Kata kunci: Selada Air, Hidroponik, K-Means Clustering

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI METODE FUZZY UNTUK KLASIFIKASI USIA JERUK NIPIS

SISTEM IDENTIFIKASI BATIK ALAMI DAN BATIK SINTETIS BERDASARKAN KARAKTERISTIK WARNA CITRA DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

APLIKASI PENGHAPUSAN BAYANGAN PADA IMAGE DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY C-MEANS (FCM) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dikenal baik oleh masyarakat Indonesia, tetapi belum meluas pembudidayaannya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION UNTUK PENGENALAN BARCODE BUKU DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN. bit serta kualitas warna yang berbeda-beda. Semakin besar pesat pencuplikan data

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

Pengolahan Citra untuk Bidang Pertanian(Menentukan Kematangan Buah) Oleh Nama:Wahyu Abid A. NRP : Kelas :2D4 IT(B)

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN UJI COBA. Pengenalan Pola dengan Algoritma Eigen Image, dibutuhkan spesifikasi

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PROGRAM APLIKASI HANDS RECOGNIZER

SISTEM IDENTIFIKASI KODE TANGAN MENGGUNAKAN PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS DAN BACKPROPAGATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

BAB I PENDAHULUAN. telinga, wajah, infrared, gaya berjalan, geometri tangan, telapak tangan, retina,

SISTEM KLASIFIKASI JENIS BERAS MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia. Buah-buahan memiliki tingkat permintaan yang tinggi.

Kata Kunci: Kacang Kedelai, Texture, MATLAB. 1. Pendahuluan

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA MENDETEKSI KUALITAS CABAI BERDASARKAN TINGKAT KEMATANGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WARNA YCbCr

BAB I.PENDAHULUAN. tersebut menghasilkan ciri khas tersendiri untuk masing-masing daerahnya, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. mulai menopang kehidupan manusia. Teknologi merupakan sebuah hasil

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

KLASIFIKASI TINGKAT KEMATANGAN BUAH PEPAYA (CARICA PAPAYA L) CALIFORNIA (CALLINA-IPB 9) DALAM RUANG WARNA HSV DAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBORS

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

SISTEM DETEKSI PRA PANEN PADI BERDASARKAN WARNA DAUN DENGAN MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Sistem Absensi Berbasis Webcam

IMPLEMENTASI METODE BACK-PROPAGATION UNTUK KLASIFIKASI TINGKAT KEMATANGAN MANGGA PODANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

SISTEM DETEKSI PRA PANEN PADI BERDASARKAN WARNA DAUN DENGAN MENGGUNAKAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman kedelai adalah salah satu jenis tanaman kacang-kacangan yang

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

Penerapan Algoritma K-Means untuk Clustering

Jurnal Electronics, Informatics, and Vocational Education (ELINVO), Volume 1, Nomor 3, November 2016

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih locker

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

APLIKASI PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA HAMMING DISTANCE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

IDENTIFIKASI JENIS BATU AKIK MENGGUNAKAN METODE LEARNING VEKTOR QUANTIZATION (LVQ)

DETEKSI JENIS KAYU CITRA FURNITURE UKIRAN JEPARA MENGGUNAKAN JST BACKPROPAGATION

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

PENGENALAN WAJAH PELANGGAN TOKO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

KLASIFIKASI JENIS JAMBU AIR BERDASARKAN TULANG DAUN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

ARTIKEL APLIKASI KLASIFIKASI JENIS JENIS BUAH JERUK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

Gambar 5.1 Form Master Pegawai

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. cukup sempurna karena telur mengandung zat zat gizi yang sangat baik dan. mempercepat proses kesembuhannya (Sudaryani,2003).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Persediaan Barang pada Afif Jaya Motor Surabaya dibutuhkan perangkat keras

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

BAB III ANALISA PEMBAHASAN MASALAH

IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN SOM (SELF ORGANIZING MAPS) ARTIKEL SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan baik. Adapun kebutuhan perangkat lunak (software) dan perangkat keras

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I I. PENDAHULUAN

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN EVALUASI. Aplikasi Virtual Punch Training ini membutuhkan Kinect sebagai media

KAMERA PENDETEKSI GERAK MENGGUNAKAN MATLAB 7.1. Nugroho hary Mindiar,

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN K-MEANS DAN FUZZY C- MEANS DENGAN BERBAGAI RUANG WARNA

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Prosesor : Intel Core i5-6198du (4 CPUs), ~2.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi menarik sehingga mampu menambah selera makan. Selada umumnya

