BAB 2 DATA DAN ANALISA. - Apa dan Bagaimana Safety Riding itu?

dokumen-dokumen yang mirip
MUDIK BERLEBARAN MERUPAKAN FENOMENA TERBESAR MASYARAKAT MUSLIM DIDUNIA DAN ADA DI INDONESIA

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KUEISONER PENELITIAN PENERAPAN SAFETY RIDING PENGGUNA SEPEDA MOTOR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2016

CONTOH SOAL TES TORI SIM C (PART 1)

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I. PENDAHULUAN. mudah dijumpai, dari jalanan Ibukota sampai di daerah-daerah bisa dipastikan ada

SAFETY DRIVING METHOD CARA MENGEMUDI DENGAN AMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan lalu lintas yang terjadi di kota Bandung dari hari ke hari

BAB IV : Dalam bab ini diuraikan tentang dasar pertanggungjawaban pidana pada kasus. kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan kerugian materil.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

Lampiran 1: Keterangan Telah Melakukan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG SURAT IZIN MENGEMUDI DAFTAR LAMPIRAN

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

Smart Driving - Pedoman Mengemudi Aman dan Efisien

CRITICAL CARE UNIT. Berfikir kritis bagaimana tanda-tanda shock yang selalu kita hadapi dalam kegawatdaruratan medis di Unit Gawat Darurat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lebih lambat dari pertumbuhan lalu lintas menyebabkan tingginya angka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

I. PENDAHULUAN. lalu lintas, dan lain sebagainya (Soekanto, 2007: 101). undang-undang yang berlaku secara sah, sedangkan pelaksananya adalah

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Modal Dasar Yang Harus Dimiliki Oleh Pengendara. a. Indera : Sesuatu yang membuat pengemudi waspada dalam mengemudi,

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,

ANATOMI DATA LAKA LANTAS TAHUN 2016 POLDA NTB FEBRUARI MARET APRIL DATA PT JASA RAHARJA NAMA DATA LAKA JANUARI

TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN PENINDAKAN PELANGGARAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. dengan buku panduan ini, sebagai salah satu dari media komunikasi visual buku

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV INTERPRETASI DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

III. METODOLOGI PENELITIAN

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMULA JENJANG II BERBASIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepeda motor saat ini menjadi super booming, dan menjadi alat angkut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BUKU MONITORING KESEHATAN PENGEMUDI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

(2) Di lokasi manakah dari yang berikut ini Anda diharuskan untuk mengemudi sambil mengurangi kecepatan menurut Undang-undang Lalu Lintas Jalan?

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Tujuan Permasalahan. Pada dasarnya, alat transportasi di Indonesia terbagi dua, yaitu alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Lalu lintas dan angkutan jalan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN DAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

KODE ETIK PENGEMUDI GRAB BIKE

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI LANTAS POLRES SUMBAWA 2016

LAMPIRAN 1. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. 1. Ya 2. Tidak. Nominal. Nominal. 1. Ya 2. Tidak. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

Retno Murti

Informan 1. Safety riding kan merupakan kegiatan CSR PT XYZ, menurut bapak CSR itu apa sih pak?

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data yang ada maka dapat diambil

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB II KAMPANYE CARA BERKENDARA DENGAN SELAMAT (SAFETY RIDING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Definisi Cidera Kecelakaan Lalu Lintas (Road Traffic Injury/RTI)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

(1) Rambu lalu lintas lebih memiliki prioritas dibandingkan dengan isyarat dari petugas pengontrol lalu lintas. 정답 :

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

Transkripsi:

BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur - http://pdamkotabogor.go.id/, Apa dan Bagaimana Safety Riding itu? - http://ordtraining.wordpress.com/, SEPEDA MOTOR, Kita Harus Peduli Dengan Diri Kita Sendiri - http://ordtraining.wordpress.com/, SAFETY RIDING TRAINING - http://ordtraining.wordpress.com/, TENTANG KESELAMATAN JALAN RAYA - Wikipedia, definisi safety riding - http://caplang.wordpress.com/, Safety Riding dan Aturan Lalu Lintas - http://safetyfirst.blogdrive.com/, Evaluasi Penyebab Kecelakaan - www.detiknews.com, Kecelakaan Motor di Jakarta Meningkat 1.000 Kasus Per Tahun 2.2 Definisi Safety Riding Definisi dari Safety Riding adalah suatu usaha yang dilakukan dalam meminimalisir tingkat bahaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendara, demi menciptakan suatu kondisi, yang mana kita berada pada titik tidak membahayakan pengendara lain dan menyadari kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di sekitar kita serta pemahaman akan pencegahan dan penanggulangannya. 3

2.3 Keadaan Lalu Lintas Jakarta. 2.3.1 Faktor Utama Kecelakaan Jalan Raya Ada 5 faktor utama penyebab kecelakaan, yaitu: 1. Prasarana Jalan (Road) Jalan adalah faktor yang pertama karena kejadian kecelakaan adalah di jalan raya. Keadaan dan kondisi jalan raya sangatlah penting untunk menunjang keselamatan, jalanan yang berlubang, tidak rata, atau berpasir, sangatlah berbahaya untuk dilalui kendaraan bermotor khususnya kendaraan roda dua. Karena akan mengakibatkan kecelakaan yang menimpa para pengguna jalan. 2. Sarana kendaraan (Vehicle) Kendaraan adalah faktor yang kedua, karena merupakan penyebab kecelakaan yang utama. Misalnya, kendaraan yang tidak layak operasi bisa membahayakan. Oleh sebab itu, untuk kendaraan pribadi dan umum, harus dilakukan pengujian kendaraan apa layak atau tidak beroperasi. 3. Manusia pengendara dan pejalan kaki (Pedestrian) Manusia sebagai pengemudi dan pejalan kaki adalah faktor ketiga, karena merupakan subyek kecelakaan. Faktor manusia juga sangat menentukan, misalnya dalam keadaan mabuk, kelelahan setelah lebih dari empat jam mengemudi, cacat fisik, rabun malam pada waktu berkendara malam, minum obat influenza hingga menyebabkan kantuk, tidak memiliki SIM, menyeberang jalan tidak pada tempatnya, dsb. 4

4. Faktor sekeliling atau cuaca (Physical Environment and Weather) Berkendara di jalan raya dipengaruhi faktor sekelilingnya, antara lain adalah kondisi sekeliling dan faktor cuaca. Sehingga apapun jalan yang baik dan kendaraan yang sempurna akan sangat dipengaruhi kondiri sekeliling, misalnya pohon yang rindang atau panas tanpa ada pohon, musim hujan yang menyebabkan jalan menjadi basah dan licin. 5. Rambu dan Peraturan (Sign Marking and Regulation) Telah diupayakan agar rambu-rambu dipasang unutk dapat memperingati pengendara agar hati-hati, misalnya jalan menikung tajam, pendangan terhalang, jangan mendahului pada tikungan tajam, dsb. Semua ini, rambu dan marka jalan, dapat membantu para pengendara agar hati-hati. Di lain pihak, peraturan juga memberi tahu bahwa jalan ini tidak cocok untuk kendaraan berat misalnya, karena ada jurang sekitarnya. 2.3.2 Informasi Kecelakaan dan Kampanye Keselamatan Jalan Raya. Tidak ada perjanjian global yang merumuskan panduan tentang keselamatan jalan raya, namun berbagai patokan umum telah dirumuskan untuk mendapatkan kampanye pendidikan berlalu-lintas di jalan raya yang baik. Kalau hal ini dihubungkan dengan kampanye melalui penindakan kepolisian, maka akan diperoleh kelakuan berkendara dengan baik. Berbagai pihak seperti kepolisian, vendor kendaraan roda dua, hingga pemerintah telah melakukan Kampanye Keselamatan Jalan Raya seperti membagikan stiker dan selebaran serta pemasangan baligo (Iklan Reklame) di tempat-tempat yang strategis cara 5

pemakaian helm yang benar, di mana dijelaskan bentuk helm standar yang aman dalam melindungi kepala kita dan pemakaian helm yang benar, serta santun berkendara sepeda motor. Kampanye ini disiarkan melalui media TV dan radio khususnya bagi para pengendara sepeda motor. Dalam perkembangan selanjutnya diharapkan agar kampanye ini diperluas untuk para pejalan kaki, khusus bagi anak-anak usia muda perlu dijelaskan berjalan yang santun guna menghindari kecelakaan, misalnya para anak didik di sekolah taman anak-anak dijelaskan dan dibagikan video edukasi kepada sekolah untuk memberi penjelasan tentang berjalan di jalan raya yang aman dan santun agar terhindar dari berbagai kecelakaan yang sewaktu-waktu dapat terjadi pada mereka. Berikut ini adalah kampanye keselamatan jalan raya yang sering dipakai : 1. Kampanye keselamatan jalan raya selalu mengikuti konteks strategic Pemasangan iklan kampanye harus dilakukan dengan koordinasi program keselamtan jalan raya. Kampanye melalui iklan atau publikasi yang tidak saling berhubungan akan memboroskan keuangan dan tidak mengenai target perbaikan yang akan dicapai. 2. Analisa keadaan keselamatan jalan raya yang ada sekarang keputusan bagaimana iklan menghasilkan yang tepat berdasarkan analisa ilmiah atas keadaan lalu-lintas dan transport jalan yang dapat diperoleh sekarang, misalnya: statistik kecelakaan, surve pengamatan, riset terhadap kelakuan berlalu-lintas, sumber riset tentang keselamatan jalan raya. 6

3. Identifikasi peranan iklan media massa peranan media massa secara strategis harus diidentifikasi, kemungkinan peranan informasi seperti hukum yang baru atau penindakan kepolisian melalui kegiatan engineering / IT, agenda pelaksanaan, perubahan kelakuan masyarakat. 4. Menunjang kampanye penindakan kepolisian Pemasangan iklan yang telah dievaluasi dan memperlihatkan perubahan berlalulintas dari masyarakat dalam mendukung penindakan kepoliasian. Target pertama dari kepolisian, termasuk kelakuan yang tidak aman merupakan hal penting dari kampanye. Iklan juga harus menuturkan pesan khusus tentang target dari pihak kepolisian. Pemakai jalan harus melihat apa yang dilakukan dengan penindakan kepolisian. Sebagai contoh inisiatif three in one yang merupakan dari bagian penindakan kepolisian. 5. Dasar peneiltian pengembangan materi iklan harus berdasarkan penelitian ilmiah, termasuk terhadap kelompok target dari pada pemikiran yang baik. Meskipun demikian, penelitan haruslah berorientasi pada : bagaimana kampanye dilakukan, pesan khusus dari kampanye, pilihan media yang tepat, monitoring kampanye, dan evaluasi kampanye. 6. Mempromosikan kelakuan khusus Promosi yang baik adalah antara lain pada kecepatan yang tepat, pemakaian sabuk pengaman, pemakaian helm yang benar. 7

7. Mempromosikan kelakuan yang positif Iklan kampanye harus yakin terhadap kelakuan yang benar dan kampanye itu memberikan pesan yang jelas tentang berkendara yang baik. 8. Memakai azas marketing yang profesional kampanye yang efektif adalah azas marketing yang profesional dan penggunaan organisasi yang tepat. 9. Evaluasi diperlukan untuk menilai apakah iklan tersebut sudah tepat sasarannya. Perlu dilakukan mengujian hasil yang tepat, dan harus diketahui secara luas oleh masyarakat dari program keselamatan berlalu-lintas dan hal lain yang berkaitan. Informasi Kecelakaan Jalan Raya Selain itu berbagai kecelakaan yang terjadi telah dicatat tahun demi tahun untuk melihat pertumbuhannya apakah meningkat terus dan dipantau serta masyarakat perlu mendapat informasi keadaannya agar waspada akan malapetaka ini. hal ini perlu dipublikasi secara terbuka dan disebarluaskan agar masyarakat dapat mengetahui keparahan kecelakaan selama ini, termasuk pesan khusus tentang inisiatif penanggulangan kecelakaan jalan raya. Berbagai peralatan bantu keselamatan jalan raya, misalnya: 1. Pemasangan Rambu khusus pada lokasi yang sering terjadi kecelakaan. Pemasangan rambu ini dimaksudkan agar para pengemudi lebih berhati-hati, selain juga merubah desain jala yang bersangkutan. 8

2. Pemakaian helm yang benar dengan helm standar. Hal ini telah diterapkan ke beberapa daerah dengan penegakanan hukum yang berlaku, dengan hasil beberapa daerah ada kemajuan tentang penggunaan helm. 3. Pemakaian sabuk pengaman untuk semua kendaraan bermotor 4 roda atau lebih. di sini juga diberlakukan di beberapa daerah, dan diambil tindakan hukum. 4. Menyalakan lampu sepeda motor pada waktu siang hari. ternyata menyalakan lampu pada siang hari cukup efektif, di mana kendaraan menjadi terlihat menyolok pada siang hari. 2.4 Data Kepolisian Polda Metro Jaya membagikan 1.000 helm gratis kepada para pengguna motor. Hal itu dilakukan guna memberikan kesadaran akan kecelakaan lalu lintas. "Kegiatan ini rutin dilakukan untuk menyosialisasikan disiplin lalu lintas," kata Wakapolda Brigjen Pol Putut Bayu Eko kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jaksel, Minggu (20/12/2009). Banyak faktor yang menjadi penyebab kecelakaan terutama sepeda motor yang mempunyai resiko paling tinggi di jalan raya dibanding dengan mobil atau bus yang mempunyai keamanan relatif lebih baik dari pada sepeda motor. Faktor yang paling dominan tersebut antara lain kondisi fisik yang terlalu lelah. Polda Metro mencatat angka kecelakaan motor dari tahun ke tahun terus meningkat, hampir 1.000 kasus per 9

tahunnya. Di tahun 2007, angka kecelakan motor mencapai 4.933 kasus, tahun 2008 sebanyak 5.898 kasus dan tahun 2009 mencapai 6.608 kasus. Gambar 2.4. Gambar grafik tingkat kecelakaan sepeda motor tahun 2007-2009 Selain itu, jumlah motor juga mengalami kenaikan setiap tahun. Di Jakarta, tercatat sebanyak 5,9 juta unit motor di tahun 2007, tahun 2008 terdapat 6,7 juta unit motor dan 2009 terdapat 7,3 juta unit motor. Gambar 2.4. Grafik peningkatan jumlah sepeda motor tahun 2007-2009 10

Dalam rangka menumbuhkan gerakan tertib lalu lintas, Polda menggandeng ratusan bikers yang tergabung dalam klub motor. 2.4.1 Faktor Persyaratan Formal Berkendara Di Indonesia, Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh POLRI kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib memiliki Surat Izin Mengemudi sesuai dengan jenis Kendaraan Bermotor yang dikemudikan (Pasal 77 ayat (1) UU No.22 Tahun 2009). 2.4.2 Jenis-Jenis Pengaman yang Seharusnya Dipakai Pengendara Roda Dua Biasanya terjadi kalau melakukan perjalanan jarak jauh (Touring) atau mudik kondisi motor yang kurang memenuhi syarat kelaikan untuk dipakai standar keselamatan bagi pengendara yang kurang memadai untuk kali ini kita akan coba untuk sedikit mengulas perangkat apa saja yang bisa mengurangi dampak dari sebuah kecelakaan terutama bagi para Bikers. Coba kita lihat anatomi dan analisa tubuh kita yang rentan cedera ketika terjadi kecelakaan. 11

Gambar 2.4.2. Gambar anatomi tubuh dan pelindung yang dipakai 1. Kepala bila terjadi tabrakan maka bagian yang paling rawan terkena benturan adalah bagian kepala, hal ini dikarenakan gaya dorong yang tiba-tiba terhenti pada motor yang melaju kencang akan mengakibatkan baik biker ataupun yang boncengnya akan terlempar kedepan, dan dengan sendirinya bagian yang paling dulu kena benturan adalah kepala. Oleh karena itu bagi para bikers, pakailah helm yang sudah mendapatkan sertifikasi keamanan, seperti : SNI (Standar Nasional Indonesia) DOT (Departement of Transportation (America)) SNELL (lisensi standar helm kelas dunia) 12

Gambar 2.4.2 sub 1. Anatomi helm. 2. Badan Gambar dibawah adalah safety gear yang biasa disebut Body Armor. Gambar 2.4.2 sub 2. Body armor / body protektor. 13

Safety gear ini, emang cocok banget untuk dipake touring selain menambah keamanan, safety gear ini juga dapat menahan terpaan angin yang lama-kelamaan tidak baik juga buat kesehatan paru-paru. Selain model body armor juga sebenarnya bisa saja menggunakan bahan berjenis kulit atau denim untuk pemakaian sehari-hari. Sederhanya begini, semakin tebal safety gear yang kita pake semakin besar kemampuannya untuk menahan gesekan antara kulit kita dengan aspal jalanan. Tapi tentunya juga akan berdampak terhadap berkurangnya kenyamanan. 3. Tangan Sarung tangan sangat penting untuk menjaga kondisi tangan kita tetap utuh. Gambar 2.4.2 sub 3. Hand glove / sarung tangan. Bayangkan aja apabila tangan kita tidak menggunakan pelindung apabila kecelakan terjadi, walaupun ringan, tetap saja tangan kita akan penuh dengan luka gesekan. 14

Jadi, jangan anggap remeh perlengkapan keselamatan sekecil apapun. Dan bagian terakhir adalah dari lutut hingga ujung jari kaki kita, untuk sepatu usahakan yang ada baja pelindung di ujung sepatu. 4. Kaki Gambar 2.4.2 sub 4. Knee Protector / pelindung lutut dan kaki Safety gear yang satu ini biasa disebut sebagai Knee Protector. alat ini melindungi bagian dengkul kita sampai dengan tulang kering. Bagian yang paling sering terkena benturan jika terjadi kecelakaan. Adanya alat ini, tentunya akan sangat berpengaruh terhadap keselamatan kaki kita. lalu jangan lupa untuk menggunakan sepatu tertutup dan kuat seperti sepatu boot. Dan tidak disarankan untuk menggunakan sendal. 15

2.5 Sosialisasi Target sosialisasi Safety Riding ini ditujukan kepada para pengendara sepeda motor. Belakangan ini banyak pengendara sepeda motor yang kurang memahami pentingnya keselamatan berkendara dan juga tingkat kematian akibat kecelakaan para pengguna kendaraan roda dua ini sangat tinggi dibandingkan dengan tingkat kecelakaan kendaraan roda empat. Hal ini bisa kita lihat dari atribut kendaraan dan beberapa hal pendukung keselamatan yang dimilikinya. Para instansi terkait sering mengadakan sebuah pelatihan mengenai pentingnya safety riding.. Gambar 2.5. Ilustrasi Test Drive. Pelatihan ini pada prinsipnya memberikan informasi mengenai pola dasar mengemudi secara baik dan benar 16

untuk sepeda motor. Pelatihan ini akan dimulai dengan topik Kenapa Orang Mengemudikan Motor? yang kemudian berlanjut dengan topik : Jenis motor apa yang dikendarain? Mengerti dan mengantisipasi bahaya berkendara Kontrol Panel pada kendaraan bermotor, Siap Untuk Mengendarai diantaranya, pemilihan gigi yang sesuai, persiapan mental, pemeriksaan perlengkapan (What to wear : Helm, Sarung tangan, Celana, Sepatu yang sesuai dan mempunyai protektor, Jas Hujan, Goggle (untuk keadaan tertentu), pemeriksaan sebelum berkendara (tekanan ban, oil, bensin, kekencangan rantai). Pelatihan dasar berkendara sepeda motor mengemudi maju, berputar, perubahan gigi dan berhenti. Pelatihan mengenai sepeda motor motor kemudian berlanjut pada engine off training untuk memberikan anda perasaan yang nyaman atas kontrol kendaraan dan keseimbangan yang diperlukan. 2.5.1 Jenis Motor yang Dikendarai Pengenalan pada jenis sepeda motor yang anda kendarai akan memudahkan anda untuk mengendarainya. Perlu pengenalan lebih dekat pada kontrol panel yang ada pada kendaraan bermotor seperti misalnya gear position, rpm meter, indikator bensin, oil indicator dan lain sebagainya. 17

Gambar 2.5.1. Jenis motor bebek transmisi manual Gambar 2.5.1. Jenis motor Jantan transmisi manual dengan kopling Gambar 2.5.1. Jenis motor bebek transmisi matic Sebelum anda berkendara perlu pula mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk mengantisipasi segala hal yang terjadi dalam perjalanan. Pemilihan helm yang tepat, sarung tangan, celana panjang berbahan jeans, katun tebal, persiapan jas hujan, 18

dan perlengkapan lainnya akan meminimise resiko akibat kecelakaan atau hal-hal yang tidak kita inginkan dalam perjalanan. Kemudian tanda the start your engines diberikan dan beberapa latihan diberikan seperti misalnya melalui daerah berbatu, jalanan licin tarmac dan dijalanan tanah/gravel, atau misalnya berkendara dengan cara berboncengan ditengah kemacetan. 2.5.2 Pengantisipasian Bahaya Dalam Berkendara Disamping pelatihan mengenai berkendara juga perlu dipersiapkan mental strategy, seperti misalnya resiko memacu kendaraan pada tingkatan kecepatan yang berbeda, cara mengkontrolnya dan akibatnya apabila terjadi kelalaian atau lengah yang mengakibatkan kecelakaan. Pada sesi ini juga akan dibicarakan dengan diskusi mengenai berbalik arah secara tiba-tiba, melakukan pengereman mendadak, cara menghindari bahaya didepan. Misalnya apabila tiba-tiba terjadi kendaraan didepan anda merem mendadak, jalan putus tiba-tiba atau longsor. Gambar 2.5.2. Ilustrasi Test Drive. 19

2.5.3 Mengerti Seluk-Beluk Motor Pada sesi terakhir akan dipresentasikan mengenai penanggulangan kerusakan kecil bila terjadi dijalanan tanpa ada pertolongan dari siapapun seperti misalnya rem yang mendadak rusak, kopling habis, tali gas putus atau tali kopling. juga akan disampaikan mengenai efek dari alkohol terhadap sipengemudi. Pada akhirnya saat praktek akan diadakan Riding Pre Assesment dan skill evaluation, yang dilaksanakan pada akhir sesi. Evaluasi ini terdiri diantaranya menilai kendaraan yang dipergunakan, demonstrasi pre trip check inspection dan cara mendemonstrasikan pemahaman dan keahlian berkendara, memproteksi diri saat dijalan. Gambar 2.5. Ilustrasi Pengecekan mesin motor 20

2.6 Penerapan Safety Riding Penerapan Safety Riding yang harus dipakai sebagai pendukung keselamatan berkendara kendaraan roda dua sebagai berikut : 1. Pelindung kepala menggunakan helm fullface kaca bening yang mana setiap menggunakannya harus mengunci kaitannya. Melarang keras penggunaan helm cetok ataupun half face. Gambar 2.6 sub 1. Gambar Helm 2. Alas kaki menggunakan sepatu yang tertutup rapat,dianjurkan safety shoes, posisi tinggi sepatu di atas mata kaki. Melarang keras penggunaan sandal atau sepatu biasa. Gambar 2.6 sub 2. Gambar alas kaki 21

3. Pelapis badan atas menggunakan jaket tebal yang berfungsi menahan benturan yang memiliki 5 titik protektor, dua titik di pundak, dua titik di siku tangan dan 1 titik di punggung belakang. Melarang keras penggunaan jaket tipis biasa atau hanya rompi saja. Gambar 2.6 sub 3. Gambar pelapis badan atas 22

4. Pelapis kaki menggunakan celana panjang dilapisi dengan penahan benturan / protektor di kedua titik di area dengkul. Melarang keras penggunaan celana pendek atau celana tanpa dilapisi protektor. Gambar 2.6 sub 4. Gambar Pelapis kaki 5. Pelapis tangan menggunakan sarung tangan penuh yang memiliki penahan benturan/protektor di ujung kepal dan buku-buku bagian luar jari tangan. Melarang keras penggunaan sarung tangan biasa atau sarung tangan setengah jari. Gambar 2.6 sub 5. Gambar pelapis tangan 23

6. Selalu mengecek dan membawa surat2 kendaraan. Contoh : Sim, Stnk, Ktp dan kopian nya. Gambar 2.6 sub 6. Gambar Surat-surat kendaraan. 7. Selalu mengecek kondisi motor (pengecekan standar) sebelum melakukan perjalanan. Gambar 2.6 sub 7. Gambar pengecekan kendaraan roda dua 24

8. Selalu membawa jas hujan yang bukan model ponco setiap berkendara. Gambar 2.6 sub 8. Gambar Jas hujan 9. Selalu membawa tool kit standar dan ban dalam cadangan setiap berkendara. Gambar 2.6 sub 9. Gambar Tool kit standar 25

10. Selalu membawa dana cadangan yang cukup setiap berkendara. 11. Menggunakan kelengkapan standard motor. Contoh : kelayakan dan kelengkapan spion, lampu rem, lampu sein, lampu malam dan klakson. Melarang keras lampu rem yang menyilaukan (putih). Gambar 2.6 sub 11. Gambar kelengkapan atribut standar motor 12. Tidak membawa barang kendaraan yang melebihi ketentuan, tidak melebihi lebar stang dan tinggi kepala. Gambar 2.6 sub 12. Gambar Ilustrasi 26

13. Mentaati semua peraturan lalu lintas yang berlaku di jalan. Contoh : berpindah jalur dan berbelok menggunakan spion dan lampu sein. Gambar 2.6 sub 13. Gambar Ilustrasi Setiap perlengkapan dan syarat lain dalam berkendara tersebut wajib ditaati setiap kita berada di atas motor, baik jarak pendek menengah dan jauh. 2.7 Keuntungan Safety Riding Mengapa Safety Riding itu penting? Pernahkah anda mengalami kondisi dimana membuat anda marah terhadap kondisi lalu lintas? Pernahkah anda mengalami kondisi sedih yang sangat mendalam yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas yang dialami rekan atau saudara anda? Saya yakin anda pernah mengalaminya. 27

Oleh karena itu sangat penting untuk dibudayakan Safety Riding bagi pengendara sepeda motor, yang tidak saja aman bagi dirinya sendiri juga mendatangkan rasa aman bagi pengguna jalan yang lain. Ketika budaya Safety Riding tersebut sudah tercipta maka dengan sendirinya akan menimbulkan rasa aman dan nyaman pada seluruh pengguna jalan. Menciptakan Safety Riding sebagai suatu budaya, tidaklah mudah. Sama seperti budaya lainnya yang diwariskan nenek moyang kita kepada bangsa ini, seperti budaya gotong royong, harus dibentuk selama berabad-abad lamanya. Intinya dibutuhkan suatu proses yang berkesinambungan agar Safety Riding dapat menjadi budaya di masyarakat kita. Apakah mungkin? Mungkin saja. Safety Riding merupakan Core Competency yang harus dimiliki oleh setiap pengguna sepeda motor. Karena dengan begitu, mau tidak mau, pada saat sebelum, selama dan sesudah berkendara kita harus mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan dan keselamatan. Perlu ditanamkan suatu sistem nilai-nilai, keyakinan dan pembiasaan menerapkan Safety Riding kepada seluruh pengguna sepeda motor. Pemahaman terhadap makna Safety Riding harus diawali sebelum membudayakan suatu kebiasaan. 2.8 Faktor Penghambat dan Faktor Pendukung 2.8.1 Faktor penghambat Faktor penghambatnya yaitu kesadaran akan bahaya yang diakibatkan sangat fatal. Tetapi masih ada saja yang kurang peduli terhadap keselamatan jiwa masing-masing. Banyak masyarakat yang menghiraukan himbauan untuk 28

berkendara dengan aman. Padahal apabila hal seperti ini tidak disepelekan, tingkat kecelakaan pasti akan menurun. 2.8.2 Faktor Pendukung Faktor pendukung dari usaha ini adalah, banyaknya instansi-instansi terkait yang selalu mengupayakan dan berkampanye tentang permasalahan dari Safety Riding ini. Fasilitas yang memadai adalah merupakan faktor pendukung dari upaya ini agar bisa berjalan dengan baik. 2.9 Target Audience - Demografi : - Usia : 15 40 tahun - Jenis kelamin : Pria dan Wanita - Tingkat pendidikan : pelajar, mahasiswa, para pekerja yang mobilitas sehari-hari menggunakan sepeda motor. - Status perekonomian : menengah kebawah, hingga menengah keatas. - Psikografi : - Masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi terutama pengguna motor. - Para anggota klub motor. - Para pengendara motor pemula (baru bisa menggunakan sepeda motor) - Semua pengguna motor dengan rutinitasnya sehari-hati 29

- Geografi : masyarakat yang tinggal di kota besar dan memiliki mobilitas tinggi 2.10 Analisa SWOT - Strength : - Memiliki tujuan yang sangat penting bagi pengendara roda dua - Berisi tentang moral-moral baik dalam berkendara roda dua - Pesan moral disampaikan dengan cara verbal dan mudah ditangkap oleh masyarakat yang awam dengan Safety Riding. - Weakness : - Remaja pada umumnya kurang memperdulikan keselamatan dalam berkendara. - Keamanan dalam berkendara masih kurang dipahami oleh masyarakat awam - Opportunities : - Banyak upaya-upaya yang dilakukan dalam terciptanya berkendara dengan aman. - Masyarakat lebih bisa memahami pesan verbal, dari pada pesan secara tertulis atau lisan. - Pesan visual yang menggunakan animasi 3D dalam penyampaian moralnya. - Threat : - Pesan mengenai Safety Riding diacuhkan begitu saja. 30