrik dari PLN Sumber daya listrik dari PLN yang terpasang pada Gedung Mall Senayan City (Sency), langsung dialirkan menuju MVSB (Medium Voltage Switch Board) sebesar 20 kv yang kemudian diturunkan menjadi tegangan rendah 380 V / 220 V dengan menggunakan Trafo penurun tegangan (step down)/ 3 phasa dengan hubungan Δ / Y dan ketiga Trafo tersebut bekerja secara terpisah satu dengan yang lainnya. Kemudian masuk ke 9 feeder LVSB

36 (Low Voltage Switch Board). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran 3 (Single Diagram Arus Kuat MVSB A dan B). 3. Sumber Daya Listrik dari Generator Set (Genset) Sumber daya listrik dari Genset yang digunakan Gedung Mall Senayan City (Sency), yaitu hanya untuk sebagai cadangan penyedia daya listrik untuk beban yang terpasang di Gedung Mall Senayan City (Sency). Genset yang digunakan Gedung Mall Senayan City (Sency) berjumlah 8 unit Genset, dari Caterplillar yang berkapasitas dari masing-masing Genset adalah enam diantaranya berkapasitas 2500 kva, dan dua unit berkapasitas 2825 kva. Kedelapan Genset ini terpasang paralel dengan tegangan kerja 380V/220V line to line dengan frekuensi 50 Hz. Maka total kapasitas daya listrik dari 8 unit Genset adalah sebesar 20000 kva. Untuk Rated Voltage Genset 400/230 V maksudnya adalah 400 V untuk tegangan antar phasa (line to line), sedangkan 230 V adalah tegangan phasa ke netral (line to netral). Berikut gambar Panel Incoming PLN dan Genset : Gambar 4.3 LBS Cubicle Incoming PLN dan Genset Di bawah ini merupakan Tabel Klasifikasi Genset dan gambar dari Genset yang ada di Gedung Mall Senayan City (Sency).

37 Tabel 4.1 Klasifikasi Genset di Senayan City Merk kva cos Rated Voltage (Volt) Phase Frequency (Hz) Rated current (A) Rated (Rpm) Genset 1 Caterpillar 2500 0.8 400 3 50 3608 1500 Genset 2 Caterpillar 2500 0.8 400 3 50 3608 1500 Genset 3 Caterpillar 2500 0.8 400 3 50 3608 1500 Genset 4 Caterpillar 2500 0.8 400 3 50 3608 1500 Genset 5 Caterpillar 2500 0.8 400 3 50 3608 1500 Genset 6 Caterpillar 2500 0.8 400 3 50 3608 1500 Genset 8 Caterpillar 2825 0.8 400 3 50 4078 1800 Genset 9 Caterpillar 2825 0.8 400 3 50 4078 1800 Spesifikasi genset Caterpillar yang di pergunakan oleh Senayan City ada 2 jenis tipe yaitu : Gambar 4.4 Genset Caterpillar 3516B (Stand by)

38 Gambar 4.5 Genset Caterpillar C 175 (Stand By) Trafo yang akan digunakan untuk keluaran genset digunakan sesuai jumlah genset yaitu delapan buah trafo step up. Dimana enam buah trafo berkapasitas 2500 kva untuk genset 2500 kva dan trafo berkapasitas 4000 kva untuk genset 2825 kva. Trafo yang digunakan adalah merk TRAFINDO. Gambar 4.6 Transformator Step Up Outgoing Genset Gambar 4.5 Tansformator Step Up Outgoing Genset

39 4.7 Panel No Break Transfer (NBT) Panel No Break Transfer dipasang diruang MVSB (MediumVoltage Switch Board) yaitu ruangan dimana power incoming dari PLN dengan 2 supply dan incoming genset dalam satu LBS (Load Break Switch), untuk memonitoring indikasi yang berjalan normal, baik dari genset sendiri ataupun dari PLN. Panel NBT dilengkapi dengan lampu indicator, PLC CPM2A Omron dan Relay. Gambar 4.7 Panel No Break Transfer (NBT) 4.8 Panel Control Desk Panel Control Desk terdiri dari beberapa modul yaitu : a) IG-NT (InteliGen New Technology) ComAp b) IM-NT (InteliMain New Technology) IntelVision 5 ComAp c) Display PLC Touch Screen d) TV LCD untuk Monitoring. Gambar 4.8 Panel Contro Desk

40 1) Indikasi dan Trouble Shoot untuk battery kontrol Control Desk a) Jika terjadi battery low (22,5 VDC) dan battery up (26,5 VDC) maka akan terjadi alarm di Indicator Red Flashing Light & Buzzer pada control desk yang dapat dilihat di masing-masing modul IG-NT dan PLC Display (Touch Screen). b) Dan jika terjadi battery tidak dapat berfungsi lagi (tidak dapat mengeluarkan power DC), maka dapat koneksi battery sementara pada terminal battery emergensi sesuai gambar dibawah ini : Gambar 4.9 Battery Panel Control Desk 2) Jika terjadi gagal sistem forward atau back sinkron untuk power MVSB A-B, sistem ATS (manual) dapat difungsikan sebagai berikut : Sistem ATS (Manual) dari Genset ke PLN o Posisikan selector Local remote di Incoming genset MVSB A-B keposisi local. o Tekan push button buka (open) CB disisi Incoming Genset MVSB A-B dan pastikan CB sudah buka (open). o Tekan push button tutup (close) CB disisi

41 Incoming PLN MVSB A-B dan pastikan CB sudah tutup (close). o Maka sumber power sudah beralih ke PLN. Sistem ATS (Manual) dari PLN ke Genset o Posisikan selector Local remote di Incoming genset MVSB A-B keposisi local o Tekan push button buka (open) CB disisi Incoming PLN MVSB A-B dan pastikan CB sudah buka (open). o Tekan push button tutup (close) CB disisi Incoming Genset MVSB A-B dan pastikan CB sudah tutup (close). o Maka sumber power sudah beralih ke Genset 3) PLC Display (Touch Screen) Gambar 4.10 PLC Display Touch Screen Menu Monitoring o Dengan menyentuh simbol monitoring pada PLC Display maka menu dari monitoring (memonitor status) akan muncul dan dari menu dapat melihat kondisi :

42 o mode modul IG NT (genset dan Incoming CPGS) : OFF MAN AUTO. o Posisi Outgoing CPGS : OFF MAN AUTO. o Status VCB Incoming dan Outgoing CPGS : OPEN CLOSE. o Kondisi Incoming dan outgoing CPGS : NORMAL TIDAK o Untuk kembali ke menu utama dengan menyentuh symbol back. Menu Leader o Dengan menyentuh simbol leader pada PLC Display maka menu dari leader (Berfungsi sebagai pemilihan leader genset 1 s/d 9) akan muncul dan terdapat 6 simbol (G1, G2, G3, G4, G5, G6, G8 dan G9) didalamnya yang berfungsi untuk menentukan genset mana yang akan dintentukan menjadi leader pada saat genset running. o Dengan menyentuh simbol dari G1, G2, G3, G4, G5, G6, G8 atau G9 selama 5 detik, maka pemilihan leader sudah ditentukan sesuai keinginan. o Untuk kembali ke menu utama dengan menyentuh symbol back. Menu Test Fail o Dengan menyentuh simbol Test Fail pada PLC Display maka menu dari Test Fail (berfungsi untuk test sistem control desk (sistem sinkron genset dan outgoing CPGS) akan muncul dan

43 terdapat 2 simbol Test dan Normal didalamnya yang fungsi masing masing sebagai berikut : o Test berfungsi untuk running genset dengan menyentuh tombol TEST maka seluruh genset akan running secara otomatis kemudian CB Incoming dan Outgoing CPGS akan tutup secara otomatis. Dengan mode pada IG NT pada posisi Auto dan Incoming dan outgoing CPGS pada posisi remote. o Normal berfungsi untuk stop genset dan buka CB incoming CPGS dengan menyentuh tombol NORMAL maka seluruh CB Outgoing dan Incoming CPGS buka secara otomatis dan genset akan stop secara otomatis dengan proses cooling down terlebih dahulu. o Untuk kembali ke menu utama dengan menyentuh symbol back. Menu Power Management o Dengan menyentuh simbol Power Management pada PLC Display maka menu dari Power Management (berfungsi untuk mengaktifkan atau tidak sistem power management genset (penyesuaian jumlah genset yang running dengan beban yang ada). akan muncul dan terdapat 2 simbol (Enable dan Disable) didalamnya yang fungsi masing-masing sebagai berikut : o Power management enable berfungsi untuk mengaktifkan sistem power management (Power Management = penyesuaian genset running sesuai dengan beban yang ada dimana jika beban cukup

44 dipikul 1 atau 2 genset maka genset yang lain akan cooling down dan stop secara otomatis begitu juga sebaliknya jika beban naik maka genset yang stand by akan start dan sinkron dengan genset yang lain). o Power management disable berfungsi untuk nonaktifkan sistem power management (seluruh genset yang running akan tetap running walaupun beban kecil (turun). o Untuk kembali ke menu utama dengan menyentuh symbol back. Menu Battery (monitor battery) o Dengan menyentuh simbol Battery pada PLC Display maka menu dari battery (berfungsi untuk memonitor battery pada panel CPGS dan battery pada Control Desk dalam kondisi normal atau tidak normal (alarm battery). o Dan untuk reset alarm battery jika sudah diatasi maka dapat menekan simbol reset pada menu battery. o Untuk kembali ke menu utama dengan menyentuh symbol back. 4) Synchronizing Generator Synchronizing Generator adalah memparalelkan atau menggabungkan kerja dua buah generator atau lebih untuk mendapatkan daya sebesar jumlah generator tersebut dengan syarat-syarat telah ditentukan sebagai berikut : Mempunyai tegangan kerja sama Mempunyai urutan phasa yang sama

45 Mempunyai frekuensi yang sama Mempunyai pergeseran sudut phasa yang sama 5) No Break Transfer Switch (PLN dan Generator Set) No Break Transfer Switch (PLN dan Generator Set) adalah memparalelkan atau menggabungkan sesaat, sumber power dari dua generator atau lebih dengan PLN untuk menghindari terjadinya kedip pada saat permindahan sumber power dari generator ke PLN atau sebaliknya. dengan syaratsyarat telah ditentukan sebagai berikut : Mempunyai tegangan kerja sama mempunyai urutan phasa yang sama mempunyai frekuensi yang sama mempunyai sudut phasa yang sama 6) Fungsi AMF ATS dan Sinkron Genset System ini bekerja pada saat PLN padam, seluruh genset start secara otomatis dan masing masing Circuit Breaker On (close) dengan proses sinkron secara otomatis untuk memikul beban gedung yang ada. Dan pada saat beban gedung kecil (turun) maka power management bekerja (Load Sharing) dan genset yang tidak master akan cooling down dan stop secara otomatis melaui proses Unload terlebih dahulu sebelum CB open (off) menyesuaikan beban yang ada (untuk Cooling down dan stop genset dapat juga berdasarkan Running hour). 7) Fungsi Back Synchron (Sinkron pada saat PLN kembali)

46 System ini bekerja pada saat PLN kembali, genset dan PLN akan melakukan proses sinkron terlebih dahulu sebelum peralihan sumber tegangan dari genset ke PLN dengan melakukan proses Unload disisi genset terlebih dahulu sebelum CB genset open (off). Seluruh beban yang dipikul genset akan ditransfer secara bertahap ke PLN dan seluruh CB genset akan open (off) dan genset cooling down dan stop secara otomatis. 8) Fungsi Forward Synchron (Pengambilan beban dari PLN ke Genset dengan proses sinkron) System ini bekerja pada saat PLN normal dan sumber tegangan akan dialihkan ke genset sebagai sumber tegangan cadangan. Proses ini dapat digunakan pada saat ada informasi dari PLN akan ada padam pada waktu yang ditentukan maka sumber tegangan cadangan dapat mengambil beban yang ada di PLN secara bertahap sebelum terjadi PLN padam dengan proses sinkron (Unload disisi PLN) terlebih dahulu tanpa ada padam. 9) Sistem Distribusi Daya Listrik Senayan City Sistem distribusi daya listrik Gedung Mall Senayan City (Sency) menggunakan sistem jaringan tegangan menengah yang dibagi dua panel grup tegangan menengah atau disebut MVSB (Medium Voltage Switch Board) yaitu MVSB A dan B 20 kv PLN menggunakan jenis kabel N2SXGBY 3 x 120 mm 2 yang dihubungkan pada MVSB. Tegangan 20 kv dari PLN langsung masuk ke MVSB tanpa melalui Trafo. Dari MVSB dialirkan menuju Trafo step down yang berfungi sebagai penurun tegangan dari 20 kv diturunkan menjadi 380V/220V secara line to line masuk pada 11 LVSB (Low Voltage Switch Board) yaitu LVSB 1 (Chiller 1), 1B (Chiller 2&3), 2AB, 3AB, 4AB, dan

47 Emergency. Khusus di Chiller 2&3 tegangan diturunkan melalui Trafo step down menjadi 3.300 volt. Jalur Emergency dibuat dibuat terpisah karena menyangkut utility yang harus disuplai listrik terlebih dahulu (diutamakan) seperti lift dan escalator serta penerangan yang sifatnya darurat. Total keseluruhan penggunaan beban daya yang terpasang pada Gedung Mall Senayan City (Sency) adalah sekitar 9320 kw untuk dua feeder MVSB yang masing-masing feeder disuplai 20 kv. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Tabel pembagian Daya pada Mall Senayan City No LVSB Daya Terpasang (kw) 1 CHILLER 1 3000 2 LVSB 2A 1000 3 LVSB 3A 1200 4 LVSB 4A 1100 5 CHILLER 2&3 1500 6 LVSB 2B 1000 7 LVSB 3B 1000 8 LVSB 4B 350 9 Emergency 270

48 Genset Panel Control Desk TV LED Monitoring CPGS Panel NBT Transformator MVSB A & B LOAD / Beban MVCPGS PLN Gambar 4.11 Diagram Blok Sistem NBT