Bab 4. Hasil dan Pembahasan Pengukuran Risiko Manajemen Proyek

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan pengukuran risiko terhadap proyek teknologi informasi,

BAB 4 PEMBAHASAN. PT Triasta Integrasi Teknologi memiliki bisnis utama (core business) yaitu

BAB 4. TI berdasarkan PM BOK (Project Management Body of Knowledge). Adapun langkahlangkah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu tuntutan untuk menciptakan layanan yang berkualitas ataupun dalam

LAMPIRAN. J: Pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan kebutuhan user. dikeluarkan saat pelaksanaan proyek?

PENGUKURAN RESIKO MANAJEMEN PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT MSI

Manajemen Resiko Proyek

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2

PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

Chapter 4 SOFTWARE QUALITY ASSURANCE - REVIEW

3/14/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

CV. Lubersky Computer Semarang: IT Consultant, Software dan Web Development

Kuisioner Domain Bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1. Kuesioner Portfolio Domain Bisnis

PENGELOLAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing dan Insourcing

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

1. MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PENGADILAN

BAB 3 3 METODE PENELITIAN

LEMBAR KUESIONER PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN DUKUNGAN MANAJEMEN PUNCAK TERHADAP KEBERHASILAN ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

BAB 3 DESKRIPSI UMUM WEBSITE XSCM

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

TI-S1-3SKS PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK

Bab 3. Kuningan Barat No. 8 Mampang Jakarta Selatan. Web Access, dengan slogannya The Worldwide Web Access ini merupakan

Manajemen Integrasi Proyek. Information Technology Project Management, Fourth Edition

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PENGUKURAN RISIKO TI

Materi 4 Keamanan Sistem Informasi 3 SKS Semester 8 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

MANAJEMEN RESIKO PROYEK PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK MYBIZ 2 DI SOFTWARE HOUSE ABC

Anggota Tim Proyek. Manajer Proyek 22/09/2007

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas tentang semua aktifitas mulai dari tahap

PEMBUATAN TATA LAKSANA PROYEK PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI DI UNIVERSITAS X BERDASARKAN CMMI

Daftar Pertanyaan Wawancara. 2. Bagaimana struktur organisasi instansi, beserta tugas dan tanggung jawab tiap

Tujuan Review Kontrak. Dibagi menjadi 2, yaitu: Tujuan Review Draft Proposal Tujuan Review Draft Kontrak

Pengelolaan SI Global

LAMPIRAN KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TOYOTA ASTRA MOTOR

COVER BAB III.

Manajemen Resiko Nia Saurina 811

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

DAFTAR PERTANYAAN. 1. Apakah kebutuhan pemakai / end-user (dalam kasus ini divisi penjualan) telah

BAB 4 EVALUASI SISTEM INFORMASI DISTRIBUSI PADA PT PRIMA CIPTA INSTRUMENT

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PEMBUATA TATA LAKSA A PROYEK PEMBA GU A SISTEM I FORMASI DI U IVERSITAS X BERDASARKA CMMI

PERTEMUAN 2 MANAJEMEN PROYEK DENGAN PENGGUNAAN MICROSOFT PROJECT

SI, Organisasi, Manajemen

Pertemuan 2 Manajemen Proyek & Microsoft Project 2007

BAB I PENGANTAR MANAJEMEN PROYEK

MANAJEMEN PROYEK DALAM PRAKTEK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS RISIKO DALAM MASA PEMELIHARAAN PROYEK PADA PROYEK KONSTRUKSI DI KOTA SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL

EDU SOFT. Statement Of Work

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan pencapaian tujuan/sasaran proyek pada umumnya.

TUJUAN KULIAH BAHASAN

LAMPIRAN. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT INDOSAT, Tbk

TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solutions. (Buku O Brien)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB III ANALISIS METODOLOGI

DAFTAR PERTANYAAN EVALUASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT KE-2 (ACQUIRE AND IMPLEMENT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

RESUME BUKU MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM 10/e CHAPTER 14: ENTERPRISE AND GLOBAL MANAGEMENT OF INFORMATION TECHNOLOGY

SOFTWARE QUALITY ASSURANCE

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi komunikasi dan informasi berkembang dengan sangat cepat

Manajemen Risiko Proyek. Dr. Ir. Erizal, MAgr. Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

Enterprise and Global Management of Information Technology (Summary)

KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Schwalbe (2010, p53), proyek teknologi informasi tidak seperti

BAB I PENDAHULUAN I.1

Manajemen Proyek Perangkat Lunak Minggu 1

Proyek Pembangunan Sistem Informasi Kepegawaian PT. Multi Area Conindo

PERTEMUAN 4 & 5 PENJADWALAN PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. setiap pelaku bisnis di berbagai sektor industri. Era globalisasi memungkinkan

LAMPIRAN LAMPIRAN ARAHAN STRATEGI (STRATEGIC INTENTION) Wawancara dilakukan pada pengguna aplikasi (user) yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi mempunyai peran penting dalam perkembangan

Transkripsi:

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Pengukuran Risiko Manajemen Proyek 4.1 Latar Belakang Pembahasan Dalam mengumpulkan data data yang dibutuhkan pada penelitian ini, maka telah dilakukan wawancara dengan pihak yang terlibat dalam proyek TI, yaitu : Chief Technical Officer, Head of Creative and Designer, Head of Developer, dan Quality Analysis serta pengisian kuesioner oleh Bapak Sukoco Halim, Bapak Riky, Bapak Supiandi dan Ibu Rossa. Untuk melakukan pengukuran risiko terhadap manajemen proyek TI perusahaan, menyangkut proses umum yang berhubungan dengan manajemen proyek serta proses proses manajemen risiko proyek TI berdasarkan PMBOK (Project Management Body of Knowledge). Seperti yang sebelumnya telah dibahas pada Bab II, penulis menggunakan proses manajemen risiko proyek TI menurut Schwalbe (2007), dimana proses tersebut terdiri dari beberapa langkah, yaitu : 1. Perencanaan Manajemen Risiko Proyek Berdasarkan hasil pengumpulan data yang telah diperoleh, perusahaan belum pernah melakukan perencanaan manajemen risiko proyek. Dalam penelitian ini, penulis ingin meninjau perencanaan proyek yang telah dibuat oleh perusahaan. Adapun hasil dari perencanaan manajemen risiko proyek yaitu dengan melakukan identifikasi risiko, menentukan probabilitas dan dampak terhadap risiko, serta menentukan strategi untuk merespon risiko yang berhubungan dengan proyek. 82

83 2. Identifikasi Risiko Proses ini menentukan risiko yang mungkin dapat mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan tiap tiap karakteristik risiko. 3. Analisis Risiko Kualitatif Setelah mengidentifikasi risiko, proses selanjutnya adalah memprioritaskan risiko berdasarkan probabilitas dan dampak yang terjadi dengan menggunakan teknik pemetaan risiko berdasarkan matrix analisis risiko kualitatif. 4. Pengembangan Tanggapan Terhadap Risiko Pada proses ini dilakukan langkah langkah untuk mengurangi ancaman terhadap proyek dan merespon risiko yang telah diprioritaskan. 4.2 Overview Proyek 4.2.1 Proyek Yamaha Music Indonesia PT Yamaha Music Indonesia ingin mengembangkan dan mengenalkan sekolah musiknya ke masyarakat luas, namun website desain dan sistem yang dibangun oleh YMI masih dalam bentuk HTML website. Untuk memenuhi keinginan YMI, maka Web Access memperbaharui desain dan sistem yang telah ada menjadi CMS website dengan halaman administrasi guna mempermudah dalam penambahan atau perubahan konten website dan membantu YMI agar lebih mudah mempromosikan sekolah sekolah musiknya di seluruh Indonesia. 4.2.2 Proyek Pada Salah Satu Perusahaan Waralaba Perusahaan waralaba yang bergerak dibidang pelayanan jasa ini sudah mempunyai sistem untuk setiap masing masing usaha yang sudah berjalan, untuk

84 mendukung bisnis mereka. Namun sistem yang berjalan tersebut masih belum terintegrasi dari masing masing sistem. Untuk itu, Web Access membangun sebuah aplikasi yang mengintegrasikan seluruh sistem yang sudah berjalan di perusahaan tersebut. Aplikasi yang ingin dikembangkan adalah aplikasi Point of Sales/POS. 4.3 Identifikasi Risiko Proyek Dalam identifikasi risiko, penulis menggunakan faktor faktor risiko proyek TI menurut Zhang dan Lee (2008), dimana faktor faktor tersebut dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu risiko ekonomi, risiko organisasi, dan risiko teknologi. 4.3.1 Risiko Ekonomi (Economic Risk) 1. Risiko Ukuran (Size Risk) a. Kurangnya analisa kebutuhan user Kurangnya analisa kebutuhan user dapat disebabkan karena perolehan data yang kurang lengkap. Dalam hal ini, Web Access sudah memahami kebutuhan user dengan sangat baik. b. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek Kurangnya anggota tim dalam proyek dapat menyebabkan pekerjaan tiap anggota tim menjadi overload. Dalam hal ini, Web Access belum melakukan perencanaan dengan baik mengenai jumlah anggota tim untuk menangani proyek tersebut.

85 c. Kesalahan estimasi biaya terhadap anggaran proyek Kesalahan estimasi anggaran ini dapat terjadi karena adanya pengaruh ekonomi yang tidak menentu yang dapat mengakibatkan perubahan dari estimasi yang telah dilakukan. Dalam hal ini, Web Access telah melakukan pendugaan keuntungan yang relevan dengan memperhitungkan estimasi biaya yang mungkin terjadi. d. Jadwal proyek yang kurang realistis Jadwal proyek yang kurang realistis dapat disebabkan oleh pihak klien ataupun pihak Web Access, sehingga dapat mengakibatkan mundurnya pengerjaan proyek yang dapat mempengaruhi penjadwalan proyek secara keseluruhan. 2. Risiko Sumber Daya (Resource Risk) a. Kurang tersedianya sumber daya manusia Kekurangan sumber daya manusia dapat menyebabkan proyek tidak berjalan dengan baik, sehingga tiap anggota tim proyek mendapatkan pekerjaan yang overload. b. Kerusakan hardware Kerusakan hardware dapat terjadi sewaktu waktu, dikarenakan penyusutan atas umur aset tersebut. Untuk mengatasi hal ini, Web Access sudah memperkirakan berapa lama hardware tersebut dapat digunakan.

86 4.3.2 Risiko Organisasi (Organization Risk) 1. Risiko Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of changes brought) a. Terjadi perubahan tugas anggota tim Perubahan tugas anggota tim dapat disebabkan oleh kesalahan definisi tugas yang diberikan oleh manajer proyek. Hal ini sangat jarang terjadi pada Web Access, karena sebelumnya tugas setiap anggota tim proyek telah terorganisir dan disusun sesuai dengan fungsinya masing masing. b. Turnover anggota tim dalam proyek Turnover anggota tim dapat berpengaruh pada produktivitas tim proyek dan berdampak negatif bagi perkembangan proyek yang sedang berjalan. Web Access menetapkan kebijakan jika karyawan ingin resign maka karyawan tersebut dapat resign setelah proyek yang ia jalani selesai, apabila tidak maka karyawan akan dikenakan sanksi oleh perusahaan. 2. Risiko Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts) a. Konflik anggota tim proyek Konflik anggota tim dapat terjadi karena masalah personalitas, masalah penugasan yang tidak jelas antara anggota tim proyek, ataupun perbedaan pendapat di antara anggota tim proyek. Dalam hal ini, manajer proyek Web Access belum memberikan definisi tugas dan tanggung jawab kepada anggota tim proyek secara jelas.

87 3. Risiko Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity) a. Sulitnya mendapatkan informasi dari klien Informasi dari klien merupakan bagian penting dalam menentukan pelaksanaan proyek. Informasi dibutuhkan agar pelaksanaan proyek lebih terarah, dalam hal ini Web Access telah merencanakan jadwal pertemuan terlebih dahulu dengan pihak klien. b. Komunikasi yang tidak efektif Komunikasi yang tidak efektif dapat disebabkan karena adanya kesalahan informasi yang diberikan atau kesalahpahaman yang terjadi antara klien dengan manajer proyek serta anggota tim proyek. Dalam hal ini, Web Access mengantisipasi dengan cara meminta informasi yang sejelas jelasnya dan merespon setiap informasi yang diberikan. 4. Risiko Kurangnya Komitmen (Lack of Commitment) a. Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek Komitmen dapat berupa kesepakatan antara klien dengan manajer proyek mengenai segala hal yang berhubungan dengan proyek yang akan dilaksanakan. Kurangnya komitmen klien dapat mempengaruhi keberhasilan suatu proyek. Dalam hal ini, maka Web Access membuat persetujuan kontrak mengenai kesepakatan yang berhubungan dengan proyek tersebut. b. Kurangnya dukungan manajer proyek dalam pelaksanaan proyek Kurangnya dukungan manajer proyek dalam segi pengetahuan, komunikasi, dan motivasi dapat berpengaruh pada hasil suatu proyek. Dalam

