OBSESIF KOMPULSIF DISORDER Disusun Oleh : urul Iman Pembimbing : dr. Hj. i Wayan Ani P, Sp. KJ Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
L A P O R A K A S U S : O b s e s i f K o m p u l s i f D i s o r d e r PEATALAKSAAA ama : y. D Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 31 tahun. Agama : Islam Suku : Betawi Pendidikan Terakhir : SMA Status Pernikahan : Sudah Menikah Pekerjaan : Tidak Bekerja Alamat : Jln. Jelambar barat 2 Tanggal Masuk RS : 5 2-2016
L A P O R A K A S U S : O b s e s i f K o m p u l s i f D i s o r d e r Keluhan Utama : PEATALAKSAAA Marah-marah dan membanting perabotan dapur satu hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke RS Jiwa Islam Klender dibawa oleh orang tua nya satu hari sebelum masuk rumah sakit. Lima belas tahun lalu saat pasien masih duduk dibangku sekolah menengah pertama mengalami kejadian yang buruk, yaitu pasien diperkosa oleh om nya sendiri. Setelah kejadian tersebut pasien merasa sperma om nya tersebut membuatnya kotor dan memiliki najis.
L A P O R A K A S U S : O b s e s i f K o m p u l s i f D i s o r d e r PEATALAKSAAA Tiga tahun setelah kejadian tersebut saat pasien duduk disekolah kelas tiga SMA, gangguan yang dialami pasien makin menjadi, pasien merasa dirinya mempunyai najis berat karena babi. Pasien enggan mengambil barang yang terjatuh dan takut dalam menyentuh objek. Lima tahun yang lalu pasien semakin merasa kotor dan najis, pasien mencuci tangan sampai lima belas menit, mandi lebih dari satu jam dan tidak mau menyentuh objek karena takut mengotori objek tersebut.
L A P O R A K A S U S : O b s e s i f K o m p u l s i f D i s o r d e r PEATALAKSAAA Dua tahun yang lalu pasien yakin bahwa dirinya najis karena babi sehingga memilih makanan (makanan ringan) sebelum yakin bahwa makanan tersebut halal dan dalam benaknya seolah berbicara bahwa maknan tersebut terkontaminasi oleh babi. Pasien juga takut jika bertemu orang keturunan china karena mengkonsumsi daging babi. Pasien merasa sampai cemas karena merasa kecurigaan tersebut pada setiap sesuatu makanan dan minuman bahwa najis dan kotor karena kontaminasi karena babi.
L A P O R A K A S U S : O b s e s i f K o m p u l s i f D i s o r d e r PEATALAKSAAA RIWAYAT GAGGUA PSIKIATRI Pasien sudah sejak lama mengalami gangguan tersebut, sejak mengalami kejadian yang membuat pasien trauma. RIWAYAT GAGGUA MEDIK Pasien tidak memiliki riwayat trauma kepala, cidera kepala, demam, maupun kejang. RIWAYAT ZAT PSIKOAKTIF Pasien tidak pernah mengonsumsi obat obatan terlarang, alkohol.
PEATALAKSAAA Riwayat Perkembangan Prenatal dan Perinatal Ibu pasien tidak mengalami trauma saat kehamilan dan tidak mengkonsumsi obat-obatan atau jamu apapun. Pasien dilahirkan secara normal (pervaginam) tidak ada kelainan atau penyulit dalam proses persalinan. Persalinan di bantu oleh Bidan. Riwayat Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal (0 3 tahun) Pada usia ini pasien diasuh oleh orang tuanya dan masih diberikan ASI. Pasien tumbuh normal seperti anak seusianya (belajar berdiri, berjalan, berbicara dan mengontrol BAB serta BAK). Pasien juga tidak pernah mengalami kesulitan makan dan tidak ada gangguan pada pola tidurnya. Pasien cukup baik dalam berinterkasi dan bersosialisasi dengan teman - teman seusianya. Pasien juga tidak mempunyai Riwayat gangguan Kanak-kanak perilaku. Pertengahan ( 3 11 tahun) Pasien anak yang mudah berteman. Sejak sekolah, pasien memiliki banyak teman, tidak pernah berkelahi / bermasalah di sekolah dan lingkungan tempat tinggal. Prestasi di sekolah relative baik dan tidak
HUBUGA RIWAYAT PEDIDIKA PERKEMBAGA KOGITIF PEATALAKSAAA Sikap pasien terhadap orang tua, kakak, saudara lain cukup baik. begitupun dengan tetangga dirumahnya, pasien tidak pernah memiliki masalah. pasien termasuk anak yang dapat mengikuti pelajaran dengan baik, tidak tinggal kelas, hobi menulis dan membaca. Pasien tidak memiliki gangguan belajar, prestasi belajar dinilai cukup baik sebelum mengalami kejadian pemerkosaan, tetapi pasien tetap menyelesaikan sekolah.
