BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Non Financial yang listing

BAB III METODA PENELITIAN. sekunder, yaitu laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan non keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Sampel adalah sebagian dari

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun Perusahaan yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. secara tidak langsung atau melalui media perantara, Sumber-sumber data dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. akan diteliti dan menentukan langkah-langkah penelitian agar penelitian yang

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian populasi menurut Sekaran (2009:262) sebagai berikut: Refers to

BAB III METODE PENELITIAN. Djarwanto, 2012: 93). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menerbitkan Annual Report dan Sustainability Report yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Profitabilitas,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian. publik tahun yang diperoleh dengan cara mendownload melalui

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah perusahaan go public sektor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan

maksimum, rata-rata, dan deviasi standar tentang masing-masing variabel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sehingga analisis deskriptif dipisahkan dari variabel lain. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama 2012 sampai 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. melalui metode purposive sampling yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria. tahun penelitian ( )

BAB III METODE PENELITIAN. guna untuk menggambarkan kondisi saat ini pada suatu perusahaan.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahanperusahaan

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini mengambil laporan keuangan perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. IV.1.1 Gambaran Umum Populasi dan Sampel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Objek dari penelitian dalam skripsi ini adalah seluruh perusahaan go public yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Pada table 4.1 diatas menunjukan bahwa hasil uji statistik deskriptif untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Indonesia periode Penelitian ini meggunakan data sekunder yaitu dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia (BEI) dan Bursa Efek Malaysia (BEM) pada tahun Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. selama 3 tahun dari tahun Perusahaan manufaktur dipilih dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data dari perusahaan-perusahaan yang saham-sahamnya memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikumpulkan oleh pihak instansi lain ( Supranto,1991). Data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN. PT Bursa Efek Indonesia ( IDX Statistics Book, Indonesian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

pengerjaan audit sehingga audit fee yang didapatkannya akan semakin kecil. dalam laporan keuangan terlambat didapat oleh investor.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. resmi pemerintahan daerah yang terdapat di internet. Horizon waktu yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk ke dalam jenis penelitian asosiatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sukarela mencantumkan professional fees untuk memperoleh data mengenai fee

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perusahaan, financial distress dan opini audit going concern terhadap auditor

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. statistik deskriptif untuk memperoleh gambaran atau deskripsi variabel-variabel

BAB III METODA PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan variabel-variabel untuk melakukan analisis data.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dipubliaksi oleh pemda melalui internet untuk tahun 2013, sedangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. penelitian ini, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah seluruh kelompok individu dan kejadian-kejadian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor energi yang terdaftar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif, yaitu jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memilih sampel seluruh perusahaan di BEI periode adalah karena

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di bidang industri

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. yang mengacu pada indikator GRI (Global Reporting

BAB III METODE PENELITIAN. untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan tahun 2015 berdasarkan metode purposive sampling pada. TABEL 4. 1 Prosedur Pengambilan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

Sandi Prianggoro / Pembimbing Sundari., SE.,MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Nama : Farisah Hasniar NPM : Fakultas : Ekonomi Jurusa : Akuntansi Dosen Pembimbing : Dr. Widyatmini

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015 agar dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya perusahaan. Penelitian ini harus dilakukan pada perusahaan non financial karena pada perusahaan financial dan perbankan, keberadaan RMC merupakan suatu kewajiban yang terdapat pada Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006. B. Jenis Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang berhubungan dengan penelitian ini. Data pada penelitian ini merupakan data yang bersumber dari annual report perusahaan non financial yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. C. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sample pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yakni pengambilan sample melalui pertimbangan dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti (Sugiyono, 2010). Adapun kriteria yang harus dipenuhi adalah: 37

38 1. Perusahaan yang listing di BEI tersebut merupakan perusahaan non financial. 2. Perusahaan mengeluarkan annual report secara lengkap pada tahun 2013-2015. 3. Perusahaan memiliki data lengkap sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti dari tahun 2013-2015. D. Teknik Pengumpulan Data Karena jenis data yang digunakan merupakan data sekunder. Maka teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik dokumentasi yaitu data yang bersumber dari annual report dan summary of financial statement perusahaan yang listing di BEI tahun 2013-2015 serta metode studi pustaka yang diperoleh dengan mempelajari serta membaca buku yang berhubungan dengan penelitian ini atau memperoleh informasi dari pojok BEI UMY. E. Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Variabel Dependen 1) Keberadaan RMC Luasnya tugas yang ditanggung oleh serta dibutuhkan pemahaman yang cukup merupakan salah satu alasan dewan direksi untuk membentuk sebuah komite yang khusus berfungsi mengelola dan mengawasi terjadinya risiko. Selain itu perkembangan bisnis yang semakin kompleks mengakibatkan

39 peluang terjadinya risiko pun meningkat. Komite yang dibentuk tersebut merupakan komite manajemen risiko (RMC). Letak komite RMC tersebut berada dibawah dewan komisaris. Pada penelitian ini, informasi keberadaan RMC dapat dilihat pada annual report dan situs resmi perusahaan yang kemudian diukur dengan menggunakan variabel dummy. Pengukuran ini mengikuti pengukuran yang dilakukan oleh Subramaniam et al., (2009). Dengan klasifikasi sebagai berikut: a) Perusahaan yang memiliki atau mengungkapkan keberadaan RMC akan diberi nilai satu (1). b) perusahaan yang tidak memiliki atau mengungkapkan keberadaan RMC akan diberi nilai nol (0). b. Variabel Independen 1) Ukuran Dewan Komisaris Menurut Syakhroza (2004) dalam Dyaksa (2012) mengatakan bahwa untuk mencapai tujuan organisasi, secara efektif ukuran dewan komisaris akan mempengaruhi kualitas kebijakan dan keputusan yang ditetapkan. Semakin tinggi ukuran dewan, maka mempermudah perusahaan dalam mengatasi ancaman yang terdapat pada risiko yang terjadi pada perusahaan karena banyaknya anggota yang ikut memperhatikan dan memberikan pendapat (Muntoro, 2006 dalam Kusuma 2012).

40 Pada penelitian ini, ukuran dewan diukur dengan menjumlah total menjumlah total anggota dari dewan komisaris (Subramaniam et al., 2009). BOARDSIZE = Total jumlah anggota dewan komisaris Ket: BOARDSIZE = Ukuran dewan komisaris 2) Proporsi Dewan Komisaris Independen Jumlah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan afiliasi atau independen serta terletak pada struktur dewan komisaris merupakan suatu proporsi dewan komisaris independen yang terdapat pada perusahaan. Selain itu, untuk menciptakan keadaan yang sebenarnya tanpa pengaruh lain dan menjaga independensi dalam pengambilan keputusan serta kebijakan maka dibutukan dewan komisaris independen agar tidak memihak pada kepentingan dewan direksi (Syakhroza, 2004 dalam Kuncoro, 2013). Pada penelitian ini, konsep two tier system yang terdapat dalam framework pengelolaan korporasi pada GCG yang memisahkan antara tugas pengawasan dengan pelaksanaan digunakan untuk mengetahui proporsi dewan komisaris dalam

41 perusahaan. Proporsi dewan komisaris dihitung dengan membandingkan antara jumlah total dewan komisaris independen dengan jumlah total dewan komisaris yang terdapat pada perusahaan, kemudian dinyatakan dalam bentuk presentase (Subramaniam et al., 2009). Adapun formulasi yang digunakan sebagai berikut: Ket: INDOCOMM :Proporsi Dewan Komisaris Independen 3) Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Untuk dapat memperoleh informasi yang jelas, relevan serta seimbang maka dilakukan kegiatan rapat yang dilakukan oleh dewan komisaris dengan para menejer serta fungsi pengendalian lainnya. Rapat juga berfungsi sebagai wadah untuk bertukar pendapat. Semakin tinggi frekuensi rapat yang dilakukan dalam satu periode maka akan meningkatkan kualitas audit eksternal serta meminimalkan insiden masalah pada pelaporan keuangan (Dezoort et al., 2002 dalam Sutaryo et al., 2011). Selain itu, frekuensi rapat yang tinggi dapat menghasilkan monitoring yang lebih baik (Setyarini, 2012). Pada penelitian ini, frekuensi rapat dewan komisaris diukur dengan

42 menjumlahkan total rapat yang diadakan dalam setahun (Sutaryo et al., 2010). BOARDMEET = Total Rapat yang diadakan dalam 1 Periode Ket: BOARDMEET = Frekuensi rapat dewan komisaris 4) Reputasi Auditor Reputasi auditor dapat dilihat dari pemakaian jasa KAP yang digunakan oleh perusahaan. KAP yang termasuk dalam kelompok big four merupakan KAP yang telah memiliki kepercayaan dari banyak pengguna laporan keuangan atas data yang dihasilkannya. KAP kelompok big four tersebut adalah KPMG Peat Marwick, Ernest & Young, Delloite Touche Tohmatsu, serta Pricewaterhouse Cooper. Selain itu, penggunaan KAP Big Four juga mendorong klien dalam melakukan peningkatan kualitas pengendalian (Cohen et al., 2004). Pada penelitian ini, variabel reputasi auditor dapat diukur dengan menggunakan variabel dummy. Pengukuran ini mengikuti pengukuran yang dilakukan oleh Subramaniam et al., (2009). Dengan klasifikasi sebagai berikut:

43 a) Perusahaan yang menggunakan KAP big four sebagai auditor eksternalnya akan diberi nilai satu (1). b) Perusahaan yang tidak menggunakan KAP big four sebagai auditor eksternalnya akan diberi nilai nol (0). 5) Kompleksitas Bisnis Subramaniam et al., (2009) yang berpendapat bahwa semakin banyak segmen bisnis yang dimiliki oleh perusahaan maka berbanding lurus dengan besar kompleksitas bisnis. Jika kompleksitas bisnis pada perusahaan itu tinggi, maka risiko yang akan dihadapi oleh perusahaan juga semakin tinggi (Setyarini, 2011). Pada penelitian ini, variabel kompleksitas bisnis diukur dengan menjumlahkan seluruh segmen bisnis yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan (Subramaniam et al., 2009). Ket: BUSSEGMENT = Jumlah segmen bisnis pada perusahaan BUSSEGMENT = Kompleksitas

44 6) Risiko Pelaporan Keuangan Jumlah proporsi piutang dan persediaan yang tinggi dalam laporan keuangan perusahaan, berdampak pada terjadinya sebuah risiko. Risiko yang muncul akibat tingginya jumlah proporsi piutang dan persediaan perusahaan tersebut dapat berupa kesalahan pelaporan (Subramaniam et al., 2009). Adapun formulasinya adalah: Ket: RISKREPORT = Risiko Pelaporan keuangan 7) Leverage Rasio leverage digunakan untuk mengetahui seberapa jauh perusahaan dalam menggunakan hutang untuk memenuhi kewajiban (Setyarini, 2011). Faktor pemicu terjadinya risiko going concern disebabkan karrena tingginya rasio leverage pada perusahaan (Subramaniam et al., 2009). Adapun formulasi yang digunakan untuk menghitung leverage adalah: Ket : LEV = Leverage

45 8) Ukuran Perusahaan Untuk mengetahui ukuran perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya jumlah karyawan yang terdapat pada perusahaan, total aset serta total penjualan (Nico, 2010 dalam Dyaksa, 2012). Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menghitung log normal total aset yang dimiliki perusahaan (Chen et al., 2009). F. Metode Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif Untuk dapat melihat gambaran secara umum, dapat digunakan analisis statistik deskriptif yang menyediakan tabel serta menunjukkan hasil pengukuran rata-rata, standar deviasi serta nilai maksimun dan minimum pada semua variabel yang digunakan dalam penelitian. 2. Uji Kualitas Data Pada model regresi logistik, untuk dapat menganalisis pengujian kualitas data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a) Menilai Model Regresi Regresi logistik adalah regresi yang telah mengalami perubahan pada karakteristik dan tingkat signifikannya. Hal ini

46 lah yang membedakan antara regresi sederhana dan regresi berganda. Nilai R 2 atau nilai F test yang terdapat pada regresi logistik merupakan nilai yang dapat menggambarkan kesesuaian model (goodness of fit). Ghozali (2006) menyatakan bahwa pengujian Hosmer and Lemeshow s Goodness Of Fit Test merupakan sebuah pengujian yang dapat memberikan nilai pada model regresi logistik yang digunakan. Agar dapat menghasilkan data empiris yang sama dengan model yang dibuat sebagai hipotesis, maka hal tersebut perlu dilakukan. Apabila nilai probabilitas pada uji hosmer and lemeshow s goodness of fit test signifikan (sama dengan atau kurang dari 0,05), maka hipotesis nol ditolak. Namun apabila nilai probabilitas pada uji hosmer and lemeshow s goodness of fit test tidak signifikan (lebih besar dari 0,05), maka hipotesis nol diterima. Hal tersebut dapat memberikan kesimpulan bahwa data observasi memiliki kesesuaian dengan model yang dirancang atau model dapat memprediksi nilai dari observasi. H0 HA : Model yang dihipotesiskan fit dengan data. : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data. b) Menilai Overal model Fit Untuk menilai seluruhan model (Overal Model Fit) dapat dilihat pada Log Likehood Value (nilai-2ll). Perbandingan nilai