88 hal ini, Web Access memilih manajer proyek yang memenuhi kualifikasi pekerjaan yang baik. c. Kurangnya dukungan diantara para anggota tim proyek Kurangnya dukungan antar anggota tim dapat dapat menyebabkan keterlambatan pelaksanaan proyek, akibatnya penyelesaian sebuah proyek dapat menjadi terhambat. Untuk menghindari hal ini, maka manajer proyek membentuk struktur anggota tim yang memenuhi kualitas pekerjaan yang baik. 4.3.3 Risiko Teknologi (Technology Risk) 1. Risiko Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise) a. Kurangnya keahlian manajer proyek Kurangnya keahlian manajer proyek sangat berpengaruh pada keberhasilan suatu proyek, karena manajer proyek memiliki tanggungjawab menyeluruh untuk mengelola suatu proyek. Manajer proyek Web Access adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam manajemen proyek dan memiliki pengalaman dalam mengelola proyek. b. Kurangnya keahlian managerial dan teknis Kurangnya keahlian dari tim proyek dapat menjadi salah satu kendala dalam pengerjaan proyek. Untuk mengatasi hal ini, maka Web Access memilih orang orang yang profesional yang dapat bekerja dengan baik.

89 c. Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek Kurangnya pengetahuan berarti anggota tim proyek kurang memahami apa yang harus dikerjakan dalam proyek. Dalam hal ini, Web Access telah memberikan training bagi anggota tim proyek. d. Kurangnya pengalaman anggota tim dalam pengerjaan proyek Kurangnya pengalaman anggota tim akan membawa risiko bagi pelaksanaan proyek yang sedang berjalan. Dalam hal ini, proyek Web Access telah dikerjakan oleh tim proyek yang sudah berpengalaman. 2. Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity Technology) a. Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru Ketika sistem baru yang sudah diimplementasikan tidak berfungsi dengan baik, maka dapat mengganggu aktivitas bisnis suatu organisasi. Untuk mengantisipasi hal ini, Web Access telah melakukan uji coba terhadap sistem yang baru sehingga sistem tersebut dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan perusahaan. b. Kurangnya sistem keamanan teknologi Kurangnya sistem keamanan teknologi berarti tidak adanya sistem yang baik untuk melindungi jaringan dari berbagai bentuk kejahatan komputer. Untuk mengatasi hal ini, maka Web Access menggunakan peralatan yang teruji dalam menjaga sistem keamanan jaringannya.

90 3. Risiko Pengguna (User Risk) a. Kurangnya pemahaman user Kurangnya pemahaman user biasanya mencakup masalah teknis. Anggota tim yang mengerjakan proyek harus mampu mendeskripsikan kebutuhan user akan kebutuhan teknis secara rinci. Dalam hal ini, jika klien kurang memahami sistem yang akan dibangun, maka Web Access akan melakukan pertemuan berulang kali dengan klien sampai ada persamaan persepsi mengenai sistem yang akan dibangun tersebut. b. Kurangnya keterlibatan user Kurangnya keterlibatan user berarti user tidak sepenuhnya memantau suatu proyek. Dalam hal ini, Web Access meminta klien untuk tetap memantau perkembangan proyek yang sedang berjalan. c. Klien yang tidak puas dengan hasil proyek Klien yang tidak puas dengan hasil proyek akan berpengaruh pada kualitas perusahaan. Untuk menghindari hal itu, maka Web Access melakukan pengujian terhadap sistem, dimana pengujian ini secara langsung dilakukan oleh user untuk memutuskan apakah sistem sudah memenuhi kriteria klien.

91 4.4 Analisis Risiko Kualitatif 4.4.1 Proyek Yamaha Music Indonesia Berdasarkan dari hasil kuisioner yang telah dilampirkan pada lampiran L9, maka pengukuran probabilitas dan dampak pada proyek YMI, sebagai berikut : Proyek Yamaha Music Indonesia No Risiko Probability Impact A1 Kurangnya analisa kebutuhan user 1 3 A2 Kurangnya anggota tim dalam 2 3 menjalankan proyek A3 Kesalahan estimasi biaya terhadap 1 2 anggaran proyek A4 Jadwal proyek yang kurang realistis 2 3 Risiko ukuran A5 Kurang tersedianya sumber daya manusia 3 4 A6 Kerusakan hardware 2 3 Risiko sumber daya A7 Terjadi perubahan tugas anggota tim 1 1 A8 Turnover anggota tim dalam proyek 3 3 Risiko luas perubahan yang terjadi A9 Konflik anggota tim proyek 3 5 Risiko intensitas terjadi konflik A10 Sulitnya mendapatkan informasi dari klien 2 3

92 A11 Komunikasi yang tidak efektif 1 5 Risiko kompleksitas lingkungan A12 Kurangnya komitmen klien dalam 2 3 pelaksanaan proyek A13 Kurangnya dukungan manajer proyek 2 3 dalam pelaksanaan proyek A14 Kurangnya dukungan diantara para 1 3 anggota tim proyek Risiko kurangnya komitmen A15 Kurangnya keahlian manajer proyek 1 4 A16 Kurangnya keahlian managerial dan teknis 1 2 A17 Kurangnya pengetahuan anggota tim 2 4 proyek A18 Kurangnya pengalaman anggota tim dalam 1 4 pengerjaan proyek Risiko kurangnya keahlian A19 Kesulitan dalam konversi sistem lama ke 1 4 sistem baru A20 Kurangnya sistem keamanan teknologi 1 3 Risiko kompleksitas teknologi A21 Kurangnya pemahaman user 2 3 A22 Kurangnya keterlibatan user 2 3

93 A23 Klien yang tidak puas dengan hasil proyek 1 3 Risiko Pengguna Tabel 4.1 Tabel Identifikasi Risiko Proyek YMI Probability Impact Very (1) (2) (3) (4) Very (5) Very (5) (4) (3) A5 (2) A2 A4 A6 Very (1) A3 A1 Tabel 4.2 Matrix Berdasarkan Kategori Risiko Ekonomi Proyek YMI Keterangan : : Risk : Risk : Risk : Risiko Ukuran (Size Risk) : Risiko Sumber Daya (Resource Risk)

94 Probability Impact Very (1) (2) (3) (4) Very (5) Very (5) (4) (3) A8 A9 (2) Very (1) A10 A13 A12 A7 A14 A11 Tabel 4.3 Matrix Berdasarkan Kategori Risiko Organisasi Proyek YMI Keterangan : : Risk : Risk : Risk : Risiko Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of Changes Brought) : Risiko Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts) : Risiko Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity) : Risiko Kurangnya Komitmen (Lack of Commitment)

95 Probability Impact Very (1) (2) (3) (4) Very (5) Very (5) (4) A15 (3) (2) A22 A21 A17 Very (1) A16 A23 A20 A19 A18 Tabel 4.4 Matrix Berdasarkan Kategori Risiko Teknologi Proyek YMI Keterangan : : Risk : Risk : Risk : Risiko Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise) : Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity Technology) : Risiko Pengguna (User Risk)

96 Probability Impact Very (1) (2) (3) (4) Very (5) Very (5) (4) (3) (2) Very (1) Tabel 4.5 Matrix Analisis Risiko Kualitatif Keseluruhan Proyek YMI Keterangan : : Risiko Ukuran (Size Risk) : Risiko Sumber Daya (Resource Risk) : Risiko Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of Changes Brought) : Risiko Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts) : Risiko Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity) : Risiko Kurangnya Komitmen (Lack of Commitment) : Risiko Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise) : Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity Technology) : Risiko Pengguna (User Risk)

97 4.4.2 Proyek Pada Salah Satu Perusahaan Waralaba Berdasarkan dari hasil kuesioner yang telah dilampirkan pada lampiran L11, maka pengukuran probabilitas dan dampak pada proyek perusahaan waralaba, sebagai berikut: Proyek Perusahaan Waralaba No Risiko Probability Impact A1 Kurangnya analisa kebutuhan user 3 4 A2 Kurangnya angota tim dalam menjalankan proyek 5 5 A3 Kesalahan estimasi biaya terhadap 1 1 anggaran proyek A4 Jadwal proyek yang kurang realistis 3 5 Risiko ukuran A5 Kurang tersedianya sumber daya manusia 3 4 A6 Kerusakan hardware 1 1 Risiko sumber daya A7 Terjadi perubahan tugas anggota tim 2 3 A8 Turnover anggota tim dalam proyek 2 3 Risiko luas perubahan yang terjadi A9 Konflik anggota tim proyek 1 2 Risiko intensitas terjadi konflik A10 Sulitnya mendapatkan informasi dari klien 1 3

