PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA MODAL TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonorni Volu~ne I No. 2, September PENGARUH PENDAPATAN ASLl DAERAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP BELANJA MODAL

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL PADA KABUPATEN GORONTALO

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kepentingan manajer (agen) ketika para manajer telah dikontrak oleh pemilik

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang diterjemahkan sebagai kesejahteraan hidup. Secara ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. internasional dikenal adanya tujuan posisi manusia sebagai central dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (IPM), pembangunan manusia didefinisikan sebagai a process

: Dalila Rahmawati Ester NPM : Pembimbing : Dr. Ir. Budiman, MS.

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibuat dan dipopulerkan oleh United Nations

Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan Kinerja Keuangan terhadap Alokasi Belanja Modal

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM..

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

: Niken Kurniawati NPM :

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH (Studi Kasus Pada Kota Di Jawa Barat)

PENGARUH BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) TERHADAP PENDAPATAN PER KAPITA

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris di Wilayah Karesidenan Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. (United Nations Development Programme) sejak tahun 1996 dalam seri laporan

PENGARUH PAD, DAU, DAK TERHADAP IPM DENGAN BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada Kabupaten/Kota Di Provinsi Papua Tahun )

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pemerintahan Kota/Kabupaten

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

ZELFIA YULIANA SUTAMI ( ) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. (a process of enlarging the choice of people). Indeks Pembangunan Manusia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGANGGURAN, KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN TERHADAP PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI DKI JAKARTA PERIODE

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. dimana satu orang atau lebih (principal) terlibat dengan orang lain (agent) untuk

DAFTAR PUSTAKA. %02014.pdf

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan di Indonesia secara keseluruhan

BAB VI PENUTUP. 1. Dari hasil pengujian statistik deskriptif, Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara yang

Kata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM

PENDAHULUAN. daerah yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Dulunya, sistem

Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Jumlah Penduduk terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur

PENGARUH ANGGARAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP PENGALOKASIAN ANGGARAN BELANJA MODAL SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakar pada teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Teori

BAB I PENDAHULUAN. landasan hukum dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang. menjadi UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004.

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi pemerintahan pada daerah Indonesia di tahun 2001

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan yang diberikan oleh pemerintah pusat terealisasi, maka beberapa

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. atau lebih individu, kelompok, atau organisasi. Agency problem muncul ketika

BAB V PENUTUP. adalah tersedianya sumber sumber pembiayaan, sumber pembiayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi yang mensyaratkan perlunya pemberian otonomi seluas-luasnya

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. implementasi kebijakan desentralisasi fiskal di Provinsi Sulawesi Barat. Bab ini

PENGARUH DANA ALOKASI KHUSUS, DANA BAGI HASIL DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN LUWU

JUMAIDI SUSANTO

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sistem negara kesatuan, pemerintah daerah merupakan bagian yang

Oleh : ERWIN DWI SAPUTRO B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kuncoro, 2004).

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat sesuai dengan peraturan peundang-undangan. Hal tersebut

PENGARUH PAJAK DAERAH DAN DANA ALOKASI UMUM TERHADAP ALOKASI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN MAGETAN TAHUN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI INFORMASI & KOMUNIKASI TERAPAN 2013 (SEMANTIK 2013) ISBN: Semarang, 16 November 2013

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan lebih dekat dengan masyarakat. Otonomi yang dimaksudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 yang kemudian direvisi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

KESIMPULAN DAN SARAN

Volume I No. 1, Februari 2016 ISSN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Determinan Indeks Pembangunan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang sentralisasi menjadi struktur yang terdesentralisasi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah dalam pelaksanaan pelayanan publik. Di Indonesia, dokumen

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA BAGI HASIL (DBH), DANA ALOKASI UMUM (DAU), DAN ALOKASI KHUSUS (DAK) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI (PDRB)

I. PENDAHULUAN Belanja daerah merupakan pengalokasian dana yang harus dilakukan secara efektif dan efisien, dimana belanja daerah dapat menjadi tolak

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mengelola keuangannya sendiri. Adanya otonomi daerah menjadi jalan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang dijadikan pedoman

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan desentralisasi fiskal yang diberikan pemerintah pusat kepada

INNEL ROSA APRINELITA FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI

BAB 1 PENDAHULUAN. diartikan sebagai hak, wewenwang, dan kewajiban daerah otonom untuk

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD), DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL PADA

BAB III METODE PENELITIAN. di Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan data laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. mengelola sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif.

1. PENDAHULUAN. merupakan salah satu unsur belanja langsung. Belanja modal merupakan

PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA PUBLIK KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan peraturan sektor publik yang disertai dengan adanya tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang menjadi

DIAN LESTARI

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO, PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM DAN DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP BELANJA DAERAH

ANALISIS ALOKASI BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI BANTEN

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK DALAM MEMBAYAR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI DESA JATISOBO POLOKARTO SUKOHARJO

BAB V PENUTUP. Belanja Daerahnya juga semakin tinggi. Belanja Daerahnya juga semakin tinggi. Belanja Daerahnya juga semakin tinggi.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Jawa Tengah terletak di antara B.T B.T dan 6 30 L.S --

BAB I PENDAHULUAN. semenjak diberlakukannya Undang-Undang N0. 22 tahun 1992 yang di revisi

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, desentralisasi fiskal mulai hangat dibicarakan sejak

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam perkembangannya, kebijakan ini

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam perkembangannya seringkali terjadi adalah ketimpangan

DAFTAR PUSTAKA JurnalAkuntasi Skripsi (Semantik 2013) SimposiumNasionalAkuntansi X E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.3 (2013): Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

Transkripsi:

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN BELANJA MODAL TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Jouzar Farouq Ishak Universitas Widyatama Bandung Email: jouzar.farouq@widyatama.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh secara signifikan pendapatan asli daerah dan belanja modal terhadap indeks pembangunan manusia pada Pemerintah Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa Barat baik secara parsial maupun secara simultan. Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa Barat. Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data crosssection atau yang biasa disebut dengan data panel. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling. Peneliti menggunakan analisis regresi yang dilakukan dengan menggunakan regression analysis merupakan suatu bentuk regresi yang dirancang secara hierarki untuk menentukan hubungan antara dua variabel dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi antara dua atau lebih variabel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia pada Pemerintah Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa Barat. Belanja modal berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia pada Pemerintah Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa Barat. Pendapatan asli daerah dan belanja modal berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia pada Pemerintah Kabupaten atau Kota di Provinsi Jawa Barat. Kata Kunci: pendapatan asli daerah, belanja modal, indeks pembangunan manusia PENDAHULUAN Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal mengharapkan pemerintah daerah memiliki kemandirian yang lebih besar dalam keuangan daerah. Oleh karena itu, peranan pendapatan asli daerah sangat menentukan kinerja keuangan daerah. Dengan potensi yang dimiliki oleh daerah diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penerimaan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai segala kewajiban dari pemerintah daerah dalam menjalankan kegiatan pemerintahan daerah, termasuk untuk digunakan dalam meningkatkan infrastruktur daerah (Kusnandar & Dodik Siswantoro, 2012). Dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan publik, pemerintah daerah hendaknya mampu mengubah proporsi belanja yang dialokasikan untuk tujuan dan hal-hal yang positif, sebagai contoh melakukan aktivitas pembangunan yang berkaitan dengan program-program untuk kepentingan publik (Lilis Setyowati & Yohana Kus Suparwati, 2012). Nur Isa Pratowo (2011) menjelaskan bahwa dalam upaya peningkatan indeks pembangunan manusia, perlu kebijakan penganggaran dengan memperbesar komposisi anggaran belanja supaya lebih terfokus pada program sasaran dan memperkecil belanja yang berupa upah/gaji/honor birokrat atau mitra pelaksana program. 565

Program sasaran yang dimaksud adalah di bidang kesehatan, pendidikan, dan penciptaan lapangan kerja serta memperluas pasar produk-produk regional agar meningkatkan pendapatan masyarakat untuk mencapai kehidupan yang layak. Pada tahun 2012, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Jawa Barat sebesar 73,11 sedangkan IPM secara Nasional sebesar 73,29. Provinsi 2008 2009 2010 2011 2012 Begitu juga pada tahun sebelumnya yaitu pada Banten 69,70 70,06 70,48 70,95 71,49 tahun 2011 bahwa IPM di Provinsi Jawa Barat sebesar DKI Jakarta 77,03 77,36 77,60 77,97 78,33 72,73 sedangkan IPM secara Nasional Jawa Barat 71,12 71,64 72,29 72,73 73,11 sebesar 72,77. Berdasarkan data tersebut Jawa Tengah 71,60 72,10 72,49 72,94 73,36 dapat dilihat apabila IPM di Provinsi Jawa DI Yogyakarta 74,88 75,23 75,77 76,32 76,75 Barat lebih rendah daripada IPM secara Jawa Timur 70,38 71,06 71,62 72,18 72,83 Nasional. Tabel 1. Indeks Pembangunan Indonesia 71,17 71,67 72,27 72,77 73,29 Manusia Pada 6 Provinsi di Pulau Jawa dan Indonesia Tahun 2008 s.d 2012 Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: 1) Seberapa besar pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat? 2) Seberapa besar pengaruh Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat? 3) Seberapa besar pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat? Granof (2007) menyatakan bahwa pendapatan dalam pemerintahan harus tersedia untuk membayar kewajiban dari periode saat ini yang sedang berlangsung sebelum dapat diakui. Fokus dalam pengukuran pendapatan tersebut diantaranya sumber-sumber keuangan saat ini seperti kas, piutang, surat berharga, dan persediaan serta aset modal seperti tanah, gedung, dan peralatan tidak diperhitungkan dalam pemerintahan melainkan dalam aktivitas pemerintahan. Melalui otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, pemerintahan daerah memiliki wewenang untuk menggali pendapatan dan melakukan peran alokasi secara mandiri dalam menetapkan prioritas pembangunan. Diharapkan dengan adanya otonomi dan desentralisasi fiskal dapat lebih memeratakan pembangunan sesuai dengan aspirasi lokal untuk mengembangkan wilayah menurut potensi daerah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Hadi Sasana, 2009). Menurut Freeman, et al. (2006: 217) belanja, konsep yang yang berbeda daripada beban, adalah sebuah ukuran dari dana kewajiban yang dikeluarkan selama periode dari operasional pemerintahan, pengeluaran modal, dan hutang. Belanja pemerintah dapat didefinisikan sebagai akuntansi dana di mana semua penurunan dana aset bersih untuk kegiatan rutin operasional pemerintah, pengeluaran modal, dan hutang kecuali yang terjadi dari transfer ke dana lainnya. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang membuat rakyat menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif. Hal ini nampaknya sederhana. Tetapi seringkali terlupakan oleh kesibukan jangka pendek untuk mengumpulkan harta dan uang (UNDP, 2000). 566

UNDP mendefinisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut penduduk ditempatkan sebagai tujuan akhir sedangkan upaya pembangunan dipandang sebagai sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk menjamin tercapainya tujuan pembangunan manusia, empat hal pokok yang perlu diperhatikan adalah produktivitas, pemerataan, kesinambungan, dan pemberdayaan (UNDP, 2000). Hipotesis penelitian yang diajukan peneliti dapat dirumuskan sebagai berikut: H1: Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia. H2: Belanja Modal berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan Belanja Modal. H3: Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal secara bersama-sama berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia. METODE PENELITIAN Objek dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, dan Indeks Pembangunan Manusia. Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. Pemilihan Provinsi Jawa Barat dikarenakan rasio realisasi belanja per kapita lebih rendah di bawah rata-rata nasional dan nilai Indeks Pembangunan Manusia yang lebih rendah daripada nilai Indeks Pembangunan Manusia secara nasional. Populasi dalam penelitian ini adalah Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari 27 Pemerintah Kabupaten/Kota dan populasi sasarannya adalah 25 Pemerintah Kabupaten/Kota. Menurut Sekaran (2003: 277) purposive sampling di sini adalah terbatas jenis tertentu kepada orangorang yang dapat memberikan informasi yang diinginkan, baik karena mereka hanya orang yang memilikinya, atau sesuai dengan beberapa kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan regression analysis merupakan suatu bentuk regresi yang dirancang secara hierarki untuk menentukan hubungan antara dua variabel dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi antara dua atau lebih variabel independen (Imam Ghozali, 2005). Data dapat diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Data primer merujuk pada informasi yang diperoleh secara langsung oleh peneliti terhadap variabel yang diteliti untuk spesifikasi dalam penelitian. Sedangkan data sekunder diperoleh dari informasi yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang tersedia (Sekaran, 2003: 219). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data sekunder. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah serta Pertumbuhan Ekonomi periode 2007 sampai dengan 2011 dan data Indeks Pembangunan Manusia periode 2008 sampai dengan 2012 pada 25 Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat yang berasal dari Badan Pusat Statistik beserta dokumen-dokumen lainnya yang dipublikasikan oleh Pemerintah. Pendapatan Asli Daerah (X 1 ) Belanja Modal (X 2 ) Indeks Pembangunan Manusia (Y) Gambar 1. Hubungan Struktur X1, X2 terhadap Y HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Besarnya pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y ditunjukkan pada tabel di bawah ini: 567