47 antara nilai -2LL pada awal (block number = 0), dimana model memasukkan konstanta dengan nilai -2LL pada saat (block number = 1) dimana model telah memasukkan konstanta dan variabel independennya, merupakan cara untuk menilai seluruh model. Apabila nilai -2LL block number = 0 >block number = 1 maka hal ini menunjukkan model regresi yang baik. Istilah Sum of Square Error yang ada pada regresi berganda merupakan hal yang serupa dengan log likehood value yang ada pada regresi logistik. Jadi model tersebut dikatakan semakin baik jika model yang mengalami penurunan nilai log Likehood. c) Menguji Koefisien Determinasi (R 2 ) Siswanto (2013) menjelaskan bahwa koefisien determinasi digunakan untuk menguji data yang menggambarkan bagaimana kemampuan variabel independen yang digunakan dalam penelitian serta menjelaskan macam-macam perubahan pada variabel dependen. Nilai yang muncul pada koefisien determinasi yakni diantara rentang nol sampai satu. Jika nilai R 2 kecil, ini menggambarkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian memiliki kemampuan yang terbatas dalam menjelaskan variasi pada variabel tersebut. Namun apabila nilai R 2 mendekati satu, maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian mampu

48 menjelaskan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi pada variabel dependen walaupun tidak secara keseluruhan. Uji koefisien determinasi (R 2 ) yang terdapat dalam regresi logistik dapat dilakukan dengan menggunakan menggunakan uji cox & snell dan nagelkarke. 3. Uji Hipotesis Metode analisis yang dugunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi logistik (logistic regression). Hal ini karena variabel dependen yang digunakan merupakan variabel dhicotomous. Variabel RMC merupakan variabel dependen yang termasuk dalam variabel dhicotomous. Oleh karena itu, metode analisis regresi dianggap sesuai dengan penelitian ini (Subramaniam et al., 2009). Selain itu, Ghozali (2006) juga menjelaskan jika menggunakan metode analisis regresi logistik maka tidak perlu melakukan uji asumsi klasik pada variabel dependennya. Pada penelitian ini, keberadaan RMC yang berdiri sendiri maupun RMC yang tergabung dengan merupakan variabel dependennya. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini yaitu ukuran dewan, proporsi komisaris independen, frekuensi rapat dewan komisaris, reputasi auditor, kompleksitas bisnis, risiko pelaporan keuangan, dan leverage serta variabel

49 kontrol yaitu ukuran perusahaan. Dari variabel-variabel tersebut terbentuklah persamaan Regresi Logistik sebagai berikut : Log(RMC) = α + β 1 BOARDSIZE + β 2 INDOCOMM + β 3 BOARDMEET + Keterangan: β 4 BIGFOUR + β 5 BISSEGMENT + β 6 RISKREPORT + β 7 LEV + β 8 SIZE + ε RMC = Variabel Dummy, nilai satu (1) akan diberikan kepada perusahaan yang mengungkapkan keberadaan RMC yang berdiri sendiri maupun yang tergabung dengan komite audit. α = Konstan BOARDSIZE = Ukuran dewan komisaris INDOCOMM = Proporsi dewan komisaris BOARDMEET = Frekuensi rapat dewan komisaris BIGFOUR = Variabel Dummy, perusahaan yang menggunakan auditor kelompok bigfour diberi angka 1 dan 0 untuk perusahaan tidak menggunakan auditor kelompok bigfour BISSEGMENT = Kompleksitas bisnis RISKREPORT = Risiko pelaporan keuangan LEV = Leverage SIZE = Ukuran perusahaan Ε = Error Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen yang masuk kedalam model terhadap variabel dependen, maka dilakukan uji koefisien regresi. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan besaran koefisien regresi tersebut. Pertama, menggunakan perbandingan nilai Wald Statistic

50 dengan tabel Chi-square. Kedua, menggunakan nilai sig dengan cara membandingkan antara nilai profitabilitas dengan tingkat signifikansi (α) yang diperoleh. Maka hipotesis dapat diterima jika memenuhi kriteria sebagai berikut: 1)Nilai sig < α (0,05). 2) Hipotesis yang diturunkan searah dengan koefisien regresi.