BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sehat adalah suatu keadaan yang tidak hanya bebas. dari penyakit dan kecacatan tetapi juga meliputi

dokumen-dokumen yang mirip
1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode pascasalinatau disebut juga masa nifas. (puerperium) merupakan masa sesudah persalinan hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EFEKTIFITAS KEGEL EXERCISE UNTUK PENCEGAHAN POSTPARTUM FEMALE SEXUAL DYSFUNCTION DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

caesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. pada perubahan hormonal paska kehamilan (Djamhoer, 2005; Alan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme alergi tersebut akibat induksi oleh IgE yang spesifik terhadap alergen

BAB I PENDAHULUAN. Prolapsus uteri merupakan salah satu bentuk prolapsus organ panggul dan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu. kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Disfungsi seksual merujuk pada masalah yang. terjadi selama siklus respons seksual yang menghambat

I. PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang masih

BAB I PENDAHULUAN. jaringan lunak yang menyebabkan jaringan kolagen pada fasia, ligamen sekitar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan. Terpenuhinya fungsi-fungsi keluarga dapat membantu keluarga untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia

Nur Endah Rakhmawati

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur

BAB I PENDAHULUAN. Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah

Perbedaan Fungsi Seksual Pada Ibu Postpartum Pervaginam Dengan Sectio Cesarea Pada Enam Bulan Pertama Pasca Persalinan

Jade Egg: Rahasia Kegel Sehat Sensual BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. retrospektif ditetapkan sebagai saat menopause (Kuncara, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,

BAB 1 PENDAHULUAN. uterus ketika usia kehamilan melebihi 28 minggu (Saxena, 2010). Angka kejadian

BAB I PENDAHULUAN. urutan ke-5 sebagai negara berpenduduk terbanyak dengan estimasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. vasokongesti sampai berakhirnya aktifitas seksual (Chandra, 2005). Pada Diagnostic

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan masyarakat akan peningkatan derajat kesehatan mereka juga meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Disfungsi dasar panggul merupakan salah satu penyebab morbiditas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. A PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN INDIKASI PLASENTA PREVIA DIRUANG CEMPAKA RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan terjadi karena adanya konsepsi atau penyatuan antara sel sperma dan ovum

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (setelah persalinan sampai 42 hari persalinan) (WHO,

KARTHIKEYAN A/L KALIMUTU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas atau disertai peningkatan resiko kematian yang. kebebasan (American Psychiatric Association, 1994).

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

Peningkatan Pengetahuan Remaja dan Pemuda tentang Kesehatan Reproduksi dan Hubungannya dengan Lingkungan Sosial di Palangka Raya ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA. menopause (Kuncara, 2007).

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di suatu negara, di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan seksual merupakan kebutuhan manusia sejalan dengan tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas dini (early postpartum) adalah periode kepulihan dimana ibu telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN OTOT DASAR PANGGUL TERHADAP PENCEGAHAN INCONTINENSIA URINE PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH PALEMBANG

STRATEGI COPING UNTUK MEMPERTAHANKAN PERKAWINAN PADA WANITA YANG SUAMINYA MENGALAMI DISFUNGSI SEKSUAL

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada pertemuan International Conference on Population

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan tersebut tetapi alasan yang membuat seseorang. merasa bahagia. Hal itu karena ketika seseorang menemukan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang kelima. Indonesia berada

I. PENDAHULUAN. seperti Indonesia, adalah ledakan penduduk. Pertumbuhan penduduk di

BAB I PENDAHULUAN. bangsa salah satunya diukur dari besarnya angka kematian (morbiditas). Makin

I. PENDAHULUAN. wilayah pesisir yang sangat ter-marginal-kan, kesulitan mengatasi masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang sering terjadi. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah kondisi yang dialami oleh pasangan suami istri. yang telah menikah minimal 1 tahun, melakukan hubungan sanggama

BAB I PENDAHULUAN. yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dimana rawan kartilago yang

BAB I PENDAHULUAN. 99 persen kasus kematian ibu terjadi di negara berkembang. Hal ini terungkap

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBYEK PENELITIAN

PERUBAHAN KEKUATAN OTOT DASAR PANGGUL PADA WANITA PRIMIPARA PASCAPERSALINAN PERVAGINAM DAN SEKSIO SESARIA

Referat Fisiologi Nifas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Pengertian Keperawatan Maternitas

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan dari Sustainable

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat. American Hearth Association tahun 2013 melaporkan sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut definisi World Health Organization (WHO), kematian. negara atau daerah adalah kematian maternal (Prawirohardjo, 1999).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh para pelayanan yang sensitif terhadap kebutuhan remaja. Seringnya pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus HIV-AIDS di dunia saat ini berkembang terus. Data WHO (2013)

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan bayi dengan sempurna. Ada dua persalinan yaitu persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. individu mulai mengembangkan ciri-ciri abstrak dan konsep diri menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. letak insisi. Antara lain seksio sesaria servikal (insisi pada segmen bawah), seksio

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

Dampak Tindakan Brakiterapi Terhadap Disfungsi seksual Pada Pasien Kanker Serviks

BAB I PENDAHULUAN. insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan (Luthfiyah,

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah suatu keadaan yang tidak hanya bebas dari penyakit dan kecacatan tetapi juga meliputi sejahtera secara fisik, mental, dan sosial (World Health Organization, 2006). Berdasarkan 4 th International Conference on Population and Development di Kairo tahun 1994, kesehatan reproduksi sendiri merupakan keadaan sehat secara menyeluruh yang meliputi sistem reproduksi, fungsi reproduksi, dan proses reproduksi (Glasier et al., 2006). Salah satu bagian dari kesehatan reproduksi adalah kesehatan seksual. Kesehatan seksual merupakan kombinasi antara seks fisik, emosional, intelektual dan sehat, sehingga seks merupakan pengalaman positif untuk memperbaiki kualitas hidup manusia dan membuat masyarakat menajdi lebih baik. Kesehatan seksual manusia dibangun melalui interaksi antara individu dan masyarakat luas, dan perkembangannya tergantung pada ekspresi dasar kebutuhan manusia, termasuk keintiman, ekspresi, emosional dan cinta (World Health Organization, 2006). 1

2 Salah satu keadaan yang menyebabkan terganggunya kesehatan seksual adalah disfungsi seksual. Disfungsi seksual menurut Organisasi Internasional Klasifikasi Dunia Kesehatan Penyakit-10 (ICP-10) merupakan kondisi seseorang yang tidak mampu melakukan hubungan seksual. Ketidakmampuan tersebut disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya gairah seksual, ketidaktertarikan melakukan hubungan seksual, kegagalan respon organ genitalia, disfungsi orgasme, vaginismus, disparenia, dan dorongan seksual yang berlebihan. Hal ini menyebabkan penderitaan yang ditandai dengan kesulitan interpersonal (American Psychiatric Association, 1994). Disfungsi seksual lebih banyak dialami oleh wanita (43%) daripada laki-laki (33%). Pada wanita, disfungsi seksual biasanya berkaitan dengan periode kehamilan dan persalinan (Wylie, 2007). Wang et al. (2003) menemukan bahwa sebanyak 70,59% wanita mengalami disfungsi seksual pasca melahirkan pada 3 bulan pertama pasca melahirkan. Jumlahnya menurun menjadi 55,63% pada 3 sampai 6 bulan pasca melahirkan, dan berkurang menjadi 34,17% pada 6 bulan ke atas setelah melahirkan. Disfungsi seksual yang paling banyak dialami oleh wanita setelah melahirkan adalah disparenia. Penyebab disfungsi seksual antara lain ketidaknyamanan luka

3 insisi termasuk luka pasca pembedahan, berkurangnya libido, perubahan bentuk tubuh, serta anorgasme yang dihubungkan dengan nyeri dan trauma (Dixon et al., 2000; Clarkson et al., 2001; Buhling et al., 2006). Beberapa penelitian melaporkan bahwa kesehatan seksual wanita postpartum dipengaruhi oleh cara persalinan (Safarinejad et al., 2009). Nervus pudendus yang menginervasi klitoris, vulva, dan perineum, bisa saja rusak selama proses persalinan vaginal karena tekanan kepala bayi atau penggunaan alat bantu seperti forceps (Pollack et al., 2004). Terlebih lagi, prolaps vagina akibat melahirkan bisa menyebabkan hipotonik pada otot-otot di sekitar vagina sehingga kemampuan mencapai orgasme berkurang (Gungor et al., 2007). Lain halnya dengan cara persalinan seksio cesarea, cara ini menjaga kekuatan otot penyokong vagina, dan menjaga fungsi normal seksual, serta mempertahankan susunan fungsional dan anatomis pelvic floor dan organ intra pelvis. Oleh karena itu, melahirkan secara sesar mulai menjadi pilihan. Selama satu dekade, jumlah operasi sesar di Amerika Serikat meningkat tajam. Pada tahun 2008 tercatat terdapat 10,8 % atau 673.047 operasi sesar yang sebenarnya tidak diperlukan. Angka tersebut masih jauh lebih rendah daripada China yang

4 memiliki 1.976.606 kasus operasi sesar yang tidak dibutuhkan atau setara dengan 31,8% kasus (Gibbons et al., 2010). Para calon ibu memilih seksio cesarea karena persalinan bisa terjadwal dan menghindari rasa sakit ketika melahirkan. Studi mengenai efek jangka panjang dua cara persalinan tersebut terhadap fungsi seksual sangat terbatas. Dean et al. (2008) menyebutkan bahwa setelah 6 bulan postpartum, kepuasan seksual dan tonus otot vagina mengalami penurunan yang signifikan pada wanita dengan cara persalinan vaginal daripada seksio cesarea. Di sisi lain, Baytur et al. (2005) menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara fungsi seksual dengan cara persalinan dan kekuatan otot pelvis. Hal yang sama diutarakan oleh Hosseini et al. (2012) yang melakukan penelitian pada 114 wanita dengan persalinan vaginal dan 99 operasi sesar. Wang et al. (2003) dan Xu et al. (2003) juga memaparkan tidak ada hubungan yang signifikan antara cara persalinan dengan masalah seksual pascsa 6 bulan persalinan. Belum ada bukti pasti mengenai peran operasi sesar dalam mengurangi angka kejadian disparenia. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membandingkan prevalensi disparenia pada wantia postpartum dengan

5 cara persalinan vaginal dan seksio cesarea di Yogyakarta. Terlebih lagi hingga saat ini, belum banyak penelitian yang melaporkan prevalensi disparenia di Indonesia, terutama di provinsi Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan antara cara persalinan vaginal dengan seksio cesarea terhadap prevalensi disparenia pada wanita postpartum? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cara persalinan terhadap disparenia sehingga diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup wanita pada periode postpartum.

6 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui prevalensi disparenia pada wanita postpartum. b. Untuk mengetahui pengaruh cara persalinan terhadap prevalensi disparenia postpartum. D. Keaslian Penelitian Penelitian-penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain: 1) Sexual Function of Primiparous Women After Elective Caesarean Section and Normal Vaginal Delivery. (Hosseini et al., 2012) Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada semua domain fungsi seksual wanita antara kelompok persalinan vaginal normal dengan kelompok seksio cesarea. 2) Tesis Perbedaan Fungsi Seksual Wanita Pasca Persalinan Pervaginam dengan Episiotomi dan Seksio Sesarea. (Jembawan, 2014) Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada fungsi seksual wanita pasca persalinan pervaginam dengan episiotomi dibandingkan dengan pasca seksio cesarea.

7 3) The Effect of the Mode of Delivery on the Quality of Life, Sexual Function, and Sexual Satisfaction in Primiparous Women and Their Husbands. (Safarinejad et al., 2009) Kesimpulan: Pada wanita sehat dengan kehamilan normal singleton cukup bulan, persalinan vaginal dengan bantuan alat memiliki risiko tertinggi dalam menimbulkan disfungsi seksual sedangkan persalinan seksio cesarea terencana memiliki risiko yang paling rendah. 4) Caesarean Section and Postnatal Sexual Health (Barrett et al., 2005) Kesimpulan: Seksio cesarea tidak disarankan untuk dijadikan faktor protektif fungsi seksual pada wanita postpartum. E. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1) Bagi peneliti dan dokter sejawat/ tenaga medis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan gambaran prevalensi disparenia, di Bantul pada khususnya, dan hubungannya dengan cara persalinan. Dengan adanya informasi ini, diharapkan dapat dilakukan edukasi kepada pasien pasca melahirkan agar angka kejadian disparenia dapat dikurangi.

8 2) Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat memberikan data dasar dan masukan untuk penelitian selanjutnya mengenai disparenia dan faktor risikonya 3) Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru mengenai disparenia sehingga masyarakat dapat mewaspadainya dan tidak malu bila ingin berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan.