LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2009 MODEL PROYEKSI JANGKA PENDEK PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL PERMINTAAN DAN PENAWARAN KOMODITAS PERTANIAN UTAMA. Oleh :

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014

OUTLOOK. Oleh: Reny Kustiari Sri Nuryanti PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

KINERJA PERTUMBUHAN PDB PERTANIAN 2003 : BERADA PADA FASE PERCEPATAN PERTUMBUHAN 1)

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013

KINERJA PEMBANGUNAN PERTANIAN: EVALUASI DAN IMPLIKASINYA

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

Analisis Penyebab Kenaikan Harga Beras

Analisis PDB Sektor Pertanian Tahun 2015

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

ANALISIS RUMAH TANGGA, LAHAN, DAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA : SENSUS PERTANIAN 2013

BAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang

PROFIL PANGAN DAN PERTANIAN

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTANIAN Oleh: Prajogo U. Hadi Sri Hery Susilowati Muchjidin Rachmat Dewa K.S. Swastika Reny Kustiari Sri Nuryanti

KUTUKAN FISKAL DARI NEGERI KANGGURU Oleh: Rendra Wasita, S.P. Abstrak

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan sektor pertanian. Pada tahun 1997, sumbangan Produk

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor Pertanian memegang peranan yang cukup strategis bagi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

Peranan Pertanian di Dalam Pembangunan Ekonomi. Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tahun (juta orang)

Perkiraan Ketersediaan Dan Kebutuhan Pangan Strategis Periode Hbkn Puasa Dan Idul Fithri 2017 (Mei-Juni)

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

ANALISIS PERTUMBUHAN PDB SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS TEBU. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

PRAKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PRODUK PANGAN TERNAK DI INDONESIA

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. untuk membangun dirinya untuk mencapai kesejahteraan bangsanya. meliputi sesuatu yang lebih luas dari pada pertumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

RANGKUMAN HASIL RAKOR PANGAN NASIONAL, FEED INDONESIA FEED THE WORLD II JAKARTA, 26 JULI 2011

Pelaksanaan Revitalisasi Pertanian

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Rangkuman Kebutuhan Investasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

I. PENDAHULUAN. pemenuhan protein hewani yang diwujudkan dalam program kedaulatan pangan.

STUDI PENDAHULUAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) BIDANG PANGAN DAN PERTANIAN

Statistik Konsumsi Pangan 2012 KATA PENGANTAR

PERTANIAN.

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Katalog BPS :

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

Edisi 56 Januari 2015

BAB I PENDAHULUAN. adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik. financial openness). Keuntungan dari keterbukaan

REVITALISASI PERTANIAN

8.1. Keuangan Daerah APBD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II-2011

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN II-2011

Ekonomi Pertanian di Indonesia

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS KEDELAI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

I. PENDAHULUAN. industri pertanian, dimana sektor tersebut memiliki nilai strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN SEPTEMBER 2012

pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR ANALISIS KEBIJAKAN PENETAPAN TARGET INDIKATOR MAKRO DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERTANIAN 2015-2019 Oleh Pantjar Simatupang Sri Hery Susilowati Supriyati Sri Hastuti Suhartini PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

KATA PENGANTAR Sebagai perwujudan amanah UU No 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019, Kementerian Pertanian (Kemtan) menyusun Rencana Strategis (Renstra) 2015-2019. Penyusunan target-target dalam Rentra 2015-2019 mengacu pada beberapa hal, antara lain: (i) Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013-2045; (ii) Kinerja pembangunan pertanian pada periode sebelumnya; (iii) Kebijakan Kemtan pada periode yang akan datang. Sehubungan dengan penyusunan Renstra Kemtan 2015-2019 diperlukan penetapan target-target yang ingin dicapai oleh Kemtan pada periode lima tahun yang akan datang, terutama target yang terkait dengan indikator makro dan produksi komoditas pertanian. Untuk itu, dilakukan kajian Penetapan Target Indikator Makro dalam Rangka Penyusunan Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019. Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi dan dukungan bantuan sehingga laporan akhir Analisis Kebijakan ini dapat diselesaikan. Semoga hasil kajian yang disampaikan dalam laporan ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Bogor, Desember 2014 Kepala Pusat, Dr. Handewi Purwati Saliem NIP. 19570604 108103 2 001 i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1 II. HASIL ANALISIS... 3 2.1. Dinamika dan Proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) menurut Subsektor... 2.2. Dinamika dan Proyeksi Neraca Perdagangan Pertanian... 5 2.3. Dinamika dan Proyeksi Investasi Pertanian... 7 2.4. Dinamika dan Perkiraan Pendapatan Petani... 8 2.5. Dinamika dan Proyeksi Produksi Beberapa Komoditas Pertanian... 10 2.6. Dinamika dan Proyeksi Permintaan... 13 III. PENUTUP... 20 LAMPIRAN... 21 i ii iii iv v 3 ii

DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Perkembangan PDB Total dan Pertanian Atas Harga Konstan 2000, 2002-2013 (Rp M) Pertanian... 3 2. Proyeksi Pertumbuhan PDB subsektor 2014-2019... 4 3. Proyeksi PDB Pertanian (Rp' Milyar, Konstan 2000) Berdasarkan Target Pertumbuhan PDB... 4 4. Proyeksi PDB Pertanian (Rp' milyar, konstan 2000) Berdasarkan Trend 4 5. Proyeksi Neraca Perdagangan Produk Pertanian Tahun 2015-2019... 6 6. Dinamika Pertumbuhan Investasi Pertanian, 1997-2013... 7 7. Perkiraan Investasi PMDN dan PMA Sektor Pertanian, 2015... 8 8. Perkembangan Pendapatan Petani per Kapita, 2010 2014... 9 9. Perkiraan Pendapatan perkapita petani 2015-2019 (Rp. Juta/tahun)... 10 10. Apparent Consumption Beberapa Komoditas Pertanian, 2009-2013 (Ton) 13 11. Perkiraan Produksi dan Kebutuhan Komoditas Tanaman Pangan, 2015-2019... 14 12. Perkiraan Produksi dan Kebutuhan Komoditas Ternak... 14 13. Perkiraan Produksi dan Kebutuhan Komoditas Hortikultura... 15 14. Perkiraan Produksi dan Kebutuhan Komoditas Perkebunan... 15 15. Sasaran Produksi Padi 2015-2019... 16 16. Sasaran Produksi Jagung 2015-20... 16 17. Sasaran Produksi Kedelai 2015-2019... 17 18. Sasaran Produksi Daging Unggas 2015-2019... 17 19. Sasaran Produksi Daging Sapi Kerbau 2015-2019... 17 20. Sasaran Produksi Telur 2015-2019... 17 21. Sasaran Produksi Susu 2015-2019... 17 22. Sasaran Produksi Bawang Merah 2015-2019... 18 23. Sasaran Produksi Cabai Merah 2015-2019... 18 24. Sasaran Produksi Mangga 2015-2019... 18 25. Sasaran Produksi Jeruk 2015-2019... 18 26. Sasaran Produksi Tebu 2015-2019... 18 27. Sasaran Produksi Kelapa Sawit 2015-2019... 19 28. Sasaran Produksi Karet 2015-2019... 19 29. Sasaran Produksi Kopi 2015-2019... 19 30. Sasaran Produksi Kakao 2015-2019... 19 iii

DAFTAR GAMBAR No. Teks Halaman 1. Neraca Perdagangan Subsektor Tanaman Pangan, 2010-2013... 5 2. Neraca Perdagangan Sub sektor Hortikutura, 2010-2013... 5 3. Neraca perdagangan Subsektor Peternakan, 2010-2013... 6 4. Neraca perdagangan Subsektor Peternakan, 2010-2013... 6 iv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Produksi Beberapa Komoditas Pertanian, 1970-2013 (Ton)... 22 2. Produksi Beberapa Komoditas Pertanian, 2009-2013 (Ton)... 24 3. Volume Impor Beberapa Komoditas Pertanian, 2009-2013 (Ton)...... 24 4. Volume Ekspor Beberapa Komoditas Pertanian, 2009-2013 (Ton). 25 5. Hasil Pengolahan Proyeksi Produksi Beberapa Komoditas Pertanian... 26 v

I. PENDAHULUAN Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian (Kemtan) 2015-2019 disusun sebagai perwujudan amanah UU No 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2015-2019. Penyusunan targettarget dalam Rentra 2015-2019 mengacu pada beberapa hal, antara lain: (i) Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013-2045; (ii) Kinerja pembangunan pertanian pada periode sebelumnya; (iii) Kebijakan Kemtan pada periode yang akan datang. Untuk itu diperlukan penetapan target-target yang ingin dicapai oleh Kemtan pada periode lima tahun yang akan datang, terkait dengan indikator makro dan produksi komoditas pertanian. Secara umum, komoditas pertanian dibedakan menjadi: (1) Bahan makanan pokok nasional (beras, jagung, kedelai, tebu/gula, daging unggas, daging sapi kerbau dan telur); (2) Bahan Makanan Pokok Lokal (Sagu, Jagung, Umbi-umbian); (3) Produk Pertanian Penting Pengendali Inflasi (Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih, CPO/Minyak Goreng); (4) Bahan Baku Industri Konvensional (CPO, Karet, Kakao, Kopi, Susu, Ubikayu); (5) Bahan Baku Industri Prospektif (Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri); (6) Produk Industri Pertanian Prospektif (Vaksin, Straw/Semen, Obat Hewan, Pupuk Hayati, Pestisida Hayati, Aneka Tepung, Jamu); (7) Produk Energi Pertanian Prospektif (Biodiesel, Bioetanol, Biogas); dan (8) Produk Pertanian Berorientasi Ekspor Prospektif (Buah-buahan: Nanas, Manggis, Salak, Mangga, Kambing dan Domba, Babi dan Florikultura). Berdasarkan surat Kepala Biro Perencanaan no 842/TU.210/A.1/IX/2014, maka proyeksi dan penetapan komoditas difokuskan pada komoditas: padi, jagung, kedelai, gula, daging, cabai, bawang merah, kelapa sawit, karet, kopi, kakao, mangga, jeruk, susu dan telur Terkait dengan komoditas pertanian yang merupakan bahan makanan pokok nasional (beras, jagung, kedelai, tebu/gula, daging unggas, daging sapi kerbau dan telur) telah ditetapkan sebagai berikut: (i) Komoditas Padi/Beras: 1

Swasembada berkelanjutan + Stok selama 4 bulan (30%); (ii) Jagung: Swasembada berkelanjutan + Stok selama 4 bulan (10%); (iii) Kedelai: Swasembada atau mengurangi ketergantungan impor ; (iv) Gula: Swasembada Gula Kristal Putih Asal Tebu; (v) Daging Unggas: Swasembada; (vi) Daging Sapi- Kerbau: Swasembada; dan (vii) Telur: Swasembada. Proyeksi produksi dilakukan dengan metode exponential smoothing. Target produksi komoditas pertanian untuk swasembada berdasarkan kebutuhan yang didekati dengan apparent consumption = Produksi+Impor-Ekspor. Hasil analisis ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk menetapkan taget-target indikator makro Pertanian oleh Kementerian Pertanian. 2

II. HASIL ANALISIS 2.1. Dinamika dan Proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) menurut Subsektor Dinamika PDB Pertanian Selama 2002-2013 PDB total tumbuh dengan laju 5,44 persen/tahun sementara PDB Pertanian Luas tumbuh dengan laju 3,61 persen/tahun danpdb Pertanian sempit tumbuh 3,51 persen/tahun. Sub sektor Tanaman Bahan makanan tumbuh dengan laju 3,52 persen lebih rendah dibanding subsektor Peternakan yang tumbuh dengan laju 3,55 persen/tahun. Dalam hal ini kontribusi produksi padi dalam pembentukan PDB sub sektor tanaman pangan adalah relatif besar. Tabel 1. Perkembangan PDB Total dan Pertanian Atas Harga Konstan 2000, 2002-2013 (Rp M) Uraian PDB Perta nian Luas Tan. Bahan Makanan Tan.Perke bunan Peter nakan Kehu tanan Perikanan PDB Pertanian Sempit PDB Total 2002 231,614 114,982 37,073 29,431 17,125 33,003 181,485 1,505,216 2003 240,387 119,165 38,694 30,647 17,214 34,658 188,506 1,577,171 2004 247,164 122,612 38,849 31,673 17,434 36,596 193,134 1,656,517 2005 253,882 125,802 39,811 32,347 17,177 38,746 197,959 1,750,815 2006 262,403 129,549 41,318 33,430 16,687 41,419 204,297 1,847,127 2007 271,509 133,889 43,199 34,221 16,548 43,653 211,308 1,964,327 2008 284,619 142,000 44,784 35,425 16,543 45,866 222,210 2,082,456 2009 295,884 149,058 45,558 36,649 16,844 47,775 231,265 2,178,850 2010 304,777 151,501 47,151 38,214 17,250 50,662 236,866 2,314,459 2011 315,037 154,154 49,260 40,040 17,396 54,187 243,455 2,464,677 2012 327,550 158,695 51,763 41,972 17,423 57,697 252,430 2,618,139 2013 339.890 161.969 54.903 43.914 17.442 61.661 260.786 2.770.345 (%/th) 3.61 3.52 3.43 3.55 0.91 5.19 3.51 5.44 Sumber: BPS Proyeksi PDB Pertanian 2014-2019 Untuk periode 2014-2019, Bappenas menetaptan pertumbuhan PDB sektor pertanian. Dari target pertumbuhan PDB sektor pertanian tersebut, maka dihitung 3

pertumbuhan PDB subsektor (berdasarkan kinerja pada periode sebelumnya). Target pertumbuhan PDB subsektor ditampilkan pada Tabel 2. Berdasarkan target pertumbuhan maka diproyeksikan PDB subsektor periode 2014-2019 (Tabel 3), dan sebagai pembanding dilakukan proyeksi PDB subsektor periode 2014-2019 dengan metode trend (Tabel 4). Tabel 2. Proyeksi Pertumbuhan PDB subsektor 2014-2019 Tahun Pangan Kebun Ternak Hutan Ikan Pert Luas* Pert Sempit 2014 2.98 3.42 3.62 0.10 5.28 3.40 3.18 2015 3.06 3.50 3.71 0.19 5.37 3.50 3.26 2016 3.15 3.59 3.79 0.27 5.46 3.60 3.35 2017 3.24 3.68 3.88 0.36 5.55 3.70 3.44 2018 3.22 3.67 3.87 0.35 5.53 3.70 3.43 2019 3.31 3.76 3.96 0.43 5.62 3.80 3.52 *Bappenas Tabel 3. Proyeksi PDB Pertanian (Rp' Milyar, Konstan 2000) Berdasarkan Target Pertumbuhan PDB Tahun Pangan Kebun Ternak Hutan Ikan Pert Luas Pert Sempit 2014 166,788 56,779 45,503 17,461 64,916 351,446 269,070 2015 171,896 58,769 47,189 17,494 68,400 363,747 277,854 2016 177,310 60,880 48,979 17,541 72,131 376,842 287,169 2017 183,049 63,121 50,880 17,604 76,131 390,785 297,050 2018 188,951 65,436 52,848 17,665 80,344 405,244 307,236 2019 195,209 67,893 54,940 17,741 84,860 420,643 318,042 Tabel 4. Proyeksi PDB Pertanian (Rp' milyar, konstan 2000) Berdasarkan Trend Tahun Pangan Kebun Ternak Hutan Ikan Pert Luas Pert Sempit 2014 167,033 56,863 45,570 17,486 65,011 351,962 269,465 2015 172,255 58,892 47,288 17,530 68,542 364,507 278,435 2016 177,640 60,994 49,070 17,574 72,266 377,545 287,705 2017 183,194 63,171 50,920 17,618 76,192 391,095 297,285 2018 188,921 65,426 52,840 17,662 80,331 405,180 307,187 2019 194,827 67,761 54,832 17,707 84,695 419,821 317,420 4

2.2. Dinamika dan Proyeksi Neraca Perdagangan Pertanian Dinamika Neraca Perdagangan Menurut Subsektor 2010-2013 Secara keseluruhan neraca perdaganagn sektor pertanian masih berada pada posisi surplus. Hal ini karena sumbangan surplus neraca perdagangan subsektor perkebunan yang relatif besar, sementara subsektor lainnya cenderung pada posisi defisit. Laju pertumbuhan ekspor selama periode 2010-2013 sebesar 17,4 persen/tahun sementara laju perumbuhan impor 21 persen/tahun dan neraca perdagangan tumbuh positif dengan laju 14,84 persen/tahun. Gambar 1. Neraca Perdagangan Subsektor Tanaman Pangan, 2010-2013 Gambar 2. Neraca Perdagangan Sub sektor Hortikutura, 2010-2013 Neraca perdagangan subsektor tanaman pangan selama periode 2010-2013 mengalami defisit yang meningkat dengan laju 9.07 persen/tahun. Namun setahun terakhir impor cenderung turun, sementara ekspor naik. Penurunan impor karena peningkatan produksi (terutama padi). Sementara untuk subsektor hortikultura berada pada posisi net importer, defisit neraca setahun terakhir (2013) cenderung turun, peningkatan ekspor lebih tinggi (21.14%/tahun) dibanding peningkatan impor (4,56%/tahun). 5

Gambar 3. Neraca perdagangan Subsektor Peternakan, 2010-2013 Gambar 4. Neraca perdagangan Subsektor Peternakan, 2010-2013 Subsektor Peternakan pada periode yang sama mengalami defisit neraca perdagangan yang meningkat sebesar 3,31 persen/tahun, ekspor menurun cepat (-32.98%/tahun), sementara impor meningkat lambat (1.35%/ tahun). Sedangkan untuk subsektor perkebunan, mengalami surplus neraca perdagangan 2.49 persen/tahun, ekspor menurun (-2.27%/tahun) tapi impor juga menurun lebih cepat (-30.97%/tahun). Proyeksi Neraca Perdagangan Menurut Sub Sektor 2015-1019 Metode peramalan kuantitatif time series adalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode peramalan yang digunakan adalah exponential smoothing dengan menambahkan parameter alpha dalam modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman. Tabel 5. Proyeksi Neraca Perdagangan Produk Pertanian Tahun 2015-2019 SUB SEKTOR Nilai (juta US$) 2015 2016 2017 2018 2019 TANAMAN PANGAN - Ekspor 577 594 612 630 649 - Impor 6,222 5,973 5,734 5,505 5,284 - Neraca (5,645) (5,379) (5,122) (4,874) (4,635) HORTIKULTURA - Ekspor 790 829 871 914 960 - Impor 1,910 1,891 1,872 1,853 1,834 - Neraca (1,120) (1,062) (1,001) (939) (875) PERKEBUNAN - Ekspor 39,350 41,711 44,214 46,867 49,679 - Impor 5,807 5,691 5,578 5,466 5,357 - Neraca 33,543 36,020 38,637 41,401 44,322 6

SUB SEKTOR Nilai (juta US$) 2015 2016 2017 2018 2019 PETERNAKAN - Ekspor 136 138 141 144 147 - Impor 2,908 2,792 2,680 2,573 2,470 - Neraca (2,772) (2,653) (2,539) (2,429) (2,323) PERTANIAN - Ekspor 41,356 43,010 44,730 46,519 48,380 - Impor 16,887 16,423 15,971 15,532 15,105 - Neraca 24,468 26,587 28,759 30,987 33,275 2.4. Dinamika dan Proyeksi Investasi Pertanian Dinamika Investasi Menurut Sub Sektor, 1997-2013 Investasi Pertanian dibedakan menurut Investasi dalam negeri (PMDN) dan investasi asing (PMA). Dinamika tahun 1997-2013 menunjukkan investasi PMDN untuk total sektor pertanian tumbuh 13,47 %/tahun. Sub sektor tanaman pangan dan perkebunan mendominasi pertumbuhan tersebut dengan laju 13,06 sementara sub sektor peternakan hanya tumbuh 1,72%/tahun. Sementara PMDA selama periode yang sama tumbuh lebih besar dari PMDN yaitu 20, 61 %/tahun. Sama seperti PMDN investasi PMA di subsektor pertanian tumbuh secara subtansial sebesar 21,41 %/tahun sementara subsektor peternakan hanya tumbuh sekitar 1,23 %/tahun. Tabel 6. Dinamika Pertumbuhan Investasi Pertanian, 1997-2013 Tahun PMDN (Rp. Miliar) PMA (US$ Juta) Pertanian Total Tanaman Pangan & Perkebunan Peternakan Pertanian Total Tanaman Pangan & Perkebunan Peternakan 1997 1,038.90 944.60 94.30 3.90 2.40 1.50 1998 997.30 913.00 84.30 51.80 28.60 23.20 1999 1,980.60 1,892.00 88.60 83.80 48.50 35.30 2000 1,447.30 1,292.50 154.80 91.90 77.00 14.90 2001 918.90 708.30 210.60 68.40 64.10 4.30 2002 387.30 263.60 123.70 17.00 9.00 8.00 2003 107.40 77.50 29.90 220.30 219.20 1.10 2004 527.00 507.40 19.60 181.20 161.00 20.20 2005 3,178.90 3,070.60 108.30 224.30 171.50 52.80 2006 3,558.60 3,443.00 115.60 370.70 351.90 18.80 2007 3,674.00 3,528.80 145.20 264.80 219.10 45.70 2008 1,234.50 1,184.10 50.40 151.90 147.40 4.50 7

Tahun PMDN (Rp. Miliar) PMA (US$ Juta) Pertanian Total Tanaman Pangan & Perkebunan Peternakan Pertanian Total Tanaman Pangan & Perkebunan Peternakan 2009 2,597.30 2,309.30 288.00 125.70 122.90 2.80 2010 8,883.80 8,727.30 156.50 776.00 751.00 25.00 2011 9,614.50 9,367.25 247.24 1,243.60 1,222.50 21.10 2012 9,728.93 9,631.48 97.44 1,621.69 1,601.87 19.82 2013 1,275.24 1,259.74 15.50 1,616.65 1,605.34 11.30 Pertumbuhan 13.47 13.96 1.72 20.61 21.49 1.23 (%/tahun) Sumber: BKPM diolah Pusdatin Proyeksi Investasi Menurut Sub Sektor 2015-2019 Untuk memperkirakan investasi pada periode 2015-2019 digunakan metode exponential smoothing. Hasil perkiraan diampilkan pada Tabel 7. Tabel 7. Perkiraan Investasi PMDN dan PMA Sektor Pertanian, 2015-2019 Uraian 2015 2016 2017 2018 2019 PMDN (Rp Milyar) - Pertanian 5,438.45 5,567.81 5,532.56 4,952.99 5,590.15 - Tanaman Pangan dan Perkebunan 5,322.12 5,424.69 5,483.35 4,876.92 5,490.14 - Peternakan 130.40 148.47 132.25 97.30 124.21 PMA (US$ Juta) - Pertanian 1,769.44 1,984.30 1,725.69 2,366.12 2,153.90 - Tanaman Pangan dan Perkebunan 3,046.05 3,813.03 2,095.37 2,568.29 3,702.79 - Peternakan 19.68 15.74 16.16 13.69 14.95 2.5. Dinamika dan Perkiraan Pendapatan Petani Dinamika Pendapatan Petani 2010-2014 Pendapatan per kapita petani dihitung dengan membagi Produk Domestik Bruto (PDB) per subsektor/sektor pertanian dengan jumlah petani pada masingmasing sub sektor/sektor pertanian. Data PDB diperoleh dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), sementara data jumlah petani diperoleh dari estimasi berdasarkan proyeksi angkatan kerja per sub sektor (Proyeksi Pusdatin) dikalikan dengan proporsi angkatan kerja yang diperoleh dari Proyeksi Penduduk BPS tahun 2010-2035. Pendapatan petani per kapita meningkat menjadi Rp 5,36 juta/kapita/tahun 8

pada tahun 2014 atau meningkat 11,41% dibandingkan tahun 2013. Pada tahun 2013, rata-rata pendapatan petani per kapita adalah sebesar Rp 4,81 juta/kapita/tahun. Jika dicermati pada tiap-tiap sub sektor, pendapatan petani per kapita tertinggi pada tahun 2014 adalah pada sub sektor peternakan sebesar Rp 7,16 juta/kapita/tahun, diikuti berturut-turut oleh subsektor tanaman pangan (Rp 6,53 juta/kapita/tahun) dan perkebunan (Rp 3,09 juta/kapita/tahun) (Tabel 8). Perkembangan pendapatan petani per kapita di sub sektor peternakan mengalami penurunan, yaitu menurun dari 4,39 persen pada tahun 2013 menjadi 4,28 persen pada tahun 2014. Sementara itu perkembangan pendapatan petani per kapita di sub sektor tanaman pangan dan sub sektor perkebunan dan pertanian sempit mengalami kenaikan, yaitu : sub sektor sektor tanaman pangan dari 3,87 persen pada 2013 menjadi 13,18 persen pada 2014, sub sektor perkebunan dari 5,24 persen% pada 2013 menjadi 11,29 persen pada 2014, dan pertanian sempit dari 4,10 persen pada 2013 menjadi 11,41 persen% pada 2014. Tabel 8. Perkembangan Pendapatan Petani per Kapita, 2010 2014 3) Sub Sektor/Sektor Pendapatan Petani Per Kapita (Rp Juta/Kap/Tahun) 1) 2010 2011 2012 2013 2014 3) Tanaman Pangan 4,50 5,06 5,56 5,77 6,53 (%) 2) (7,55) (12,34) (9,83) (3,87) (13,18) Perkebunan 2,59 2,71 2,64 2,78 3,09 (%) 2) (0,55) (4,74) (-2,63) (5,24) (11,29) Peternakan 6,10 6,33 6,58 6,87 7,16 (%) 2) (3,56) (3,87) (3,85) (4,39) (4,28) Pertanian Sempit 4,08 4,43 4,62 4,81 5,36 (%) 2) (4,88) (8,70) (4,31) (4,10) (11,41) Sumber : BPS, diolah Keterangan : 1) Pendapatan per kapita dihitung dengan membagi PDB harga konstan 2000 tahun bersangkutan dengan jumlah petani pada masing-masing sub sektor. Penentuan jumlah petani sebagai pembagi PDB, dihitung dari perkalian proyeksi angkatan kerja per sub sektor (Proyeksi Pusdatin) dengan proporsi angkatan kerja (BPS, Proyeksi Penduduk 2010-2035) 2) Angka dalam kurung menunjukkan perkembangan dari tahun sebelumnya. 3) Pendapatan per kapita dihitung dari PDB tahun 2014 dari BPS sampai dengan Triwulan III 9

Perkiraan Pendapatan Petani 2015-2019 Berdasarkan Sensus Pertanian (SP) tahun 2013, rata-rata pendapatan rumahtangga sebesar Rp.26,56 juta per tahun. Dengan asumsi rata-rata jumlah anggota rumahtangga pertanian 4,5 orang per rumahtangga (hasil survey rumahtangga tahun 2012), maka rata-rata pendapatan per kapita pertanian tahun 2013 sebesar Rp. 5,90 juta per tahun. Data 2013 ini disambungkan dengan data pendapatan perkapita tahun-tahun sebelumnya yang telah ada untuk melakukan proyeksi dengan metoda eksponential smoothing. Pendapatan perkapita petani juga diproksi dari PDB Pertanian/TK pertanian Tabel 9. Perkiraan Pendapatan perkapita petani 2015-2019 (Rp. Juta/tahun) Tahun PDB/TK pertanian Pendap/kapita 2015 7.73 6.46 2016 7.96 6.73 2017 8.19 7.00 2018 8.42 7.28 2019 8.65 7.55 2.5. Dinamika dan Proyeksi Produksi Beberapa Komoditas Pertanian Dinamika Produksi komoditas Pertanian 1970-2013 Dinamika Produksi Komoditas Pertanian (1970-2013, kecuali daging unggas:1985-2013) ditampilkan pada grafik di bawah ini. Khusus daging, dipisahkan menjadi daging unggas (ayam, bebek), dan daging sapi-kerbau. Produksi Padi 1970-2013 (Ton) Produksi Jagung, 1970-2013 (Ton) 80,000,000 20,000,000 70,000,000 60,000,000 50,000,000 16,000,000 12,000,000 40,000,000 30,000,000 20,000,000 10,000,000 70 75 80 85 90 95 00 05 10 8,000,000 4,000,000 0 70 75 80 85 90 95 00 05 10 10

Produksi Tebu, 1970-2013 (Gula Kristal Putih, Ton) 6,000,000 Produksi GKP, GKR dan Total, 2003-2013 (Ton) 2,800,000 5,000,000 2,400,000 4,000,000 2,000,000 1,600,000 1,200,000 800,000 70 75 80 85 90 95 00 05 10 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 GKP GKR TOTAL 600,000 550,000 500,000 450,000 400,000 350,000 Produksi Daging Sapi Kerbau, 1970-2013 (Ton) 2,000,000 1,600,000 1,200,000 800,000 Produksi Telur, 1970-2013 (Ton) 300,000 250,000 400,000 200,000 70 75 80 85 90 95 00 05 10 0 70 75 80 85 90 95 00 05 10 2,000,000 Produksi Daging Unggas, 1985-2013 (Ton) 1,800,000 Produksi Cabai Merah, 1970-2013 (Ton) 1,600,000 1,600,000 1,200,000 800,000 400,000 0 1985 1990 1995 2000 2005 2010 1,400,000 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 0 70 75 80 85 90 95 00 05 10 11

1,200,000 Produksi Bawang Merah, 1970-2013 (Ton) 2,400,000 Produksi Mangga, 1970-2013 (Ton) 1,000,000 2,000,000 800,000 1,600,000 600,000 1,200,000 400,000 800,000 200,000 400,000 0 70 75 80 85 90 95 00 05 10 0 70 75 80 85 90 95 00 05 10 Produksi Jeruk. 1970-2013 (Ton) Produksi kelapa sawit, 1970-2013 (Ton) 3,000,000 25,000,000 2,500,000 2,000,000 20,000,000 15,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 10,000,000 5,000,000 0 70 75 80 85 90 95 00 05 10 0 70 75 80 85 90 95 00 05 10 Produksi Karet, 1970-2013 (Ton) 3,500,000 3,000,000 2,500,000 2,000,000 1,500,000 1,000,000 500,000 70 75 80 85 90 95 00 05 10 Produksi Kopi, 1970-2013 (Ton) 800,000 700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 70 75 80 85 90 95 00 05 10 Produksi Kakao, 1970-2013 (Ton) 1,000,000 800,000 600,000 400,000 200,000 0 70 75 80 85 90 95 00 05 10 12

Proyeksi Produksi dan Kebutuhan Beberapa Komoditas Pertanian Untuk proyeksi produksi komoditas padi, jagung, kedelai, tebu/gula, daging sapi dan kerbau, telur berdasarkan data tahun 1970-2013, sementara untuk daging unggas berdasarkan data tahun 1983-2013 (Lampiran 1). Pendugaan produksi dengan metode regresi, produksi (dalam bentuk ln) fungsi dari tahun, dengan spesifikasi persamaan: Produksi = at +bt 2 + ct 3 Dipilih model dengan variable T yang berpengaruh nyata. Koefisien pendugaan fungsi produksi ditampilkan pada Lampiran 5. Berdasarkan koefisien tersebut dilakukan perkiraan produksi sampai dengan tahun 2019. Untuk komoditas padi, jagung, kedelai, perkiraan produksi berdasarkan data ARAM I 2014, sementara untuk komoditas lain menggunakan basis data tahun 2013. 2.6. Dinamika dan Proyeksi Permintaan Dinamika Permintaan Beberapa Komoditas Pertanian Utama 2009-2013 Permintaan/kebutuhan didekati dengan apparent consumption = Produksi + Impor Ekspor. Perkiraan kebutuhan menggunakan data moving average 3 tahun dari periode 1996-2013, proyeksi dengan metode exponential smoothing. Dinamika produksi, impor, ekspor disajikan pada Lampiran 2-4 sedangkan apparent consumption komoditas pertanian 2009-2013 ditampilkan pada Tabel 10. Tabel 10. Apparent Consumption Beberapa Komoditas Pertanian, 2009-2013 (Ton) No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 I Komoditas Tanaman Pangan 1 Padi 63,322,524 66,389,747 66,080,154 69,325,218 71,649,896 2 Jagung 16,822,851 20,069,933 20,921,290 20,763,814 21,744,945 3 Kedelai 2,183,511 2,671,042 2,968,059 2,874,555 2,606,950 II Komoditas Ternak 1 Daging Unggas 1,430,527 1,565,685 1,693,034 1,764,169 1,870,189 2 Daging Sapi-Kerbau 443,908 562,866 585,686 585,287 633,954 3 Telur 1,306,871 1,366,203 1,456,256 1,603,418 1,698,501 4 Susu 958,825 1,057,814 1,149,296 1,154,885 1,202,833 III Komoditas Perkebunan 1 a. Gula Kristal Putih 2,530,372 2,737,010 2,346,269 2,662,256 2,573,455 b. GulaTotal 4,479,629 4,837,507 4,252,300 5,126,893 5,457,566 2 CPO 9,498,023 12,562,460 14,697,487 16,276,491 17,920,724 3 Karet 642,752 658,143 708,713 625,965 502,830 13

No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 4 Kakao 296,713 332,481 345,659 601,609 587,914 5 Kopi 189,023 273,081 310,262 271,735 147,821 IV Komoditas Hortikultura 1 Bawang merah 1,019,672 1,118,970 1,039,799 1,067,327 1,049,752 2 Cabai 1,378,888 1,329,210 1,489,132 1,659,292 1,603,610 3 Mangga 2,242,646 1,287,418 2,130,642 2,376,085 2,057,639 4 Jeruk 2,045,417 1,969,114 1,754,953 1,534,151 1,325,631 Proyeksi Permintaan 2015-2019 Berdasarkan metodologi di atas, maka perkiraan produksi dan kebutuhan ditampilkan pada Tabel 11-14 di bawah ini. Tabel 11. Perkiraan Produksi dan Kebutuhan Komoditas Tanaman Pangan, 2015-2019 Uraian Perkiraan (000 Ton) 2015 2016 2017 2018 2019 Padi Produksi 71,950.0 74,224.6 76,718.2 79,457.5 82,472.1 Kebutuhan 73,793.1 75,252.6 76,680.9 78,535.4 80,209.9 Neraca (1,843.1) (1,028.0) 37.4 922.0 2,262.2 Jagung Produksi 19,424.8 20,342.0 21,302.6 22,308.5 23,362.0 Kebutuhan 22,983.4 23,651.6 24,541.5 24,993.6 25,750.4 Neraca (3,558.7) (3,309.6) (3,238.9) (2,685.1) (2,388.5) Kedelai Produksi 826,409 762,106 833,688 762,725 695,016 Kebutuhan 3,391.9 3,409.4 3,346.1 3,441.9 3,667.0 Neraca (2,696.6) (2,768.2) (2,644.6) (2,800.2) (3,082.2) Tabel 12. Perkiraan Produksi dan Kebutuhan Komoditas Ternak Uraian Perkiraan (000 Ton) 2015 2016 2017 2018 2019 Daging unggas Produksi 2,237.5 2,474.8 2,758.8 3,100.7 3,515.5 Kebutuhan 1,865.9 1,938.5 2,034.1 2,039.3 2,058.6 Neraca 371.7 536.4 724.6 1,061.5 1,456.9 Daging sapi kerbau Produksi 617.3 634.0 651.5 669.6 688.6 Kebutuhan 654.0 669.2 683.5 696.6 716.3 Neraca (36.7) (35.1) (32.0) (27.0) (27.7) 14

Uraian Perkiraan (000 Ton) 2015 2016 2017 2018 2019 Telur Produksi 1,978.7 2,150.9 2,349.4 2,579.0 2,846.2 Kebutuhan 1,693.3 1,759.8 1,842.0 1,859.5 1,877.0 Neraca 285.4 391.1 507.3 719.6 969.2 Susu Produksi 1,069.4 1,117.6 1,169.1 1,224.6 1,284.4 Kebutuhan 1,329.9 1,374.1 1,414.2 1,452.4 1,508.6 Neraca (294.6) (308.1) (269.3) (243.1) (285.9) Tabel 13. Perkiraan Produksi dan Kebutuhan Komoditas Hortikultura Uraian Perkiraan (000 Ton) 2015 2016 2017 2018 2019 Bawang Merah Produksi 1,001.4 1,021.7 1,041.3 1,059.9 1,077.7 Kebutuhan 1,153.4 1,175.6 1,206.5 1,253.4 1,263.5 Neraca (152.0) (153.8) (165.3) (193.5) (185.8) Cabai merah - - - - - Produksi 1,764.4 1,850.6 1,941.0 2,035.9 2,135.3 Kebutuhan 1,749.5 1,850.8 1,912.5 1,971.1 2,002.8 Neraca 15.0 (0.2) 28.6 64.7 132.5 Mangga Produksi 2,180.5 2,226.4 2,260.3 2,280.8 2,286.8 Kebutuhan 2,265.0 2,344.0 2,526.7 2,589.8 2,540.1 Neraca (15.7) (206.6) (402.4) (314.0) (386.3) Jeruk Produksi 1,347.0 1,366.7 1,386.8 1,407.1 1,427.8 Kebutuhan 859.7 649.5 522.5 322.3 114.1 Neraca 268.3 89.1 313.0 549.7 707.6 Tabel 14. Perkiraan Produksi dan Kebutuhan Komoditas Perkebunan Uraian Perkiraan (000 Ton) 2015 2016 2017 2018 2019 Tebu Produksi (GKP) 2,807.3 2,966.6 3,151.0 3,365.1 3,613.8 Kebutuhan: GKP 2,579.9 2,440.0 2,637.0 2,423.5 2,335.3 Total 6,708.5 6,527.6 7,171.1 7,046.4 7,263.5 Neraca: GKP 227.4 526.6 514.0 941.6 1,278.5 Total (3,901.1) (3,561.0) (4,020.0) (3,681.4) (3,649.7) 15

Uraian Perkiraan (000 Ton) 2015 2016 2017 2018 2019 Kelapa Sawit Produksi 27,936.1 29,702.3 31,453.6 33,169.7 34,828.6 Kebutuhan 18,894.6 20,325.8 21,311.6 21,778.0 22,433.5 Neraca 9,041.5 9,376.5 10,142.1 11,391.7 12,395.1 Karet Produksi 3,523.4 3,713.1 3,916.1 4,133.6 4,366.7 Kebutuhan 546.1 499.8 487.1 463.0 436.6 Neraca 2,977.2 3,213.3 3,429.0 3,670.6 3,930.1 Kopi Produksi 679.3 684.8 689.6 693.6 696.9 Kebutuhan 219.3 226.8 209.9 199.7 184.3 Neraca 460.0 458.0 479.7 493.9 512.6 Kakao Produksi 708.3 591.9 481.1 379.8 290.6 Kebutuhan 575.6 637.7 822.8 742.7 760.1 Neraca 132.7 (45.8) (341.6) (362.9) (469.4) Sasaran Produksi Beberapa Komoditas Pertanian Penetapan sasaran produksi beberapa komoditas pertanian didasarkan pada arah kebijakan ke depan, antara lain: business as usual (seperti tahun sebelumnya), swasembada, pengurangan impor dan atau peningkatan ekspor sesuai dengan neraca komoditas masing-masing, ditampilkan pada Tabel 15-30. Tabel 15. Sasaran Produksi Padi 2015-2019 Tahun Perkiraan Sasaran produksi Padi Produksi Kebutuhan Business as usual Swasembada (Produksi=Kebutuhan) 2015 71,950 73,793 71,950 73,793 2016 74,225 75,253 74,225 75,253 2017 76,718 76,681 76,718 76,681 2018 79,457 78,535 79,457 78,535 2019 82,472 80,210 82,472 80,210 Tabel 16. Sasaran Produksi Jagung 2015-2019 Perkiraan Sasaran produksi Jagung Tahun Business as Swasembada Swasembada 90% Produksi Kebutuhan usual' (produksi=kebutuhan) (produksi=90 % Kebutuhan) 2015 19,425 22,983 19,425 22,983 20,685.08 2016 20,342 23,652 20,342 23,652 21,286.46 2017 21,303 24,541 21,303 24,541 22,087.34 2018 22,309 24,994 22,309 24,994 22,494.27 2019 23,362 25,750 23,362 25,750 23,175.38 16

Tabel 17. Sasaran Produksi Kedelai 2015-2019 Perkiraan Sasaran produksi Kedelai Tahun Business Swasembada 50% Swasembada 60% Produksi Kebutuhan as usual (produksi= 50% Kebutuhan) (produksi=60% Kebutuhan) 2015 695 3,392 695 1,696 2,035.14 2016 641 3,409 641 1,705 2,045.65 2017 701 3,346 701 1,673 2,007.63 2018 642 3,442 642 1,721 2,065.16 2019 585 3,667 585 1,834 2,200.20 Tabel 18. Sasaran Produksi Daging Unggas 2015-2019 Tahun Perkiraan Sasaran produksi Daging Unggas Produksi Kebutuhan Business as usual' 2015 2,238 1,866 2,237.53 2016 2,475 1,938 2,474.84 2017 2,759 2,034 2,758.76 2018 3,101 2,039 3,100.74 2019 3,516 2,059 3,515.52 Tabel 19. Sasaran Produksi Daging Sapi Kerbau 2015-2019 Tahun Perkiraan Sasaran produksi Daging Sapi Kerbau Produksi Kebutuhan Business as usual' Swasembada (produksi = Kebutuhan) 2015 617.31 654.02 617.31 654.02 2016 634.03 669.16 634.03 669.16 2017 651.46 683.46 651.46 683.46 2018 669.63 696.61 669.63 696.61 2019 688.57 716.29 688.57 716.29 Tabel 20. Sasaran Produksi Telur 2015-2019 Tahun Perkiraan Sasaran produksi Telur Produksi Kebutuhan Business as usual' 2015 1,979 1,693 1,979 2016 2,151 1,760 2,151 2017 2,349 1,842 2,349 2018 2,579 1,859 2,579 2019 2,846 1,877 2,846 Tabel 21. Sasaran Produksi Susu 2015-2019 Perkiraan Sasaran produksi Susu Tahun Business as Swasembada (produksi= Swasembada 90% Produksi Kebutuhan usual' Kebutuhan) (produksi= 90%Kebutuhan) 2015 1,069 1,330 1,069 1,330 1,197 2016 1,118 1,374 1,118 1,374 1,237 2017 1,169 1,414 1,169 1,414 1,273 2018 1,225 1,452 1,225 1,452 1,307 2019 1,284 1,509 1,284 1,509 1,358 17

Tabel 22. Sasaran Produksi Bawang Merah 2015-2019 Perkiraan Sasaran produksi Bawang Merah Tahun Business as Swasembada (produksi= Swasembada 90% Produksi Kebutuhan usual' Kebutuhan) (produksi= 90%Kebutuhan) 2015 1,001 1,153 1,001 1,153 1,038 2016 1,022 1,176 1,022 1,176 1,058 2017 1,041 1,207 1,041 1,207 1,086 2018 1,060 1,253 1,060 1,253 1,128 2019 1,078 1,264 1,078 1,264 1,137 Tabel 23. Sasaran Produksi Cabai Merah 2015-2019 Tahun Perkiraan Sasaran produksi Cabai Merah Produksi Kebutuhan Business as usual' Swasembada (produksi= Kebutuhan) 2015 1,764 1,749 1,764 1,749 2016 1,851 1,851 1,851 1,851 2017 1,941 1,912 1,941 1,912 2018 2,036 1,971 2,036 1,971 2019 2,135 2,003 2,135 2,003 Tabel 24. Sasaran Produksi Mangga 2015-2019 Tahun Produksi Perkiraan Kebutuhan Business as usual' Sasaran produksi Mangga Swasembada (produksi= Kebutuhan) Peningkatan Ekspor 10% (produksi= 110% Perkiraan Produksi) 2015 2,180 2,265 2,180 2,265 2,399 2016 2,226 2,344 2,226 2,344 2,449 2017 2,260 2,527 2,260 2,527 2,486 2018 2,281 2,590 2,281 2,590 2,509 2019 2,287 2,540 2,287 2,540 2,515 Tabel 25. Sasaran Produksi Jeruk 2015-2019 Perkiraan Sasaran produksi Jeruk Tahun Swasembada Peningkatan Ekspor Peningkatan Ekspor 20% Business Produksi Kebutuhan (produksi= 10% (produksi= 110% (produksi= 120% as usual' Kebutuhan) Perkiraan Produksi) Perkiraan Produksi) 2015 1,347 860 1,347 860 1,482 1,616 2016 1,367 650 1,367 650 1,503 1,640 2017 1,387 523 1,387 523 1,525 1,664 2018 1,407 322 1,407 322 1,548 1,689 2019 1,428 114 1,428 114 1,571 1,713 Tabel 26. Sasaran Produksi Tebu 2015-2019 Perkiraan Sasaran produksi Tebu Swasembada Swasembada Swasembada Tahun Gula Nasional Gula Nasional Gula Nasional Kebutuhan Kebutuhan Business Produksi (produksi= 70 %(produksi= 50 % (produksi= GKP Total as usual Kebutuhan 70 % Kebutuhan 50 % Kebutuhan Total) Total) Total) 2015 2,807 2,580 6,708 2,807 6,708 4,696 3,354.24 2016 2,967 2,440 6,528 2,967 6,528 4,569 3,263.78 2017 3,151 2,637 7,171 3,151 7,171 5,020 3,585.53 2018 3,365 2,423 7,046 3,365 7,046 4,932 3,523.21 2019 3,614 2,335 7,263 3,614 7,263 5,084 3,631.75 18

Tabel 27. Sasaran Produksi Kelapa Sawit 2015-2019 Tahun Produksi Perkiraan Kebutuhan Business as usual Sasaran produksi Kelapa Sawit Peningkatan Ekspor 10% (produksi= 110% Perkiraan Produksi) Peningkatan Ekspor 20% (produksi= 120% Perkiraan Produksi) 2015 27,936 18,895 27,936 30,730 33,523 2016 29,702 20,326 29,702 32,673 35,643 2017 31,454 21,312 31,454 34,599 37,744 2018 33,170 21,778 33,170 36,487 39,804 2019 34,829 22,434 34,829 38,311 41,794 Tabel 28. Sasaran Produksi Karet 2015-2019 Tahun Produksi Perkiraan Kebutuhan Business as usual' Sasaran produksi Karet Peningkatan Ekspor 10% (produksi= 110% Perkiraan Produksi) Peningkatan Ekspor 20% (produksi= 120% Perkiraan Produksi) 2015 3,523 546 3,523 3,876 4,228 2016 3,713 500 3,713 4,084 4,456 2017 3,916 487 3,916 4,308 4,699 2018 4,134 463 4,134 4,547 4,960 2019 4,367 437 4,367 4,803 5,240 Tabel 29. Sasaran Produksi Kopi 2015-2019 Tahun Produksi Perkiraan Kebutuhan Business as usual' Sasaran produksi Kopi Peningkatan Ekspor 10% (produksi= 110% Perkiraan Produksi) Peningkatan Ekspor 20% (produksi= 120% Perkiraan Produksi) 2015 679 219 679 747 815 2016 685 227 685 753 822 2017 690 210 690 759 828 2018 694 200 694 763 832 2019 697 184 697 767 836 Tabel 30. Sasaran Produksi Kakao 2015-2019 Tahun Produksi Perkiraan Kebutuhan Business as usual' Sasaran produksi Kakao Swasembada Swasembada 90% (produksi= (produksi= Kebutuhan) 90%Kebutuhan) Swasembada 70% (produksi= 70%Kebutuhan) 2015 708.31 575.61 708.31 575.61 518.05 402.93 2016 591.93 637.72 591.93 637.72 573.95 446.40 2017 481.15 822.75 481.15 822.75 740.48 575.93 2018 379.80 742.70 379.80 742.70 668.43 519.89 2019 290.65 760.07 290.65 760.07 684.06 532.05 19

III. PENUTUP Untuk penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pertanian (Kemtan) 2015-2019 diperlukan penetapan target-target yang ingin dicapai oleh Kemtan pada periode lima tahun yang akan datang, terkait dengan indikator makro dan produksi komoditas pertanian. Hasil analisis kajian ini berupa angkaangka proyeksi indikator makro pertanian yang meliputi : 1. Dinamika dan proyeksi PDB Pertanian menurut subsektor 2. Dinamika dan proyeksi Neraca Perdagangan Pertanian menurut subsektor 3. Dinamika dan proyeksi Investasi Pertanian menurut subsektor 4. Dinamika dan proyeksi Pendapatan Petani menurut subsektor 5. Dinamika dan proyeksi Produksi Beberapa Komoditas Utama Pertanian menurut subsektor 6. Dinamika dan proyeksi Produksi dan kebutuhan beberapa Komoditas Utama Pertanian menurut subsektor Penetapan angka sasaran baik indikator makro maupun produksi komoditas menurut subsektor oleh Kemtan setiap periode lima tahun ke depan hendaknya didasarkan pada realisasi historis data periode sebelumnya dan dengan memperhitungkan target-target capaian program Kemtan terkait dengan peningkatan produksi dan yang terkait dengan indikator makro pertanian lainnya. 20

LAMPIRAN 21

Lampiran 1. Produksi Beberapa Komoditas Pertanian, 1970-2013 (Ton) Tahun Padi Jagung Kedele Daging Unggas Daging Sapi Kerbau 1970 18,693,649 2,825,215 497,883 216,500 58,600 29,300 1971 20,483,687 2,606,494 515,644 229,300 68,400 35,800 1972 19,393,933 2,254,382 518,229 253,200 77,500 37,700 1973 21,490,578 3,689,802 541,040 262,200 81,400 35,000 1974 22,476,073 3,010,781 589,239 275,100 98,100 56,900 1975 22,339,455 2,902,887 589,831 289,700 112,200 51,100 1976 23,300,939 2,572,139 521,777 290,100 115,600 58,000 1977 23,347,132 3,142,654 522,821 290,000 131,400 60,700 1978 25,771,570 4,029,201 616,599 289,600 151,000 62,300 1979 26,282,663 3,605,535 679,825 278,100 164,500 72,200 1980 29,651,905 3,990,939 652,762 281,590 262,600 78,400 1981 32,774,176 4,509,302 703,811 284,980 275,000 85,800 1982 33,583,677 3,234,825 521,394 296,637 297,000 117,600 1983 35,303,106 5,086,875 536,103 257,420 253,660 316,000 174,600 1984 38,136,446 5,287,825 769,384 279,680 299,460 355,300 179,000 1985 39,032,945 4,329,503 869,718 318,150 276,000 369,900 191,900 1986 39,726,761 5,920,374 1,226,727 343,300 277,200 437,200 220,200 1987 40,078,195 5,155,680 1,160,963 376,540 291,530 451,500 234,900 1988 41,676,170 6,651,917 1,270,418 395,090 279,810 443,100 264,900 1989 44,725,582 6,192,512 1,315,113 432,430 295,880 456,150 338,200 1990 45,178,751 6,734,028 1,487,433 498,170 303,510 484,000 345,600 1991 44,688,247 6,255,906 1,555,453 573,010 309,720 510,370 360,200 1992 48,240,009 7,995,459 1,869,713 635,300 342,010 572,290 367,180 1993 48,181,087 6,459,737 1,708,528 684,812 396,217 572,880 387,520 1994 46,641,524 6,868,885 1,564,847 819,884 383,599 688,118 426,677 1995 49,744,140 8,245,902 1,680,007 874,732 358,178 735,557 433,402 1996 51,101,506 9,307,423 1,517,181 946,217 394,487 779,254 441,122 1997 49,377,054 8,770,851 1,356,891 898,157 399,616 764,474 423,623 1998 49,236,692 10,169,488 1,305,640 620,082 386,544 529,178 375,346 1999 50,866,387 9,204,036 1,382,848 621,680 356,874 640,072 435,998 2000 51,898,852 9,676,899 1,017,634 817,750 385,795 786,313 495,647 2001 50,460,782 9,347,192 826,932 923,508 382,329 850,317 479,947 2002 51,489,694 9,585,277 673,056 1,104,821 372,589 945,752 493,375 2003 52,137,604 10,886,442 671,600 1,139,023 410,350 973,588 553,442 2004 54,088,468 11,225,243 723,483 1,213,105 487,810 1,107,411 549,945 2005 54,151,097 12,523,894 808,353 1,147,075 396,759 1,051,529 535,960 2006 54,454,937 11,609,463 747,611 1,284,675 439,729 1,204,421 616,548 2007 57,157,435 13,287,527 592,534 1,339,838 381,235 1,382,143 567,682 2008 60,325,925 16,317,252 775,710 1,380,536 431,543 1,323,606 646,953 2009 60,931,912 17,629,748 974,512 1,430,327 443,955 1,293,722 881,842 2010 66,469,394 18,327,636 907,031 1,565,685 472,364 1,366,201 909,533 2011 65,756,904 17,643,250 851,286 1,693,034 520,664 1,456,257 974,694 2012 68,594,067 18,945,124 779,741 1,764,065 545,870 1,602,007 959,732 2013 70,867,000 18,510,000 808,000 1,868,881 585,873 1,696,764 981,586 Sumber: Pusdatin Telur Susu 22

Lampiran 1. Produksi Beberapa Komoditas Pertanian, 1970-2013 (Ton)..lanjutan Tahun Bawang Merah Cabai Mangga Jeruk Tebu Kelapa Sawit Karet Kakao Kopi 1970 206,151 304,078 434,607 107,432 872,446 216,827 802,146 1,738 185,091 1971 128,537 284,966 279,481 128,862 1,048,525 249,957 780,946 2,009 180,916 1972 199,324 290,684 365,984 147,639 1,100,577 269,464 800,090 1,801 178,735 1973 173,829 302,135 333,699 170,925 914,859 289,677 844,255 1,813 150,163 1974 176,140 323,801 429,872 165,587 1,234,726 347,676 816,482 3,191 149,811 1975 136,045 251,976 266,728 168,436 1,241,656 397,253 789,847 3,921 170,372 1976 186,559 194,588 225,931 152,702 1,318,374 431,006 856,548 3,909 193,377 1977 171,162 214,810 344,850 210,210 1,360,373 457,607 853,978 4,816 193,966 1978 201,376 215,594 163,988 220,125 1,496,968 501,284 884,982 5,496 222,689 1979 218,588 220,082 333,188 188,021 1,186,390 641,240 963,939 8,632 273,675 1980 217,723 207,551 325,225 311,014 1,259,950 721,172 1,020,000 10,284 294,973 1981 176,031 211,618 308,601 465,729 1,230,120 800,060 963,238 13,137 314,899 1982 159,379 175,092 423,139 341,764 1,626,802 886,820 899,214 17,260 281,251 1983 283,819 295,760 447,900 493,047 1,619,538 982,987 1,006,980 19,640 305,648 1984 295,079 313,685 442,244 538,527 1,810,373 1,147,190 1,032,598 26,502 315,489 1985 361,058 341,564 416,444 485,236 1,898,809 1,243,430 1,054,966 33,798 311,398 1986 382,117 438,699 415,041 574,322 2,014,574 1,350,729 1,113,133 34,327 356,822 1987 412,522 436,189 515,949 557,345 2,175,874 1,506,055 1,130,351 50,199 388,669 1988 379,380 448,722 531,968 444,967 2,004,051 1,713,335 1,173,298 79,335 391,095 1989 399,488 489,503 445,042 268,591 2,108,348 1,964,954 1,209,037 110,509 401,048 1990 495,183 569,604 508,889 253,661 2,119,585 2,412,612 1,275,295 142,347 412,767 1991 509,013 627,169 640,457 353,011 2,252,667 2,657,600 1,328,172 174,899 428,305 1992 528,311 703,799 484,782 395,734 2,306,484 3,266,250 1,398,378 207,147 436,930 1993 561,267 772,715 460,357 260,341 2,329,811 3,421,449 1,475,438 258,059 438,868 1994 636,864 724,445 668,048 393,427 2,453,881 4,008,062 1,499,424 269,981 450,191 1995 592,548 1,589,978 888,960 1,004,632 2,077,251 4,479,670 1,573,303 304,866 457,801 1996 768,567 1,043,792 782,937 730,860 2,036,921 4,898,658 1,574,026 373,999 421,751 1997 605,736 801,832 1,087,692 696,422 2,191,986 5,380,447 1,552,585 330,219 384,042 1998 599,304 848,524 600,059 490,937 1,488,269 5,640,154 1,718,834 448,927 512,165 1999 938,293 1,007,726 827,066 449,552 1,493,933 6,455,590 1,604,359 367,475 524,687 2000 772,818 279,668 876,027 644,052 1,690,004 7,000,507 1,501,428 421,142 554,574 2001 861,150 580,464 923,294 691,433 1,725,467 8,396,472 1,607,461 536,804 569,234 2002 766,572 635,089 1,402,906 968,132 1,755,354 9,622,344 1,630,359 619,192 682,019 2003 762,795 1,066,722 1,526,474 1,441,680 1,631,918 10,440,834 1,792,348 695,361 663,571 2004 757,399 1,100,514 1,437,665 1,994,760 2,051,644 10,830,389 2,065,817 691,704 647,385 2005 732,610 1,110,768 1,412,884 2,150,219 2,241,782 11,861,615 2,270,891 748,827 640,365 2006 794,931 1,187,984 1,621,997 2,479,852 2,307,027 17,350,848 2,637,231 769,386 682,158 2007 802,810 1,134,181 1,818,619 2,551,635 2,623,786 17,664,725 2,755,172 740,006 676,475 2008 853,615 1,287,001 2,105,085 2,391,011 2,668,428 17,539,788 2,751,286 803,593 698,016 2009 965,164 1,378,727 2,243,440 2,025,840 2,517,374 19,324,293 2,440,347 809,583 682,591 2010 1,048,934 1,328,864 1,287,287 1,937,773 2,290,116 21,958,119 2,734,854 837,918 686,921 2011 893,124 1,483,079 2,131,139 1,721,880 2,228,140 23,096,541 2,990,184 712,231 638,647 2012 964,195 1,656,615 2,376,333 1,498,394 2,601,258 23,521,071 3,040,376 936,266 657,138 2013 958,595 1,603,886 2,058,6 09 1,308,303 2,551,024 24,431,640 3,180,297 938,844 666,046 Sumber: Pusdatin 23

Lampiran 2. Produksi Beberapa Komoditas Pertanian, 2009-2013 (Ton) No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 I Komoditas Tanaman Pangan 1 Padi 60,931,912 65,980,670 65,756,904 68,594,067 70,867,000 2 Jagung 16,478,239 18,327,636 17,643,250 18,945,124 18,510,000 3 Kedelai 850,226 907,031 851,286 779,741 808,000 II Komoditas Ternak 1 Daging Unggas 1,430,327 1,565,685 1,693,034 1,764,065 1,868,881 2 Daging Sapi-Kerbau 443955 472364 520664 545870 585873 3 Telur 1,306,867 1,366,201 1,456,257 1,602,007 1,696,764 4 Susu 827,249 909,533 974,694 959,732 981,586 III. Komoditas Perkebunan 1 Gula Kristal Putih 2,517,374 2,290,116 2,228,140 2,601,258 2,551,024 2 CPO 19,324,293 21,958,119 23,096,541 23,521,071 24,431,640 3 Karet 2,440,347 2,734,854 2,990,184 3,040,376 3,180,297 4 Kakao 809,583 837,918 712,231 936,266 938,844 5 Kopi 682,591 686,921 638,647 657,138 666,046 IV. Komoditas Hortikultura 1 Bawang merah 965,164 1,048,934 893,124 964,221 958,595 2 Cabai 1,378,727 1,328,864 1,483,079 1,656,615 1,603,886 3 Mangga 2,243,440 1,287,287 2,131,139 2,376,333 2,058,609 4 Jeruk 2,025,840 1,937,773 1,721,880 1,498,394 1,308,303 Lampiran 3. Volume Impor Beberapa Komoditas Pertanian, 2009-2013 (Ton) No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 I Komoditas Tanaman Pangan 1 Padi 2,396,261 410,427 325,025 732,970 787,791 2 Jagung 421,231 1,786,811 3,310,984 1,889,431 3,255,437 3 Kedelai 1,343,009 1,772,663 2,125,511 2,128,763 1,810,083 II Komoditas Ternak 1 Daging Unggas 200 0 0 105 1,308 2 Daging Sapi 13 90,506 65,022 39,419 48,085 3 Telur 12 8 0 1,417 1,738 4 Susu 173,305 186,234 207,386 233,566 221,247 III Komoditas Perkebunan 1 a. Gula Kristal Putih 13,000 446,894 118,129 60,998 22431 b. GulaTotal 2,561,945 3,032,422 2,568,457 2,914,510 3,444,801 2 CPO 24,273 48,511 24,984 7,940 73,816 3 Karet 269,717 344,005 356,910 30,028 24,527 4 Kakao 46,929 47,455 43,685 53,145 63,157 5 Kopi 14,400 19,755 18,108 63,187 15,800 IV Komoditas Hortikultura 1 Bawang merah 67,330 73,270 160,467 122,191 96,139 2 Cabai 905 1,850 7,501 3,222 294 3 Mangga 821 1,129 989 1,267 119 4 Jeruk 19,586 31,344 33,074 35,759 17,328 24

Lampiran 4. Volume Ekspor Beberapa Komoditas Pertanian, 2009-2013 (Ton) No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 I Komoditas Tanaman Pangan 1 Padi 5,649 1,350 1,775 1,819 4,896 2 Jagung 76,618 44,514 32,944 70,741 20,492 3 Kedelai 9,724 8,652 8,738 33,950 11,133 II Komoditas Ternak 1 Daging Unggas 0 0 0 1 1 2 Daging Sapi 60.4 4 0.296 2.258 3.242 3 Telur 8 6 1 6 0 4 Susu 41,729 37,953 32,784 38,413 0 III Komoditas Perkebunan 1 a. Gula Kristal Putih 1.74-0.05 - - b. GulaTotal 599,690 485,031 544,297 388,875 538,260 2 CPO 9,850,543 9,444,170 8,424,037 7,252,519 6,584,732 3 Karet 2,067,312 2,420,716 2,638,382 2,444,438 2,701,995 4 Kakao 559,799 552,892 410,257 387,803 414,087 5 Kopi 507,968 433,595 346,493 448,591 534,025 IV Komoditas Hortikultura 1 Bawang merah 12,822 3,234 13,792 19,085 4,982 2 Cabai 744 1,504 1,448 545 570 3 Mangga 1,616 998 1,486 1,515 1,089 4 Jeruk 8.95 2.92 1.00 1.83 0.57 25

Lampiran 5. Hasil Pengolahan Proyeksi Produksi Beberapa Komoditas Pertanian 1. Komoditas Tanaman Pangan: Padi, Jagung, Kedelai Dependent Variable: Padi Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.080540 0.006996 11.51147 0.0000 T2-0.002001 0.000359-5.573356 0.0000 T3 2.10E-05 5.25E-06 4.008027 0.0003 C 16.57176 0.036766 450.7310 0.0000 Adjusted R-squared 0.978570 Dependent Variable: Jagung Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.047221 0.001396 33.82596 0.0000 C 14.66457 0.036067 406.5894 0.0000 Adjusted R-squared 0.963750 Dependent Variable: Kedelai Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.093927 0.013003 7.223607 0.0000 T2-0.001827 0.000280-6.520603 0.0000 C 12.77339 0.126856 100.6919 0.0000 Adjusted R-squared 0.557124 26

2. Komoditas Gula : Gula Kristal Putih (GKP) dan Gula Kristal Rafinasi (GKR) Dependent Variable: TEBU (GKP) Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.100029 0.018233 5.486134 0.0000 T2-0.003591 0.000936-3.836960 0.0004 T3 4.44E-05 1.37E-05 3.247991 0.0024 C 13.54286 0.095815 141.3445 0.0000 Adjusted R-squared 0.766502 Dependent Variable: GKR Sample: 2003 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.982401 0.077446 12.68497 0.0000 C 11.75475 0.189703 61.96385 0.0000 Adjusted R-squared 0.941145 3. Komoditas Peternakan: Daging Unggas, Daging Sapi Kerbau, Telur dan Susu Dependent Variable: Daging Unggas Sample: 1983 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.151263 0.027235 5.554094 0.0000 T2-0.005520 0.001961-2.814749 0.0090 T3 9.52E-05 4.03E-05 2.361125 0.0257 C 12.25402 0.102250 119.8441 0.0000 Adjusted R-squared 0.952851 S.D. dependent var 0.577856 Dependent Variable: Daging Sapi-Kerbau Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.008191 0.004002 2.046840 0.0471 T2 0.000201 8.62E-05 2.335034 0.0245 C 12.41882 0.039040 318.1058 0.0000 Adjusted R-squared 0.879627 27

Dependent Variable: Telur Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.195527 0.014125 13.84300 0.0000 T2-0.004827 0.000725-6.658679 0.0000 T3 5.21E-05 1.06E-05 4.912505 0.0000 C 10.66988 0.074225 143.7511 0.0000 Adjusted R-squared 0.986211 Dependent Variable: Susu Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.184456 0.021209 8.697174 0.0000 T2-0.003471 0.001089-3.188308 0.0028 T3 2.82E-05 1.59E-05 1.772738 0.0839 C 9.922650 0.111452 89.03077 0.0000 Adjusted R-squared 0.974372 4. Komoditas Hortikultura: Cabai, Bawang Merah, Mangga dan Jeruk Dependent Variable: Cabai Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.048853 0.003953 12.36001 0.0000 C 12.11603 0.102118 118.6474 0.0000 Adjusted R-squared 0.779226 Dependent Variable: Bawang Merah Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.075764 0.009007 8.411513 0.0000 T2-0.000590 0.000194-3.037567 0.0041 C 11.66656 0.087874 132.7644 0.0000 Adjusted R-squared 0.921799 28

Dependent Variable: Mangga Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T -0.056219 0.026478-2.123227 0.0400 T2 0.004481 0.001359 3.297203 0.0021 T3-5.19E-05 1.99E-05-2.614402 0.0125 C 12.83733 0.139141 92.26112 0.0000 Adjusted R-squared 0.911747 Dependent Variable: Jeruk Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.065304 0.004568 14.29680 0.0000 C 11.70951 0.118013 99.22230 0.0000 Adjusted R-squared 0.825486 5. Komoditas Perkebunan: Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Kakao Dependent Variable: Kelapa Sawit Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.100262 0.007501 13.36621 0.0000 T2 0.001305 0.000385 3.388997 0.0016 T3-2.41E-05 5.63E-06-4.274315 0.0001 C 12.20376 0.039418 309.5955 0.0000 Adjusted R-squared 0.998375 Dependent Variable: Karet Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.013792 0.003406 4.049088 0.0002 T2 0.000426 7.34E-05 5.804074 0.0000 C 13.55237 0.033231 407.8189 0.0000 Adjusted R-squared 0.973790 29

Dependent Variable: Kopi Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.062106 0.005027 12.35442 0.0000 T2-0.000574 0.000108-5.299678 0.0000 C 11.85080 0.049044 241.6357 0.0000 Adjusted R-squared 0.954242 Dependent Variable: Kakao Sample: 1970 2013 Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. T 0.184850 0.023723 7.792137 0.0000 T2 0.003829 0.001218 3.145028 0.0031 T3-0.000107 1.78E-05-5.991671 0.0000 C 6.975878 0.124662 55.95835 0.0000 Adjusted R-squared 0.992462 30