DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan...

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. PUSDIKLAT PNS Pemerintahan Kabupaten Badung 1

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak Sapi Bali di Kabupaten Tabanan 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI BALI DI KABUPATEN TABANAN

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

Kantor Produksi Iklan di Badung

WISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI

Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar

KATA PENGANTAR Pabrik Pengolahan Kopi Arabika Flores Bajawa Di Kabupaten Ngada, Flores.

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING

GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR

PENGEMBANGAN PASAR HEWAN BEBANDEM

Scanned by CamScanner

BAB III METODE PERANCANGAN

KATA PENGANTAR. Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana dan Penguji II.

Sekolah Fotografi di Denpasar

PERENCANAAN FASILITAS SISTEM RESI GUDANG DI GI

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Seminar Tugas Akhir 1

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

WISATA DESA TENUN RANGRANG DI NUSA PENIDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RESTORAN ANEKA BOGA BALI DI DENPASAR

GEDUNG PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PEMERINTAHAN KABUPATEN BADUNG

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT,Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

REDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI DI KABUPATEN GIANYAR

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem

PUSAT PENGEMBANGAN BAKAT ANAK DALAM BIDANG SENI TRADISIONAL BALI DI DENPASAR

REDESAIN SMA NEGERI 1 SERIRIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER) 2016

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT DHARMA YADNYA DI TOHPATI-DENPASAR

PET CARE CENTER DI DENPASAR

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

KATA PENGANTAR. Seminar Tugas Akhir Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar

AGROWISATA KOPI LUWAK DI PETANG, BADUNG

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

Sekolah Fotografi di Denpasar

TUGAS AKHIR DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( DP3A ) AGROWISATA EKOLOGIS PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

SEMINAR TUGAS AKHIR UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK. Kata Pengantar

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

TEMPAT PENITIPAN ANAK USIA DINI DI DENPASAR

I KOMANG YOGI PURWANTA

BAB III METODE PERANCANGAN. metode penelitian ini akan menguraikan secara terperinci bagaimana proses

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

BAB III METODE PERANCANGAN. data-data sesuai dengan yang sebenarnya kemudian data-data tersebut disusun,

TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN ANAK USIA SEKOLAH DI DENPASAR

DAFTAR ISI EAT) HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. dapat digunakan ialah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

CHINESE GARDEN RESTAURANT AND FAMILY KARAOKE DI GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

KATA PENGANTAR. ii Denpasar Aquatic Centre

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

REDESAIN GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI (GKPB) JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEMPAT BERMAIN ANAK-ANAK KHUSUS PERMAINAN TRADISIONAL BALI DI DENPASAR

CITY HOTEL DI DENPASAR

ABSTRACT ABSTRAK. Print-Center Ramah Lingkungan di Kelurahan Jimbaran Kabupaten Badung i

GALERI KAIN TENUN ENDEK DI KOTA DENPASAR

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii

BAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang

SEMINAR TUGAS AKHIR ARSITEKTUR (KBA 12117) ALUR DESAIN HOSTEL DI TANAH LOT TABANAN MADE NURJAYA PERMANA NIM

BAB III METODE PERANCANGAN. meliputi pengumpulan data, analisis, sintesis konsep,

UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu

ABSTRAK. Keywords: wedding, wedding house, romantic

DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (DP3A)

MOTOCROSS DI TABANAN

GELANGGANG REMAJA DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal antara lain latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode penelitian.

BAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan

KATA PENGANTAR Pusat Perbelanjaan Batu Permata di Denpasar Bali

BAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

PUSAT PELATIHAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI BANGLI

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan, dan konsep perancangan. Metode perancangan yang digunakan

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

Transkripsi:

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan...... 4 1.4 Metode Penelitian... 4 1.4.1 Teknik Pengumpulan Data... 4 1.4.2 Teknik Pengolahan Data... 5 1.4.3 Teknik Penyimpulan Data... 6 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP AGROWISATA TERNAK SAPI BALI 2.1 Tinjaun Agrowisata Ternak Sapi Bali...... 7 2.1.1 Pengertian Agrowisata Ternak Sapi Bali...... 7 2.1.2 Prinsip-Prinsip Agrowisata...... 8 2.1.3 Aspek Didalam Pengembangan Agrowisata...... 9 2.1.4 Faktor-Faktor Keberhasilan Agrowisata...... 11 2.1.5 Sisi Prositif Dan Sisi Negatif Agrowisata...... 12 2.1.6 Mengenal Asal Usul Sapi Bali...... 14 2.1.7 Keunggulan dan Kelemahan Sapi Bali...... 15 2.1.8 Sistem Perkawinan... 17 2.1.9 Tata Laksana Pemeliharaan Sapi...... 18 2.1.10 Sifat Dan Tingkah Laku Sapi...... 19 2.1.11 Persyaratan Kondisi Lingkungan Sapi...... 19 ii

2.1.12 Kandang Sapi dan Perlengkapannya...... 18 2.1.13 Pemberian Pakan Sapi...... 26 2.1.14 Pengendalian Penyakit...... 26 2.1.15 Sistem Pengolahan Limbah...... 27 2.2 Tinjaun Proyek Sejenis... 29 2.2.1 Sentra Pembibitan Sapi Bali di Desa Sobangan, Badung...... 29 2.2.2 Satuan Pelayanan Insaminasi Buatan, Desa Buruan, Gianyar... 38 2.2.3 The Sila s Agrowisata...... 43 2.3 Kesimpulan Kajian Terhadap Proyek Sejenis... 47 2.4 Spesifikasi Umum Proyek... 48 2.4.1 Pengertian... 48 2.4.2 Tujuan... 49 2.4.3 Fungsi... 49 2.4.4 Ruang Lingkup Proyek... 49 2.4.5 Fasilitas Proyek... 50 2.4.6 Prinsip Umum Pengelola Proyek... 50 BAB III STUDI PERANCANGAN AGROWISATA TERNAK SAPI BALI DI KABUPATEN BADUNG 3.1 Tinjaun Umum Kabupaten Badung... 51 3.1.1 Kondisi Fisik Kabupaten Badung...... 52 3.1.2 Kondisi Non Fisik Kabupaten Badung...... 54 3.1.3 Struktur Tata Ruang dan Tata Bangunan, Badung.... 57 3.2 Analisa S.W.O.T... 57 3.2.1 Kekuatan... 58 3.2.2 Kelemahan... 59 3.2.3 Peluang... 59 3.2.4 Tantangan... 60 iii

3.2.5 Simpulan Analisa S.W.O.T... 61 3.3 Spesifikasi Khusus Proyek... 62 3.3.1 Pengertian... 62 3.3.2 Fungsi... 62 3.3.3 Tujuan... 63 3.3.4 Lingkup dan Kapasitas Pelayanan... 64 3.3.5 Jenis Kegiatan... 64 3.3.6 Sistem Pengelolaan... 65 BAB IV PROGRAM RUANG AGROWISATA TERNAK SAPI BALI DI KABUPATEN BADUNG 4.1 Tema Perancangan... 68 4.1.1 Pengertian Tema...... 68 4.1.2 Pendekatan Tema...... 69 4.1.3 Penjabaran Tema...... 70 4.1.4 Penerapan Tema...... 70 4.2 Program... 71 4.2.1 Program Fungsional... 71 4.2.2 Program Performansi... 83 4.2.3 Program Arsitektural... 89 4.3 Program Tapak... 106 4.3.1 Analisa Kebutuhan Luas Tapak... 106 4.3.2 Analisa Pemilihan Lokasi... 106 4.3.3 Analisa Pemilihan Tapak... 107 4.3.4 Analisa Tapak... 110 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak... 119 iv

5.1.1 Konsep Entrance Tapak...... 119 5.1.2 Konsep Zoning Tapak...... 121 5.1.3 Konsep Sirkulasi Dalam Tapak... 123 5.1.4 Konsep Orientasi dan Pola Masa bangunan...... 124 5.1.5 Konsep Bentuk Masa...... 126 5.1.6 Konsep Parkir...... 127 5.1.7 Konsep Ruang Luar...... 129 5.1.8 Konsep Utilitas Tapak...... 130 5.2 Konsep Perancangan Bangunan... 135 5.2.1 Konsep Entrance Bangunan... 135 5.2.2 Konsep Ruang Dalam... 136 5.2.3 Konsep Tampilan Bangunan... 138 5.2.4 Konsep Struktur Bangunan... 140 v

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Dinding Pembatas... 21 Gambar 2.2 Bentuk dan Ukuran Kandang... 22 Gambar 2.3 Tempat Makan... 22 Gambar 2.4 Kandang Pedet... 24 Gambar 2.5 Kandang Tipe Tunggal... 25 Gambar 2.6 Kandang Tipe Ganda... 25 Gambar 2.7 Tempat Penyimpanan Silage... 23 Gambar 2.8 Pengawetan Hay Penjemuran Hijauan... 23 Gambar 2.9 Pengembangan dan Pembibitan Ternak Sapi Bali, Sobangan... 29 Gambar 2.10 Lokasi Sentra Pengembangan Ternak Sapi Bali, Sobangan... 31 Gambar 2.11 Denah di Sentra Pembibitan Sapi Sobangan... 32 Gambar 2.12 Kandang Sapi Sentra Pembibitan Sapi Sobangan... 32 Gambar 2.13 Gedung Poskeswan di Sentra Pembibitan Sapi Sobangan... 33 Gambar 2.14 Balai Pertemuan di Sentra Pembibitan Sapi Sobangan... 34 Gambar 2.15 Gudang dan Pabrik Pakan Sapi... 34 Gambar 2.16 Gudang Teaching Farm... 35 Gambar 2.17 Tempat Pemotong Rumput... 36 Gambar 2.18 Tempat Pengolahan Pupuk Organik... 37 Gambar 2.19 Mess karyawan... 37 Gambar 2.20 Tower Air... 38 Gambar 2.21 Satuan Pelayanan Inseminasi Buatan... 39 Gambar 2.22 Peta Lokasi Satuan Pelayanan Insaminasi... 39 Gambar 2.23 Kantor Pelayanan Inseminasi Buatan di Buruan... 40 Gambar 2.24 Laboratorium Inseminasi Buatan, di Buruan... 41 Gambar 2.25 Kandang Sapi Inseminasi Buatan, Buruan... 41 Gambar 2.26 Kandang Babi Inseminasi Buatan, Buruan... 42 vi

Gambar 2.27 Mess Karyawan Inseminasi Buatan, Buruan... 42 Gambar 2.28 Biogas Inseminasi Buatan, Buruan... 42 Gambar 2.29 Struktur Organisasi Pelayanan Inseminasi Buatan, Buruan... 43 Gambar 2.30 The Sila s Agrowisata... 43 Gambar 2.31 Peta Lokasi The Sila s Agrowisata... 44 Gambar 2.32 Denah The Sila s Agrowisata... 44 Gambar 2.33 Lobby The Sila s Agrowisata... 45 Gambar 2.34 Receptionist The Sila s Agrowisata... 45 Gambar 2.35 Ticketing The Sila s Agrowisata... 46 Gambar 2.36 Restaurant The Sila s Agrowisata... 46 Gambar 2.37 Camping Ground The Sila s Agrowisata... 47 Gambar 2.38 Berinteraksi dengan lingkungan The Sila,s Agrowisata... 47 Gambar 3.1 Peta Pulau Bali dan Kabupaten Badung... 52 Gambar 3.2 Organisasi Pusat Pembibitan dan Pengembangan Ternak Sapi.. 66 Gambar 4.1 Pendekatan Tema... 70 Gambar 4.2 Hubungan Ruang Makro... 100 Gambar 4.3 Hubungan Ruang Pembibitan... 101 Gambar 4.4 Hubungan Ruang Pengembangan Ternak Sapi Bali... 101 Gambar 4.5 Hubungan Ruang Pendidikan Non Formal... 102 Gambar 4.6 Hubungan Ruang Rekreasi... 102 Gambar 4.7 Hubungan Ruang Pengelola... 102 Gambar 4.8 Hubungan Ruang Penunjang... 103 Gambar 4.9 Hubungan Ruang Servis... 103 Gambar 4.10 Sirkulasi Ruang... 104 Gambar 4.11 Organisasi Ruang... 105 Gambar 4.12 Alternatif tapak 1 dan tapak 2... 108 Gambar 4.13 Peta Tapak Desa Sulangai... 108 Gambar 4.14 Peta Tapak Desa Plaga... 109 vii

Gambar 4.15 B.U.A... 111 Gambar 4.16 Analisa iklim tapak... 112 Gambar 4.17 Data kontur dan drainase... 113 Gambar 4.18 Jenis tanah dan vegetasi tapak... 114 Gambar 4.19 Data sirkulasi dan aksesibilitas tapak... 115 Gambar 4.20 Analisa Sirkulasi dan Aksesibilitas Tapak... 116 Gambar 4.21 Data View... 117 Gambar 4.22 Analisa view tapak... 118 Gambar 5.1 Konsep Entrance... 122 Gambar 5.2 Denah Entrance... 122 Gambar 5.3 Tampak Entrance... 122 Gambar 5.4 Konsep Zoning Tapak... 124 Gambar 5.5 Konsep Sirkulasi Tapak... 125 Gambar 5.6 Pola Masa dan Denah Orintasi bangunan... 126 Gambar 5.7 Orientasi Bangunan... 127 Gambar 5.8 Konsep Bentuk Masa... 128 Gambar 5.9 Denah Penempatan Parkir... 129 Gambar 5.10 Konsep Parkir 90 dan 45... 130 Gambar 5.11 Konsep Ruang Luar... 131 Gambar 5.12 Denah Utilitas Tapak... 132 Gambar 5.13 Denah Air Bersih pada Tapak... 132 Gambar 5.14 Denah Aliran Listrik pada Tapak... 133 Gambar 5.15 Pembuangan Sampak pada Tapak... 133 Gambar 5.16 Pengolahan Air Hujan pada Tapak... 134 Gambar 5.17 Peletakan CCTV pada Tapak... 135 Gambar 5.18 Sistem Pemadam Kebakaran pada Tapak... 136 Gambar 5.19 Sistem Penangkal Petir pada Tapak... 136 Gambar 5.20 Entrance Bangunan... 137 viii

Gambar 5.21 Tampilan Ruang Dalam Loby... 138 Gambar 5.22 Tampilan Ruang Dalam Kelas... 139 Gambar 5.23 Tampilan Dalam Kandang Sapi... 139 Gambar 5.24 Tampilan Agrowisata Sapi Bali... 139 Gambar 5.25 Tampilan Kandang Sapi... 140 Gambar 5.26 Sub Struktur Pondasi Menerus... 140 Gambar 5.27 Sub Struktur Pondasi Titik... 141 Gambar 5.28 Supper Struktur Beteon Bertulang... 141 Gambar 5.29 Supper Struktur Bambu... 141 Gambar 5.30 Upper Struktur Rangka Bambu... 142 Gambar 5.31 Upper Struktur Baja Ringan... 142 ix

DAFTAR TABEL Tabel 21 Rata-rata kebutuhan pakan sapi dengan ADG sekitar 1 kg... 26 Tabel 22 Kesimpulan Kajian Terhadap Proyek Sejenis... 48 Tabel 3.1 Populasi Ternak Sapi di Kabupaten Badung... 56 Tabel 3.2 Rekomendasi Pemecahan Masalah... 61 Tabel 3.3 Jenis Kegiatan... 64 Tabel 4.1 Proses Kegiatan Pada Agrowisata Ternak Sapi Bali... 74 Tabel 4.2 Studi Banding Pengunjung Pada Proyek Sejenis... 80 Tabel 4.3 Asumsi Jumlah Pengelola Pada Agrowisata Ternak Sapi Bali... 81 Tabel 4.4 Kebutuhan Ruang Pada Agrowisata Ternak Sapi Bali... 82 Tabel 4.5 Program Performansi Pada Agrowisata Ternak Sapi Bali... 84 Tabel 4.6 Program Arsitektural Pada Agrowisata Ternak Sapi Bali... 90 Tabel 4.7 Rekapitulasi Kebutuhan Luasan Ruang... 99 Tabel 4.8 Kriteria Lokasi... 107 Tabel 4.9 Penentuan kriteria pemilihan tapak... 107 Tabel 4.10 Pembobotan dan Penilaian Tapak... 110 x

Irawan, Andi. 2016.. Studio Tugas Akhir, Fakultas Teknik Arsitktur, Universitas Udayana. Pembibing : Dr. Ir. Ni Ketut Ayu Siwalatri, MT., Ir. I Nengah Lanus, MT Agrowisata merupakan salah satu alternatif wisata pertanian yang berpotensial untuk dikembangkan di Desa. Agrowisata adalah suatu jenis pariwisata yang menyediakan hasil perkebunan, peternakan, dan pertanian sebagai daya tarik bagi wisatawan. Agrowisata peternakan menyediakan kegiatan seperti memberimakan ternak, memandikan ternak, dan pendidikan non formal. Agrowisata peternakan dan usaha peternakan sangat berpotensial, terutama peternakan sapi Bali yang disebabkan meningkatnya kebutuhan daging sapi (karkas). Pada tahun 2015 populasi sapi Bali meningkat di Provensi Bali sebanyak 15,78 persen dari tahun sebelumnya. Populasi ternak sapi Bali di sembilan Kabupaten di Bali, Kabupaten Badung berada diurutan ke delapan. Populasi ternak sapi di Kabupaten Badung setiap tahun mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai 2014. Pada tahun 2010 populasi ternak sapi Bali berjumlah 67.390 sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 37.862. Untuk meningkatkan populasi sapi Bali di kabupaten Badung, perlu adanya agrowisata ternak sapi Bali, yang nantinya dapat meningkatkan populasi sapi Bali, dan minat generasi mudah untuk melestarikan sapi Bali. Kata Kunci : Agrowisata, Ternak Sapi Bali

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta metodologi penyusunan landasan konseptual laporan seminar tugas akhir dengan judul Agrowisata Ternak Sapi Bali di Kabupaten Badung. 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bali pada umumnya memiliki mata pencaharian mayoritas sebagai petani pada wiliyah pedesaan, terutama pada peternakan sapi, babi, dan ayam sebagai usaha penting dalam masyarakat pedesaan di Bali. Berdasarkan pada mata pencaharian masyarakat Bali, ternak sapi sangat popular khususnya ternak sapi Bali, mempunyai keunggulan dari sapi yang lain yaitu presentase daging (karkas) yang tinggi, harga yang setabil dan bahkan setiap tahun cenderung meningkat, sehingga membuat ternak sapi Bali menjadi salah satu usaha ternak yang diandalkan oleh peternak. (Guntoro, 2002) 1

Jumlah populasi ternak sapi di Bali mengalami peningkatan 15.78 persen, dari 478.146 ekor pada tahun 2014 menjadi 553.582 ekor pada tahun 2015, yang disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan daging (karkas), dan meningkatnya kelahiran sapi di Bali. Populasi ternak sapi di sembilan wilayah Kabupaten di Bali, Kabupaten Karangasem menjadi urutan pertama ternak sapi yang mencapai 122.369 ekor pada tahun 2015, sedangkan Kabupaten Badung berada di urutan ke tujuh peternakan sapi di Bali, yang mencapai 37.862 ekor pada tahun 2015, yang dimana disebabkan oleh minat melakukan peternakan dalam mengembangkan atau pertahanan usaha peternakannya. (Dinas Peternakan Provensi Bali) Kabupaten Badung terbagi atas 6 wilayah kecamatan dan 62 desa atau kelurahan. Dari 6 Kecamatan, Kecamatan Petang memiliki luas terbesar yaitu 115 Km². Profesi atau pekerjaan masyarakat Badung pada tahun 2015, pariwisata 115,686 ribu jiwa, dibidang jasa 61.426 ribu jiwa, industri pengolahan 49.733 ribu jiwa, pertanian dan peternakan 26.129 ribu jiwa, terdapat 300 kelompok ternak pada tahun 2015, sedangkan pada tahun 2014 berjumlah 308 kelompok (BPS Kab. Badung 2015). Minat peternakan di Kabupaten Badung masih rendah, dilihat dari propesi atau pekerjaan di Kabupaten Badung, masyarakat lebih memilih bekerja kantoran dan wiraswasta, dibandingkan mengembangkan peternakan sapi Bali yang dimana sangat berpotensial. Sebagian masyarakat atau generasi muda beranggapan peternakan tersebut terlihat tidak bersih, kotor, dan berbau. Peminat peternakan sapi Bali di Kabupaten Badung umumnya yaitu kelompok-kelompok ternak yang dibuat oleh warga Desa, dan masyarakat pedesaan yang dari awal memang petani ternak sapi Bali. Peminat peternak sapi Bali Kabupaten Badung setiap tahun mengalami penurunan, yang nantinya akan berdampak terhadap menurunnya populasi sapi Bali, dan berpengaruh dengan pelestarian peternakan sapi Bali, yang dimana peternak sapi khususnya sapi Bali, selain daging (karkas) yang bernilai jual tinggi, bagian lain sapi juga berpotensial seperti kulit dijadikan krupuk, dan bahan tekstil, selain itu tulang sapi juga sering dijadikan kerajinan yang juga memiliki nilai jual yang tinggi, agribisnis peternakan sapi memiliki peluang yang sangat menjanjikan, namun dilihat dari angka kerja di Kabupaten Badung, masyarakat khususnya generasi muda lebih memilih pekerjaan perkantoran ketimbang 2

peternak sapi. Masih sulitnya, generasi muda dan masyarakat untuk saat ini mendapatkan pengetahuan secara langsung tentang bagaimana pembibitan dan pengembengan ternak sapi Bali, sehingga perlu adanya tempat atau wadah untuk memberikan pengarahan bagaimana proses pembibitan dan pengembangan ternak sapi Bali, tetapi dengan cara yang menyenangkan seperti wisata edukasi ternak, sering disebut juga dengan agrowisata, yang dimana menyediakan pendidikan nonformal dan rekreasi seperti memberi makan sapi, memandikan sapi, memijat sapi, dan kelas interatif, untuk pembibitan nantinya akan menyediakan inseminasi buatan seperti semen beku sapi Bali, dan untuk pengembangannya menjual sapi Bali unggul dan berkualitas, di Kabupaten Badung sangat memerlukan tempat atau fasilitas seperti Agrowisata Ternak Sapi Bali, yang dimana populasi sapi Bali dan peminat beternak sapi masih rendah di wilayah Kabupaten Badung. Berdasarkan hal tersebut, dilihat dari potensi dan kelemahan yang dimiliki oleh Kabupaten Badung dalam sektor peternakan khususnya ternak sapi Bali, yang dimana dari pihak Pemerintah Kabupaten Badung yang ingin melestarikan sapi Bali, maka sangat diperlukan adanya Agrowisata Ternak Sapi Bali yang menyediakan wisata edukasi, pembibitan dan, pengembangan ternak sapi Bali, yang nantinya meningkatkan sektor peternakan sapi dan melestarikan sapi Bali, dan untuk meningkatkan minat masyarakat khususnya generasi muda perlu adanya fasilitas pendukung tempat rekreasi, yang dimana nantinya tidak hanya berkunjung ke objek wisata tetapi juga mendapatkan pengetahuan, tidak hanya untuk wisatawan nusantara saja, tetapi juga diperuntukkan wisatawan macanegara, yang dimana bisa memperkenalkan sapi lokal kita, yaitu sapi Bali. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa tema dari agrowisata ternak sapi Bali di Kabupaten Badung? 2. Apa saja fasilitas yang ada pada agrowisata ternak sapi Bali di Kabupaten Badung? 3. Bagaimana standar bangunan peternakan dan tempat wisata edukasi yang baik dan benar? 4. Bagaimana konsep dalam perancangan peternakan agar bisa memberikan rasa nyaman dan menjaga lingkungan disekitar? 3

5. Bagaimana penataan bangunan dan sirkulasi antara hewan dan hewan, anatara hewan dan lingkungan, dan anatar hewan dan manusia? 1.3 Tujuan 1. Tema yang bertujuan untuk menentukan fisik bangunan dan fasilitas yang nantinya ada pada agrowisata ternak sapi Bali di Kabupaten Badung. 2. Memberikan fasilitas wisata yang bisa menjadi tempat belajar beternak sapi Bali dan berekreasi. 3. Memberika kenyamanan terhadap lingkungan disekitar, dan menjaga lingkungan agar tetap lestari. 4. Menghasilkan ternak yang berkualitas dan menghasilkan nilai jual yang tinggi. 5. Memperbaiki penataan bangunan dipeternakan, sehingga memberikan rasa nyaman terhadap hewan dan pengelola peternakan tersebut. 1.4 Metode Penelitian 1.4.1 Teknik Pengumpulan Data Data sesuai dengan konteks dikumpulkan dari berbagai sumber seperti literatur, studi kasus atau studi banding, media cetak maupun elektronik, dan wawancara. Data terkumpul kemudian disusun secara ilmiah. Data yang diperlukan terdiri dari : 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara survey atau observasi langsung serta wawancara dengan pihak-pihak yang berkompeten atau yang terkait. a. Wawancara Dengan melakukan wawancara maka dapat diperoleh informasi mengenai Agrowisata Ternak Sapi Bali. Wawancara ini dapat dilakukan dengan Tanya jawab atau melakukan diskusi langsung dengan pihak yang terlibat dalam kepegawaian sehingga data yang didapat bisa dianalisis. b. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan terhadap gejala-gejala yang terjadi sehingga 4

dapat mempersepsikan sendiri apa yang terjadi dilapangan secara actual, yang dimana observasi bisa dilakukan pada objek-objek sejenis agrowisata ternak sapi Bali. 2. Data Sekunder Data sekunder dan kajian kepustakaan (literatur) merupakan penelusuran yang dilakukan oleh peneliti terhadap sumber pendukung untuk kepentingan penelitian yang sedang dijalankan. Data sekunder dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu : a. Tingkatan pertama, data sekunder dari sumber primer, seperti karya penelitian terdahulu, atau data mentah tanpa interpretasi atau pertanyaan yang mewakili suatu opini atau posisi resmi (belum pernah diolah atau ditafsirkan oleh pihak kedua). Contoh seperti memo, catatan medis, wawancara atau pidato lengkap, dan lain-lain. b. Tingkatan kedua, data sekunder dari sumber sekunder, seperti interpretasi dari data primer. Contoh seperti, ensiklopedia, buku teks, buku pegangan, artikel di majalah dan koran, sebagian besar pemberitaan di media massa. c. Tingkatan ketiga, data sekunder dari sumber tersier seperti, interpretasi dari data sekunder. Pada umumnya disajikan dalam bentuk indeks, bibliografi, alat bantu pencarian data. (Rully Indrawan & Poppy Yaniawati, 2014 : 143). 1.4.2 Teknik Pengolahan Data 1. Data-data yang dikumpulkan disusun secara sistematis dan sesuai dengan jenis data yaitu data literatur dan studi banding yang terkait dengan Agrowisata Ternak Sapi Bali. 2. Analisis Data Data yang telah terkumpul kemudian dikaji sesuai dengan konteks dan sesuai dengan teori arsitektur dan acuan yang relevan. Analisa data dibagi menjadi 2 yaitu: a. Kualitatif Analisis kualitatif merupakan data yang tidak bisa diukur dengan angka secara langsung dan merupakan suatu proses penyelidikan, dimana terkumpulnya data utama dan sekaligus data tambahannya tentang agrowisata ternak sapi Bali. 5

b. Kuantitatif Analisis kuantitatif merupakan jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung berupa informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka, seperti jumlah populasi sapi Bali setiap tahun di Kabupaten Badung dan lain-lain. 1.4.3 Teknik Penyimpulan Data Dari hasil kajian data (analisis) dimana dari proses penyelidikan, terkumpulnya data utama dan data tambahan serta informasi tersebut kemudian dapat dikembangkan pada studi perancangan dan dapat dilanjutkan ke tahap pemograman dan konsep desain. 6