Model 1 (Constant) Pendapatan Asli Daerah Belanja Modal Tabel 2. Coefficients a Coefficients a Unstandardiz ed Coefficients a. Dependent Variable: Indeks Pembangunan Manusia Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 71.866.414 173.718.000 1.90E-011.000.648 4.504.000-7.9E-012.000 -.395-2.747.007 Nilai ttabel dilihat pada taraf signifikansi 0,05 di mana df = jumlah sampel - variabel bebas = 125 2 = 123. Oleh karena itu, nilai ttabel pada df = 123 adalah 1,65734. Nilai thitung diperoleh pada tabel di atas yaitu 4,504 yang berarti thitung > ttabel (4,504 > 1,65734). Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima yang memberikan kesimpulan bahwa variabel Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia. Otonomi daerah dan desentralisasi fiskal mengharapkan pemerintah daerah memiliki kemandirian yang lebih besar dalam keuangan daerah. Oleh karena itu, peranan pendapatan asli daerah sangat menentukan kinerja keuangan daerah. Dengan potensi yang dimiliki oleh daerah diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penerimaan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai segala kewajiban dari pemerintah daerah dalam menjalankan kegiatan pemerintahan daerah, termasuk untuk digunakan dalam meningkatkan infrastruktur daerah (Kusnandar & Dodik Siswantoro, 2012). Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lilis Setyowati & Yohana Kus Suparwati (2012) menemukan bahwa pendapatan asli daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. PAD akan mempengaruhi pembangunan di daerah yang direalisasikan dalam bentuk pengadaan fasilitas dan infrastruktur yang ditujukan untuk kepentingan publik, sehingga hal ini akan meningkatkan alokasi belanja modal dan mempengaruhi dalam hal meningkatkan indeks pembangunan manusia. Nilai ttabel dilihat pada taraf signifikansi 0,05 di mana df = jumlah sampel - variabel bebas = 125 2 = 123. Oleh karena itu, nilai ttabel pada df = 123 adalah -1,65734. Nilai thitung diperoleh pada tabel di atas yaitu - 2,747 yang berarti -thitung < -ttabel (-2,747 < -1,65734). Dengan demikian, H0 ditolak dan Ha diterima yang memberikan kesimpulan bahwa variabel Belanja Modal berpengaruh terhadap variabel Indeks Pembangunan Manusia. Keterkaitan antara belanja modal dengan indeks pembangunan manusia sangat erat dimana kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia didasarkan kepada pemikiran bahwa pendidikan tidak sekedar menyiapkan peserta didik agar mampu masuk dalam pasaran kerja, namun lebih daripada itu, pendidikan merupakan salah satu upaya pembangunan watak bangsa seperti kejujuran, keadilan, keikhlasan, kesederhanaan dan keteladanan (Denni Sulistio Mirza, 2012). Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Hadi Sasana (2012) menemukan bahwa belanja modal berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia. Pemberdayaan dan pemihakan alokasi belanja daerah bagi peningkatan infastruktur dan pelayanan dasar adalah faktor penting bagi pembangunan di daerah dalam pelaksanaan otonomi. Indikator kinerja yang menunjukkan pencapaian output dan kualitas layanan yang semakin baik dapat menjadi penunjang berbagai aktivitas baik sosial maupun ekonomi masyarakat. Sehingga hasil, manfaat, dan dampaknya dapat dirasakan langsung atau tidak langsung bagi kepentingan sebesarbesarnya rakyat yang berujung pada peningkatan kesejahteraan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pendapatan Asli Daerah secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat. 568

2. Belanja Modal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat. 3. Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Indeks Pembangunan Manusia pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat. Selain itu, penulis memberikan saran yaitu sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat sehingga generalisasi hasil penelitian dan pembahasan kurang dapat diberlakukan bagi provinsi-provinsi yang lain di Indonesia. Diharapkan untuk penelitian yang akan datang agar dapat memperluas serta menambah sampel penelitian dengan periode pengamatan yang lebih panjang agar dapat menghasilkan data yang lebih komprehensif dan akurat. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. (2014). Jawa Barat Dalam Angka. Bandung. Freeman, Robert J., Shoulders, Craig D., & Allison, Gregory S. (2006). Governmental and Nonprofit Accounting. Prentice Hall: Pearson. Ghozali. Imam. (2005). Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Granof, Michael H. (2007). Government & Non Profit Accounting. New York: John Wiley & Sons. Kusnandar & Siswantoro, Dodik. 2012. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah terhadap Belanja Modal. Simposium Nasional Akuntansi XV Banjarmasin: 20 s.d 23 September 2012. Mirza, Denni Sulistio. (2012). Pengaruh Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, dan Belanja Modal terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Jawa Tengah tahun 2006-2009. Economics Development Analysis Journal Universitas Negeri Semarang, vol 1, no 2. Pratowo. Nur Isa. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Jurnal Studi Ekonomi Indonesia. Sasana. Hadi. (2012). Pengaruh Belanja Pemerintah Daerah dan Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia. Media Ekonomi Manajemen, vol 25, no 1. Sekaran. Uma. (2003). Research Methods for Business. New York: John Wiley & Sons. Setyowati, Lilis & Suparwati, Yohana Kus. (2012). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, DAU, DAK, PAD Terhadap Indeks Pembangunan Manusia dengan Pengalokasian Anggaran Belanja Modal sebagai Variabel Inetervening. Prestasi vol 9, no 1. United Nations Development Programme (2000). Human Development Report 2000: Economic and Human Development. Published for United Nations Development Programme. New York: Oxford University Press. 569