BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penilaian puding jagung sebelum puding jagung siap saji terlebih dahulu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan penilaian organoleptik puding dilakukan dalam salah satu

FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK)

Lampiran 1 FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) 3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tahapan pertama adalah tahapan persiapan sampel formulasi berupa

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2017 di

Pengaruh Ekstrak Rosella Terhadap Kualitas Es Krim Susu Kedelai

BAB III METODE PENELITIAN

Bab 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Permen Jelly Dari Karagenan dan Konjak BAB III METODOLOGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2014, bertempat di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

Lampiran 1. Kuisioner Uji Organoleptik (Uji skoring) Produk yang Diuji : Baso Kerang Darah Nama Panelis : Tanggal Uji :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ISSN(p) : ISSN(e): Vol. 2 No. 01 Desember 2016 SIFAT ORGANOLEPTIK HARD CANDY SUSU DENGAN JENIS GULA BERBEDA

Lampiran 1. Tabel Penentuan Glukosa, Fruktosa, dan Gula Invert dalam Suatu Bahan dengan Metode Luff Schoorl ml 0,1 N Natiosulfat.

BAB I PENDAHULUAN. padat dan sering menjadi pelengkap untuk makan roti, dan dibuat inovasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

Lampiran 1. Perhitungan Kadar Gula Total secara Teoritis

DAFTAR ISI. ABSTRAK...ii. KATA PENGANTAR...iii. DAFTAR ISI...v. DAFTAR TABEL...x. DAFTAR GAMBAR...xii. 1.1 Latar belakang masalah...

Lampiran 1. Spesifikasi Tepung Jagung

PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM (Morus nigra sp.)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi KMnO 4 a. Konsentrasi 0,1% diperoleh dari : 100 mg KMnO 4 pekat yang dilarutkan ke dalam 100 ml akuades

50 ml 97 ml. Diencerkan sampai 200 ml. ph diukur dengan ph meter. Ditambahkan HCl 0,3 M tetes demi tetes hingga diperoleh ph 1

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging sapi bagian paha belakang (silverside)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, salah satu industri yang berkembang sangat pesat adalah

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

Data pengamatan kadar air terasi yang dihasilkan 33, , , , ,0032 H 1 C 2 32, , , , ,4539 H 1 C 3

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pembuatan Mie Basah Rasa Sayur Bayam Hijau

SKRIPSI PEMANFAATAN TEPUNG JAGUNG SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI TERIGU DALAM PEMBUATAN PRODUK MIE KERING YANG DIFORTIFIKASI DENGAN TEPUNG BAYAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

, KECEPATAN MELELEH DAN ORGANOLEPTIK) ES KRIM UMBI GADUNG

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Tahap Awal

Lampiran 1. Format uji organoleptik UJI ORGANOLEPTIK KARAKTERISTIK FLAT WAFER DARI TEPUNG KOMPOSIT KASAVA TERMODIFIKASI DENGAN BERBAGAI JENIS MOCAF

FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK)

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. labu ukur, gelas ukur, labu erlenmeyer, alat UV-Vis Auto UV-2600,

KAJIAN PENGARUH PROPORSI TEPUNG SUKUN TEPUNG MAIZENA TERHADAP SIFAT FISIKO KIMIA DAN OAGANOLEPTIK "BISKUIT MANIS" SKRIPSI 0 LE H :

I. PENDAHULUAN. Es krim di Indonesia telah dikenal oleh masyarakat luas sejak tahun 1970-an dan

3. METODOLOGI PENELITIAN

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat

Lampiran 1. Skema Pembuatan Tepung Ikan Nila menurut Dwiyitno (1995), yang dimodifikasi

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP) Provinsi Gorontalo dan analisis

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

Lampiran 1. Beras aruk substitusi kacang merah sebelum dan setelah pemasakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PELAKSAANAN

Lampiran 1. Bagan Penelitian. Bagan Penelitian I II III. 14 m. 120 cm V5 120 cm. 4,8 m. Universitas Sumatera Utara

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

Oleh: Nurul Huda Clara Meliyanti Kusharto Merry Aitonami DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014

HASIL. Tabel 3 Perbandingan waktu koagulasi antara rennet yang disimpan 2 minggu (RDB) dan 24 minggu (RDL) Konsentrasi Rennet (%)

PENGARUH PEMBERIAN DIET YANG MENGANDUNG CRACKERS DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG ASIA SEBAGAI SUMBER. Oleh : ESTHER YUNIANTI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Al dd : 1 me Aldd/100 g tanah : 1.57 me CaCO 3 /100 g tanah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Uji DMRT efek utama pengaruh perbandingan pati pisang HMT, pati kentang HMT dan pati kentang alami terhadap kadar air bihun instan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE. Waktu dan Tempat

ACARA IV UJI PERBANDINGAN JAMAK (MULTIPLE COMPARISON TEST)

KARAKTERISTIK KIMIAWI PRODUK STIK RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii)

III BAHAN DAN METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Alat yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai dengan bulan April 2015

KAJIAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS FILLER TERHADAP SOSIS DAGING BABI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Keripik daun bayam adalah keripik yang terbuat dari sayur daun bayam, tepung

Lampiran 1. Kurva standar glukosa untuk pengujian total gula, gula reduksi dan kadar pati

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 3 No.1 ; Juni 2016 ISSN OPTIMASI PEMBUATAN KURTO (KURMA TOMAT)

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

PENGARUH PENAMBAHAN TAPIOKA TERHADAP MUTU BRONDONG JAGUNG DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRUDER

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

MODUL 1 RANCANGAN ACAK LENGKAP (RAL)

Page P P , P

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

Lampiran 1. Kuisioner Uji Organoleptik Selai Sawo. Nama : Umur : Waktu Pelaksanaan :

CHIPS TEMPE SEBAGAI MAKANAN RINGAN ALTERNATIF PENGGANTI JUNKFOOD

c. Konsentrasi Gula 25% d. Bahan Baku (Air Leri) I u m Lampiran I Data Basil Pengamatan Filtrat a. Konsentrasi Gula 15%

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Kadar Air dengan Metode Gravimetri

Lampiran 1 Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional dan Fungsinal Proses Pembuatan Tepung Bekatul Konvensional. Bekatul segar. Pengayakan 60 mesh

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PEMANFAATAN Gracilaria sp. DALAM PEMBUATAN PERMEN JELLY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian puding jagung sebelum puding jagung siap saji terlebih dahulu melewati tahap penyiapan bahan, menimbang bahan, menformulasi bahan hingga memasak bahan dengan menambahkan gula pasir, CMC dan vanili, masing masing puding yang disiapkan adalah puding jagung hasil formulasi tepung jagung 70% dan tepung karagenan 30%, puding jagung hasil formulasi tepung jagung 60% dan tepung karagenan 40% serta puding jagung hasil formulasi tepung jagung 50% dan tepung karagenan 50%. Setelah dingin maka puding jagung disiapkan sebagai contoh uji untuk uji organoleptik, memberi kode pada label contoh uji dimana puding jagung yang berkode A adalah puding jagung hasil formulasi tepung jagung 70% dan tepung karagenan 30%, puding jagung B adalah hasil formulasi tepung jagung 60% tepung karagenan 40% serta puding jagung C hasil formulasi tepung jagung 50% tepung karagenan 50%. setelah menyiapkan contoh uji, maka menjelaskan sekilas kepada panelis tentang cara melakukan penilaian organoleptik puding jagung dimana yang diamati adalah warna, tekstur serta rasa dan dinilai pada format penilaian. Kemudian data hasil penilaian panelis dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam. 21