Transkripsi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN TANAMAN SELADA AIR HIDROPONIK LAYAK JUAL DENGAN DATA GAMBAR DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING (STUDI KASUS : DI KABUPATEN JEMBER) Reinaldi Yulian Prabowo Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Negeri Malang Jl. Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141, Indonesia aldykebo@rockettmail.com Abstrak Permintaan akan hortikultura terutama sayuran terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan jumlah penduduk. Menurut hasil survai BPS (2001), konsumsi sayuran di Indonesia meningkat dari 31,790kg pada tahun 1996 menjadi 44,408kg per kapita per tahun pada tahun 1999. Artinya bahwa selain kuantitas, permintaan sayuran juga meningkat secara kualitas. Namun dilain pihak, pengembangan komoditas sayuran secara kuantitas dan kualitas dihadapkan pada semakin sedikitnya informasi tentang sayuran yang layak jual, terutama di Kabupaten Jember. Salah satu cara untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi secara continue dengan kualitas yang tinggi per tanamannya adalah budidaya dengan sistem hidroponik. Dengan adanya itu maka peneliti akan membuat sistem pendukung keputusan kualitas mutu tanaman selada air hidroponik terhadap nilai jual di Kabupaten Jember dengan tujuan dapat membantu menentukan kualitas selada air hidroponik yang baik dengan metode K-Means Clustering. Metode ini digunakan untuk mengklasifikasi ciri dari tiap citra yang diambil. Kemudian user menginputkan data kedalam sistem lalu sistem akan memproses data citra untuk mengetahui nilai warna pada tiap citra. Setelah user mendapatkan nilai pada tiap citra lalu sistem akan memproses memgunakan metode K-means Clustering. Dengan adanya sistem itu menghasilkan nilai akurasi sebesar 94,4%, maka sistem ini layak dipakai produsen untuk membedakan layak jual dan tidak layak jual. Kata kunci: Selada Air, Hidroponik, K-Means Clustering 1. Pendahuluan Permintaan akan komoditas hortikultura terutama sayuran terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesejahteraan dan jumlah penduduk. Menurut hasil survai BPS ( 2001 ), konsumsi sayuran di Indonesia meningkat dari 31,790 kg pada tahun 1996 menjadi 44,408 kg per kapita per tahun pada tahun 1999. Hasil survai tersebut juga menyatakan bahwa semakin tinggi pengeluaran konsumen, semakin tinggi pengeluaran untuk sayuran per bulannya dan semakin mahal harga rata-rata sayuran per kilogramnya yang mampu dibeli oleh konsumen. Artinya bahwa selain kuantitas, permintaan sayuran juga meningkat secara kualitas. Hal ini membuka peluang pasar terhadap peningkatan produksi sayuran, baik secara kuantitas maupun kualitas. Namun di lain pihak, pengembangan komoditas sayuran secara kuantitas dan kualitas dihadapkan pada semakin sedikitnya informasi tentang sayuran yang layak jual, terutama di Kota Jember. Sampai saat ini, kebutuhan konsumen terhadap sayuran yang berkualitas tinggi belum dapat di imbangi dengan informasi sayuran yang layak di jual. Salah satu cara untuk menghasilkan produk sayuran yang berkualitas tinggi secara kontinue dengan kuantitas yang tinggi per tanamannya adalah budidaya dengan sistem hidroponik. Pengembangan hidroponik di Indonesia cukup prospektif mengingat beberapa hal sebagai berikut, yaitu permintaan pasar sayuran berkualitas yang terus meningkat, kondisi lingkungan/ iklim yang tidak menunjang, kompetisi penggunaan lahan dan kurangnya informasi sayuran yang layak di jual. Kondisi tersebut dapat mengurangi keefektifan penggunaan pupuk kimia di lapangan karena pencucian hara tanah, sehingga menyebabkan pemborosan dan mengakibatkan tingkat kesuburan tanah yang rendah sehingga menghasilkan produksi yang rendah baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Saat ini begitu banyak data yang terdapat dalam sebuah penelitian, sehingga menimbulkan kesulitan dalam hal pengelompokan data. Namun dengan adanya perkembangan Teknologi Informasi (TI) sehingga terdapat berbagai macam solusi untuk mengatasi kesulitan tersebut, menggunakan pengolahan citra digital dan system pendukung keputusan. Pengolahan Citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual. Proses ini mempunyai ciri data masukan dan informasi keluaran yang berbentuk citra. Istilah 1

