ANALISIS GENDER DALAM GERAKAN REHABILITASI LOKAL HUTAN MANGROVE

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS GENDER DALAM GERAKAN REHABILITASI LOKAL HUTAN MANGROVE

STUDI GENDER DALAM PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) BAGI RUMAHTANGGA MISKIN

Oleh : DWI ERNAWATI A

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Hal ini menunjukan ekosistem mangrove mengalami tekanan-tekanan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR DAN DAMPAK KETIMPANGAN PENDIDIKAN PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN PEREMPUAN (Kasus: Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

ANALISIS HUBUNGAN KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DENGAN KEMISKINAN DI PROPINSI JAWA BARAT. Oleh. Nia Kurniawati Hidayat A

Oleh: RESTU DIRESIKA KISWORO A

ANALISIS AKSES PANGAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN IDA HILDAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia.

PERSEPSI PEKERJA INDUSTRI SKALA KECIL TENTANG PENDIDIKAN (Kasus : RW 09, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor)

Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESADARAN GENDER DENGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP CITRA PEREMPUAN DriLAM IKLAN DI TELEVISI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM STRATEGI PEMULIHAN KERUSAKAN VEGETASI MANGROVE DI KAWASAN SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT

STUDI DUKUNGAN SOSIAL DAN FOOD COPING STRATEGY SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN PADA KELUARGA NELAYAN KARTIKA HIDAYATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu permasalahan pembangunan yang dihadapi Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai setiap perusahaan

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

PARTISIPASI ANGGOTA DALAM KOPERASI INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RAKYAT (KOPINKRA)

PARTISIPASI ANGGOTA DALAM KOPERASI INDUSTRI KECIL DAN KERAJINAN RAKYAT (KOPINKRA)

ANALISIS PERSEPSI DAN SIKAP TERHADAP PERAN GENDER PADA MAHASISWA FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR NI NYOMAN SUSI RATNA DEWANTI

ANALISIS GENDER. SUYATNO, Ir. MKes FKM UNDIP SEMARANG, 2009

BAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN

LEONARD DHARMAWAN A

KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI MURI MUHAERIN

PENGARUH PENDAYAGUNAAN ZAKAT TERHADAP KEBERDAYAAN DAN PENGENTASAN KEMISKINAN RUMAH TANGGA

BAB III PENDEKATAN LAPANG

PENGARUH KONTRIBUSI EKONOMI DAN SUMBERDAYA PRIBADI PEREMPUAN TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM RUMAHTANGGA

DAFTAR ISI. iii KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

POLA PENGGUNAAN DAN DAMPAK INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR (Kasus Mahasiswa Strata 1 Fakultas Ekologi Manusia)

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi pekerja perempuan di Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Jika

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUNGA POTONG KRISAN PADA LOKA FARM CILEMBER BOGOR. Oleh: JEFFRI KURNIAWAN A

NILAI KERJA PERTANIAN PADA MAHASISWA BATAK TOBA (Kasus Pada Mahasiswa Batak Toba Angkatan Tahun 2005 Institut Pertanian Bogor)

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

EVALUASl PROGRAM BERBASlS GENDER:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERSEPSI TERHADAP PERATURAN LARANGAN MEROKOK

BAB I PENDAHULUAN. kerja bagi angkatan kerja di perdesaan. Permasalahan kemiskinan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

RELASI GENDER DALAM PEMILIKAN DAN PENGUASAAN SUMBERDAYA AGRARIA

TEKNIK ANALISIS GENDER. Oleh: Dr. Nahiyah Jaidi Faraz, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (2007) Indonesia memiliki kawasan mangrove yang terluas

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA INDUSTRI KECIL KERUPUK SANJAI DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh YORI AKMAL A

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN DEBITUR TERHADAP PELAYANAN KREDIT SISTEM REFERRAL BANK CIMB NIAGA CABANG CIBINONG KABUPATEN BOGOR

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG

KETERKAITAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI WILAYAH PEMBANGUNAN BOGOR TIMUR KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A

HALAMAN PENGESAHAN. Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo. Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Akademik Kemahasiswaan

Oleh : THOMSON BERUTU A

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kemiskinan yang dihadapi negara yang berkembang memang sangat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai

ANALISIS DAMPAK KENAIKAN HARGA MINYAK GORENG TERHADAP USAHA PENGGORENGAN KERUPUK DI KOTA BEKASI. Oleh : ANGGUN WAHYUNINGSIH A

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEPOK VARIETAS DEWA-DEWI (Averrhoa carambola L)

PENGARUH KARAKTERISTIK PETANI TERHADAP TINGKAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI DALAM USAHA SAYURAN ORGANIK

Oleh: ZAINUL AZMI A

Oleh: RENNY YUSNIATI A PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY KAMPUNG SIAGA INDOSAT

ANALISIS PENDAPATAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN TRANSMIGRAN DI UNIT PERMUKIMAN TRANSMIGRASI PROPINSI LAMPUNG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN CENGKEH INDUSTRI ROKOK KRETEK DI INDONESIA OLEH: ROYAN AGUSTINUS SIBURIAN A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aset bangsa, karena pendidikan mencirikan pembangunan karakter bangsa.

SURAT PERNYATAAN STRUKTUR EKONOMI DAN KESEMPATAN KERJA SEKTOR PERTANIAN DAN NON PERTANIAN SERTA KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA DI INDONESIA

DAMPAK PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP MOTIVASI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN OUTSOURCING PT PERDANA PERKASA ELASTINDO ASRUL SIREGAR

DAMPAK FRAGMENTASI LAHAN TERHADAP BIAYA PRODUKSI DAN BIAYA TRANSAKSI PETANI PEMILIK

ARTANTI YULAIKA IRIANI A

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang terdapat di daerah pantai dan

DIALEKTIKA PEMBANGUNAN DESA, OTONOMI DAERAH DAN KEMISKINAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB VIII PENUTUP. 8.1 Kesimpulan

ANALISIS PENINGKATAN MUTU PELATIHAN TENAGA KERJA WANITA UNTUK DITEMPATKAN DI NEGARA-NEGARA KAWASAN TIMUR-TENGAH

ANALISIS GENDER DALAM BUDIDAYA DAN PENGOLAHAN HASIL TANAMAN OBAT

ANALISIS KINERJA KAMPOENG TERNAK DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh : AHMAD JAM AN A

Perempuan dan Industri Rumahan

CISARUA, Oleh : A

ANALISIS WILLINGNESS TO PAY PENGUNJUNG TERHADAP UPAYA PELESTARIAN KAWASAN SITU BABAKAN, SRENGSENG SAWAH, JAKARTA SELATAN

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

ANALISIS PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP KINERJA ORGANISASI KELOMPOK USAHA TANAMAN HIAS AKUARIUM (KUTHA) BUNGA AIR DI DESA CIAWI, KABUPATEN BOGOR

EVALUASI PROGRAM PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) GARDA EMAS (Studi Kasus UMKM Penghasil Sandal Di Kecamatan Bogor Selatan)

PENGARUH PELABELAN PERINGATAN KESEHATAN TERHADAP POLA KONSUMSI ROKOK OLEH ANITA NURUL HUDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT RESTORAN ORIENTAL FOOD (Kasus Restoran Makisu dan Shanghai Garden di Gedung Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI

WALIKOTA BONTANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

ANALISIS GENDER DALAM PROGRAM DESA MANDIRI PANGAN

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL (Studi Kasus Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat) Oleh : ABDUL WAHID A

BAB IX KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

BAB VI PERAN (PEMBAGIAN KERJA) DALAM RUMAHTANGGA PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS BIAYA DAN HARGA POKOK PRODUKSI KAYU GERGAJIAN (Sawn Timber ) HUTAN RAKYAT (Kasus Pada CV Sinar Kayu, Kecamatan Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor)

TINGKAT PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DAN IMPLEMENTASI PROGRAM GIZI DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI BALITA. Oleh:

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

ANALISIS KETERKAITAN DAYA DUKUNG EKOSISTEM TERUMBU KARANG DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN TRADISIONAL

ANALISIS SIKAP DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN DEATH BY CHOCOLATE AND SPAGHETTI BOGOR

Transkripsi:

ANALISIS GENDER DALAM GERAKAN REHABILITASI LOKAL HUTAN MANGROVE (BAKAU) PADA KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI LINGKUNGAN (PAPELING) DI DESA SIDODADI, KECAMATAN PADANG CERMIN, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN, PROPINSI LAMPUNG Oleh: AGENG RARA CINDOSWARI A14203036 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

RINGKASAN AGENG RARA CINDOSWARI. Analisis Gender dalam Gerakan Rehabilitasi Lokal Hutan Mangrove (Bakau) Pada Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan (PAPELING) di Desa Sidodadi, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Lampung Selatan, Propinsi Lampung (Di bawah bimbingan NURAINI W. PRASODJO). Matsui (2002), Shiva dan Mies (1993), Shiva (1988), Pratama (2005), Hidayati (2005), Suryaalam (2005) menyatakan bahwasanya kemiskinan, ketidakadilan gender, kerusakan lingkungan alam, dan industrialisasi adalah manifestasi dari pembangunan yang timpang. Pembangunan yang timpang menganggap semua kegiatan yang tidak menghasilkan laba dan menumpuk modal, bukan pekerjaan atau tergolong pekerjaan yang tidak produktif. Pembangunan yang timpang tidak mengenal kenyataan bahwa untuk mewujudkan keadilan yang merata mutlak perlu keselarasan alam dan langkah-langkah untuk memelihara keselarasan alam. Kondisi tersebut menumbuhkan protes keras di kalangan pecinta lingkungan. Protes terhadap dampak developmentalisme yang membuahkan kerusakan bagi lingkungan, menyulut gerakan perlindungan terhadap lingkungan di kalangan pembela lingkungan Pembangunan di Negara Indonesia tidak jauh berbeda dengan apa yang telah dipaparkan di muka. Secara lebih konkret, kondisi ini termanifestasikan dari adanya ancaman kerusakan hutan mangrove (bakau) di sepanjang Pantai Timur Propinsi Lampung khususnya di Desa Sidodadi, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Lampung Selatan. Ancaman terhadap kerusakan hutan mangrove (bakau) ini akan merugikan masyarakat sekitarnya, karena bakau merupakan salah satu sumberdaya yang banyak memiliki fungsi dan kegunaan. Oleh karena itu, masyarakat Desa Sidodadi menggagas gerakan rehabilitasi hutan mangrove

(bakau) secara partisipatif di tingkat lokal. Dalam konteks partisipatif yang melibatkan masyarakat, maka pemahaman mengenai masyarakat sebagai entitas tunggal yang selama menganggap bahwa masyarakat hanyalah kaum laki-laki haruslah dihilangkan. Peranan dan posisi perempuan dalam masyarakat juga harus ikut dipertimbangkan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan akses dan kontrol gender dalam pelaksanaan dan manfaat gerakan rehabilitasi lokal hutan mangrove (bakau). Selain itu penelitian ini juga bertujuan menjelaskan akses dan kontrol gender terhadap manfaat gerakan rehabilitasi lokal hutan mangrove (bakau). Selanjutnya, penelitian ini juga ingin mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi akses dan kontrol gender dalam pelaksanaan dan manfaat gerakan rehabilitasi lokal hutan mangrove (bakau). Tujuan akhir dari penelitian ini untuk memahami pengaruh gerakan rehabilitasi lokal hutan mangrove (bakau) terhadap kondisi perempuan di tingkat lokal. Penelitian ini merupakan penelitian survey cluster dengan pertimbangan bahwa di Kecamtan Padang Cermin terdapat beberapa gerakan peduli lingkungan yang tidak dapat diamati secara empiris, sehingga peneliti memilih salah satu kelompok gerakan peduli lingkungan yang dapat menggambarkan gerakan peduli lingkungan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih oleh peneliti karena mampu menjelaskan hubungan antar variabel melalui hitungan data yang dikuantifisir sehingga dapat memperlihatkan hubungan yang jelas antar variabel. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara kuesioner. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidodadi,

Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Lampung Selatan, Propinsi Lampung. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan secara purposive. Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan (PAPELING) yang berjumlah 50 orang, di mana 30 orang berjenis kelamin laki-laki dan 20 orang berjenis kelamin perempuan. Anggota PAPELING tersebut dibedakan berdasarkan kategori faktor internal (demografis rumah tangga, pola nafkah dan teritorial tempat tinggal. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam menjelaskan hubungan antara faktor-faktor internal dengan akses dan kontrol anggota PAPELING dalam pelaksanaan dan manfaat gerakan rehabilitasi lokal hutan bakau. Diduga, anggota PAPELING yang termasuk ke dalam kategori demografis rumah tangga dini akan memiliki akses dan kontrol yang rendah dalam pelaksanaan dan manfaat gerakan dibandingkan dengan anggota PAPELING yang termasuk ke dalam kategori demografis rumah tangga lanjut. Diduga, anggota PAPELING yang termasuk ke dalam kategori pola nafkah sangat tergantung dengan sumberdaya laut akan memiliki akses dan kontrol yang tinggi dalam pelaksanaan dan manfaat gerakan dibandingkan dengan anggota PAPELING yang termasuk ke dalam kategori pola nafkah tidak tergantung dengan sumberdaya laut. Diduga, anggota PAPELING yang termasuk ke dalam kategori teritorial tempat tinggal sangat dekat dengan lokasi rehabilitasi akan memiliki akses dan kontrol yang tinggi dalam pelaksanaan dan manfaat gerakan dibandingkan dengan anggota PAPELING yang termasuk ke dalam kategori teritorial tempat tinggal jauh dari lokasi rehabilitasi. Dari 50 orang anggota PAPELING, didapatkan 32 orang termasuk ke dalam kategori demografis rumah tangga lanjut, 18 orang termasuk ke dalam

kategori rumah tangga demografis dini. Selanjutnya, dari 50 orang anggota PAPELING didapatkan 20 orang termasuk ke dalam kategori pola nafkah sangat tergantung dengan sumbedaya laut, 21 orang termasuk ke dalam kategori pola nafkah sedikit tergantung dengan sumberdaya alam dan 9 orang termasuk ke dalam kategori pola nafkah tidak tergantung dengan sumberdaya laut. Sedangkan untuk kategori faktor internal teritorial tempat tinggal dibedakan menjadi 25 orang termasuk ke dalam kategori teritorial tempat tinggal sangat dekat dengan lokasi rehabilitasi, 17 orang termasuk ke dalam kategori teritorial tempat tinggal dekat dengan lokasi rehabilitasi dan 8 orang termasuk ke dalam kategori teritorial tempat tinggal jauh dari lokasi rehabilitasi. Hasil penelitian menunjukkan anggota PAPELING laki-laki dan perempuan memiliki akses dan kontrol yang berbeda dalam pelaksanaan dan manfaat gerakan rehabilitasi lokal hutan bakau. Perbedaan akses anggota PAPELING laki-laki dan perempuan terhadap pelaksanaan gerakan terlihat dari pembagian kerja secara budaya antara laki-laki dan perempuan. Kegiatan-kegiatan yang menyangkut pemahaman wilayah agronomis yang lebih luas dikuasai secara dominan oleh anggota laki-laki. Sedangkan anggota perempuan hanya menguasai pemahaman wilayah agronomis yang lebih sempit. Perbedaan kontrol antara anggota PAPELING laki-laki dengan anggota PAPELING perempuan terhadap pelaksanaan gerakan terlihat dari beberapa kegiatan yang dapat diputuskan baik oleh anggota PAPELING laki-laki maupun oleh anggota PAPELING perempuan. Kegiatan pemahaman kondisi wilayah, kegiatan menentukan lokasi penanaman dan kegiatan menentukan jarak tanam dikontrol sepenuhnya oleh anggota laki-

laki. Sedangkan kegiatan pemeliharaan di kontrol baik oleh laki-laki maupun perempuan. Manfaat gerakan dalam bentuk uang merupakan manfaat yang paling banyak diakses oleh anggota PAPELING baik laki-laki maupun perempuan berdasarkan demografis rumah tangga, pola nafkah dan teritorial tempat tinggal. Manfaat gerakan seperti kelestarian lingkungan, pengetahuan mengenai bibit bakau dan kesempatan bersosialisasi dirasakan oleh anggota PAPELING laki-laki dan perempuan. Namun, manfaat tersebut diakses secara berbeda oleh anggota PAPELING laki-laki dan perempuan. Kontrol terhadap manfaat jaringan kerja dikontrol lebih sedikit oleh anggota PAPELING laki-laki dari pada akses terhadap manfaat tersebut. Manfaat kelestarian lingkungan dan pengetahuan mengenai bibit bakau dikontrol lebih sedikit daripada aksesnya oleh anggota PAPELING perempuan. Faktor internal seperti demografis rumah tangga, pola nafkah dan teritorial tempat tinggal mempengaruhi akses dan kontrol anggota PAPELING baik lakilaki maupun perempuan terhadap pelaksanaan gerakan rehabilitasi lokal hutan bakau. Namun, faktor internal tersebut tidak mempengaruhi akses dan kontrol anggota PAPELING baik laki-laki maupun perempuan terhadap manfaat gerakan rehabilitasi lokal hutan bakau. Hubungan yang ada hanya menjelaskan jumlah dan persentase sebaran manfaat yang dapat diakses maupun dikontrol oleh anggota PAPELING laki-laki dan perempuan berdasarkan demografis rumah tangga, pola nafkah dan teritorial tempat tinggal. Bagi anggota PAPELING perempuan faktor internal yang berhubungan dengan akses anggota PAPELING perempuan dalam pelaksanaan gerakan adalah

faktor pola nafkah dan teritorial tempat tinggal. Namun, keseluruhan faktor internal tidak berhubungan dengan kontrol anggota PAPELING perempuan dalam pelaksanaan gerakan rehabilitasi lokal hutan bakau. Bagi anggota PAPELING laki-laki, faktor internal yang berhubungan dengan akses dalam pelaksanaan gerakan rehabilitasi lokal hutan bakau adalah faktor pola nafkah. Di mana, semakin tergantung pola nafkah anggota PAPELING laki-laki dengan sumberdaya laut maka semakin tinggi akses mereka dalam pelaksanaan gerakan tersebut. Selanjunya, faktor internal yang berhubungan dengan kontrol anggota PAPELING laki-laki dalam pelaksanaan gerakan rehabilitasi hutan bakau hanya faktor pola nafkah yang secara nyata digambarkan oleh Tabel 36 memiliki hubungan yang signifikan dengan kontrol anggota PAPELING laki-laki dalam pelaksanaan gerakan tersebut. Profil akses dan kontrol anggota PAPELING laki-laki dan perempuan terhadap pelaksanaan dan manfaat gerakan rehabilitasi lokal hanya memberikan perubahan kondisi perempuan yang berkaitan dengan kesejahteran, kesehatan dan partisipasi dalam organisasi atau kelembagan saja. Namun, belum sampai merubah posisi perempuan yang berkaitan dengan penentuan keputusankeputusan di tingkat lokal. Selain itu, jika merujuk pada kerangka pemberdayaan perempuan yang digagas oleh Sara H Longwe, PAPELING beserta dengan gerakan rehabilitasi yang dilakukan baru mencapai tahap pertama dan tahap ke dua dari kerangka pemberdayaan perempuan. Keadaan yang mampu diubah oleh mereka baru mencapai kesejahteraan ( zero level of women empowerment ) yang ditunjukkan dengan pencapaian pemerataan hanya dalam pemenuhan kebutuhan praktis seperti penambahan pendapatan, pengetahuan teknis, dan kelestarian hutan

bakau. Selanjutnya, pada tahap ke dua mereka memberikan kesempatan pada anggota perempuan untuk mengakses sumberdaya kelompok dan manfaat dari gerakan rehabilitasi lokal hutan bakau tersebut. Berdasarkan pemaparan di atas, kondisi seperti itu menggambarkan gerakan rehabilitasi tersebut pada dasarnya hanya memberikan manfaat dalam memenuhi kebutuhan praktis gender saja. Dalam gerakan tersebut tidak memperlihatkan adanya pemenuhan kebutuhan strategis gender yang menyangkut perubahan posisi perempuan di tingkat lokal. Sehingga gerakan rehabilitasi tersebut memperlihatkan tidak ada perubahan pola hubungan yang setara antara perempuan dan laki-laki yang sebenarnya berguna bagi keberhasilan gerakan. Karena perempuan pada dasarnya memiliki potensi yang besar yang ikut menentukan keberhasilan gerakan.

ANALISIS GENDER DALAM GERAKAN REHABILITASI LOKAL HUTAN MANGROVE (BAKAU) PADA KELOMPOK MASYARAKAT PEDULI LINGKUNGAN (PAPELING) DI DESA SIDODADI, KECAMATAN PADANG CERMIN, KABUPATEN LAMPUNG SELATAN, PROPINSI LAMPUNG Oleh: AGENG RARA CINDOSWARI A14203036 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama : Ageng Rara Cindoswari Nomor Pokok : A14203036 Program Studi : Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Judul Skripsi : Analisis Gender dalam Gerakan Rehabilitasi Lokal Hutan Mangrove (Bakau) Pada Kelompok Masyarakat Peduli Lingkungan (PAPELING) di Desa Sidodadi, Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Lampung Selatan, Propinsi Lampung. Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Ir. Nuraini W. Prasodjo, M.S. NIP. 131 967 634 Mengetahui Dekan Fakultas Pertanian Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr. NIP. 131 124 019 Tanggal Lulus Ujian : 2 Juni 2008