98 A11 Komunikasi yang tidak efektif 1 3 Risiko kompleksitas lingkungan A12 Kurangnya komitmen klien dalam 3 3 A13 pelaksanaan proyek Kurangnya dukungan manajer proyek dalam pelaksanaan proyek 1 3 A14 Kurangnya dukungan diantara para 1 3 anggota tim proyek Risiko kurangnya komitmen A15 Kurangnya keahlian manajer proyek 2 3 A16 Kurangnya keahlian managerial dan teknis 2 3 A17 Kurangnya pengetahuan anggota tim 3 3 proyek A18 Kurangnya pengalaman anggota tim dalam 3 3 pengerjaan proyek Risiko kurangnya keahlian A19 Kesulitan dalam konversi sistem lama ke 2 2 sistem baru A20 Kurangnya sistem keamanan teknologi 1 2 Risiko kompleksitas teknologi A21 Kurangnya pemahaman user 3 4 A22 Kurangnya keterlibatan user 3 4

99 A23 Klien yang tidak puas dengan hasil proyek 2 4 Risiko Pengguna Tabel 4.6 Tabel Identifikasi Risiko Proyek Perusahaan Waralaba Probability Impact Very (1) (2) (3) (4) Very (5) Very (5) A2 (4) (3) A5 A4 A1 (2) Very (1) A3 A6 Tabel 4.7 Matrix Berdasarkan Kategori Risiko Ekonomi Proyek Perusahaan Waralaba Keterangan : : Risk : Risk : Risk : Risiko Ukuran (Size Risk) : Risiko Sumber Daya (Resource Risk)

100 Probability Impact Very (1) (2) (3) (4) Very (5) Very (5) (4) (3) A12 (2) A7 A8 Very (1) A9 A10 A14 A13 A11 Tabel 4.8 Matrix Berdasarkan Kategori Risiko Organisasi Proyek Perusahaan Waralaba Keterangan : : Risk : Risk : Risk : Risiko Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of Changes Brought) : Risiko Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts) : Risiko Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity) : Risiko Kurangnya Komitmen (Lack of Commitment)

101 Probability Impact Very (1) (2) (3) (4) Very (5) Very (5) (4) (3) A17 A21 A18 A22 (2) A19 A15 A23 A16 Very (1) A20 Tabel 4.9 Matrix Berdasarkan Kategori Risiko Teknologi Proyek Perusahaan Waralaba Keterangan : : Risk : Risk : Risk : Risiko Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise) : Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity Technology) : Risiko Pengguna (User Risk)

102 Probability Impact Very (1) (2) (3) (4) Very (5) Very (5) (4) (3) (2) Very (1) Tabel 4.10 Matrix Analisis Risiko Kualitatif Keseluruhan Proyek Perusahaan Waralaba Keterangan : : Risiko Ukuran (Size Risk) : Risiko Sumber Daya (Resource Risk) : Risiko Luas Perubahan yang Terjadi (Extent of Changes Brought) : Risiko Intensitas Terjadi Konflik (Intensity of Conflicts) : Risiko Kompleksitas Lingkungan (Environmental Complexity) : Risiko Kurangnya Komitmen (Lack of Commitment) : Risiko Kurangnya Keahlian (Lack of Expertise) : Risiko Kompleksitas Teknologi (Complexity Technology) : Risiko Pengguna (User Risk)

103 4.5 Pengembangan Tanggapan Terhadap Risiko Bedasarkan matrix Analisis Risiko Qualitative, dapat diketahui risiko yang perlu dimitigasi oleh perusahaan, yaitu risiko yang berada di area high risk (warna merah). Sehingga perusahaan dapat menyiapkan rencana untuk memitigasi risiko di daerah ini, yaitu : 1. Proyek YMI a. Konflik anggota tim Konflik anggota tim tergolong dalam level tinggi, hal ini disebabkan karena banyak hal, salah satunya karena adanya penugasan atau pembagian tugas yang tidak jelas antara anggota tim proyek. Selain itu bisa juga dikarenakan masalah personalitas dari masing-masing anggota tim yang kurang. Hal ini dapat memicu konflik anggota tim proyek yang secara tidak langsung akan memberikan dampak yang besar terhadap pelaksanaan proyek yang sedang dijalankan oleh tim proyek seperti proyek yang dilakukan tidak sesuai dengan yang diinginkan dan juga jadwal kerja yang pelaksanaan yang dapat tertunda. Respon yang dapat dilakukan adalah melakukan mitigasi risiko dengan memberikan definisi pembagian tugas dan tanggung jawab kepada masingmasing anggota tim proyek dengan jelas. Personalitas dari masing-masin g anggota tim juga harus ditingkatkan dengan melakukan sharing antar anggota tim dan saling terbuka untuk menyampaikan ide ide atau saran yang ingin dilakukan selama proses pelaksanaan proyek yang sedang dilakukan. Selain keterbukaan dapat juga dilakukan mitigasi risiko dengan saling mendukung antar anggota tim proyek.

104 b. Komunikasi yang tidak efektif Selain dibutuhkannya kerja sama yang baik antar anggota tim, dibutuhkan juga komunikasi yang efektif, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengerjaan masing masing tugas yang dijalankan. Komunikasi yang tidak efektif ini tergolong dalam level yang tinggi karena apabila dalam pelaksanaan proyek komunikasi yang dilakukan tidak efektif akan menghambat pelaksanaan proyek. Proyek YMI mengalami risiko tersebut karena terkadang antar anggota tim kurang melakukan konfirmasi atau komunikasi, serta kurangnya informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek sehingga menyebabkan munculnya komunikasi yang tidak efektif. Respon yang dapat dilakukan adalah melakukan mitigasi risiko yaitu dengan selalu melakukan konfirmasi konfirmasi mengenai pengerjaan tugas masing masing termasuk perubahan perubahan yang dilakukan serta mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai proyek yang akan dijalankan dan dibutuhkan dalam pengerjaan proyek. 2. Proyek Perusahaan Waralaba a. Kurangnya anggota tim dalam menjalankan proyek Kurangnya anggota tim mempengaruhi kinerja dari jalan sebuah proyek memiliki level risiko yang tinggi. Dalam proyek ini memiliki kekurangaan anggota tim sehingga proyek tersebut tidak dapat segera terealisasikan dengan baik sehingga mengalami kekurangan. Untuk menghadapi risiko ini perusahaaan dapat melakukan mitigasi risiko dengan melakukan perekrutan karyawan serta pembagian tugas yang jelas dan terperinci bagi tiap anggota tim yang ingin melakukan atau menjalankan proyek.

105 b. Jadwal proyek yang kurang realistis Dalam pelaksanaan proyek perusahaan waralaba memiliki risiko pada level yang tinggi yakni jadwal proyek yang dijalankan atau dilakukan kurang realistis. Dimana proyek yang dilakukan tidak sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah disusun sebelumnya. Hal ini dikarenakan penjadwalan yang tidak sesuai dengan pelaksanaan yang ada. Risiko ini dapat diatasi perusahaan dengan melakukan mitigasi risiko yaitu dengan membuat rincian kerja dan aktivitas yang jelas dan terperinci sehingga proyek dapat berjalan dengan baik dan tidak memiliki hambatan dalam hal penetapan jadwal proyek.

106 4.6 Perbandingan Proyek YMI dengan Proyek Perusahaan Waralaba Gambar 4.1 Matrix Perbandingan Risiko Proyek YMI dengan Proyek Waralaba Berdasarkan hasil analisis risiko terhadap dua sampel proyek yang berbeda, yaitu proyek YMI dan proyek perusahaan waralaba, dimana proyek YMI ini telah selesai dijalankan, sedangkan proyek perusahaan waralaba belum selesai atau sedang dalam proses penyelesaian, maka dapat diketahui bahwa dari masing masing proyek yang dijalankan tersebut memiliki tingkat dan jenis risiko yang berbeda. Hal ini ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

107 Uraian Proyek YMI Proyek Waralaba 1) Risiko Ekonomi a. Risiko Ukuran - Kurangnya analisa kebutuhan user - Kurangnya anggota tim dalam proyek - Kurangnya estimasi biaya terhadap anggaran proyek - Jadwal proyek yang kurang realistis b. Risi ko Sumber Daya - Kurang tersedianya sumber daya manusia - Kerusakan hardware 2) Risiko Organisasi a. Luas perubahan yang terjadi - Terjadi perubahan tugas anggota tim - Turnover anggota tim dalam proyek b. Intensitas terjadi konflik - Konflik anggota tim proyek c. Kompleksitas lingkungan - Sulitnya mendapatkan informasi dari klien - Komunikasi yang tidak efektif d. Kurangnya komitmen - Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek - Kurangnya dukungan manajer proyek dalam pelaksanaan proyek - Kurangnya dukungan diantara para anggota tim proyek Very Very Very Very Very Very Very

108 3) Risiko teknologi a. Risiko kurangnya keahlian - Kurangnya keahlian manajer proyek - Kurangnya keahlian manajerial dan teknis - Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek - Kurangnya pengalaman anggota tim dalam pengerjaan proyek b. Risi ko kompleksi tas teknol ogi - Kesulitan dalam konversi sistem lama ke sistem baru - Kurangnya sistem keamanan teknologi c. Risiko pengguna - Kurangnya pemahaman user - Kurangnya keterlibatan user - Klien yang tidak puas dengan hasil proyek Tabel 4.11 Tabel Perbandingan Risiko Proyek YMI dengan Proyek Waralaba Dalam proyek YMI, risiko yang perlu dimitigasi adalah risiko organisasi sedangkan dalam proyek perusahaan waralaba, risiko yang perlu dimitigasi adalah risiko ekonomi, maka dari itu perusahaan harus lebih memperhatikan kemungkinan risiko yang terjadi pada golongan risiko ekonomi dan risiko organisasi. Agar pengerjaan proyek proyek selanjutnya dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

109 4.7 Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya Gambar 4.2 Matrix Analisis Risiko Penelitian Sebelumnya Dari hasil pengukuran risiko terhadap dua perusahaan yang berbeda yaitu PT Web Access yang bergerak dalam bidang pengembangan aplikasi software berbasis web (Gambar 4.1), sedangkan PT Mitra Solusi Infokom bergerak dalam bidang computer network & system integrator (Gambar 4.2), maka dapat dikatakan bahwa masing masing perusahaan memiliki tingkat dan jenis risiko yang berbeda beda. Hal ini ditunjukkan pada tabel sebagai berikut :

110 Uraian Web Access Global Indo Mitra Solusi Infokom Proyek Proyek Proyek Proyek Yamaha Waralaba Jardiknas RSJPDHK 1) Risiko Ekonomi a. Risiko Ukuran - Kurangnya analisa kebutuhan user - Kurangnya anggota tim dalam proyek Very - Kurangnya estimasi biaya terhadap anggaran proyek Very - Jadwal proyek yang kurang realistis Very b. Risi ko Sumber Daya - Kurang tersedianya sumber daya manusia - Kerusakan hardware Very 2) Risiko Organisasi a. Luas perubahan yang terjadi - Terjadi perubahan tugas anggota tim Very Very Very - Turnover anggota tim dalam proyek b. Intensitas terjadi konflik - Konflik anggota tim proyek Very c. Kompleksitas lingkungan - Sulitnya mendapatkan informasi dari klien - Komunikasi yang tidak efektif Very d. Kurangnya komitmen

111 - Kurangnya komitmen klien dalam pelaksanaan proyek Very Very - Kurangnya dukungan manajer proyek dalam pelaksanaan proyek - Kurangnya dukungan diantara para anggota tim proyek 3) Risiko teknologi a. Risiko kurangnya keahlian - Kurangnya keahlian manajer proyek - Kurangnya keahlian manajerial dan teknis - Kurangnya pengetahuan anggota tim proyek - Kurangnya pengalaman anggota tim dalam pengerjaan proyek b. Risi ko kompleksi tas teknol ogi - Kesulitan dalam konversi si stem l ama ke si stem baru - Kurangnya sistem keamanan teknologi c. Risiko pengguna - Kurangnya pemahaman user - Kurangnya keterlibatan user - Klien yang tidak puas dengan hasil proyek Tabel 4.12 Tabel Perbandingan Risiko dengan Penelitian Sebelumnya

112 Dalam dua sampel proyek pada Web Access, risiko yang perlu dimitigasi adalah risiko ekonomi dan risiko organisasi, sedangkan dua sampel proyek pada Mitra Solusi Infokom, risiko yang perlu di mitigasi adalah risiko organisasi, maka dari itu dapat disimpulkan bahwa setiap perusahaan memiliki tingkat dan jenis risiko yang berbeda pada setiap proyek yang dijalankan. Dari kesimpulan tersebut diharapkan setiap perusahaan yang ingin menjalankan suatu proyek lebih memperhatikan kemungkinan risiko risiko yang akan terjadi dengan melakukan manajemen risiko proyek teknologi informasi terhadap setiap proyek yang akan dijalankan sehingga dapat meminimalisasi risiko yang akan terjadi.