4.1 Hasil Penilaian Terhadap Warna Puding Jagung Hasil penilaian terhadap warna puding jagung hasil formulasi tepung dan tepung karagenan digambarkan pada diagram sebagai berikut : Gambar 6. Diagram hasil penilaian organoleptik terhadap warna puding Hasil penilaian organoleptik (Lampiran 1), warna puding jagung hasil formulasi tepung jagung dan tepung karagenan dilihat dari nilai rata rata yang diperoleh, puding hasil formulasi bahan 50% : 50% memiliki penilaian warna tertinggi yakni 4,57 dibandingkan hasil formulasi 70% : 30% nilaianya 4,47 dan hasil formulasi bahan 60% : 40% nilai rata ratanya 4,37. Meskipun terdapat nilai rata rata tertinggi namun hasil uji statistik (Lampiran 1) menunjukkan bahwa nilai Fhitung < Ftabel yaitu nilai Ftabel = 0,34 dan Fhitung = 3,33 (5%), yang berarti perbedaan formulasi tepung jagung dan tepung karagenan puding jagung tidak memberikan pengaruh nyata terhadap penilaian warna puding jagung. 22

Pengujian organoleptik terhadap penilaian warna puding jagung hasil formulasi tepung jagung dan tepung karagenan yang berbeda tidak memberikan pengaruh nyata dan oleh karena hal ini maka, tidak dilakukan uji lanjut karena formulasi tepung jagung dan tepung karagenan menghasilkan warna alami terhadap puding, baik puding dengan hasil formulasi bahan 70% : 30%, 60% : 40% dan puding hasil formulasi bahan 50% : 50%. Penilaian panelis terhadap warna puding jagung hasil formulasi tepung jagung dan tepung karagenan yang hasil formulasi bahan berbeda ini, panelis melihat ketiga warna puding hampir terlihat sama atau tidak ada perbedaan yang signifikan dan hal ini tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat kesukaan atau daya terima warna puding jagung. Selain itu hal ini juga dapat disebabkan oleh keterbatasan indra manusia pada waktu penilaian. 23

4.2 Hasil Penilaian Terhadap Tekstur Puding Jagung Hasil penilaian terhadap tekstur puding jagung hasil formulasi tepung jagung dan tepung karagenan digambarkan pada diagram sebagai barikut : Gambar 7. Diagram hasil penilaian organoleptik terhadap tekstur puding jagung Nilai rata rata yang telah ditabulasikan berdasarkan pada hasil uji statistik (Lampiran 1) penilaian terhadap tekstur puding, nilai rata pengujian puding jagung A hasil formulasi bahan 70% : 30% adalah 4,07, nilai rata rata pengujian puding jagung B hasil formulasi bahan 60% : 40% adalah 4,73 serta nilai rata rata pengujian tekstur formulasi puding jagung C hasil formulasi 50% : 50% adalah 5,03. Hasil hasil analisis statistik (Lampiran 1) menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel, nilai Fhitung = 11.42 dan nilai Ftabel = 3,33 (5%) yang berarti menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata antar tiga formulasi yang berbeda dari penilaian tekstur puding jagung dank arena hal inilah maka, dilakukan uji 24

lanjut dengan pengujian metode Duncan. Hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 1. Harga nisbah F terendah untuk menyatakan beda nyata Perlakuan A = 70% : 30% B = 60% : 40% C = 50% : 50% Rata-rata 4,07 4,73 5,03 B A = 4,73 4.07 = 0,67 < 0,41 Jadi B = A C A = 5,03 4,07 = 0,97 > 0,43 Jadi C A C B = 5,03 4,73 = 0,30 < 0,45 Jadi C = B Hasil diatas dapat dimaknai bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur puding jagung B sama dengan tekstur puding jagung A, tekstur puding jagung C berbeda dengan puding A, puding jagung B dan C memiliki tekstur yang sama. Dilihat dari nilai rata rata, tekstur puding C lebih disukai dari pada tekstur dari puding B dan A, karena puding C memiliki penilaian paling tinggi dilihat dari segi tekstur, semakin tinggi penilaian berarti semakin disukai tekstur puding. Hasil penilaian tekstur C disukai karena dari hasil formulasi yang sama yakni atau bahan yang seimbang 50% tepung jagung dan 50% tepung karagenan ini menghasilkan puding yang teksturnya kuat dan lembut, hal ini disebabkan oleh sifat karagenan yang mudah mengikat air saat pemasakan puding sehingga teksturnya lebih kompak dibandingkan dengan puding jagung A hasil formulasi bahannya 70% : 30% serta puding jagung B hasil formulasi bahan 60% : 40%. Puding jagung A dan B lebih dominan tepung jagung memiliki tekstur bagus dan 25

kompak juga namun lebih mudah hancur jika dibandingkan dengan puding jagung C artinya pada hasil statistik menunjukkan bawa tekstur puding jagung formulasi A berbeda dengan puding jagung formulasi B dan C, akan tetapi tekstur puding jagung formulasi B dan C memiliki tekstur yang sama. 4.3 Hasil Penilaian Terhadap Rasa Puding Jagung Hasil penilaian terhadap rasa puding jagung hasil formulasi tepung jagung dan tepung karagenan digambarkan dalam diagram sebagai berikut : Gambar 8. Diagram hasil pengujian ordanoleptik rasa puding jagug Berdasarkan hasil perhitungan analisis statistik (Lampiran 1) penilaian terhadap rasa puding jagung dengan nilai rata rata puding jagung A adalah 4,53, untuk puding jagung B nilai rata ratanya adalah 4,43 dan terakhir puding jagung C nilai rata rata dari penilaian rasa adalah 5,00, hasil ini menunjukkan bahwa rasa puding jagung C lebih disukai dari pada rasa puding jagung A dan B. 26

Hasil analisis statistik (Lampiran 1) menunjukkan bahwa nilai Fhitung < Ftabel, Fhitung = 3,53 dan nilai Ftabel = 3,33 (5%) artinya ada pengaruh nyata terhadap penilaian rasa antara perbedaan formulasi produk puding jagung A dengan perbandingan tepung jagung dan tepung karagenan 70% : 30%, rasa puding jagung B dengan pebandingan bahan 60% : 40% dan rasa puding jagung C yang perbandingan bahan 50% : 50%, oleh karena ini dilakukan uji lanjut atau uji Duncan terhadap penilaian rasa puding jagung. Tabel 2. Harga nisbah F terendah untuk menyatakan beda nyata Perlakuan B = 60% : 40% A = 70% : 30% C = 50% : 50% Rata-rata 4,43 4,53 5,00 A B 4, 53 4,43 = 0,10 < 0,046 Jadi A = B C B 5,00 4,43 = 0,57 > 0,48 Jadi C B C A 5,00 4,53 = 0,47 < 0,50 Jadi C = A Hasil diatas berarti tingkat kesukaan panelis terhadap rasa puding jagung formulasi A sama dengan formulasi puding jagung B, namun rasa puding jagung formulasi C tidak sama dengan puding jagungformulasi B, puding jagung formulasi C dan B memiliki rasa yang sama. Rasa puding jagung formulasi C lebih disukai artinya lebih diterima oleh panelis karena puding jagung hasil formulasi C dari bahan yang perbandingannya sama yakni tepung jagung 50% dan tepung karagenan 50%, bahan ini berbeda dengan puding jagung formulasi A dimana bahan terdiri dari tepung jagung 70% dan tepung karagenan 30% serta puding jagung formulasi B dengan perbandingan bahan tepung jagung 60% dan tepung karagenan 40%. Berbedaan bahan ini menyebabkan berbedaan rasa dari ketiga puding jagung, sehingga memberikan 27

pengaruh nyata terhadap rasa dari ketiga perbedaan formulasi puding jagung dan dari hasil uji statistic menunjukkan bahwa rasa puding jagung untuk formulasi A sama dengan rasa puding jagung formulasi B dan C, namun rasa puding jagung formulasi B berbeda dengan rasa puding jagung formulasi C. 28