KIMIA ANALITIK (Kode : B-08) PERVAPORASI ETANOL-AIR MENGGUNAKAN MEMBRAN SELULOSA ASETAT - ALUMINA

dokumen-dokumen yang mirip
MEMBRAN SELULOSA ASETAT TERMODIFIKASI ZEOLIT ALAM TASIKMALAYA UNTUK PERVAPORASI ETANOL-AIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengaruh Suhu dan Tekanan Tangki Destilasi terhadap Kinerja Permeasi Uap dengan Membran Keramik dalam Pemurnian Larutan Etanol-Air

Kelompok B Pembimbing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KARAKTERISASI MEMBRAN PADA PEMISAHAN CAMPURAN MTBE METANOL DENGAN TEKNIK PERVAPORASI. Abstrak

20. Yang, H.; Nguyen Q. T,; Ping Z., Desorption and Pervaporation Properties of Zeolite-filled Poly(dimethylsiloxane) membranes, Springer-Verlag,

PENGGUNAAN KITOSAN UNTUK MENINGKATKAN PERMEABILITAS (FLUKS) DAN PERMSELEKTIVITAS (KOEFISIEN REJEKSI) MEMBRAN SELULOSA ASETAT

TEKNOLOGI PERVAPORASI UNTUK PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALKOHOL MINYAK NILAM MENGGUNAKAN MEMBRAN SELULOSA ASETAT

3 Metodologi Penelitian

4 Hasil dan Pembahasan

Efektivitas Membran Hibrid Nilon6,6-Kaolin Pada Penyaringan Zat Warna Batik Procion

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

4 Hasil dan pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

PENGAMBILAN AIR DARI SISTEM ISOPROPIL ALKOHOL AIR DENGAN DISTILASI ADSORPTIF MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM DAN SILIKA GEL

Pengaruh Medium Perendam...(Senny W dan Hartiwi D) PENGARUH MEDIUM PERENDAM TERHADAP SIFAT MEKANIK, MORFOLOGI, DAN KINERJA MEMBRAN NATA DE COCO

MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI MAHKOTA BUAH NANAS (Ananas Comocus) SEBAGAI FILTER DALAM TAHAPAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH SARUNG TENUN SAMARINDA

3 Metodologi Percobaan

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III PEMILIHAN DAN PENGUJIAN MEMBRAN UNTUK SISTEM VAPOR RECOVERY

PEMURNIAN ETANOL SECARA MIKROFILTRASI MENGGUNAKAN MEMBRAN SELULOSA ESTER

Pengaruh Variasi Komposisi Pelarut Terhadap Kinerja dan Sifat Fisikokimia Membran Selulosa Asetat ABSTRACT

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

PERMODELAN MATEMATIK DEHIDRASI BIOETANOL DENGAN MEMBRAN PERVAPORASI

PENGARUH KONSENTRASI SERTA PENAMBAHAN GLISEROL TERHADAP KARAKTERISTIK FILM ALGINAT DAN KITOSAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Dwi Indarti, Tri Mulyono, Lia Kartika Sari Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Jember

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

4 Hasil dan Pembahasan

3. Metodologi Penelitian

PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN : PENGARUH MEMBRAN SELULOSA ASETAT TERHADAP KUALITAS AIR OLAHAN SUNGAI SIAK

PENGARUH HIDROFILISITAS MEMBRAN TERHADAP PENINGKATAN KEMURNIAN ETANOL SECARA DESTILASI Fetty Alvionita Sitanggang, Diah Mardiana*, Ellya Indahyanti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pembuatan Pulp dari Serat Daun Nanas

KARAKTER MEMBRAN SELULOSA ASETAT AKIBAT PENAMBAHAN ZAT ADITIF MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)

PENDAHULUAN. Latar belakang. digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIFAT MEKANIK DAN FLUX MEMBRAN ZEOLIT

BABffl METODOLOGIPENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

3 Percobaan. 3.1 Alat dan Bahan Alat Bahan

PENGARUH JENIS DAN TEMPERATUR KOAGULAN TERHADAP MORFOLOGI DAN KARAKTERISTIK MEMBRAN SELULOSA ASETAT

OLEH NASRUN /KIM

UJI KINERJA KOLOM ADSORPSI UNTUK PEMURNIAN ETANOL SEBAGAI ADITIF BENSIN BERDASARKAN LAJU ALIR UMPAN DAN KONSENTRASI PRODUK

Halaman Pengesahan Skripsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JURNAL SAINS DAN SENI Vol. 2, No. 1, (2013) ( X Print) 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN

MODIFIKASI MEMBRAN SELULOSA ASETAT SEBAGAI MEMBRAN ULTRAFILTRASI: STUDI PENGARUH KOMPOSISI TERHADAP KINERJA MEMBRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN. bulan agustus tahun 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

BAB I DISTILASI BATCH

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

PENINGKATAN KINERJA MEMBRAN SELULOSA ASETAT UNTUK PENGOLAHAN AIR PAYAU DENGAN MODIFIKASI PENAMBAHAN ADITIF DAN PEMANASANN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

PEMBUATAN MEMBRAN SELULOSA ASETAT DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT. Alfian Putra* ), Irwan* ) ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang

Adsorpsi Fenol pada Membran Komposit Khitosan Berikatan Silang

jatuh ke gelas ukur. Hal ini yang membuat hasil pengukuran kurang akurat. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Minyak goreng bekas

3 Metodologi penelitian

4. Hasil dan Pembahasan

LAPORAN PENELITIAN. Pengambilan Protein Dalam Virgin Coconut Oil. (VCO) Dengan Metode Membran Ultrafiltrasi DISUSUN OLEH : HAFIDHUL ILMI ( )

Pengaruh Media Perendam Terhadap Permeabilitas Membran Polisulfon

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

Variasi Konsentrasi Larutan Dan ph Larutan Sodium Dodesil Sulfat Terhadap Proses Pemisahan Pada Membran Selulosa Asetat

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

KETAHANAN MEMBRAN KOMPOSIT KITOSAN/ POLISULFON TERHADAP ph. Maria Erna, Sri Haryati, Roy Naldo 1 dan Yeni Fitri Yana 2 1

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

FISIKA 2. Pertemuan ke-4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab I. Pendahuluan I-1

Makalah Pendamping: Kimia Paralel F

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SINTESIS MEMBRAN SELULOSA ASETAT UNTUK DESALINASI AIR PAYAU

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK ZrSiO 4 -ZrO 2 -TiO 2 TESIS. M. ALAUHDIN NIM : Program Studi Kimia

Transkripsi:

MAKALAH PENDAMPING KIMIA ANALITIK (Kode : B-08) ISBN : 98-99-1533-85-0 PERVAPORASI ETANOL-AIR MENGGUNAKAN MEMBRAN SELULOSA ASETAT - ALUMINA Evy Ernawati Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Padjadjaran, Bandung Email: evyerna_p@yahoo.com Abstrak Selulosa asetat merupakan salah satu jenis polimer yang paling banyak digunakan dalam industri. Salah satu kegunaan selulosa asetat adalah sebagai bahan membran, namun membran ini memiliki beberapa kelemahan antara lain derajat penggembungannya tinggi, sensitif terhadap perubahan suhu dan ketahanan terhadap asam. Pemberian mineral ke dalam bahan membran, dapat memberikan peluang untuk pengembangan material mineral-polimer yang digunakan pada proses pemisahan, yaitu dapat meningkatkan kekuatan mekanik, ketahanan terhadap panas, fluks dan selektivitas.tujuan dari penelitian ini adalah membuat membran selulosa asetat dengan penambahan alumina dan mengevaluasi kinerja membran terhadap pemisahan campuran etanol-air dengan metode pervaporasi. Pembuatan membran selulosa asetat dilakukan dengan teknik inversi fase, yaitu dengan mengunakan metode presipitasi pencelupan. Proses pervaporasi dilakukan pada suhu 40 0 C dan konsentrasi permeat yang dihasilkan ditentukan dengan menggunakan refraktometer. Karakterisasi membran meliputi pengukuran fluks dan selektivitas. Hasil pervaporasi menunjukkan bahwa membran selulosa asetat 20% memiliki nilai selektivitas 6,16 dan fluks 1,656 g/m 2 jam. Membran selulosa asetat 20% termodifikasi alumina 10% terjadi peningkatan selektivitas menjadi 55.11 dan fluks menjadi 625,406 g/m 2 jam. Kata kunci : Membran selulosa asetat, alumina, pervaporasi PENDAHULUAN Etanol dengan kemurnian tinggi dapat digunakan sebagai aditif dari bahan bakar. Untuk memperoleh etanol dengan kemurnian tinggi, biasanya digunakan proses distilasi. Namun proses ini hanya mampu menghasilkan etanol dengan kemurnian tidak lebih dari 95,6%. Pada konsentrasi tersebut akan terbentuk azeotrop sehingga pada proses distilasi tidak mampu menghasilkan etanol dengan konsentrasi lebih tinggi lagi. Teknik pervaporasi merupakan suatu alternatif yang dapat digunakan untuk pemisahan campuran azeotrop. Selain itu teknik ini sangat efektif dan efisien terhadap penggunaan energi [1,2]. Pemisahan etanol-air secara pervaporasi harus menggunakan polimer pembuat membran yang hidrofilik. Kataoka [3] telah menggunakan membran selulosa asetat untuk pemisahan etanol-air. Membran ini dapat digunakan untuk pemisahan dengan fluks yang tinggi tetapi selektivitasnya sangat rendah. Hal itu disebabkan karena membran selulosa asetat mempunyai gugus hidroksil yang dapat mengabsorpsi molekul-molekul air sehingga membran mudah menggembung (swelling) dalam larutan [4,5]. Dengan penambahan mineral ke dalam suatu sistem membran dapat mengubah kekuatan mekanik, fisik, memperbaiki struktur membran, serta berpeluang untuk pengembangan material Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..190

kompleks mineral-polimer yang digunakan sebagai membran untuk proses pemisahan [6]. Wang [2] telah melakukan pemisahan metanol/mtbe menggunakan membran selulosa asetat yang dibuat dengan metode penguapan pelarut yang dimodifikasi alumina. Namun pembuatan membran asetat - alumina dan dibuat dengan metode rendam-endap dapat menghasilkan membran dengan pori yang lebih rapat dibandingkan metode penguapan pelarut []. Sementara syarat proses pervaporasi adalah menggunakan membran dengan pori rapat [3]. Maka pada penelitian ini dilakukan modifikasi selulosa asetat dengan alumina menggunakan metode rendam-endap dengan harapan dapat memperbaiki serta meningkatkan kinerja membran khususnya meningkatkan fluks dan selektivitas. Membran ini selanjutnya akan diaplikasikan pada proses pemisahan etanol-air menggunakan teknik pervaporasi dengan variasi komposisi dari alumina METODE PENELITIAN Umum. Proses pembuatan membran dilakukan melalui teknik inversi fase dengan metode rendam-endap. Membran yang dibuat ada dua macam, yaitu membran selulosa asetat dan membran selulosa asetat yang dimodifikasi alumina dengan berbagai variasi komposisi. Kinerja masing-masing membran diamati meliputi fluks dan selektivitas berdasarkan teknik pervaporasi. Bahan. Polimer selulosa (CA) asetat dari Aldrich dengan kadar asetil 39,8%, pelarut aseton, alumina 200 mesh, nitrogen cair, etanol, Pembuatan Membran. Pada pembuatan membran selulosa asetat. Polimer selulosa asetat 20% w/w dilarutkan dalam aseton selama 24 jam. Selanjutnya larutan disimpan dalam lemari es untuk proses debubbling (penghilangan gelembung) selama 24 jam kemudian dicetak di atas plat kaca. Selanjutnya membran pada plat kaca direndam dalam bak koagulan (akuadest) sampai membran terlepas dari plat kaca kemudian membran dicuci dengan air mengalir hingga sisa pelarutnya hilang. Pada pembuatan membran selulosa asetat yang dimodifikasi alumina. Polimer selulosa asetat 20% w/w dilarutkan dalam aseton hingga homogen. Kemudian alumina dimasukkan dalam larutan membran tersebut sambil terus diaduk selama 24 jam. Selanjutnya perlakuan yang sama dilakukan seperti di atas. Alumina yang digunakan bervariasi konsentrasinya yaitu 5-20% b/b SA. Pervaporasi. Membran diletakkan di atas pendukung secara horizontal pada rancangan alat pervaporasi (Gambar 1). Ke dalam labu dimasukkan 100 g umpan etanol dan dipanaskan sampai 40 0 C. Proses pervaporasi dilakukan pada tekanan vakum (0,5 mbar). Sebelum dan sesudah proses pervaporasi, larutan umpan diambil sedikit (2-3 ml) dan setiap 1 jam sekali permeat yang dihasilkan diganti penampungnya (cold trap). Pengambilan permeat dilakukan sebanyak 4x. Larutan umpan dan permeat dianalisis lebih lanjut menggunakan refraktometer. Kinerja pemisahan dari pervaporasi ditentukan oleh nilai fluks total, fluks air, fluks etanol dan selektivitas dengan menggunakan persamaan : J total = A 1 x dm/dt ; Jair = w 1 x J total ; dan J etanol = w 2 x J total Keterangan: J = nilai fluks (kg/m 2 jam); A = luas membran (m 2 ); dan dm/dt = slope grafik antara waktu permeasi dengan massa permeat; w 1 = konsentrasi air (%) dalam permeat; w 2 = konsentrasi etanol (%) dalam permeat. (Y /Y ) W A α = (X W /X A ) Keterangan: α = selektivitas pemisahan; Y W = konsentrasi air dalam permeat(%); Y A = Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..191

konsentrasi etanol dalam permeat(%); X W = konsentrasi air dalam umpan(%); X A = konsentrasi etanol dalam umpan (%) [8]. alumina, fluks etanol lebih tinggi dari fluks air. Sehingga membran tidak selektif terh adap etanol. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran fluks dan selektivitas membran 20% selulosa asetat dengan variasi konsentrasi alumina (5-20% b-sa) diperlihatkan dalam Gambar 2. Terlihat kenaikan selektivitas yang cukup signifikan mencapai puncak sebesar 55,11 pada konsentrasi alumina 10%, dan selanjutnya menurun perlahan hingga 32,5 pada konsentrasi 20% alumina. Penurunan selektivitas ini karena terjadi kerusakan dalam struktur membran, hal yang sama dikemukakan oleh [2]. Dilain pihak fluks total menurun perlahan dari 1,656 g/m 2.jam pada membran 20% selulosa asetat tanpa alumina menjadi 625,406 g/m 2.jam pada konsentrasi alumina 10% b-sa, dan selanjutnya relatif konstan sampai pada konsentrasi 20% alumina. Fluks menurun disebabkan berkurangnya laju alir permeat dengan adanya alumina yang menempati matriks membran dan mengisi volume bebas membran, hal yang sama dikemukakan oleh Bowen [9]. Berdasarkan hasil-hasil itu, membran yang terbaik adalah membran 20% selulosa asetat + alumina 10% b-sa. Hasil pengukuran fluks total, fluks air, dan fluks etanol sebagai fungsi konsentrasi alumina ditunjukkan pada Gambar 3. Terlihat bahwa pada seluruh konsentrasi alumina, membran memiliki fluks air yang lebih besar daripada fluks etanol; berarti di dalam permeat terkandung lebih banyak air daripada etanol. Dengan demikian maka membran menjadi selektif terhadap etanol. Selain itu, hal ini menunjukkan bahwa kehadiran bahan pengisi alumina membuat makrovoid menjadi mikrovoid di dalam membran. Sementara itu terlihat pula saat membran tanpa kehadiran KESIMPULAN Penambahan alumina dalam membran selulosa asetat dapat meningkatkan selektivitas pemisahan. Komposisi membran selulosa asetat termodifikasi alumina yang terbaik adalah selulosa asetat 20%-alumina 10% dengan nilai selektivitas 55,11 dan fluks 625,406 g/m 2.jam sementara pada membran selulosa asetat 20% selektivitas adalah 6,16 dan fluks 1, 656 g/m 2.jam. UCAPAN TERIMAKASIH Terimakasih disampaikan pada Haekal dan Piyo mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Padjadjaran yang telah membantu dalam penelitian ini. DAFTAR ACUAN [1] Groot W. J., R.G.J.M.van der Lans, K.Ch.A.M.Luyben, 1992, Technologies for Butanol Recovery Integrated with Fermentations, Process Biochemistry, 2,61. [2] Wang Yujun, Liangrong Yang, Guangsheng Luo, Youyuan Dai, 2009, Preparation of Cellulose Acetate Membrane Filled with Metal Oxide Particles for The Pervaporation Separation of Methanol/Methyl tert-butyl Ether Mixtures, Chemical Engineering Journal, 146, 6. [3] Kataoka T., Toshinori T., Shin-Ichi N., Shoji K, 1991, Membrane Transport Properties of Pervaporation and Vapor Permeation in Ethanol-Water System Using Polyacrylonitrile and Cellulose Acetate Membranes, Journal of Chemical Engineering of Japan, 24 (3), 334. [4] Kariduraganavar M.Y., A.A. Kittur, S.S. Kulkarni, K. Ramesh, 2004, Development of Novel Pervaporation Membranes for The Separation of Water-Isopropanol Mixtures Using Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..192

Sodium Alginate and NaY Zeolite, Journal of Membran Science, 238, 165. [5] Kittur A.A., M.Y. Kariduraganavar, U.S. Toti, K. Ramesh, T.M. Aminabhavi, 2003, Pervaporation Separation of Water- Isopropanol Mixtures Using ZSM-5 Zeolite Incorporated Poly(Vinyl Alcohol) Membranes, Journal of Applied Polymer Science, 90, 2441. [6] Goossens I. and A. Van Haute,196,The Influence of Mineral Fillers on The Membrane Properties of High Flux Asymmetric Cellulose Acetate Reverse Osmosis Membranes, Desalination,18,203. [] Wara Nancy M., Lorraine Falter F., Bhastar V.V, 1995, Addition of Alumina to Cellulose Acetate Membranes, Journal of Membrane Science, 104, 43. [8] Okumus E., Turker G., Levent Y, 2003, Effect of Fabrication and Process Parameters on The Morphology and Performance of a PAN-Based Zeolite-Filled Pervaporation Membrane, Journal of Membrane Science, 223, 23. [9] Bowen, T.C., R.D. Noble, J.L. Falconer, 2004, Fundamentals and Applications of Pervaporation Through Zeolit Membranes, Journal of Membrane Science, 245,1. Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..193

LAMPIRAN 5 6 2 12 P 8 9 11 Silikagel 4 10 9 1 8 3 Gambar 1 Rangkaian sel pervaporasi Keterangan gambar : (1) Labu tempat umpan; (2) Termometer; (3) Pemanas; (4) Pompa sirkulasi; (5) Modul pervaporasi; (6) Pirani gauge; () Kran; (8) Tabung dewar; (9) Cold trap; (10) Tabung silika gel; (11) Pompa vakum; (12) Membran Gambar 2 Fluks dan selektivitas sebagai fungsi konsentrasi alumina Gambar 3 Fluks total, fluks air, dan fluks etanol sebagai fungsi konsentrasi alumina Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia III (SN-KPK III)..194