PERKEMBAGA MOTORIK PERKEMBAGA EMOSI DA FISIK PEATALAKSAAA Sebelum mengalami kejadian pemerkosaan perkembangan fisik pasien selama ini dirasa baik dan normal. Setelah kejadian itu pasien menjadi menjadi lama dalam lakukan kebersihan (cuci tangan, menguras bak mandi. Pasien dinilai memiliki emosi yang normal dan perkembangan fisik tidak ada gangguan, sesuai usia. PERKEMBAGA PSIKO Pasien menikah dengan suaminya sejak usia 24 tahun dan memiliki satu orang anak.
REMAJA RIWAYAT PEKERJAA DEWASA PEATALAKSAAA Pasien bekerja sebagai buruh pabrik, hanya sering berpindah tempat kerja yang menurut pasien nyaman RIWAYAT SEKSUAL DA PERKAWIA Usia pernikahan pasien dengan suaminya sampai sekarang sudah 7 tahun dan hingga saat ini sudah memiliki satu orang anak. Dalam kehidupan rumah tangganya, pasien mengaku tidak pernah ada
SEKSUAL RIWAYAT KEAGAMAA Pasien cukup rajin dalam melaksanakan ibadahnya di kesehariannya RIWAYAT AKTIVITAS PEATALAKSAAA Pasien sering bergaul dengan tetangga dirumahnya. Pasien juga banyak memiliki teman (tetangga) yang akrab dengannya. Dilingkungan kerja pasien juga pribadi yang mudh brgaul, banyak teman dan tidak pernah membuat masalah baik kepada atasan maupun rekan kerja. RIWAYAT HUKUM Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum
Pasien menikah dengan suami sejak 7 tahun yang lalu, dalam pernikahannya ini pasien sudah memiliki anak. Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang bertanggungjawab terhadap kewajibannya, ia mengurus anaknya sesuai kemampuan, karena mengalami sedikit perubahan perilaku yang berimbas pada anaknya juga. Pasien tetap berusaha bekerja semampunya untuk membantu suaminya PEATALAKSAAA
PEATALAKSAAA = Pasien = Ibu pasien
PEATALAKSAAA SITUASI Pasien tinggal satu rumah dengan suami dan anaknya. Tetapi setelah merasa sangat terganggu dengan keadaan psikis pasien sekarang, pasien di antarkan ke RSJI Klender untuk di rawat sedangkan anaknya oleh suaminya dititipkan kepada bibi nya.
Pasien seorang perempuan, berbadan cukup gemuk, tinggi sekitar 160 cm dan berat 60 kg, tidak ada kelainan bentuk tubuh. Pasien berkulit sawo matang, rambut berwarna hitam, agak sedikit ikal, dan panjang. Pasien memakai kaos merah muda dan celana panjang training, dan memakai sandal jepit. Pakaian pasien cukup rapi. Tampilan pasien sesuai dengan usia sebenarnya. PEATALAKSAAA
PERILAKU DA AKTIFITAS PSIKOMOTOR DESKRIPSI PASIE PEATALAKSAAA Pasien nampak sedikit gelisah, perhatian kurang, cukup berminat untuk diwawancara tetapi tidak terlalu mau jika terlalu banyak pertanyaan, pewawancara dapat menggali keluhan dari pasien. Konsentrasi pasien cukup baik, bisa menjawab pertanyaan dari pemeriksa. SIKAP TERHADAP PEMERIKSA Pasien cukup kooperatif dalam menjawab. Pada pertemuan pertama, pasien tidak terlalu ingin di beri banyak pertanyaan sehinggi pewawancara memberi kesempatan untuk menenangkan diri dulu kepada pasien. Pada pertemuan kedua
Mood Afek Keserasian ALAM PERASAA : cemas : terbatas : serasi PEMBICARAA (SPEECH) Cara berbicara PEMBICARAA : spontan, cenderung relevan Volume berbicara : normal, tidak keras Kec. Berbicara Gg berbicara : Sedikit lambat ALAM PERASAA : tidak ada afasia, disartria, dan ekolalia.
GAGGUA PERSEPSI GAGGUA PIKIR GAGGUA PERSEPSI DA GG PIKIR Halusinasi Ilusi Auditorik : Tidak Ada Visual : Tidak Ada Taktil : Tidak ada Gustatorik : Tidak Ada : Tidak ada Proses Pikir ALAM PERASAA Produktivitas : berpikir ragu Kontinuitas Assosiasi longgar Inkoherensia Word salad eologisme Flight of Idea Ada : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada. : Tidak ada. : Tidak
PEMBICARAA Isi pikir ; Gangguan isi pikiran : Waham : Tidak ada. Idea of reference : Tidak ada. Preokupasi : Tidak ada. Fobia : Tidak ada. ALAM PERASAA
SESORIUM KOGITIF PEMBICARAA ALAM PERASAA Orientasi : baik Waktu Tempat Orang Kemampuan visuospasial : baik (pasien mampu menggambar arah jarum jam 4 ) Daya ingat : Cukup Baik 1. Daya ingat jangka panjang (pasien dapat mengingat alamat rumah, nama sekolah SD) 2. Daya ingat jangka pendek (pasien dapat mengingat menu sarapan pagi tadi) 3. Daya ingat yang baru-baru ini terjadi (pasien dapat mengingat kapan ia datang ke rumah sakit) 4. Daya ingat segera (pasien dapat mengingat nama dokter muda yang wawancara saat itu, dan dapat mengulang dengan baik urutan nama benda kursi, pulpen, televisi ) 5. Konsentrasi : cukup baik
DAYA ILAI SESORIUM KOGITIF PEMBICARAA ALAM PERASAA Daya nilai sosial : Baik Menurut pasien korupsi adalah perbuatan tidak baik. Uji daya nilai : Baik Misalnya jika pasien melihat tayangan TV mengenai tindakan kriminal, pasien mengatakan orang tersebut salah dan harus dihukum. Daya nilai realitas: Baik Tilikan : Tilikan derajat 4
DAYA ILAI Keadaan Umum : Tampak sehat Kesadaran : Compos mentis Tanda Vital : Tekanan Darah :120 / 70 mmhg Suhu : 37 o c (afebris) adi : 80 x/ menit Pernapasan : 20 x/ menit SESORIUM S t a t u s g e n e r a l i s Status eurologi : Gangguan rangsangan meningeal (-) KOGITIF PEMBICARAA ALAM PERASAA Mata :
EVALUASI MULTIAKSAL KOGITIF PEMBICARAA ALAM PERASAA AKSIS I : Obsesif Kompulsif Disorder AKSIS II : Tidak ada gangguan. AKSIS III AKSIS IV : Tidak ada. : primary support group di masa lampau AKSIS V : Global Assesment of Functioning (GAF) SCALE 1 tahun 70-61 & GAF pemeriksaan 50-41
DAFTAR MASALAH Organobiologik : Tidak ada. Psikologi KOGITIF PEMBICARAA ALAM PERASAA : Sudah sejak lama pasien mengalami gangguan dan semakin lama semakin berat. Sosial : Rasa tidak nyaman karena dihantui kecurigaan terhadap najis dan merasa kotor sehingga sangat menjaga jarak dengan orang lain. DAFTAR MASALAH
PEATALAKSAAA KOGITIF PEMBICARAA ALAM PERASAA FARMAKOTERAPI Risperidon 2 x 2 mg THP 3 x 2 mg Clozapine 1 x 100 mg
PEATALAKSAAA KOGITIF PEMBICARAA ALAM PERASAA Terapi Suportif M beri dukungan dan perhatian kepada pasien dalam m hadapi masalah. Memotivasi pasien agar minum obat dengan teratur dan rutin mengontrol penyakit jiwanya ke RSJI. Mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang bermanfaat (bersosialisasi dengan teman yang lain, olah raga bermain tenis meja ) Terapi Kognitif Menjelaskan kepada pasien tentang penyakitnya. Menerangkan kepada pasien tentang keluhan yang dialami timbul akibat cara berfikir, mengatasi perasaan dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapi. Menjelaskan kepada pasien untuk selalu berusaha menahan emosi dan tidak melakukan hal-hal yang membahayakan orang lain karena hal inilah yang membuat ia dikucilkan oleh lingkungannya.
Terapi Sosial PEATALAKSAAA KOGITIF PEMBICARAA ALAM PERASAA Melibatkan pasien secara aktif dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok di RS agar ia dapat beraktivitas dan berinteraksi dengan lingkungannya. Mulai mencoba membina hubungan baik dengan tetangga dan lingkungan sekitarnya Terapi Keluarga Menjelaskan kepada keluarga mengenai kondisi pasien yang sebenarnya, agar keluarga dapat membantu dan mendukung rencana terapi. Memotivasi keluarga pasien untuk memperlakukan pasien sebagai bagian dari anggota keluarga dan tidak dijauhi. Terapi Pekerjaan Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau pekerjaan yang bermanfaat.
I D E T I T A S AAMESA GAGGUA MEDIS PROGOSIS EVALUASI MULTIAKSAL KOGITIF PEMBICARAA ALAM PERASAA Faktor - faktor yang mendukung kearah prognosis baik: adanya peristiwa yang menjadi pencetus, memiliki pekerjaan. Faktor - faktor yang mendukung kearah prognosis buruk : awitan saat masih smp, kepercayaan yang mengarah ke waham. Kesimpulan prognosisnya adalah: Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad bonam Quo ad sanationam: ad bonam
DAKE SCHÖ THAK YOU Wassalamualaikum Wr.Wb. Jakarta Februari, 2016