BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II. Dasar Teori. 2.1 Konsep dan Dasar Definisi Konsep

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN TEORI. melangkah lebih jauh kebagian-bagian selanjutnya kita harus mengetahui terlebih

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN. Endang Sri Utami, S.E., M.Si., Ak., CA

BAB II LANDASAN TEORI. penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nurita (2009), dengan judul Evaluasi Prosedur Dan Sistem Pembelian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) Pengertian Usaha Kecil menurut pasal 1 Undang-Undang No.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Akuntansi Pengertian Sistem Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai dasar acuan pelaksanaan program-program penanggulangan

BAB II BAHAN RUJUKAN

DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR. Barang/ Jasa PERUSAHAAN. Kas / Utang

BAB II BAHAN RUJUKAN

KUESIONER I UNTUK VARIABEL INDEPENDEN "SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU" No. Pertanyaan SS S R TS STS 1

SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian internal adalah proses yang dilakukan oleh manajemen yang

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB III PEMBAHASAN Tinjauan Teori Pengertian Sistem dan Prosedur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkan peran penting di

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

SISTEM DAN PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAGANGAN PADA PT. STARS INTERNASIONAL DI JAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa

pengertian sistem pengendalian intern ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah suatu jaringan yang berhubungan dengan

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan maka dirancang sistem akuntansi pokok dan sistem akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mendesain sistem menurut Mulyadi (2001:51) adalah sebuah proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang berbeda beda. Hal ini tentunya akan memberikan hasil penelitian yang berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sistem dan Definisi Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

BAB II TINJAUN PUSTAKA. dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI PROSEDUR PEMBELIAN BARANG DAGANG PADA PT CLTM BANDAR LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).

Sistem Akuntansi Biaya

Transkripsi:

7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan untuk mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I. 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berbagian bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 2001 : 2). Menurut James A. Hall (2001 : 5) bahwa sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen komponen yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Nugroho Widjayanto (2001 : 2) menyatakan bahwa : Sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu input, proses, dan output. Input merupakan penggerak atau pemberi tenaga dimana sistem itu dioperasikan. Proses merupakan aktivitas yang merubah input menjadi output, sedangkan output merupakan hasil operasi. Pengertian menurut Marshall B. Romney, Paul John Steinbart (2006 : 2) adalah : Sistem adalah merupakan rangkaian dari dua atu lebih komponen komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Dari pengertian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sistem 7

8 adalah kumpulan komponen yang berinteraksi membentuk satu kesatuan dan keutuhan yang komplek didalam komplek tertentu untuk mencapai tujuan umum. Sesuatu dapat disebut sebagai sistem apabila memenuhi dua syarat, pertama adalah memiliki bagian bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Bagian bagian itu disebut subsistem atau ada yang menyebutkan sebagai prosedur. Agar sistem dapat berjalan dengan baik maka sub subsistem atau prosedur prosedur itu harus saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Syarat kedua bahwa adanya suatu sistem harus memiliki tiga unsur yaitu input, proses, dan uotput. Input merupakan penggerak atau pemberi tenaga pada saat sistem dioperasikan. Proses merupakan penggerak yang merubah input menjadi output, sedangkan output merupakan hasil operasi. 2.1.1 Sistem akuntansi Menurut Mulyadi (2001 : 3) mendefinisikan : Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk memudahkan pengelolaan perusahaan. Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan.

9 2.1.2 Tujuan Sistem Akuntansi Menurut Mulyadi (2001 : 19) tujuan dari penyusunan Sistem Akuntansi adalah : 1. Menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru. 2. Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasinya. 3. Memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat kenadalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan. Sistem akuntansi hendaknya diarahkan pada ketiga aspek diatas agar sistem berjalan dengan baik. 2.1.3 Konsep Dasar Pembelian Menurut Barry Render (2005 : 414) adalah : Pembelian berarti perolehan barang dan jasa. Tujuan pembelian adalah : 1. Membantu identifikasi produk dan jasa yang dapat diperoleh secara eksternal. 2. Mengembangkan, mengevaluasi, dan menentukan supplier, harga dan pengiriman yang terbaik bagi barang dan jasa tersebut. Sistem pembelian barang terkait dengan persediaan barang, karena setiap terjadi pembelian akan menambah jumlah persediaan barang di gudang. Pelaksanaan mekanismen sistem tidak selalu

10 sama, hal ini dipengaruhi dari jenis perusahaan dan bergerak dalam bidang tertentu. Beberapa yang harus diperhatikan dalam sistem pembelian, yaitu informasi yang diperlukan oleh perusahaan khusunya manajemen, dokumen dokumen yang digunakan, bagian yang terkait, jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pembelian serta sistem pengendalian internya. Jika suatu sistem pembelian dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah diterapkan, maka pelaksanaan kerja pada bagian yang terkait akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pengertian Sistem Akuntansi Pembelian (Mulyadi, 2001 : 299) Sistem akuntansi pembelian merupakan bagian dari sistem akuntansi yang dirancang dan digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh manajemen. Transaksi pembelian baik yang diselenggarakan dalam manual system maupun yang diselenggarakan dalam lingkungan pengolahan data elektronik dapat digolongkan menjadi dua yaitu : Pembelian lokal adalah pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan pembelian impor adalah pembelian dari pemasok luar negeri. Pelaksanaan mekanisme sistem pembelian di tiap tiap perusahaan berbeda dan tidak selalu sama, hal tersebut tergantung dari besar kecilnya perusahaan dan bentuk dari perusahaan. 2.2 Informasi yang diperlukan oleh manajemen Informasi keuangan dalam suatu perusahaan sangatlah penting dan dibutuhkan oleh berbagai pihak terutama oleh manajemen sebagai salah satu pihak intern perusahaan yang berkepentingan dalam hal tersebut guna mengambil

11 keputusan dan kebijakan untuk langkah yang selanjutnya. Untuk mengetahui kegiatan sistem pembelian tersebut, manajemen membutuhkan informasi seperti yang dikemukakan oleh Mulyadi (2001 : 303) yaitu : 1. Jenis persediaan yang telah mencapai titik pemesanan kembali (reorder point) 2. Order pembelian yang telah dikirim kepada pemasok 3. Order pembelian yang telah dipenuhi oleh pemasok 4. Total saldo utang dagang pada tanggal tertentu 5. Saldo utang dagang kepada pemasok tertentu 6. Tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan dari pembelian 2.3 Bagian yang terkait dengan sistem pembelian Dalam sistem akuntansi pembelian terdapat beberapa fungsi yang terkait dalam sistem pembelian tersebut. Menurut Mulyadi (2001 : 299) fungsi fungsi yang terkait tersebut adalah : 1. Bagian gudang Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembeliaan sesuai dengan posisi persediaan yang ada di gudang dan juga berfungsi untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. 2. Bagian pembelian Fungsi ini bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan supplier yang dipilih dalam pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada supplier yang telah dipilih.

12 3. Bagian penerimaan Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari supplier untuk mementukan barang dapat diterima atau tidak oleh perusahaan. 4. Bagian akuntansi Fungsi akuntansi yang terakit dalam transaksi pembelian adalah fungsi pencatat utang yang bertanggung jawab atas pencatatan transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan juga untuk menyelenggarakan arsip dokumen sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi catatan utang dan fungsi pencatat persediaan bertanggung jawab atas pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli ke dalam kartu persediaan. Dengan kata lain fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan utang dan pencatatan persediaan. 2.4 Dokumen Yang digunakan Transaksi perusahaan merupakan penggerak sistem akuntansi. Tanpa transaksi perusahaan, berart sistem akuntansi keuangan nantinya tidak memiliki input, dan berarti pula prosesing sistem tidak berjalan lancar. Setiap transaksi pasti memerlukan sebuah dokumen yang digunakan sebagai bukti riil. Saat ini, dokumen tidak hanya berbentuk kertas, melainkan juga berbentuk kertas (hard copy). Menurut Mulyadi (2001 : 303) Dokumen adalah obyek fisik dimana transaksi dimasukkan dan diikhtisarkan. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pembelian adalah sebagai berikut :

13 1. Surat Order Pembelian Dokumen ini merupakan formulir yang diisi oleh bagian gudang atau bagian pemakai barang untuk meminta bagian purchasing (pembelian) melakukan pembelian barang dengan jenis, jumlah, dan mutu seperti yang tersebut didalam surat tersebut. Surat pemesanan pembelian ini biasanya dibuat dua lembar untuk setiap permintaan, satu lembar untuk bagian purchasing, dan tembusannya untuk arisp bagian yang meminta barang. Lihat contoh surat permintaan pembelian pada gambar. 2. Surat Permintaan Penawaran Harga Dokumen ini digunakan untuk meminta penawaran harga bagi barang yang pengadaannya tidak bersifat berulang kali terjadi, yang menyangkut jumlah rupiah pembelian besar. 3. Surat Order Pembelian Dokumen ini digunakan untuk memesan barang kepada supplier yang telah dipilih. Dokumen ini terdiri dari berbagai tembusan dengan fungsi sebagai berikut: a) Surat Order Pembelian Dokumen ini merupakan lembar pertama surat order pembelian yang dikirimkan kepada supplier sebagai order resmi yang dikeluarkan oleh perusahaan.

14 b) Tembusan Pengakuan Oleh Supplier Tembusan surat order pembelian ini dikirmkan kepada supplier, dimintakan tanda tangan dari supplier dan dikirim kembali ke perusahaan sebagai bukti telah diterima dan disetujuinya order pembelian, serta kesanggupan supplier memenuhi janji pengiriman barang seperti tersebut dalam dokumen tersebut. c) Tembusan Bagian Unit Peminta Barang Tembusan ini dikirmkan kepada fungsi yang meminta pembelian bahwa barang yang diminatinya telah dipesan. d) Arsip Tanggal Penerimaan Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian menurut tanggal penerimaan barang yang diharapkan, sebagai dasar untuk mengadakan tindakan penyelidikan jika barang tidak datang pada waktu yang telah dipesan. e) Arsip Supplier Tembusan surat order pembelian ini disimpan oleh fungsi pembelian menurut nama supplier, sebagai dasar untuk mencari informasi mengenai supplier. f) Tembusan Fungsi Penerimaan Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke fungsi penerimaan sebagai otorisasi untuk menerima barang yang sejenis, spesifikasi, mutu, kuantitas, dan suppliernya seperti yang tercantum dalam dokumen tersebut. g) Tembusan Fungsi Akuntansi Tembusan surat order pembelian ini dikirim ke fungsi akuntansi sebagai salah satu dasar untuk mencatat kewajiban yang timbul dari transaksi pembelian.

15 4. Laporan Penerimaan Barang Dokumen ini dibuat oleh fungsi penerimaan untuk menunjukan bahwa barang yang telah diterima dari supplier telah memenuhi jenis, spesifikasi, mutu, dan kuantitas seperti yang tercantum dalam surat order pembelian. 5. Surat Perubahan Order Pembelian Dokumen ini kadangkala diperlukan untuk dilakukan perubahan terhadap isi surat order pembelian yang sebelumnya telah diterbitkan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan kuantitas, jadwal penyerahan barang, spesifikasi, penggantian (substitusi) atau hal lain yang bersangkutan dengan perubahan desain atau bisnis. 6. Bukti Kas Keluar Dokumen ini dibuat oleh fungsi akuntansi untuk dasar pencatatan transaksi pembelian. Dokumen ini juga berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas untuk pembayaran utang kepada supplier dan yang sekaligus berfungsi sebagai surat pemberitahuan kepada kreditur mengenai maksud pembayaran. 2.5 Catatan Akuntansi Yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan untuk pencatatan transaksi pembelian menurut Mulyadi (2001 : 38) adalah sebagai berikut : 1. Register Bukti Kas Keluar Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian jika pencatatan utang perusahaan menggunakan voucher payable procedure.

16 2. Jurnal Pembelian Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi pembelian jika pencatatan utang perusahaan menggunakan account payable procedure. 3. Kartu Utang Buku pembantu yang digunakan untuk mencatat utang kepada pemasok jika dalam pencatatan utang, perusahaan menggunakan account payable procedure. Jika pencatatan utang perusahaan menggunakan voucher payablre procedure sebagai catatan utangnya adalah arsip bukti kas keluar yang dibayar. 2.6 Bagan Alir Menurut Nugroho Widjayanto (2001 : 39) bahwa bagan alir adalah suatu diagram simbol yang menampilkan aliran data dan rangkaian tahapan operasi dalam suatu sistem. Jadi, bagan alir merupakan deskripsi berupa aliran data dan rangkaian dari sistem akuntansi.

17 Flowchart Bagian Kartu Bagian Bagian Penerimaan Bagian Utang Persediaan Gudang Mulai Dari Dari Bagian Dari Pemasok via Pemasok Pembelian 1 Bagian Pembelian 3 2 Dari bagian Menerima barang dari pemasok yang disertai dengan surat pengantar SOP 4 LPB 1 Faktur Bukti Kas 2 keluar Laporan Penerimaan SOP 3 Surat Memeriksa barang yang diterima Membanding kan faktur dan pemasok dgn SOP & LPB Kartu Kartu Membuat laporan penerimaan barang Membuat bukti kas keluar N SP Faktur SOP 3 LPB 1 Laporan 1 Penerimaan 2 3 N Bukti kas 1 SOP 4 3 2 Selesai 1 2 Dikirim ke Bagian Gudang bersamaan dengan barang 3 LPB = Laporan Penerimaan Barang Sumber : Mulyadi, Sistm Akuntansi (2001: 570) Gambar 2.1 Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli T Arsip bukti kas Keluar yang

18 Bagian Produksi Bagian Bagian Kartu Persediaan Jurnal Mulai 1 2 1 Membuat laporan produk dalam proses Laporan 1 Produk Bukti LPDP 1 Bukti 1 2 3 Menghitung harga pokok produk dlm proses N N Laporan Produk Kartu Harga LPDP 1 Pokok Produk Jurnal 1 Dikirim ke Bagaian Perencanaan dan Pengawasan Produksi Dikirim ke Bagaian Order Penjualan Membuat bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk dalam proses KHP Bukti LPDP 1 Membuat bukti memorial untuk Penyesuaian kembali Bukti Umum LPDP = Laporan produk dalam proses Sumber : Mulyadi, Sistem Akuntansi (2001: 568) Gambar 2.2 Sistem Pembelian Harga Pokok Persediaan 2 N 3 Selesai

19 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Harga Pokok Persediaan yang Dibeli Gambar 2.1 berikut ini melukiskan bagan alir dokumen prosedur pencatatan harga pokok persediaan pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli. Pada gambar 2.1 tersebut terlihat Bagian Utang membuat bukti kas keluar sebagai dokumen sumber pencatatan harga pokok persediaan yang dibeli berdasarkan dokumen pendukung: surat order pembelian yang diterima dari Bagian Pembelian, laporan penerimaan barang yang diterima dari Bagian Penerimaan, dan faktur dari pemasok yang diterima dari pemasok melalui Bagian Pembelian. Oleh Bagian Utang, bukti kas keluar dicatat di dalam register bukti kas keluar dengan jurnal: Persediaan xx Bukti Kas Keluar yang akan Dibayar xx Berdasarkan bukti kas keluar, Bagian Kartu Persediaan mencatat rincian persediaan yang dibeli didalam kartu persediaan yang bersangkutan. Bagian Gudang mencatat tambahan kuantitas persediaan yang dibeli di dalam kartu gudang berdasarkan laporn penerimaan barang yang diterima oleh Bagian Gudang dari Bagian Pengiriman. Bagan Alir Dokumen Sistem Pembelian Harga Pokok Persediaan Gambar 2.2 berikut ini melukiskan bagan alir dokumen prosedur pencatatan harga pokok produk dalam proses. Pada gambar 2.2 tersebut terlihat bagian kartu persediaan melakukan perhitungan harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir periode akuntansi berdasarkan data yang dikumpulkan dalam kartu harga pokok prosuk. Laporan produk dalam proses yang diterima oleh Bagian

20 Kartu Persediaan dari Bagian Produksi berisi informasi kuantitas produk dalam proses dan taksiran tingkat penyelesaian produk dalam proses yang ada di fungsi produksi pada akhir periode akuntansi. Data harga pokok persediaan produk dalam proses digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk membuat dua macam bukti memorial: (1) bukti memorial macam yang pertama digunakan untuk mencatat besarnya biaya overhead pabrik yang diperhitungkan ke dalam harga pokok produk dalam proses berdasrkan tarif yang ditentukan dimuka, dan (2) bukti memorial macam yang kedua digunakan untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir periode akuntansi. Bukti memorial macam yang pertama digunakan oleh Bagian Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk dalam proses di dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut : Barang dalam Proses-Biaya Overhead Pabrik xx Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xx Bukti memorial macam yang kedua digunakan Bagian Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses pada akhir periode akuntansi di dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut : Persediaan Produk dalam Proses xx Barang dalam Proses xx

21 2.7 Sistem Pengendalian Intern 2.7.1 Pengertian Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2001 : 165) menjabarkan sebagai berikut : Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Sedangkan pengertian menurut Nugroho Widjajanto (2001 : 18) bahwa pengendalian intern (internal control) adalah suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan. Menurut Al Haryono Jusup (2001 : 252) menjelaskan bahwa : Pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh Commisioner, manajemen, dan personel satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal sebagai berikut : 1. Keandalan pelaporan keuangan 2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku 3. Efektifitas dan efisiensi operasi Kesimpulan yang dapat diambil berupa definisi Sistem Pengendalian Sistem Intern bermacam pendapat yang sebenarnya sangat berguna bagi perusahaan karena mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan tentang

22 keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. 2.7.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern Menurut Nugroho Widjajanto (2001 : 18) tujuan sistem pengendalian intern: 1. Mengamankan aktiva perusahaan 2. Mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi 3. Meningkatkan efisiensi 4. Mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi Sedangkan menurut Mulyadi (2001 : 163) tujuan sistem pengendalian intern lebih rinci diantaranya : 1. Tujuan pengendalian akuntansi, yang meliputi : - Menjaga kekayaan organisasi / perusahaan - Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 2. Tujuan pengendalian administrasi, yang meliputi : - Mendorong efisiensi - Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Dari beberapa tujuan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan pengendalian intern meliputi : 1. Melindungi atau mengamankan aktiva / harta kekayaan perusahaan 2. Mengecek, ketelitian dan keandalan data akuntansi

23 3. Melakukan pengendalian secara administrasi untuk mencegah pemborosan, kecurangan baik yang dilakukan oleh pihak dalam maupun pihak luar perusahaan dan mencegah penggunaan sumber daya yang tidak efisien. 4. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan. 2.7.3 Unsur Pengendalian Intern Berdasarkan pengertian tentang pengendalian intern diatas terdapat unsur unsur yang berkaitan dengan pengendalian intern dalam sistem pembelian (Mulyadi, 2001 : 311) : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas diantaranya : a. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi penerimaan. Pemisahan kedua fungsi ini dimaksudkan untuk menciptakan pengecekan intern dalam pelaksanaan transaksi pembelian. Dalam transaksi pembelian, fungsi pembelian berkewajiban untuk mendapatkan penjual yang dapat dipercaya sebagai pemasok barang yang diperlukan oleh perusahaan. Pemisahan kedua fungsi ini akan mengurangi risiko diterimanya barang yang : - Tidak dipesan oleh perusahaan. - Jenis, spesifikasi, kuantitas, dan mutu barangnya tidak sesuai dengan yang dipesan oleh perusahaan. - Tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam surat order pembelian.

24 b. Fungsi pembelian harus terpisah dari fungsi akuntansi. Dalam sistem akuntanasi pembelian, fungsi akuntansi yang melaksanakan pencatatan utang dan persediaan barang harus dipisahkan dari fungsi operasi yang melaksanakan transaksi pembelian. Fungsi pembelian berada di tangan Bagian Pembelian yang berada langsung di bawah Direktur Utama, sedangkan fungsi akuntansi berada di tangan Bagian Utang dan Bagian Kartu Persediaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. c. Fungsi penerimaan harus dilaksanakan oleh fungsi gudang. Fungsi penerimaan merupakan fungsi operasi yang bertanggung jawab atas penerimaan atau penolakan barang yang diterima pemasok. 2. Otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terdapat kekayaan, utang, dan pendapatan dan biaya diantaranya : a. Surat permintaan pembelian diotorisasi oleh fungsi gudang, untuk barang yang disimpan dalam gudang atau fungsi pemakai barang, untuk barang yang langsung pakai. b. Surat order pembelian diotorisasi oleh fungsi pembelian atau pejabat yang lebih tinggi. c. Laporan penerimaan barang diotorisasi oleh fungsi penerimaan barang d. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi akuntansi atau pejabat yang lebih tinggi.

25 e. Pencatatan terjadinya utang didasarkabn pada bukti kas keluar yang didukung dengan suart order pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari supplier. f. Pencatatan kedalam kartu utang dan register bukti kas keluar (voucher register) diotorisasi oleh fungsi akuntansi. 3. Praktek yang sehat dalam pelaksanaan tugas dan fugsi masing-masing unit organisasi : a. Surat permintaan pembelian bernomor urut vetak dan pemakaiannya dipertanggun jawabkan oleh fungsi gudang. b. Surat order pembelian bernomor urut cetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi pembelian. c. Laporan penerimaan barang bernomor urut cetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi penerimaan. d. Supplier dipilih berdasarkan jawaban penawaran harga bersaing dari berbagai supplier. e. Barang hanya diperiksa dan diterima oleh fungsi penerimaan jika fungsi ini telah menerima tembusan suart order pembelian dari fungsi pembelian. f. Fungsi penerimaan melakukan pemeriksaan barang yang diterima dari supplier dengan cara menghitung dan menginspeksi barang tersebut dan membandingkan dengan tembusan suart order pembelian. g. Terdapat pengecekan terhadap harga, syarat pembelian dan ketelitian dalam faktur dari supplier sebelum faktur tersebut diproses untuk dibayar.

26 h. Catatan yang berfungsi sebagai buku pembantu utang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol utang dalam buku besar. i. Pembayaran faktur dari supplier dilakukan sesuai dengan syarat pembayaran guna mencegah hilangnya kesempatan untuk memperoleh potongan tunai. j. Bukti kas keluar beserta dokumen pendukung dicap LUNAS oleh fungsi pengeluaran kas setelah cek dikirimkan kepada supplier.