pengolahan citra digital secara umum didefinisikan sebagai pemrosesan citra dua dimensi dengan komputer. Citra digital adalah barisan bilangan nyata maupun kompleks yang diwakili oleh bit-bit tertentu. Untuk identifikasi ini menggunakan metode Clustering K-Means. Metode ini digunakan untuk mengklasifikan ciri dari tiap citra yang diambil. Sedangkan untuk mengelompokkan citra uji ke dalam kelas yang ada, akan digunakan metode jarak terdekat dengan pusat klaster. Dari penjelasan di atas, maka akan di buat juga sebuah sistem pendukung keputusan kualitas mutu tanaman selada air hidroponik terhadap nilai jual di kota Jember dengan tujuan dapat membantu peneliti meringankan untuk menentukan kualitas selada air hidroponik yang baik sesuai dengan kriteria-kriteria dari hasil selada air hidroponik yang akan di perjualkan dan pada sistem ini dapat membantu peneliti untuk mengetahui bagaimana menentukan tanaman selada air hidroponik yang mempunyai kualitas bagus sehingga dapat di terima oleh supermarket. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Selada Air Hidroponik Selada air hidroponik, Selada (Lactuca sativa L.) termasuk dalam kelompok tanaman sayuran daun yang dikenal di masyarakat. Jenis sayuran ini mengandung zat - zat gizi khususnya vitamin dan mineral yang lengkap untuk memenuhi syarat kebutuhan gizi masyarakat. Selain berguna untuk bahan makanan, selada juga berguna untuk pegobatan (terapi) berbagai macam penyakit. Sehingga dengan demikian, selada memiliki peranan yang sangat penting di dalam menunjang kesehatan masyarakat. Mengingat akan pentingnya sayuran ini bagi kesehatan,baik kandungan gizi maupun seratnya, mendorong masyarakat makin menggemari sayuran khususnya daun selada. Mengingat permintaan yang terus meningkat sesuai dengan pertambahan penduduk maka perlu adanya usaha-usaha pengembangan teknologi dalam budidaya selada. Hidroponik atau hydroponics, berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata hydro yang berarti air dan kata ponos yang berarti kerja, sehingga hidroponik dapat diartikan sebagai suatu pengerjaan atau pengelolaan air sebagai media tumbuh tanaman tanpa menggunakan media tanah sebagai media tanam dan mengambil unsur hara mineral yang dibutuhkan dari larutan nutrisi yang dilarutkan dalam air. yang dapat langsung disimpan pada suatu media penyimpanan. (Sutoyo, 2009).Citra Digital adalah citra yang dapat diolah oleh computer. Yang disimpan dalam memori computer hanyalah angka-angka yang menunjukkan besar intensitas pada masing-masing pixel. Karena terbentuk data numeris, makan citra digital dapat diolah dengan komputer. 3. PERANCANGAN 3.1 Desain Sistem 3.1.1 Gambaran Umum Sistem ini dibangun untuk bisa melakukan klasifikasi layak jual dari selada air hidroponik dengan mengambil atau mengakuisisi citra dari salah satu bagian dari selada air yang digunakan sebagai proses kelayakan jual. Setelah melakukan akuisisi terhadap citra tersebut maka dilakukan proses cropping yang digunakan untuk mempermudah pengolahan citra tersebut. Dengan hasil cropping tersebut bisa digunakan sebagai proses kelayakan jual. Setelah itu akan dilakukan proses tingkatan kelayakan yang diambil dari hasil ekstraksi citra yang telah dilakukan proses cropping. Setelah itu dilakukan proses testing dengan langkah yang sama hanya saja, setelah dilakukan proses cropping dan ekstraksi terhadap citra yang menjadi citra testing akan diteruskan pada metode K-means Clustering untuk melakukan klasifikasi usia tersebut. Berikut flowchart yang digunakan untuk pengerjaan sistem identifikasi batik alami dan sintetis dibagi menjadi 2 yaitu Klasifikasi Data Training dan Klasifikasi Data Training : 2.2 Citra Digital Citra Digital adalah representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optic berupa foto, bersifat analog berupa sinyal-sinyal video seperti gambar pada monitor televise, atau bersifat digital 2

Gambar 3.1 Flowchart Klasifikasi Data Training Pada saat proses iterasi, field C1, C2, jarak, dan kelompok akan ter-update secara otomatis. Gambar 4.3 Tabel tbl_penentucluster Tabel tbl_penentucluster digunakan untuk menghitung cluster pada iterasi selanjutnya, maka dari itu disebut penentu cluster. 4.2 Implementasi Sistem Gambar 3.2 Flowchart Klasifikasi Data Training 4. Implementasi 4.1 Implementasi Database Implementasi Basis data sebagai berikut. Gambar 4.4 Interface Home Gambar 4.4 merupakan gambar Form Home yang tampil pertama kali pada saat user menggunakan sistem ini. Pada Form ini hanya berisi link itu menuju Form selanjutnya. Pada menu Data terdapat pilihan menu Data Training dan Data Testing seperti pada gambar berikut ini : Gambar 4.1 Tabel data_gambar Tabel data_gambar ini digunakan untuk menyimpan data training yang telah disimpan dan menyimpan hasil penghitungan dan hasil akhir C1, C2, jarak Euclidean, kelompok, dan tujuan dari tiap data. Pada saat proses iterasi, field C1, C2, jarak, dan kelompok akan ter-update secara otomatis. Gambar 4.5 Interface Data Training dan Data Testing Sedangkan Menu Klasifikasi terdapat Form Klasifikasi Data Training dan Form Klasifikasi Data Testing seperti gambar berikut ini : Gambar 4.2 Tabel data_testing Tabel tbl_testing memiliki kegunaan yang sama dengan tabel tbl_training. Tabel tbl_testing digunakan untuk menyimpan data testing yang telah disimpan dan menyimpan hasil penghitungan dan hasil akhir C1, C2, jarak Euclidean, kelompok, dan tujuan dari tiap data. Gambar 4.6 Interface Klasifikasi Data Training dan Klasifikasi Data Testing 3

Gambar 4.7 Interface Data Training Gambar 4.11 Interface dari Tombol Mean RGB Gambar 4.7 Interface Data Testing Form Data Training memiliki tampilan yang sama dengan Form Data Testing. Keduanya digunakan untuk menambahkan, mengubah, menghapus dan menghitung Normalisasi dari Red, Green, dan Blue yang kemudian disimpan di database untuk nantinya akan dikelompokkan. Interface Dropdownlis Open digunakan untuk mencari data yang akan ditambahkan. Berikut ini gambar dari beberapa komponen dari Form Data Training dan Form Data Testing yaitu Tombol Piksel, Tombol RGB, Tombol Croping, Tombol Mean RGB, Tombol Simpan Crop, Tombol Simpan. Interface Dropdownlis Open pada gambar 5.9 digunakan untuk menampilkan citra yang akan di uji seperti pada gambar berikut ini : Gambar 4.12 Interface dari Tombol Normalisasi RGB Gambar 4.13 Interface dari Tombol Save Crop Gambar 4.14 Interface dari Tombol Save Crop Gambar 4.8 Dropdownlist Open dan History Gambar 4.15 Interface Dropdownlist dari History Gambar 4.9 Interface dari Tombol Croping Gambar 4.10 Interface dari Tombol Pixel dan RGB Gambar 4.16 Interface Klasifikasi Data Training Pada gambar diatas, terdapat beberapa proses dari metode K-Means Clustering. Untuk DataGridView Data menampilkan data yang telah disimpan di dalam database. Selanjutnya dari data tersebut dipilih 2 data untuk dijadikan cluster 1 dan cluster 2 pada DataGridView Pusat Cluster Awal. Tombol Proses digunakan untuk menghitung inisialisasi awal dan 4

tombol Hapus digunakan untuk menghapus cluster. Pada sisi kanan bawah form, terdapat textbox yang digunakan untuk memasukkan jumlah iterasi. Tombol Tampilkan Hasil digunakan untuk menampilkan hasil penghitungan dari C1, C2, jarak, dan pengelompokkan selada air hidroponik layak jual dan tidak layak jual. Pada bagian bawah terdapat persentasi keakuratan sistem. batik hasil pengujian dapat dirumuskan sebagai berikut: %. % Jadi, tingkat keberhasilan secara keseluruhan yaitu 94.4%. Gambar 4.16 Interface Klasifikasi Data Testing 5. Analisa Uji coba ini dilakukan untuk menguji akurasi sistem dengan menghitung prosentase data benar dari pusat cluster yang berbeda-beda. Parameter yang digunakan yaitu normalisasi R, G,B. Dalam pengujian ini diperlukan sebanyak 14 data batik. Berikut ini rincian data sampel testing : Jumlah Data Batik Jenis 9 selada air hiroponik Layak Jual 9 selada air hiroponik Tidak Layak Jual Dalam pengujian ini diperlukan 18 data citra selada air hidroponik layak jual dan tidak layak jual keakuratannya adalah sebagai berikut : Jenis Batik Jumlah Sampel Sesuai Tidak Sesuai Tingkat Akurasi Layak Jual 9 9 0 100% Tidak Layak Jual 9 8 1 88,8% Dari hasil identifikasi terbaik yang dilakukan tentang keakuratan sistem didapatkan tingkat keberhasilan sistem identifikasi selada air hidroponik layak jual dan tidak layak jual berdasarkan karakteristik warna citra dengan metode K-Means Clustering adalah 100% untuk selada air hidroponik layak jual dan tidak layak jual 88,8%. Hal ini dikarenakan warna selada air hidroponik tidak layak jual yang menyerupai warna dari selada air hidroponik layak jual sehingga sistem sulit untuk membedakan keduanya. Serta pencahayaan dan keterbatasan kemampuan kamera pada saat pengambilan data. Dari keseluruhan data yaitu 18 data 6. Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan Sistem klasifikasi selada air hidroponik layak jual dan tidak layak jual dengan mengimplementasikan metode K-Means Clustering didapatkan nilai keberhasilan klasifikasi sebesar 94,4%. Dari hasil pengujian pada sistem klasifikasi selada air hidroponik layak jual dan tidak layak jual dengan mengimplementasikan metode K-Means Clustering didapatkan dua output yaitu selada air hidroponik layak jual dengan hasil 100% dan selada air hidroponik tidak layak jual dengan hasil 88,8%. Pada penelitian ini sangat dipengaruhi dengan kualitas kamera B-Pro, konsistensi cahaya yang berpengaruh pada keakuratan warna selada air hidroponik 6.2 Saran 1. Sistem ini bisa dikembangkan untuk kebutuhan industri dengan menambah fungsi pada mekanik yang ada agar berjalan secara otomatis, nantinya sistem ini berfungsi sebagai pengganti sensor deteksi selada air hidroponik layak jual dan tidak layak jual. 3. Diharapkan dengan pengembangan sistem klasifikasi selada air hidroponik layak jual dan tidak layak jual dapat menambah spesifikasi media seperti kamera digital dengan resolusi yang lebih baik sehingga kadar warna pada kain dengan gambar yang diambil sama sehingga terdapat perbedaan warna yang lebih jelas. 7. Daftar Pustaka Derisma, dkk. 2010. Identifikasi Kematangan Buah Tomat Menggunakan Metode Back Propagation. Mardoko Saparudi, 2015. Klasifikasi Citra Daun Tanaman Menggunakan Metode Extreme Learning Machine. Mulato,Febry Yuni. 2015. Klasifikasi Kematangan Buah Jambu Biji Merah ( Psidium Guajava) Dengan Menggunakan Model. Yogyakarta : Universitas Negeri. Nango, Dwi Noviati 2012. Penerapan Algoritma K- means untuk Clustering Data Anggaran Pendapatan Belanja Daerah di Kabupaten XYZ. Salahuddin, Sri Hartati, 2012. Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Supplier Jeruk Pontianak Berbasis Fuzzy-AHP 5

Sella Kusumaningtyas, (2016). Identifikasi Kematangan Buah Tomat Berdasarkan Warna Menggunakan Metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Skripsi Mahasiswa D4 Teknik Informatika Politeknik Negeri Malang. Sutoyo. 2009. Teori Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta; Penerbit Andi. Handoko, Agus Purwo dan Yustina Retno Wahyu Utami, 2009. Pengenalan Buah Berdasarkan Karakteristik Warna Citra. Rahmaningtyas, Vannia Dewi, 2016. Pengaruh Konsentrasi Pupuk Daun Dan Beberapa Macam Larutan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Selada Kriting ( Lettuce GRAND RAPIDS BLACK SEED ) Pada Sistem NFT. 6