Tinjauan Buku. Phyllis Trible, God and the Rhetoric of Sexuality edisi ketiga (Philadelphia: Fortress Press, 1983), 206 halaman.

dokumen-dokumen yang mirip
UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dr. H. Hadiwijono, Iman Kristen, Jakarta Pusat: BPK Gunung Mulia, 1979, hlm

BAB 5 PENUTUP 5.1. KESIMPULAN. Teologi feminis dibangun berdasarkan keprihatinan terhadap kaum perempuan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

UKDW. BAB I Pendahuluan

BAB V PENUTUP. kalangan masyarakat, bahwa perempuan sebagai anggota masyarakat masih

Merupakan metodologi penafsiran Al Qur an Bertujuan untuk menghasilkan produk tafsir berkeadilan Gender Kerangka berpikir didasari oleh Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN UKDW

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

BAB 4 RELEVANSI PEMURIDAN YANG SEDERAJAT BAGI KEHIDUPAN BERGEREJA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB V REFLEKSI TEOLOGIS

RESENSI BUKU Keselamatan Milik Allah Kami - bagi milik

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-ku. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam Perjanjian Baru terdapat empat Kitab Injil Yang menuliskan tentang kehidupan Yesus

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

69 Indonesian Journal of Theology RESENSI BUKU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

Kalender Doa Februari 2017

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

Galatia 6: 1-10 berisi beberapa saran tentang bagaimana orang Kristen harus memperlakukan sesama orang percaya lainnya.

Bab I Pendahuluan. Edisi 55, Fakultas Teologi UKDW, Yogyakarta, 1999, hal

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mediator utama dalam mengekspresikan pikiran, mengonseptualisasi, menafsirkan

BAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Air Mata. Pernikahan

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

Oleh Daniel Ronda. Pendahuluan:

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

I. A. PERMASALAHAN I. A.

Misiologi David Bosch

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Paham Dosa Kekristenan

UNIVERSALISME DAN RELATIVISME BUDAYA DALAM HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kristologi Dalam Paham Pluralisme Agama Suatu Kajian Kristologi Alkitabiah Terhadap Pandangan Kristologi Dalam Pluralisme. Skripsi

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Permasalahan

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

Program Magister Theologi (M.Th)

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

Penelaahan Tiap Kitab Secara Tersendiri

PERJUANGAN BERDARAH UMAT ALLAH

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih

Gagasan tentang Tuhan yang dibentuk oleh sekelompok manusia pada satu generasi bisa saja menjadi tidak bermakna bagi generasi lain.

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Amin Abdullah, studi mengenai agama-agama ini bertujuan untuk

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I Pendahuluan UKDW

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

Kalender Doa. Oktober Berdoa Bagi Wanita Yang Menderita Karena Aborsi

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Pertentangan Akhir antara Kristus dan Setan adalah latar belakang di seluruh Alkitab. Hal ini terutama muncul dalam kitab Ayub. Pertentangan Akhir.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

CRASH PROGRAM PENDETA ANGKATAN MENCARI MAKNA 2. Editor. Daniel Kurniadi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

SIGNIFIKANSI FIRMAN YANG BERSIFAT TERTULIS

BAB V PENUTUP. Dalam bagian ini, akan di buat kesimpulan dari pembahasan bab 1 sampai. dengan bab 4 serta saran-saran. 5.1.

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Definisi Keselamatan Permulaan Memasuki Keselamatan Akibat-akibat Keselamatan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. hubungan intertekstual antara novel Tantri Perempuan yang Bercerita karya Cok

BAB V PENUTUP. tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah

Berkenalan dengan PB. DR Wenas Kalangit. Bina Teologia Jemaat GKI Kavling Polri 23 Oktober 2007 Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam maupun dari luar individu. Havighurst yang dikutip (Hurlock,

Level 2 Pelajaran 12

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?, Bandung, Penerbit Mizan, 1999, p. 101

Kiprah Edisi 17: Menggalang Solidaritas Melalui Forum Selapanan. Ditulis oleh Titik Rahmawati & Ulfah Mutia Hizma Jumat, 03 Juli :12 -

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan dengan pilihan jurusan jurnalistik, broadcasting dan public

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

Transkripsi:

Tinjauan Buku Phyllis Trible, God and the Rhetoric of Sexuality edisi ketiga (Philadelphia: Fortress Press, 1983), 206 halaman. Buku yang berjudul God and the Rethoric of Sexuality ini ditulis oleh Phyllis Trible, seorang teolog perempuan Kristen yang dikenal sebagai seorang penafsir feminis. Oleh karena itu sudah dapat diduga bahwa buku ini juga merupakan sebuah usaha dari seorang penafsir Alkitab perempuan untuk melihat teks-teks tersebut dalam terang feminis. Trible mengatakan bahwa ia menulis buku ini dengan tujuan untuk menawarkan Suatu teologi biblika dengan memusatkan perhatian kepada teks-teks Ibrani. Dengan demikian, buku ini secara khusus ditujukan kepada teolog atau mahasiswa teologi (meskipun pembaca secara umum juga dapat membacanya, tetapi pengetahuan akan teologi termasuk bahasa Ibrani akan sangat membantu dalam memahami tulisan Trible ini). Adapun pendekatan yang digunakannya adalah hermeneutika feminis dengan memanfaatkan metode kritik retorika sebagai sebuah metode yang berada di bawah payung kritik literer. Trible sendiri memang dikenal sebagai seorang yang memakai pendekatan feminis dengan metode kritik retorika.

210 Jurnal Amanat Agung Tesis yang coba diangkat oleh Trible dari buku ini adalah: Laki-laki dan perempuan merupakan penyandang gambar Allah di dalam kesetaraan dan kebebasan sehingga keduanya harus saling menghormati dan mengasihi. Trible menggunakan metafora gambar Allah sebagai laki-laki dan perempuan yang dijabarkan olehnya dengan mengangkat beberapa teks Alkitab untuk membuktikan pandangannya tersebut. Pada bagian awal dari buku ini, Trible secara tegas dan jelas mengatakan bahwa topik yang ia angkat berkaitan dengan gambar Allah, laki-laki dan perempuan. Ia menggunakan kritik retorika dengan pendekatan hermeneutika feminis. Akan tetapi, Trible dengan cepat membantah bahwa pendekatan feminis yang ia pakai akan memusatkan perhatian kepada sosok perempuan. Pendekatan feminis yang ia gunakan lebih merupakan kritik terhadap budaya. Kritik budaya yang dimaksud kemungkinan besar sudah dapat ditebak, yaitu budaya yang mengedepankan superioritas laki-laki atas perempuan. Trible mengkritik beberapa teks Alkitab yang seringkali dipakai sebagai pembenaran terhadap dominasi laki-laki terhadap perempuan. Meskipun ia melakukan kritik terhadap mereka yang menggunakan teks-teks Alkitab sebagai dasar untuk merendahkan perempuan, Trible juga menunjukkan bahwa pandangan yang mengatakan bahwa teks Alkitab adalah produk maskulin yang ditulis untuk melayani kebutuhan laki-laki dan dengan demikian merendahkan kaum perempuan- tidak sepenuhnya benar.

Tinjauan Buku 211 Usaha yang dilakukan oleh Trible adalah menggemakan kembali dimensi lain dari iman yang telah hilang-female imagery sebab penafsir pada masa itu terlalu memusatkan perhatian pada bahasa iman dari laki-laki. Meskipun Trible pun mengakui bahwa Patriarchal stamp dari Alkitab bersifat permanen namun penafsiran terhadap isi Alkitab dapat berubah... sekaligus berupaya membebaskan teks tersebut dari konstruksi yang beku. Buku yang ditulis oleh Trible ini terbagi dalam enam 6 bagian yaitu: Clues in a text (Trible membahas secara detail metode yang ia gunakan yaitu kritik retorika dengan pendekatan feminis); Journey of a methapor (pada bagian ini ia membahas mengenai metafora yang menggambarkan female imagery dari Allah dengan menggunakan istilah rahim dan kerahiman); Passage along the way (Trible mengangkat metafora perempuan untuk Allah dari beberapa teks Alkitab sebagai sebuah kritik bagi teologi patriarkhat); A love story gone awry (Trible membangun argumentasinya dengan menafsirkan kembali Kejadian 2-3 yang mengambarkan tentang Allah yang menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar-nya sebagai pribadi yang setara, menjadi satu daging dan kemudian jatuh dalam ketidaktaatan/tragedi); Love lyrics redeemed (pada bagian ini Trible menyorot kitab Kidung Agung sebagai gambaran tentang pemulihan atas tragedi yang terjadi dalam kejadian 2-3; dan A human comedy (pada bagian akhir ini, Trible menyoroti kitab Rut untuk menunjukkan bahwa Allah tidak berhenti sampai pada pemulihan ciptaan, tetapi kisah tersebut terus bergerak. Setelah melalui penderitaan dan

212 Jurnal Amanat Agung perjuangan, gambaran Allah, laki-laki dan perempuan menikmati sukacita akhir in the goodness of daily life. Struktur yang dijabarkan oleh Trible di atas menunjukkan suatu usaha yang sistematis di dalam penafsiran yang ia lakukan. Ia memulainya dengan metode, mengangkat sebuah tesis yang jelas mengenai kesetaraan laki-laki dan perempuan sebagai penyandang gambar Allah, lalu menunjukkan teks-teks yang berbicara tentang hal tersebut. Hal menarik yang dilakukan oleh Trible, ia menceritakan ulang (menciptakan kembali) sebuah narasi dengan plot yang jelas. Ia secara sengaja memilih teks-teks tertentu yang kemudian dijalin dan dihubungkan satu sama lain sehingga membentuk suatu cerita yang indah. Bagi orang yang mendalami kritik historis, tindakan Trible ini dapat dituduh sebagai proof texting sebab bagian-bagian kitab yang ia pilih memiliki konteks yang berbeda-beda. Akan tetapi Trible tidak dapat dituduh demikian oleh karena ia dengan sangat jelas mengatakan pendekatan yang ia pakai adalah kritik retorika. Suatu pendekatan yang tidak terlalu memperhatikan latar belakang sejarah, data arkeologi, penulis, konteks sosiologis, motivasi teologis. Pada masa buku ini ditulis (cetakan pertama tahun 1978), pendekatan yang dipakai oleh Trible merupakan sebuah usaha yang sangat baik terkait dengan kebangkitan kembali teologi biblika. Trible mengawali bab ini dengan mengangkat kembali kisah yang terkenal tentang kebijakan raja dalam menangani kasus perebutan anak dalam 1 Raja-raja 3:16-28. Ketika raja memutuskan untuk memenggal anak tersebut menjadi dua bagian, maka ayat 26

Tinjauan Buku 213 mengatakan, Maka kata perempuan yang mempunyai anak yang hidup itu kepada raja, sebab timbullah belas kasihannya terhadap anaknya itu, katanya: Ya tuanku! Berikanlah kepadanya bayi yang hidup itu, jangan sekali-kali membunuh dia. Hal yang menarik dalam bagian tersebut adalah kata raµ mîm yang dapat diartikan dengan belas kasihan. Kata tersebut adalah bentuk jamak dari kata rechem yang berarti rahim. Kekayaan makna dari sebuah kata muncul di sini. Dalam bahasa Indonesia, kata tersebut terwakili secara jelas dengan kata Rahim (Ing: womb) dan kerahiman (Ing: compassion). Jika yang satu menunjuk kepada organ perempuan (fisik), maka yang lain menunjuk kepada suatu perasaan (psikologis). Trible menyebutnya sebagai sebuah metafora. Ada semacam gerakan semantik: From the wombs of women... to the compassion of God. Mengapa dimulai dari rahim? Sebab rahim adalah salah satu organ unik milik perempuan yang melaluinya Allah bekerja dengan jalan membuka atau menutup rahim. Dalam organ yang sama pula, Allah membentuk individu baru. Trible mengatakan bahwa di dalam tradisi Alkitab, rahim menjadi vehicle pointing bagi belas kasihan (compassion of) Allah. Selain itu, kata belas kasihan hanya dipakai untuk pencipta, bukan untuk ciptaan. Jadi ketika Alkitab berbicara tentang Allah yang berbelas kasih, maka kata Rahim pun muncul di sana. Apa yang diungkapkan oleh Trible dalam penelitiannya tentang studi atas kata rechem (rahim) ini hendak menunjuk kembali

214 Jurnal Amanat Agung kepada tesisnya bahwa perempuan dan laki-laki diciptakan menurut gambar Allah di dalam kesetaraan. Laki-laki dan perempuan samasama berasal dari rahim. Trible juga menunjukkan bahwa rahim yang notabene identik dengan perempuan merupakan sifat yang yang dimiliki oleh pencipta, Allah yang Maha Rahim (secara semantik tidak dijumpai dalam diri laki-laki). Perempuan yang melahirkan anak, baik laki-laki maupun perempuan setelah sebuah proses yang panjang di dalam rahimnya. Sebagaimana Allah menciptakan manusia, ibu melahirkan anak. Sebagaimana seorang ibu mengasihi anak yang lahir dari rahimnya, demikian pula Allah mengasihi manusia ciptaan- Nya. Apalagi, bagi perempuan, melahirkan anak merupakan risiko tersendiri. Hal tersebut sekaligus menyadarkan laki-laki bahwa perempuan adalah ciptaan Allah yang seharusnya dihormati. Dengan demikian, tidak berlebihan jika kemudian muncul sebuah buku dalam bahasa Indonesia, Hati Allah bagaikan hati seorang Ibu. Buku ini dengan sangat gamblang dan detail menjelaskan metode/pendekatan yang digunakan Trible. Dari situ pembaca diberikan sebuah lensa untuk memahami teks-teks yang diangkat oleh Trible. Brueggemann di dalam kata pengantar mengatakan bahwa Trible dengan sangat jeli melihat kekuatan metafora di dalam memahami dan menafsirkan Alkitab. Metode merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang penafsir Alkitab untuk menghasilkan sebuah penafsiran atas teks yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, seseorang memiliki bekal yang baik sehingga tidak hanya sembarangan mengambil ayat tertentu untuk membangun

Tinjauan Buku 215 sebuah penafsiran yang tidak dapat dipertanggungjawabkan baik secara akademis maupun secara moral. Tulisan Trible merupakan reinterpretasi terhadap penafsiran klasik yang selama ini ada dan dipegang. Hal tersebut sekaligus menjadi semacam tantangan terhadap penafsiran klasik/tradisional tersebut. Apa yang dilakukan Trible adalah usaha membaca ulang teks Alkitab agar dapat memberikan sudut pandang yang baru, berbeda dan lebih akurat dibandingkan penafsiran tradisional yng banyak menaruh perhatian pada laki-laki. Meskipun Trible dengan jelas mengkritik dominasi laki-laki atas perempuan dengan menunjukkan beberapa teks Alkitab yang justru memperlihatkan sisi superoritas perempuan atas laki-laki, akan tetapi Trible tidak sampai jatuh kepada ekstrem yang lain. Trible juga tidak seperti penafsir feminis modern lainnya yang jatuh pada ekstrem membela perempuan dan menyudutkan laki-laki. Ia juga tidak seperti pendukung gerakan feminis ekstrem yang menolak teks Alkitab karena dianggap sebagai produk budaya patriarkal. Trible tetap berusaha untuk berada pada posisi yang netral meskipun ia memakai pendekatan feminis di dalam melakukan penafsiran tersebut. Trible dengan tegas mengatakan, There is no male dominance, no female subordination, and no stereotyping of either sex. Anggapan bahwa Alkitab memberikan kesaksian yang negatif tentang perempuan tidak sepenuhnya benar dan Trible berhasil menunjukkan hal tersebut. Meskipun Trible banyak mengangkat female imagery di dalam buku ini dan malah ia sendiri berhasil

216 Jurnal Amanat Agung menunjukkan sisi superioritas perempuan atas laki-laki berdasarkan istilah ezer (penolong) yang muncul dalam kitab Kejadian, Trible tetap menekankan mengenai kesetaraan laki-laki dan perempuan sebagai gambar Allah. Tulisan Trible dapat menjadi sebuah pedoman berharga dalam menghadapi isu kesetaraan gender. Meskipun perjuangan kaum perempuan di dalam menuntut hak mereka telah berlangsung lama, namun kenyataan menunjukkan bahwa praktik diskriminasi terhadap perempuan masih terjadi sampai saat ini. Pemikiran bahwa kedudukan perempuan lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki masih terlihat dominan termasuk di dalam gereja. Beberapa gereja tertentu bahkan masih melarang adanya pendeta perempuan dan kalau pun ada, maka jumlah mereka sangat sedikit. Meskipun demikian, tindakan perempuan yang secara ekstrem menuntut hak mereka sehingga mengabaikan banyak hal serta mengupayakan segala macam cara juga tidak dapat dibenarkan. Menurut saya, Trible cukup berhasil di dalam membuat sebuah penafsiran berdasarkan teks-teks di dalam PL untuk menunjukkan dan membuktikan bahwa teks-teks Alkitab sendiri memperlihatkan bahwa perempuan tercipta sama seperti laki-laki; memiliki hak yang sama. Akan tetapi budaya yang membungkus Alkitablah yang berperan di dalam membentuk paradigma bahwa perempuan lebih inferior dibandingkan laki-laki.