BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus HIV-AIDS di dunia saat ini berkembang terus. Data WHO (2013)
|
|
- Hadian Setiawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kasus HIV-AIDS di dunia saat ini berkembang terus. Data WHO (2013) menunjukkan bahwa total jumlah orang yang hidup dengan HIV-AIDS tahun 2013 adalah 35 juta orang. Dimana 16 juta orang diantaranya adalah wanita dan 3,2 juta orangnya adalah anak-anak dibawah usia 15 tahun, dengan total kematian 1,5 juta orang. Menurut UNAIDS (2010), ada 33,3 juta orang dewasa dan anak yang hidup dengan HIV di dunia, dengan akun terbesar di Sub-Sahara Afrika (22,5 juta) dimana sekitar 60% nya adalah perempuan. 4,1 juta di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia, HIV dan AIDS dalam kurun waktu sembilan tahun yang semula meningkat perlahan-lahan menjadi sangat tajam sejak tahun Menurut KPA (2010), perkembangan jumlah kasus baru HIV positif tahun 2013 mengalami peningkatan secara signifikan, dengan kenaikan mencapai 35% dibanding tahun 2012 yang telah dilaporkan oleh 341 dari 497 kabupaten/ kota di 33 provinsi. Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal PP & PL Kementerian Kesehatan RI (2014) secara kumulatif kasus HIV-AIDS mulai 01 April 1987 sampai dengan 31 Desember 2013 berjumlah kasus yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia dimana Sumatera Utara menduduki urutan kesembilan kasus terbanyak yaitu HIV dan AIDS. Pada tahun 2016, Indonesia akan mempunyai 1
2 2 hampir dua kali jumlah orang yang hidup dengan HIV dan AIDS di usia dewasa dan anak ( orang) dibandingkan tahun 2008 ( orang). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSU. Dr. Pirngadi Medan, jumlah pasien HIV-AIDS tahun 2013 berjumlah 137 orang. Sedangkan untuk Bulan April sampai Bulan Oktober 2014 didapatkan penderita HIV-AIDS berjumlah 59 orang. dan ditemukan sebanyak 126 kasus HIV positif disepanjang tahun Peningkatan jumlah kasus HIV pada anak meningkat setiap tahunnya. Tahun 2010 jumlah anak usia 0-4 tahun terinfeksi meningkat dari 1,8% menjadi 2,6% di tahun Penularan HIV dari ibu yang terinfeksi ke bayinya juga cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah perempuan HIV positif yang tertular baik dari pasangan maupun akibat perilaku yang berisiko. Jumlah perempuan yang terinfeksi HIV dari tahun ke tahun semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah laki-laki yang melakukan hubungan seksual tidak aman, yang selanjutnya akan menularkan pada pasangan seksualnya. Perempuan yang hidup dengan HIV memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas lebih tinggi (Calvert & Ronsmans (2013); Calvert et al., 2013). Prevalensi HIV pada ibu hamil diproyeksikan meningkat dari 0,38% tahun 2012 menjadi 0,49% pada tahun 2016, demikian pula jumlah anak berusia di bawah 15 tahun yang tertular HIV dari ibunya pada saat dilahirkan ataupun saat menyusui akan meningkat dari pada tahun 2012 menjadi pada tahun 2016, yang berarti terjadi peningkatan angka kematian anak akibat AIDS (Permenkes, 2013).
3 3 Peningkatan kasus HIV dan AIDS di kalangan masyarakat, khususnya perempuan usia produktif, cenderung meningkat sehingga menjadi ancaman potensial terhadap kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat berdampak luas dan negatif bagi ketahanan bangsa sehingga pelayanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak (Mother to Child HIV Transmission) merupakan salah satu upaya penanggulangan HIV-AIDS yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu dan anak pada fasilitas pelayanan kesehatan (Permenkes, 2013). Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat penularan HIV dari ibu ke anak dan untuk mengurangi angka morbiditas serta mortalitas adalah melalui pemilihan metode persalinan pembedahan yang dikenal dengan istilah bedah caesarea. Suatu metode persalinan dengan membuat sayatan di kulit perut bagian bawah (NICE, 2012). Berbagai macam indikasi dilakukannya metode persalinan ini. Salah satunya adalah ibu hamil positif HIV dengan tujuan menurunkan risiko penularan infeksi melalui jalan lahir (NHS, 2010). Metode persalinan secara caesarea dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu yang terinfeksi HIV-AIDS (Permenkes, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh Mrus et al. (2000) berupa uji coba secara acak dari bedah caesarea elektif diterbitkan oleh The European Mode of Delivery Collaboration menunjukkan bahwa metode persalinan secara caesarea elektif pada wanita hamil yang terinfeksi HIV dengan HIV terdeteksi terbukti mengurangi total tarif dan meningkatkan kualitas harapan hidup pasangan ibu dan anak.
4 4 Penelitian yang dilakukan oleh Peters et al. (2008) di 22 rumah sakit di Kota New York menemukan terjadinya peningkatan kelahiran secara caesarea di antara seluruh sampel dari 15% menjadi 55%, dimana 5295 kelahirannya terdeteksi virus HIV (67% dari semua kelahiran) dari tahun 1994 hingga Dalam 13 tahun terakhir, tingkat kelahiran caesarea di Amerika Serikat meningkat sebesar 59% dari 20,7% pada tahun 1996 ke posisi tertinggi sepanjang masa dari 32,9% pada tahun 2009 (Hessol, 2012). Berdasarkan data RIKESDAS (2013), tingkat persalinan melalui bedah caesarea termasuk kasus HIV-AIDS di Indonesia meningkat 20% dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Hasil survey yang dilakukan di RS. Haji Medan menunjukkan bahwa jumlah kasus bedah caesarea pada pasien HIV-AIDS berjumlah 16 kasus sepanjang tahun 2014 dan tiga kasus disepanjang tahun Survey juga dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan, dimana ada 16 kasus bedah caesarea elektif pasien HIV-AIDS sepanjang tahun Bagi ibu yang terdeteksi HIV-AIDS, proses melahirkan akan menjadi suatu ketakutan tersendiri terkait dampak yang akan di timbulkan. Ibu yang terdeteksi HIV dapat menularkan infeksi ke janin yang dikandung atau bayi yang dilahirkan. (Yayasan Spiritia, 2010). Infeksi HIV pada ibu hamil dapat mengancam kehidupan ibu serta ibu dapat menularkan virus kepada bayinya. Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses penularan dari ibu ke anak (NHS, 2011).
5 5 Menurut Permenkes (2013) tentang pedoman pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak menunjukkan bahwa virus HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama kehamilan, saat persalinan dan saat menyusui. Risiko penularan HIV pada ibu selama proses kehamilan adalah 5-10 %, 10-20% selama proses persalinan dan 5-20% selama proses menyusui. Perkembangan teknologi kedokteran, membuat metode persalinan caesarea menjadi pilihan sebagai jenis persalinan yang dapat mengurangi risiko penularan virus HIV dari ibu ke anak. Metode persalinan secara pervaginam lebih besar risikonya dibandingkan metode persalinan melalui caesarea (Permenkes, 2013). Hasil penelitian yang merupakan hasil awal dari dua penelitian yang dipresentasikan pada Konferensi AIDS Sedunia ke-12 di Jenewa, Swiss tahun Penelitian merupakan hasil uji coba secara acak di enam negara Eropa yang menunjukkan terjadi penurunan 80% pada angka penularan dari ibu ke anak pada kelompok kelahiran caesarea elektif. Saat cara kelahiran dianalisis, kelahiran caesarea setelah adanya rasa sakit dan/atau setelah pecah ketuban menghasilkan angka penularan dari ibu ke anak yang menengah (8,8%), dibandingkan kelahiran vagina (10,2%) dan kelahiran caesarea elektif (2,4%) (Yayasan Spiritia, 2010). Kemajuan teknologi dibidang kesehatan tidak lantas membuat ibu dengan HIV-AIDS merasa lega. Penularan virus mungkin dapat di minimalisir dengan pemilihan teknik persalinan, meningkatkan status gizi ibu, pengobatan dengan ARV (Antiretroviral Therapy), pemantauan Jumlah virus (viral load), CD4
6 6 (Cluster of Differentiation 4), dan lainnya. Namun kekhawatiran ibu dengan HIV- AIDS akan mempengaruhi kondisi psikologisnya. Perubahan psikologis dapat terjadi pada ibu khususnya ibu hamil dengan HIV-AIDS. Selain kekhawatiran akan penularan terhadap janin yang dikandungnya, ibu hamil dengan HIV-AIDS mempunyai berbagai macam komplikasi yang mungkin terjadi pada janin maupun ibu sendiri. Komplikasi tersebut antara lain adanya ruptur saat persalinan, bayi lahir cacat, berat bayi lahir rendah (BBLR), bayi lahir prematur dan janin tertular HIV (Reeder et al., 2013). Hal ini mengakibatkan perubahan psikologis pada ibu hamil dengan HIV-AIDS seperti adanya ambivalensi, perasaan ragu-ragu akan kehamilannya, depresi, kehawatiran yang berlebihan terhadap janin, bahkan dapat juga terjadi post partum blues. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kotze di Afrika Selatan, ibu hamil dengan HIV mengalami peningkatan depresi dan kekhawatiran terhadap stigma masyarakat. Aspek sosial pasien HIV-AIDS meliputi masalah-masalah yang terjadi pada kehidupan sosial yaitu adanya stigmatisasi, diskriminasi, isolasi, dapat mempengaruhi kondisi psikologis ibu. Menurut International Center for Research on Women (2003), ada beberapa bentuk stigma antara lain pemberian sebutan/nama, menunjuk, mengkambinghitamkan, sindiran, membuat bahan tertawaan, memberikan lebel, menyalahkan, mempermalukan, menghakimi, memfitnah, mencurigai, mengabaikan, penolakan, isolasi, tidak mau berbagi alat/perlengkapan dengan ODHA, menghindari, menjaga jarak, gangguan, kekerasan fisik dan penyiksaan.
7 7 Orang yang mengalami stigma dan diskriminasi melaporkan berbagai efek negatif, termasuk hilangnya pendapatan, isolasi dari masyarakat dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi sebagai anggota masyarakat yang produktif sebagai akibat dari status HIV mereka. Menurut survey yang dilakukan melalui orang dengan indeks stigma HIV, stigma dan diskriminasi membawa efek psikologis yang mendalam, sehingga perasaan bersalah, malu dan pikiran untuk bunuh diri muncul sebagai efek negatif dari stigma dan diskriminasi (World Report, 2013). Kecemasan pada ibu yang terdeteksi HIV juga meliputi kecemasan terhadap kondisi fisik ibu, kemungkinan kematian, rasa sakit setelah proses melahirkan, dan kondisi bayinya, apakah bayinya akan tertular, bagaimana cara merawat bayinya, dan lain-lain. Selain pentingnya memperhatikan kondisi psikologis ibu, perawatan postpartum atau perawatan nifas setelah dilakukannya bedah caesarea juga memegang peranan penting dalam mempertahankan kesehatan ibu dengan HIV-AIDS. 50% kematian ibu secara global di Sub-Sahara Afrika, 70-80% nya disebabkan oleh komplikasi kehamilan, persalinan, dan periode postpartum (NICE, 2011). Dalam sebuah analisis dari 34 database di seluruh dunia ditemukan penyebab utama kematian ibu secara global adalah perdarahan postpartum (PPH). Khan et al. menemukan bahwa persentase kontribusi dari perdarahan postpartum terhadap total kematian ibu bervariasi antara 13,3% dan 43,6% di Afrika (Prata et al., 2010). Charier et al. (2009) menemukan 85% dari infeksi luka bedah postpartum teridentifikasi setelah operasi caesarea di sebuah rumah sakit di Italia.
8 8 Di Indonesia, komplikasi postpartum paling banyak terjadi diakibatkan perdarahan dan infeksi (Wiknjosastro, 2001). Data lain juga dikemukakan oleh Ine (2010) bahwa penyebab langsung kematian ibu postpartum terkait kehamilan dan persalinan adalah perdarahan (28%), eklampsi (24%), infeksi (11%), partus lama (5%) dan abortus (5%). Tingginya angka kematian akibat komplikasi postpartum pada ibu dengan HIV-AIDS menyebabkan perlu dilakukannya perawatan postpartum atau perawatan masa nifas termasuk pencegahan perdarahan, perawatan luka bekas operasi, penatalaksanaan nyeri, perbaikan nutrisi, pengawasan pengobatan, pengontrolan jumlah virus (viral load), CD4, dan lainnya (NICE, 2011). Perlunya pemahaman ibu terkait perawatan setelah bedah caesarea sangat diperlukan. Salah satu faktor yang berkontribusi dalam masa adaptasi wanita pada masa persalinan adalah perawatan postpartum yang dilakukan. Perawatan postpartum khususnya pasien HIV-AIDS sangat diperlukan, terutama terkait risiko infeksi. Untuk itu perlu di berikan informasi bagi perempuan yang akan menjalani bedah caesarea terkait risiko infeksi yang terjadi. Penentuan tingkat infeksi dilakukan melalui pengawasan post discharge setelah bedah caesarea. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Debra (2001) terkait efektivitas pengawasan terhadap informed consent rencana pemulangan pasien menunjukkan sebanyak 32% tingkat respon terhadap infeksi luka operasi ditentukan oleh pengawasan setelah pembedahan.
9 9 Perawatan postpartum merupakan perawatan yang bersifat edukatif sebab individu mampu melakukan perawatan secara mandiri. Perawatan mandiri (self care) adalah suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu guna memenuhi kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan dimana tingkat keberhasilannya ditentukan oleh pengalaman hidup, kebiasaan, tingkat pengetahuan, tingkat maturitas dan kesehatan mental individu (Orem, 2001). Pengalaman merupakan bagian dari kehidupan manusia yang sangat berharga yang dapat diberikan kepada siapa saja untuk digunakan dan menjadi pedoman serta pembelajaran bagi manusia. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Mengenali pentingnya pengalaman seputar persalinan terutama pengalaman melakukan perawatan masa nifas dan perawatan pada bayinya yang dilakukan langsung oleh ibu serta memberi kesempatan untuk menceritakannya pada orang lain sehingga menimbulkan pemahaman yang semakin mendalam (Kirkham, 1997). Pengalaman yang dirasakan ibu yang terinfeksi HIV dalam melakukan perawatan masa nifas dan perawatan bayinya merupakan pengalaman yang tidak dapat dirasakan dan di pahami oleh setiap orang. Pengalaman yang berbeda akan memberi makna yang berbeda pada setiap individu. Oleh karena itu eksplorasi secara mendalam terkait pengalaman ibu pengidap HIV-AIDS dalam melakukan perawatan setelah menjalani bedah caesarea sangat penting khususnya untuk menurunkan risiko infeksi yang dapat berujung pada kematian.
10 10 Pentingnya kemampuan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dalam perawatan dirinya telah mendapat perhatian beberapa tahun terakhir ini. Pasien memiliki tanggung jawab utama dalam mengelola kesehatannya dalam konteks kehidupan mereka lebih luas perlu diakui dalam penyediaan layanan dan dengan cara profesional oleh pemberi layanan kesehatan yang berinteraksi dengan pasien. Setengah dari seluruh kematian ibu postpartum terjadi selama minggu pertama setelah bayi lahir, dan mayoritas ini terjadi selama 24 jam pertama setelah proses melahirkan. Di Afrika, 34% penyebab utama kematian ibu adalah karena perdarahan, 10% karena sepsis dan infeksi yang hampir semua terjadi selama periode postpartum. Kematian pada Ibu HIV positif lebih berisiko pasca melahirkan dibandingkan perempuan HIV negatif. Akses penggunaan KB pada periode postpartum dini juga penting, dan kurang efektifnya perawatan postpartum sering berkontribusi dan jarak kehamilan buruk. Ini adalah waktu yang menegangkan bagi ibu baru, sehingga dukungan emosional dan psikososial harus tersedia untuk mengurangi risiko depresi (Warren, 2010). Namun, angka risiko kematian pada bedah caesarea sangat tinggi akibat infeksi. Komplikasi infeksi akibat bedah caesarea meliputi demam, wound infection, endometritis, bakterimia, dan infeksi saluran kemih (Chapman et al., 2009). Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang signifikan terkait perawatan bedah caesarea pada ibu yang positif AIDS dan ibu negative AIDS. Hanya saja diperlukan pengawasan ekstra terkait komplikasi yang mungkin terjadi seperti perdarahan ataupun infeksi luka terkait penyakit-penyakit infeksi yang berisiko tinggi. Oleh karena itu, perlunya pengawasan perawatan yang ketat pada masa
11 11 postpartum, khususnya ibu yang positif HIV-AIDS yang menjalani bedah caesarea. Perawatan postpartum ini mencakup monitoring setelah kelahiran, cara perawatan luka, pemberian ASI, nutrisi ibu, dan lainnya yang tentunya memperhatikan risiko yang mungkin dihadapi ibu dengan penyakit-penyakit infeksi yang berisiko tinggi. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti Bulan Juni 2014 pada seorang partisipan didapatkan adanya efek dari bedah caesarea menyebabkan infeksi yang berulang pada luka bekas operasinya baik di rumah sakit atau setelah pulang ke rumah. Partisipan menyampaikan bahwa dia dibantu oleh perawat dan keluarganya selama perawatan masa nifas khususnya terkait perawatan luka caesarea. Partisipan juga mengeluhkan tidak adanya informasi yang diberikan petugas kesehatan pada mereka sesaat akan pulang dari rumah sakit terkait penanganan perdarahan, perawatan perineum, perawatan payudara, penggunaan duk, pengenalan tanda-tanda infeksi, teknik higienis saat merawat luka, pengaturan gizi, perawatan bayinya, dan lain-lain terkait penyakit infeksi yang berisiko tinggi. Selain itu, partisipan juga menyampaikan bahwa payudaranya sering sakit, bengkak, dan sering muncul ruam yang hilang timbul selama masa nifasnya. Partisipan mengaku tidak pernah diajarkan cara perawatan payudara selama di rumah sakit atau setelah pulang kerumah. Perawatan diri pada masa postpartum sangat diperlukan khususnya ibu dengan penyakit-penyakit infeksi yang berisiko tinggi karena pada masa pemulihan ini, ibu diharapkan mampu melakukan pemenuhan perawatan pada
12 12 dirinya agar tidak mengalami gangguan kesehatan yang dapat berdampak langsung pada ibu ataupun bayi yang dilahirkannya. Berdasarkan latar belakang diatas, dan belum adanya penelitian terkait pengalaman ibu HIV-AIDS dalam melakukan perawatan postpartum setelah menjalani bedah caesarea di Kota Medan membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait pengalaman ibu HIV-AIDS dalam melakukan perawatan postpartum dengan sectio caesarea Permasalahan Pemilihan metode persalinan secara caesarea pada kasus HIV-AIDS terbukti dapat menurunkan tingkat penularan dari ibu ke anak, namun metode tersebut tidak serta merta membuat lega ibu HIV-AIDS. Selain itu, pentingnya pemahaman ibu HIV-AIDS terkait perawatan postpartum seperti risiko infeksi, risiko perdarahan, perawatan luka insisi, perawatan bayinya, penatalaksanaan pemberian air susu ibu, teknik aseptik dan lainnya dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam perawatan postpartum yang dapat berdampak terhadap kesehatan ibu terkait pencapaian perannya dan perawatan bayi setelah persalinan. Peningkatan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu postpartum khususnya ibu dengan HIV-AIDS perlu mendapat perhatian terkait perawatan diri ibu dan bayinya sehingga terhindar dari kejadian infeksi. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dinyatakan dengan pertanyaan penelitian: Bagaimana pengalaman ibu HIV-AIDS dalam melakukan perawatan postpartum dengan sectio caesarea.
13 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam pengalaman ibu HIV-AIDS dalam melakukan perawatan postpartum setelah menjalani bedah caesarea. 1.4.Manfaat Penelitian Praktik Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi perawat untuk meningkatkan profesionalismenya terkait penatalaksanaan perawatan postpartum pasca bedah caesarea khususnya pada pasien HIV-AIDS Pendidikan Keperawatan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar pengembangan ilmu keperawatan bedah khususnya terkait konsep perawatan pasca persalinan dengan menggunakan metode bedah caesarea pada pasien HIV-AIDS serta bermanfaat bagi institusi pendidikan dalam mempersiapkan mahasiswa yang akan melakukan praktik lapangan di ruang bedah dengan membekali mahasiswa terkait sikap proteksi terhadap kasus-kasus penyakit infeksi yang berisiko tinggi Penelitian Keperawatan Hasil Penelitian ini dapat digunakan sebagai evidence based dan pertimbangan bagi penelitian keperawatan dalam melakukan penelitian lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan perawatan pasca bedah caesarea pada pasien HIV-AIDS.
BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia sehingga menyebabkan sistem pertahanan tubuh manusia tersebut menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV di Indonesia masih menjadi masalah yang serius dan komplek serta menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di Indonesia juga masih tinggi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui aktivitas seksual dengan pasangan penderita infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah dunia karena melanda di seluruh negara di dunia (Widoyono, 2005).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang mengkhawatirkan masyarakat karena disamping belum ditemukan obat dan vaksin untuk pencegahan, penyakit ini juga memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit infeksi yang hingga saat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit infeksi yang hingga saat ini masih menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti dan memiliki insiden yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meliputi sebagai berikut : bayi terlalu besar, kelainan letak janin, ancaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sectio caesaria merupakan proses persalinan atau pembedahan melalui insisi pada dinding perut dan rahim bagian depan untuk melahirkan janin. Indikasi medis dilakukannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ke dunia luar. Beberapa kasus seperti plasenta previa, preeklamsia, gawat janin,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh seorang ibu berupa pengeluaran hasil konsepsi yang hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang merupakan masalah kesehatan global baik di negara maju maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Postpartum atau masa nifas adalah periode waktu saat selesai persalinan sampai 40 hari setelah persalinan. Menurut Prawiharjo (2010), masa nifas dimulai setelah plasenta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data yang diperoleh dari WHO (World Health Organization), penyebab kematian terbanyak pada wanita golongan reproduktif disebabkan oleh HIV (Human Immunodeficiency
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit menular masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan masih sering timbul sebagai KLB yang menyebabkan kematian penderitanya. Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus RNA yang dapat menyebabkan penyakit klinis, yang kita kenal sebagai Acquired Immunodeficiency
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus tersebut merusak sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes. RI, 2008). Virus tersebut
Lebih terperinci2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen yang sangat membahagiakan, tapi ada beberapa kasus dapat menjadi momen yang menakutkan hal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu jenis pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin melalui insisi di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human
Lebih terperinciHIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu internasional karena HIV telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai penanggulangannya, merupakan masalah yang sangat kompleks. Penularan HIV- AIDS saat ini tidak hanya terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV (human immunodeficiancy virus) yang berkembang paling cepat menurut data UNAIDS (United Nations
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, menyebabkan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) didefinisikan sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) didefinisikan sebagai suatu kondisi klinis yang disebabkan oleh infeksi virus Human Immuodeficiency Virus (HIV)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu merupakan suatu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam
Lebih terperincicaesar (seksio sesarea) dengan segala pertimbangan dan risikonya (Manuaba, 2007).
A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia
Lebih terperinciIntegrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
Integrasi Program PPIA (PMTCT ) di Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA Disampaikan pada Lecture Series Pusat Penelitian HIV/AIDS UNIKA ATMAJAYA: Peranan Bidan dalam Mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertolongan di fokuskan pada periode intrapartum (Saleha, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini merupakan suatu fenomena yang mempunyai pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilahirkan harus aman dan sehat serta membawa kebahagiaan bagi ibu dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan dan kesejahteraan ibu merupakan unsur utama dalam menentukan generasi yang akan datang. Proses kehamilan, persalinan dan bayi yang dilahirkan harus aman dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Virus HIV (Human Immunodefeciency Virus) adalah retrovirus yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu untuk membentuk virus DNA dan menginfeksi tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak ditemukannya penyakit Aqcuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan gobal. Menurut data dari United Nations
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan infeksi yang berkembang pesat di dunia, begitu pula di Indonesia. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Menurut Center
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Section Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Section Caesarea juga dapat didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan adalah suatu proses mendorong keluar hasil konsepsi (janin, plasenta dan ketuban) dari dalam rahim lewat jalan lahir atau dengan jalan lain (Reeder, 2012).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemik.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan bukanlah suatu nilai akhir melainkan lebih merupakan nilai instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari tercapainya tujuan yang
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan di daerah tropis seluruh dunia. Filariasis atau penyakit kaki gajah adalah suatu infeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan penyakit yang masih menjadi perhatian di dunia dan Indonesia. Penyakit ini memiliki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Profil Kesehatan Sumatera Utara Tahun 2013, salah satu penyakit menular yang belum dapat diselesaikan dan termasuk iceberg phenomenon atau fenomena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperlihatkan bahwa kelahiran caesar darurat menyebabkan risiko kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Amerika serikat (AS), kematian ibu pada kelahiran caesar jarang terjadi. Bahkan, banyak data menunjukkan bukti pada resiko mortalitas. Dalam tinjauan pada hampir
Lebih terperinciMata Kuliah Askeb III (Nifas)
No Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok/Sub Pokok Bahasan Waktu Sumber T P K Pada akhir perkuliahan mahasiswa dapat : Menjelaskan konsep dasar masa nifas. Pengertian masa nifas. tujuan masa nifas. peran dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyerang hati dan dapat menyebabkan penyakit akut, kronis dan juga kematian. Virus ini ditularkan melalui kontak dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti semula dan berlangsung kira-kira 6 minggu. 1. dibagi menjadi periode pasca persalinan (immediate postpartum), periode
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat alat kandungan kembali pulih seperti semula dan berlangsung kira-kira
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan penyebab dari timbulnya Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), masih menjadi masalah kesehatan utama secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak menular atau NCD (Non-Communicable Disease) yang ditakuti karena
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker telah menjadi masalah kesehatan serius bagi negara, disebabkan insidennya semakin meningkat. Penyakit ini termasuk salah satu jenis penyakit tidak menular
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of Differentiation 4) sehingga mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak kekerasan merupakan pelanggaran hak azasi manusia dan kejahatan terhadap martabat kemanusiaan serta merupakan bentuk diskriminasi. Tindak kekerasan (violence)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan persalinan adalah peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah, kehamilan, persalinan dan masa setelah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang
Lebih terperinciPERILAKU IBU POST SECTIO CAESAREA TERHADAP PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA DI RSU MITRA SEJATI MEDAN
PERILAKU IBU POST SECTIO CAESAREA TERHADAP PERAWATAN LUKA SECTIO CAESAREA DI RSU MITRA SEJATI MEDAN OLEH : ADE WIDYA SARI 105102035 PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome. (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir dekade ini telah di jumpai berbagai macam penyakit, diantaranya Acquired Immuno Defeciency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan penyakit yang disebabkan oleh Virus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah. Selain faktor teknis ini tentunya Air Susu Ibu juga dipengaruhi oleh asupan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perawatan payudara pada masa nifas merupakan perawatan yang dilakukan untuk mempersiapkan payudara agar dalam kondisi baik saat menyusui bayinya, meliputi perawatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan janin intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggutunggu setiap pasangan suami istri. Kehamilan merupakan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga pengidap akan rentan
Lebih terperinciGLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN
PENGARUH STIGMA DAN DISKRIMINASI ODHA TERHADAP PEMANFAATAN VCT DI DISTRIK SORONG TIMUR KOTA SORONG Sariana Pangaribuan (STIKes Papua, Sorong) E-mail: sarianapangaribuan@yahoo.co.id ABSTRAK Voluntary Counselling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode pascapersalinan meliputi masa transisi kritis bagi ibu, bayi, dan keluarganya secara fisiologis, emosional dan sosial. Baik di negara maju maupun negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia memperkirakan bahwa angka persalinan dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua proses persalinan negara negara berkembang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem perawatan kesehatan kita dahulu berorientasi pada penyakit. Meskipun demikian, kecenderungan sistem perawatan kesehatan baru baru ini menekankan pada dua aspek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kodrat dari wanita yaitu mengandung, melahirkan dan menyusui. Suami dan istri berperan penting dalam menjaga dan merawat bayinya mulai dari janin agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi merupakan salah satu penyebab utama tingginya angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Ibu bersalin yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seksio sesarea merupakan suatu teknik kelahiran perabdomen karena tidak dapat bersalin secara normal, sehingga dilakukan insisi di dinding abdomen (laparotomi) dan dinding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan sectio
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Operasi caesar atau dalam isitilah kedokteran Sectio Caesarea, adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Operasi caesar atau dalam isitilah kedokteran Sectio Caesarea, adalah prosedur persalinan melalui pembedahan irisan di perut ibu (laparotomi) dan rahim (histerotomi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia kematian ibu melahirkan masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menempati teratas di
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebidanan (midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas adalah masa dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah persalinan (Prawirohardjo, 2010; h.357). Selama masa nifas
Lebih terperinciLampiran 1. Informed Consent. Penjelasan prosedur
Lampiran 1 Penjelasan prosedur Informed Consent Anda diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian yang yang akan dilakukan oleh Gaby Gabriela Langi, SKM, mahasiswa Minat Utama Epidemiologi Lapangan Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. HIV (Human Imunodeficiency Virus) merupakan penyebab penyakit yang di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV (Human Imunodeficiency Virus) merupakan penyebab penyakit yang di kenal sebagai AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). AIDS merupakan penyakit yang sangat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah retrovirus yang menginfeksi sel-sel dari sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya. Selama infeksi berlangsung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV AIDS merupakan masalah kesehatan masyarakat global yang sampai saat ini belum ditemukan obat untuk menyembuhkannya (CDC, 2016). WHO (2016) menunjukkan bahwa terdapat
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. S DENGAN POST OPERASI SECTIO CAESAREA INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DI RUANG VK RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) maupun masih rendahnya jumlah ibu yang melakukan persalinan di fasilitasi kesehatan disebabkan kendala biaya sehingga diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kehamilan merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga. Peranan
Lebih terperincipanduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal
panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal 05 02 panduan praktis Kebidanan & Neonatal Kata Pengantar Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) menyatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai negara dalam beberapa tahun terakhir. Presentase bedah sesar di Ameika
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bedah sesar merupakan proses pengeluaran janin melaui insisi dinding abdomen dan uterus. 1 Jumlah persalinan dengan bedah sesar terus mengalami peningkatan di berbagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Operasi Caesar adalah operasi besar pada bagian perut/operasi besar abdominal (Gallagher, Mundy, 2004).Seksio sesarea merupakan suatu persalinan buatan di mana
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENULARAN HIV/AIDS PADA PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG PENULARAN HIV/AIDS PADA PROSES PERSALINAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Suswati Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. uterus ketika usia kehamilan melebihi 28 minggu (Saxena, 2010). Angka kejadian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seksio sesarea adalah suatu persalinan melalui insisi pada abdomen dan uterus ketika usia kehamilan melebihi 28 minggu (Saxena, 2010). Angka kejadian seksio sesarea
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakikat pembangunan nasional adalah menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta membangun seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyakit menular seksual AIDS masih menjadi perbincangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyakit menular seksual AIDS masih menjadi perbincangan utama dalam permasalahan global. AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan milenium atau sering disebut dengan millennium development goals (MDGs) adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan milenium atau sering disebut dengan millennium development goals (MDGs) adalah komitmen bersama untuk mempercepat pembangunan manusia dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar 60% Angka Kematian Ibu terjadi pada periode ini. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyak wanita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara nasional prevalensi kasus AIDS di Indonesia sebesar 8,15 artinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara nasional prevalensi kasus AIDS di Indonesia sebesar 8,15 artinya setiap 100.000 penduduk sebesar 8,15% diantaranya menderita AIDS (Ditjen Pengendalian Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan alat dan persalinan operatif yaitu Sectio Caesaria (SC). Prawirahardjo (2010) dalam Septi (2012).
BAB I PENDAHULUAN 1. LatarBelakangMasalah Proses persalinan merupakan proses kompleks untuk menyelamatkan ibu maupun bayinya dengan menggunakan berbagai macam metode seprti persalinan pervagina, persalinan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita
Lebih terperinci