Penetapan Optimasi Pemupukan Nitrogen terhadap Produksi Buah Tanaman Jeruk Besar Pangkep (Citrus maxima (Burm.)Merr.)

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Percobaan I: Pengaruh Tingkat Berbuah Sebelumnya dan Letak Strangulasi Terhadap Pembungaan Jeruk Pamelo Cikoneng

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku

Model Hubungan Status Hara Nitrogen, Fosfor dan Kalium Daun dengan Produksi Buah Jeruk Pamelo (Citrus maxima)

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN WAKTU STRANGULASI TERHADAP PEMBUNGAAN JERUK PAMELO CIKONENG (Citrus grandis (L.) Osbeck)

UJI KORELASI KONSENTRASI HARA N, P DAN K DAUN DENGAN HASIL TANAMAN DUKU

Efektivitas Strangulasi terhadap Pembungaan Tanaman Jeruk Pamelo Cikoneng (Citrus grandis (L.) Osbeck) pada Tingkat Beban Buah Sebelumnya yang Berbeda

Model Statistik dalam Menentukan Status Hara Nitrogen sebagai Pedoman Rekomendasi Pupuk pada Tanaman Manggis

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

; dan K: 0, 150, 300, 450, 600 K 2. , dan 495,75 g K 2

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

PEMBAHASAN UMUM Uji Korelasi Hara N, P dan K Umur Jaringan Daun

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PRINSIP AGRONOMIK BUDIDAYA UNTUK PRODUKSI BENIH. 15/04/2013

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

III. METODE PENELITIAN

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

Volume 11 Nomor 2 September 2014

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Unit

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

BAB I PENDAHULUAN. Salak (Salacca zalacca) merupakan salah satu tanaman buah- buahan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN METODE PENELITIAN

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK N PADA JAGUNG KOMPOSIT MENGGUNAKAN BAGAN WARNA DAUN. Suwardi dan Roy Efendi Balai Penelitian Tanaman Serealia

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

I. PENDAHULUAN. Keinginan untuk berswasembada kedelai telah beberapa kali dicanangkan, namun

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

EFEK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MANGGIS ( Garcinia mangostana L.)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

KADAR HARAMAKRO BERBAGAI JENIS LIMBAH TANAMAN SELAPADAPOLATANAM KELAPA RINGKASAN

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Analisis Variabel Pengamatan Pertumbuhan Kubis

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Ratun Tanaman Padi

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhtumbuhan,

MENINGKATKAN KUALITAS BUAH DURIAN DENGAN PEMUPUKAN TEPAT DAN BERIMBANG

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

Transkripsi:

Penetapan Optimasi Pemupukan Nitrogen terhadap Produksi Buah Tanaman Jeruk Besar Pangkep (Citrus maxima (Burm.)Merr.) Muhammad Thamrind dan Ruchjaniningsih Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 17,5 Makassar 90221 E-mail: tamrin6875@gmail.com Abstrak Penentuan rekomendasi pemupukan yang tepat berdasarkan pada analisis jaringan daun, karena konsentrasi hara dalam daun menggambarkan status hara tanaman yang berhubungan dengan produksi. Penelitian bertujuan menetapkan rekomendasi dosis pemupukan N untuk produksi maksimum pada tanaman jeruk pamelo. Penelitian dilaksanakan di lahan petani jeruk pamelo Pangkep, Sulawesi Selatan pada ketinggian tempat 35 meter di atas permukaan laut pada bulan Juni 2012 sampai Oktober 2013. Perlakuan dosis pupuk N terdiri dari: 0, 100, 200, 300, 400 g N/pohon/tahun. Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan lima perlakuan dan setiap perlakuan terdiri atas enam ulangan. Pupuk N bersumber dari unsur (Urea) diaplikasikan pada tanaman jeruk sebanyak 30 pohon dengan umur produktif kurang lebih 7 tahun yang dipilih dengan tingkat relatif seragam dan sehat. Pengamatan dilakukan terhadap peubah kehijauan daun, umur berbunga, jumlah bunga, jumlah buah per pohon, bobot per buah, bobot buah total per pohon dan total berat buah per hektar. Data hasil pengamatan diuji dengan analisis ragam. Apabila terdapat pengaruh yang nyata antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji ortogonal polinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon tanaman terhadap pemupukan nitrogen nyata meningkatkan komponen produksi jumlah buah per pohon, berat buah per pohon dan hasil per hektar dengan pola kuadratik. Rekomendasi pemupukan N tanaman jeruk pamelo pada status hara rendah, yaitu: 527 g N/pohon/tahun, sedangkan pada status hara sedang, yaitu: 392 g N/pohon/tahun. Kata kunci: kulaitas buah, optimasi, pemupukan, produksi. Pendahuluan Penentuan dan aplikasi dosis pupuk yang dilakukan petani sampai saat ini, umumnya belum rasional dan berimbang karena tidak didasarkan pada ketersediaan hara tanah dan status hara dalam jaringan tanaman, akibatnya produksi yang dihasilkan tidak maksimal. Selain itu, pemberian pupuk N cenderung berlebihan sehingga menjadi tidak efektif dan efisien yang menyebabkan turunnya produktivitas, kualitas sumberdaya lahan dan mengganggu keseimbangan lingkungan (Obreza et al., 2008; Sukristiyonubowo dan Liang 2010). Salah satu pendekatan yang dapat dilaksanakan dengan baik dan menguntungkan apabila rekomendasi pemupukan dilandasi oleh hasil penelitian kalibrasi uji jaringan tanaman pada buahbuahan. Analisis ini bermanfaat sebagai petunjuk untuk pemakaian pupuk yang lebih efisien dan ekonomis serta dapat digunakan untuk mendiagnosa masalah-masalah hara spesifik ( Thamrin et al., 2013). Hasil analisis daun yang mempunyai korelasi terbaik dengan produksi akan digunakan pada uji kalibrasi. Manfaat utama kalibrasi adalah menggambarkan konsentrasi hara dalam suatu jaringan tanaman sebagai metode yang akurat tentang status hara tanaman. Kebutuhan pupuk N berbeda pada setiap jenis tanaman buah dan lingkungan tumbuh tanaman. Dosis pupuk yang diberikan pada tanaman jeruk pamelo sangat beragam dan bervariasi diantara sentra pengembangan, sehingga belum diketahui rekomendasi dosis pupuk yang mana dari unsur N berpengaruh terhadap peningkatan produksi dan kualitas buah jeruk pamelo. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan penelitian tentang optimasi pemupukan N terhadap 978 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

peningkatan produksi dan kualitas buah jeruk pamelo. Tujuan Penelitian memprediksi kebutuhan pupuk N untuk mendapatkan hasil maksimum dan menetapkan rekomendasi pemupukan N maksimum pada tanaman jeruk pamelo. Metodologi Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai Oktober 2013. Penelitian dilaksanakan pada hamparan sentra pertanaman jeruk di lahan petani jeruk Pamelo Pangkep Sulawesi Selatan. Ketinggian tempat 17 meter di atas permukaan laut (m dpl). Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah BPTP Sulawesi Selatan. Penelitian aplikasi dosis pupuk didasarkan pada hasil uji korelasi status kandungan hara nitrogen jaringan daun dengan produksi buah (Tabel 1). Penelitian dilakukan di kebun petani dengan tingkat kesuburan tanah, produksi dan kualitas buah kategori rendah. Tabel 1.Status hara N pada kategori rendah, sedang dan tinggi pada tanaman jeruk pamelo Status hara Konsentrasi hara N daun (%) Rendah <1.48 Sedang 1.48-2.00 Tinggi >2.00 Penelitian disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan enam perlakuan da n setiap perlakuan terdiri atas enam ulangan. Sebanyak 30 pohon tanaman jeruk produktif umur kurang lebih 7 tahun yang dipilih dengan tingkat relatif seragam dan sehat. Pupuk N yang digunakan terdiri atas lima taraf dosis yaitu tanpa pupuk N (N 0 ), 100 g N/pohon/tahun (N 1 ), 200 g N/pohon/tahun (N 2 ), 300 g N/pohon/tahun (N 3 ) dan 400 g N/pohon/tahun (N 4 ). Pemupukan diberikan tiga tahap, tahap pertama pada awal tanaman selesai dipanen (50%), tahap kedua diberikan pada saat menjelang berbunga (20%), dan tahap ke tiga diberikan pada saat buah jeruk sebesar diameter 4 mm (30%). Pupuk P dan K dengan dosis 150 g P 2 O 5 /pohon/tahun dan 175 g K 2 O/pohon/tahun diberikan seluruhnya bersamaan dengan aplikasi pupuk N yang pertama (Sutopo etal. 2005). Cara pemberian pemupukan berdasarkan dosis N yang bersumber dari pupuk (Urea), diaplikasikan pada tanaman jeruk dengan ditaburkan dalam lubang kedalaman 20 cm di sekeliling batang. Posisi lubang berada di tengah tajuk atau seperempat diameter tajuk dari pangkal batang. Bahan tanaman yang dijadikan sampel adalah daun yang mempunyai koefisien korelasi terbaik antara konsentrasi hara N daun dengan hasil. Pengambilan sampel daun dilakukan dari empat arah mata angin (Barat, Timur, Utara dan Selatan) masing -masing dua lembar. Pengambilan daun adalah pada cabang bagian tengah. Daun dari empat arah mata angin tersebut digabungkan menjadi satu sampel, kemudian dianalisis konsentrasi N daun. Penentuan N total dilakukan dengan mempergunakan alat kjeldahl. Pengamatan yaitu kehijauan daun dengan menggunakan alat SPAD, saat berbunga, ditetapkan saat tanaman mengeluarkan bunga telah mencapai 50%. Jumlah bunga, yaitu banyaknya bunga yang muncul, fruitset, yaitu jumlah buah terbentuk dibagi dengan jumlah buah mekar. Pengamatan buah terdiri dari jumlah buah per pohon, bobot per buah, bobot buah total per pohon dan bobot buah yang dipasarkan per hektar. Kualitas buah, diukur kadar kemanisannya dengan mempergunakan refraktometer (TSS dalam Brix), kandungan hara N pada masing-masing buah (kulit dan daging buah). Pengamatan iklim dilakukan terhadap curah hujan, temperatur, Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 979

kelembaban dan kecepatan angin selama penelitian berlangsung.data hasil pengamatan diuji dengan analisis ragam. Apabila terdapat pengaruh yang nyata antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji ortogonal polinomial. Hasil dan Pembahasan Respon Tanaman terhadap Pemupukan Nitrogen Pertumbuhan dan perkembangan tanaman termasuk jeruk pamelo dapat dilihat dari ritme pertumbuhan tajuk, perkembangan pembungaan dan pembuahan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa secara umum pertumbuhan panjang tunas vegetatif dan jumlah tunas generatif dipengaruhi oleh pemberian hara dan tingkat produksi pembuahan sebelumnya (Tabel 2, 3 dan 4). Tabel 2. Pengaruh pemberian N terhadap kehijauan daun, umur berbunga, dan jumlah bunga pada tanaman jeruk pamelo. Perlakuan N Kehijauan daun Umur berbunga Jumlah bunga (g/phn/thn) (Unit) (MSA) 0 64.5 8.00 591 100 72.6 8.33 934 200 71.2 8.00 657 300 77.3 9.00 876 400 75.0 8.33 989 F test * ns * Pola respon Q* - Q* Keterangan: *: nyata pada taraf 5%, ns: tidak nyata, Q: kuadratik MSA = Minggu Setelah Anthesis Tabel 3. Pengaruh pemberian N terhadap persentase fruitset, jumlah buah per pohon, berat buah, berat buah per pohon dan hasil buah per hektar pada tanaman jeruk pamelo. Perlakuan N (g/phn/thn) Fruitset (%) Jumlah buah/phn Berat buah (kg) Berat buah (kg/phn) Hasil (ton ha -1 ) 0 6.32 42.0 1.90 79.8 12.4 100 6.32 63.3 1.87 118.4 18.5 200 18.44 97.0 1.80 174.6 27.2 300 23.19 79.3 1.68 133.2 20.8 400 5.87 53.3 2.28 121.5 19.0 F test * * ns * * Pola respon Q* Q** - Q* Q* Keterangan: *: nyata pada taraf 5%, **: nyata pada taraf 1%, ns: tidak nyata, Q: kuadratik Tabel 4. Pengaruh pemberian N terhadap padatan terlarut total dan daya simpan pada tanaman jeruk pamelo. Perlakuan N (g/phn/thn) Padatan terlarut total ( o Brix) Daya simpan (HSP) 0 8.67 26.0 100 8.80 33.3 200 9.23 27.0 300 8.60 31.0 400 8.93 25.7 F test ns ns Pola respon - - Keterangan: HSP : Hari Setelah Panen; ns : tidak nyata 980 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

Pemupukan N menunjukkan respon yang nyata terhadap komponen produksi, dan terjadi peningkatkan hasil pada semua parameter pengamatan dibandingkan dengan tanpa perlakuan pupuk (kontrol). Tidak semua parameter pengamatan mengalami peningkatan seiring bertambahnya dosis pupuk sampai batas maksimum. Perlakuan dosis 200 g N/pohon/tahun memberikan persentase jumlah buah terbentuk ( 18,44%), jumlah buah per pohon ( 97.0), berat buah per pohon ( 174.6 kg) dan hasil per hektar ( 27.2 t. ha -1 ) yang paling tinggi dibandingkan dengan lainnya. Pemupukan N terhadap kehijauan daun mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya dosis. N dosis 300 g/pohon/tahun memberikan kehijauan tertinggi (77,3 unit) dibandingkan dengan perlakuan lainnya dan perlakuan kontrol dengan kehijauan terendah (64.5 unit). Hasil penelitian Thamrin et al. (2009) menunjukkan bahwa, tingkat beban buah sedikit sebelumnya cenderung memperlihatkan tingkat kehijauan daun lebih tinggi dan berkorelasi dengan konsentrasi hara N dalam jaringan daun. Hasil tingkat kehijauan daun menunjukkan kandungan klorofil tersebut cukup besar. Klorofil daun merupakan pigmen yang mengabsorbsi cahaya yang diperlukan fotosintesis. Tinggi rendahnya kandungan klorofil di daun berhubungan dengan kecukupan hara yang diperlukan tanaman. Heath (1970 dalam Susanto et al. 2004) menyatakan kekurangan N dan Fe akan menghambat pembentukan klorofil daun. Taiz dan Zeiger (1995) menambahkan, bahwa selain N dan Fe hara lain seperti Mg, Mn, Cu dan Zn juga berpengaruh dalam pembentukan klorofil daun. Kandungan klorofil yang tinggi diduga mampu mendorong proses fotosintesis tanaman sehingga fotosintat yang dihasilkan akan lebih banyak dan pertumbuhan vegetatif lebih pesat. Umur berbunga (Minggu Setelah Anthesis) pada perlakuan N dosis 300 g/pohon/tahun mengurangi kecepatan waktu berbunga sekitar (9.00 MSA) dibandingkan dengan perlakuan lainnya waktu berbunga lebih pendek (8.00 MSA). Periode pembungaan merupakan periode waktu yang dibutuhkan oleh tanaman untuk menghasilkan bunga bilamana telah dewasa dalam ukuran dan umur, cukup besar dan mengandung banyak zat-zat cadangan makanan. Jumlah bunga yang terjadi termasuk tinggi tetapi bunga gugur juga tinggi sehingga menyebabkan buah yang terbentuk rendah. Pemberian N mampu meningkatkan jumlah bunga tetapi tidak dapat menekan gugur bunga. Tingginya jumlah bunga tersebut menurut Marschner (1995) mengindikasikan bahwa N mempengaruhi perkembangan kuncup bunga dan meningkatkan jumlah bunga. Sebagian besar bunga mengalami banyak keguguran/kerontokan pada saat 1-3 MSA (M inggu Setelah Anthesis). Pembentukan dan gugurnya bunga dipengaruhi oleh faktor diantaranya adalah: 1) faktor eksternal seperti temperatur, stress air, dan panjang hari. 2) faktor internal seperti kandungan N, karbohidrat, asam amino dan hormon. Kerontokan bunga tersebut diduga dipengaruhi antara lain oleh tingginya kecepatan angin (6.82-10.42 km/jam) yang disertai hujan meskipun intensitas curah hujan rendah pada bulan September Nopember 2012 yaitu antara 16.7-195.3 mm/bulan (Gambar 1). Kerontokan bunga dan buah banyak disebabkan oleh faktor iklim terutama curah hujan, kekeringan dan panas ekstrim, sedangkan Poerwanto dan Susanto (1996) kerontokan bunga juga karena adanya kompetisi di antara organ yang berkembang dan Srivastava (2002)kekurangan hormon. Hal yang sama dilaporkan Sedley dan Griffin (1989) bahwa temperatur dan curah hujan berpengaruh terhadap proses mekar dan menutupnya bunga. Lebih jauh Rukayah et al. (1996) menyatakan bahwa selain faktor genetik, penyebab kerontokan buah adalah curah hujan, angin, serangan hama dan penyakit, defisiensi hara dan hormonal. Kerontokan buah terjadi mulai saat terbentuknya buah sampai menjelang panen. Menurut Quintana et al. (1984), tingkat kerontokan yang tinggi terjadi Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 981

pada minggu pertama setelah fruitset. Menurut Rai (2004) bahwa konsentrasi N pada daun tidak mempengaruhi gugurnya bunga atau buah. Fruitset sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor endogen dan lingkungan sangat berperan dalam proses pembentukan bunga (Sedley & Grifin 1989). Gugur bunga dan b uah muda pada pohon buah-buahan tropis sangat tinggi (Poerwanto & Susanto 1996). Pada jeruk, fruitset hanya mencapai 0.1-3.5%, mangga 2%, rambutan 2-3% dan apel pada daerah temperate mencapai 5-15% (Poerwanto et al.1997; Liferdi 2007). Ketersediaan N yang cukup selama tahap kritis dari inisiasi dan perkembangan bunga sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal pada tanaman jeruk (Alva et al. 2006). Jumlah buah per pohon mengalami peningkatan seiring dengan penambahan dosis pupuk N, tetapi pada dosis lebih tinggi 400 g/pohon/tahun mengalami penurunan. Banyaknya jumlah buah tersebut disebabkan oleh jumlah fruitset yang terbentuk lebih tinggi dibanding dengan lainnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Ryugo (1988; 1990) melaporkan bahwa produksi buah per musimnya dibatasi oleh (1) jumlah kuncup bunga yang berdiferensiasi, (2) kuncup yang mengembang dan menuju anthesis, (3) bunga yang kemudian mekar dan mengalami perkembangan menjadi buah matang. Berat buah memperlihatkan rata-rata mempunyai di atas 1.5 kg/buah, bobot buah tertinggi (2.28 kg/buah) dan terendah (1.68 kg/buah). Berat buah per pohon dan hasil per hektar masingmasing ( 174.2 kg/pohon dan 27.2 t. ha -1 ) yang diperoleh pada perlakuan pupuk dosis 200 N g/pohon/tahun mempunyai respon nyata dengan pola kuadratik. Berdasarkan hasil tersebut di atas meskipun produksinya termasuk tinggi, tetapi masih lebih tinggi yang dihasilkan pada jeruk pamelo Magallanes Philipina yang mencapai 38 t.ha -1 (Fernandez & De Guzman 2013). Kecukupan N penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman, N merupakan bagian integral dari perkembangan protein dan struktur kloroplas. Ketersediaan N yang cukup, penting untuk menghasilkan buah yang maksimum dengan kualitas hasil yang baik (Alva et al. 2006). Padatan Terlarut Total (PTT)/ Total Souble Solid (TSS) rata-rata menunjukkan nilai diatas 8.0 o Brix (Tabel 10). Nilai tertinggi (9. 2 o Brix) dan terendah (8.6 o Brix) dimilki perlakuan N dosis 300 g/pohon/tahun. Nilai PTT tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan hasil penelitian Susanto (20 04) pada jeruk pamelo Pangkep Merah 10.5 o Brix dan Pangkep Putih 11.3 o Brix, selanjutnya Mahardika dan Susanto (2003) pada jeruk pamelo Bali Merah 9.5 o Brix bahkan lebih tinggi lagi pamelo Nambangan dan Srinyonya masing-masing 10.1 o Brix dan 11.1 o Brix. Nilai PTT selain dipengaruhi oleh umur panen juga peningkatannya dapat disebabkan oleh hara N yang diserap oleh tanaman lebih banyak dibandingkan tanaman lainnya sehingga laju fotosintesis lebih tinggi dan fotosintat yang dihasilkan akan lebih banyak. Menurut Steffanelli et al. (2010) melaporkan bahwa pemupukan N dapat meningkatkan kualitas internal buah antara lain kadar gula. Daya simpan Hari Setelah Panen memperlihatkan rata-rata lama penyimpanan diatas 25 HSP (Tabel 10). Nilai tertinggi ( 33.3 HSP) dan terendah ( 25.7 HSP) terjadi pada buah dengan perlakuan pemupukan N dosis 100 dan 400 g/pohon/tahun. Daya simpan tersebut masih sangat singkat, padahal menurut Susanto (2004) jeruk pamelo memiliki daya simpan yang lama sampai empat bulan tergantung kultivar dan pengelolaan pascapanen. Daya simpan sangat dipengaruhi oleh pemanenan buah yang dilakukan lebih awal atau agak lambat, kondisi ruang simpan yang tidak memadai akibatnya secara langsung dapat mempengaruhi kualitas buah, seperti warna, tekstur, rasa dan aroma serta kandungan senyawaan kimianya (Cameron & Dennis 1986; Davies & Albrigo 1994). 982 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

Konsentrasi Hara Jaringan Jeruk Pamelo Setelah Pemberian Pupuk Nitrogen Hasil analisis jaringan daun dan organ bagian buah menunjukkan bahwa pemberian pupuk n secara langsung memberi respon nyata dalam meningkatkan konsentrasi N pada daun dan daging buah, meskipun konsentrasi N pada kulit tidak berbeda nyata. Konsentrasi N pada daun dan daging buah terus meningkat seiring dengan penambahan dosis perlakuan dan memperlihatkan pola secara linier. Konsentrasi N tertinggi berturut-turut dijumpai pada jaringan daun, kulit buah dan daging buah (Tabel 5). Konsentrasi N yang tinggi pada jaringan daun dan daging buah nampak secara jelas pada perlakuan pemberian pupuk dosis 400 N g/pohon/tahun masing-masing sebesar 2.29% dan 0.92% dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang hanya 2.18% dan 0.78%, meskipun perlakuan lainnya tidak berbeda nyata. Organ kulit buah secara rata-rata konsentrasi N tertinggi dimiliki oleh perlakuan pemberian pupuk dosis 400 N g/pohon/tahun sebesar 1.39% dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan lainnya termasuk kontrol. Konsentrasi hara N yang tinggi pada perlakuan dosis maksimum menyebabkan terjadinya penumpukan N pada semua organ jaringan tanaman khususnya daun. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan akibat panen buah sebelumnya relatif sedikit, sehingga menjadi terakumulasi untuk pembuahan selanjutnya. Menurut Foth (1984) N yang berlebihan akan mempercepat pertumbuhan vegetatif terutama pada batang dan daun-daun hijau gelap, tetapi ketersediaan N yang cukup memacu pemasakan lebih dini. Tabel 5. Respon pemberian N terhadap konsentrasi N pada daun, kulit buah, dan daging buah pada tanaman jeruk pamelo. Pemupukan N Konsentrasi N (%) (g/pohon/tahun) Daun 1) Kulit buah Daging buah 0 2.18 1.36 0.78 100 2.28 1.36 0.79 200 2.25 1.38 0.85 300 2.25 1.38 0.88 400 2.29 1.39 0.92 F test * ns ** Pola respon L** - L** Keterangan: * : nyata pada taraf 5%, ** : nyata pada taraf 1%, Ns : tidak nyata, L : linier, 1) : daun 3-4 saat panen Rekomendasi Pemupukan Nitrogen pada Tanaman Jeruk Pamelo Penyusunan rekomendasi pupuk pada tanaman jeruk pamelo perlu diketahui kategori status hara pada daun dan model yang sesuai untuk memprediksi respon tanaman terhadap pemberian pupuk. Rekomendasi pemupukan yang tepat diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil secara maksimum. Penambahan biaya untuk analisis hara dan pengetahuan interpretasi data yang cukup memadai, harus diikuti dengan peningkatan hasil dan kualitas buah sehingga memberi nilai tambah pendapatan bagi pengguna, selain itu dapat mengefektifkan penggunaan pupuk. Penentuan kebutuhan maksimum pupuk N pada tanaman jeruk pamelo diperoleh dari model regresi hubungan antara dosis pupuk dengan hasil relatif sebagai respon tanaman terhadap pemupukan. Model regresi kuadratik memberikan gambaran terbaik untuk penentuan dosis Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 983

pemupukan N pada status hara rendah, seperti dapat dilihat pada (Gambar 4). Kebutuhan maksimum pupuk N masih diluar dosis yang ada, sehingga untuk mendapatkan dosis maksimum diperlukan ekstrapolasi yaitu dengan perluasan data di luar data yang tersedia tetapi tetap mengikuti pola kecenderungan data yang tersedia. Berdasarkan model regresi kuadratik pada (Gambar 4) tersebu t, dapat ditentukan dosis maksimum pemupukan N pada status hara rendah, yaitu: 527 g N/pohon/tahun atau setara dengan 1.15 kg urea /pohon/tahun. Kebutuhan maksimum pupuk N pada status hara sedang dapat ditentukan dengan cara yang sama seperti (Gambar 4). Model regresi kuadratik juga memberikan gambaran yang terbaik tentang dosis maksimum N pada tanaman jeruk pamelo, yaitu: 392 g N/pohon/tahun atau setara dengan 0.85 kg urea/pohon/tahun (Gambar 5). 125 ) 100 (% tif 75 r e la 50 sil a H 25 y = -0,057x 2 + 60,09x + 8645, R² = 0,814** 0 0 100 200 300 400 Dosis pupuk N (g/tan/thn) Gambar 1. Pengaruh pemupukan N, P dan K terhadap hasil relatif pada status hara rendah 125 ) 100 (% tif 75 r e la 50 sil a H 25 y = -0,120x 2 + 94,25x + 4724, R² = 0,705* 0 0 100 200 300 400 Dosis pupuk N (g/tan/thn) Gambar 2. Pengaruh pemupukan N, P dan K terhadap hasil relatif pada status hara sedang Dosis maksimum pada status hara rendah berdasarkan (Gambar 4) untuk pupuk N respon tanaman terhadap produksi masih diluar dosis yang ada, sehingga dosis perlakuan maksimum pupuk N sebesar 400 g/pohon/tahun belum mampu memberikan produksi maksimum, artinya kebutuhan tanaman jeruk pamelo terhadap pupuk hara N untuk berproduksi maksimum membutuhkan lebih dari 400 g/pohon/tahun atau sekitar 527 g/pohon/tahun. Berdasarkan pemupukan hara N terhadap hasil relatif buah jeruk pamelo selama satu musim (setahun) belum mampu memberikan produksi maksimum (mendekati potensi genetiknya) meskipun pemberian dosis secara maksimum. Hal tersebut diduga pemberian pupuk hara N melalui tanah tidak semua dapat terserap oleh tanaman. Menurut Widjaya (1993); Halliday dantrenkel (1992) pupuk N yang diberikan ke dalam tanah hanya dapat direspon oleh tanaman sekitar 55-60%. Bhargava (2002), suplai hara dalam satu ta hun pohon buah pengaruhnya baru kelihatan terhadap produksi tanaman pada periode tahun berikutnya. Hal yang sama pada pemupukan tanaman manggis (Liferdi 2010; Kurniadinata 2010) dan tanaman duku (Hernita et al, 2012b) melaporkan bahwa efek residu pemupukan tanaman buah-buahan baru bisa meningkatkan 984 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

konsentrasi hara N, P dan K daun setelah tahun pertama penelitian. Selain itu, penyerapan hara tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genetik (varietas/kultivar), lingkungan dan pengelolaan tanaman (Sutandi & Barus 2007; Obreza et al. 2008). Kesimpulan Pemupukan N nyata meningkatkan komponen produksi jumlah buah per pohon, berat buah per pohon dan hasil per hektar dengan pola kuadratik. Rekomendasi pemupukan N tanaman jeruk pamelo pada status hara rendah, yaitu 527 g N/pohon/tahun atau setara dengan 1.15 kg urea/pohon/tahun, sedangkan pada status hara sedang, yaitu 392 g N/pohon/tahun atau setara dengan 0.85 kg urea/pohon/tahun. Daftar Pustaka Alva, A.K., S.Paramasivamb, T.A.Obreza, and A.W.Schumann. 2006. Nitrogen best management practice for citrus trees, I. Fruit yield, quality, and leaf nutritional status. Sci Hort 107: 233-244. Bhargava, B.S. 2002. Leaf analysis for nutrient diagnosis, recommendation and managament in fruit crops. Journal Indian Soc of soil Sci 50(4):352-373. Cameron, J.S., and F.G.Dennis. 1986. The carbohydrate-nitrogen relationship and flowering/fruiting: Kraus and Kraybill Revisited. Hort Sci 21(5):1099-1102. Chaves, B., S. De Neve, G. Hofman, P. Boeckx, and O.V. Clemput. 2004. Nitrogen mineralisation of vegetables roots residues and green manures as related to their (bio) chemical composition. European Journal of Agronomy 21:161-170. Fernandez, A., and C.De Gusman. 2013. Quality and nutrition of pummelo as influenced by potassium. Journal Enviromental Science and Engineering A 2: 97-105. Halliday, D.J., and M.E.Trenkel. 1992. IFA World Fertilizer Use Manual. International Fertilizer Industry Association, Paris. Hernita, D., R.Poerwanto, A.D.Susila, dan S.Anwar. 2012. Penetapan rekomendasi pemupukan N, P, dan K tanaman duku berdasarkan analisis daun.jurnal Hortikultura 22(4): 376-384. Hernita, D., R.Poerwanto, A.D.Susila, dans.anwar. 2012. Penentuan status hara nitrogen pada bibit duku.jurnal Hortikultura 22(1): 29-36. Kurniadinata, O.F. 2010. Determinasi status hara N, P, K pada jaringan daun untuk rekomendasi pemupukan dan prediksi produksi manggis [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Liferdi. 2007. Diagnosis status hara menggunakan analisis daun untuk menyusun rekomendasi pemupukan pada tanaman manggis ( Gracinia mangostana L.). [Desertasi] Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 152 hal. Liferdi. 2010. Status hara nitrogen sebagai pedoman rekomendasi pupuk pada bibit manggis. Jurnal Agrivita 32(1): 76-82. Mahardika, I.B.K., dan S.Susanto. 2003. Perubahan kualitas buah beberapa kultivar jeruk besar selama periode pematangan. Jurnal Hayati 10(3): 106-109. Menzel, C.M., M.L.Carseldine, G.F.Haydon, and D.R.Simpson. 2003. A Review of Existing and Proposed New Leaf Nutrient Standard Lychee. Sci. Hort. 49:33-53. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 985

Mooney, P.A., A.Richardson, and A.R.Harty. 1991. Citrus nitrogen nutrition A fundamental approach. N.Z. Kerikeri Horticultural Research Station Citrus Research Seminar, June: 69-88. Obreza, T.A., Z.Mongi,and A.H.Edward. 2008. Soil and Leaf Tissue Testing. Nutrition of Florida Citrus Trees, 2nd ( Ed) by Thomas, A., T.A.Obreza, T.Kelly. Morgan.This publication replaces UF-IFAS SP. 24-32p. Poerwanto, R., D.Effendi, dan S.S.Harjadi. 1997. Pengaturan pembungaan mangga gadung 21 di luar musim dengan paclobutrazol dan zat pemecah dormansi. Jurnal Hayati 4 (2): 41-46. Poerwanto, R., dan S.Susanto. 1996. Pengaturan pembungaan dan pembuahan jeruk dengan paclobutrazol dan zat pemecah dormansi. Jurnal Ilmu Pertanian Indonsia. 6(2): 41-44. Quintana, E.G., P.Nanthaca, H.Hiranpradit, Jr. D.B.Mendoza, and S. Ketsa. 1984. Changes in mango during growth and maturation. In: D.B. Mendoza Jr., R.B.H. Wills (Ed). Mango: Fruit Development, Postharvest Physiology and Marketing in ASEAN. Rai, I.N., R.Poerwanto, L.K.Darusman, dan B.S Purwoko. 2004. Pengaruh pembungaan tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) di luar musim dengan strangulasi, serta aplikasi paklobutrazol dan etepon. Bulletin Agronomi. 32(2): 12-20. Rukayah, A., J.I.Bala, dan T.M.T.Malik. 1996. Pembungaan dan pembuahan. Dalam: Maamun TAMT, Sapii AT, Mohamed ZA, Teng CS. ( Ed). Panduan Penanaman Mangga. Institut Penyelidikan dan Kemajuan Pertanian Malaysia, Kuala Lumpur. Ryugo, K. 1990. Flowering and fruit set in temperate fruit trees. In Off-season production of horticultural crops. Proc. International Seminar. Taiwan. P: 21-26. Sedley, M., and A.R Griffin. 1989. Sexual Academic Press. Reproduction of Tree Crops. Toronto, Canada: Srivastava, L.M. 2002. Plant Growth and Development. Hormones and Enviroment. Academic Press. An imprint of Elsevier Science. Sukristiyonubowo, dan G.D. Liang. 2010. Farm scale nitrogen balances for terraced paddy field systems. Jurnal Sumberdaya Lahan 4(2): 79-92. Susanto, S. 2004. Perubahan kualitas buah jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) yang disimpan dan dibiarkan di pohon. Jurnal Hayati11(1): 25-28. Susila, A.D., G.K.Juang, P.Tisna, and C.P.Manuel. 2010. Fertilizer recommendation: correlation and calibration study of soil P test for yard long bean (Vigna unguilata L.) on ultisols in Nanggung-Bogor. Jurnal Agronomi Indonesia 38(3): 225-231. Sutandi, A., dan B.Barus. 2007. Permodelan kesesuaian lahan tanaman kunyit, Jurnal Tanah dan Lingkungan 9(1): 20-26. Taiz, L., E.Zeiger. 2002. Plant Physiology. ( Ed) ke-3. Sinauer Associates, Inc., Publisher Sunderland, Massachusetts. Thamrin, M., S. Susanto, A.D. Susila, and A. Sutandi. 2013. Correlation between nitrogen, phosphorus and potassium leaf nutrient with fruit production of pummelo citrus ( Citrus maxima). Asian Journal of Applied Sciences 7(3): 129-139. Thamrin, M., S.Susanto, E.Santosa. 2009. Efektivitas strangulasi terhadap pembungaan tanaman jeruk pamelo Cikoneng ( Citrus grandis (L.) Osbeck) pada tingkat beban buah sebelumnya yang berbeda. Jurnal Agronomi Indonesia. Vol. XXXII: 35-40. Wells, M.L., and B.W.Wood. 2007. Relation between leaflet nitrogen: potassium ratio and yield of pecan. Horticulture Technology 17(4): 473-479. Widjaya, A. 1993. Soil testing and formulating fertilizer recommendation. Indo. Agric. Res. Rev. J15 (4): 71-79. Xing, G.X., and Z.L. Zhu. 2000. An assessment of N loss from agricultural fields to the environment in China. Nutrient Cycling in Agroecosystems 57: 67-73. 986 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian