Yuni Ahlamiah Fatillah

dokumen-dokumen yang mirip
Akuntansi Persediaan (INVENTORY)

Penilaian Persediaan Pada Home industri Tempe Pak Nurhadi

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Metode Penilaian Persediaan Bahan Baku Terhadap Besarnya Laba kotor

ANALISIS PENERAPAN PENCATATAN DAN PENILAIAN PERSEDIAAN OLI MERK MPX2 PADA PT CATUR PUTRA JAYA DWITA FHADILLAH AKUNTANSI

BAB 4 PENILAIAN PERSEDIAAN DAN PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

Analisis Estimasi Biaya. Hanna Lestari, M.Eng Teknik Industri-UDINUS-2014

4.1 Analisis Metode Pencatatan Persediaan Barang Dagang

ANALISIS BIAYA DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA TOKO KUE VANIA FOOD

BAB II LANDASAN TEORI

Penentuan Harga Pokok Produksi Roti Coklat dan Roti Keju Menurut Metode Full Costing Pada Pabrik Roti Shania Bakery

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha iv

BAB I PENDAHULUAN. barang atau jasa (input) yang akan dijual kepada pelanggan. Pelanggan

2.1.2 Jenis-jenis Persediaan Menurut Carter (2006:40) Jenis-jenis persediaan pada perusahaan manufaktur adalah sebagai berikut :

Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Penilaian Persediaan: Pendekatan Kos (Inventory Valuation: Cost Method)

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mempunyai banyak dampak terhadap perusahaan, seperti adanya

PERSEDIAAN (Penilaian Berdasar Harga Pokok)

LAMPIRAN LAMPIRAN 73

Ekonomi & Bisnis Manajemen

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PERBANDINGAN PENILAIAN PERSEDIAAN AKHIR BARANG DAGANG DENGAN METODE LIFO, FIFO, DAN RATA-RATA TERTIMBANG PADA MEUBEL YANI BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. This page was created using BCL ALLPDF demo software. To purchase, go to

Persediaan Barang Dagangan

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

Manajemen Persediaan. Penilaian & Pengendalian Persediaan. Dinar Nur Affini, SE., MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

Analisis Penerapan Metode Pencatatan dan Penilaian Persediaan Sesuai PSAK No. 14 Tahun 2009 Pada PT. Indolakto

BAB 4 Persediaan (inventory)

Vina Chris Lady Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Dosen Pembimbing : Haryono, SE., MMSI.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Bahar Rizky ANALISA PERBANDINGAN NILAI PERSEDIAAN BARANG DENGAN METODE FIFO DAN LIFO PADA UD. PLANET BAN

ANALISIS SELISIH HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING PADA SARI RASA BAKERY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yakni untuk memperoleh laba yang maksimal, agar pertumbuhan

BAB II LANDASAN TEORI. oleh beberapa ilmuan dalam ruang lingkup yang berbeda, antara lain :

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB PERSEDIAAN. Mohammad Aryo Arifin, SE., M.Si., Ak Page 1

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai definisi akuntansi terlebih dahulu. Penjelasan mengenai definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dagang merupakan perusahaan yang kegiatan. usahanya melakukan transaksi pembelian barang dagang kemudian untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Cepatnya perkembangan bisnis di Indonesia menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maraknya perkembangan dunia secarag lobalisasi, maka dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN ATAS METODE PENCATATAN, PENILAIAN, DAN PELAPORAN PERSEDIAAN PADA PT. TRISULA TEXTILE INDUSTRIES BERDASARKAN PSAK NO. 14

BAB I PENDAHULUAN. (Specific Identification Method), Metode FIFO (Fist In First Out), Metode LIFO

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak Persediaan. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Zimmerman (1960) yang menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk tujuan itu (Fess et al, 2006:452). Menurut PSAK No. 14, persediaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan, persediaan mempunyai pengaruh dalam

2 Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. 97% tenaga kerja Indonesia, terutama dalam mikro ekonomi yang mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS AKUNTANSI PERSEDIAAN PD SUSI JAYA PASAR INDUK CIPINANG NAMA : SITI AISYAH NURZANAH NPM : 2A PRODI : EKONOMI/AKUNTANSI PEMBIMBING: RINO

ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE VARIABEL COSTING PADA HOME INDUSTRI V-BAKERY

ANALISIS OPTIMALISASI LABA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS PADA INDUSTRI MULYA NPM :

BAB I PENDAHULUAN. Pada PT. Holland yang bergerak dalam bidang produksi serta penjualan

EFISIENSI BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA MELALUI PENERAPAN BIAYA STANDAR PADA TOKO ENNY BAKRY MELIA ULFA

BAB II LANDASAN TEORI

Pembimbing : Edi Pranoto, SE., MMSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN 1.1 Tinjauan Teori Pengertian Aset

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

: Felicia Mariska Hendrikasari NPM : Dosen Pembimbing : Mulatsih, S.E., M.M.

PERSEDIAAN A. HARGA PEROLEHAN/HARGA POKOK PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Persediaan merupakan salah satu aset yang memiliki nilai yang cukup UKDW

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah aset tetap yang cukup signifikan dalam laporan keuangannya, yaitu

BAB 24 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

5 BAB PENCATATAN AYAT JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG

BAB III ANALISIS SISTEM. bidang usaha industri kue. Perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi

OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PERUSAHAAN ANEKA KUE DENGAN METODE SIMPLEKS. Nama : Reza Rizki Akbar NPM :

HARGA POKOK TAKSIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber utama informasi keuangan UKDW

PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG. OLEH Ruly Wiliandri

ANALISIS SELISIH BIAYA BAHAN BAKU STANDAR DALAM PENGENDALIAN BIAYA PADA ARLINO CAKE & TART : SRI INDAH DWI LESTARI : 2A214430

BAB III ANALISIS SISTEM. produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning

MODUL II TEKNIK ANALISIS DAN ESTIMASI BIAYA PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI MAKE TO STOCK (MTS)

BAB II LANDASAN TEORI

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan yang mengelola faktor-faktor produksi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan bermunculan. Perusahaan adalah suatu organisai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barang dagangan yang disimpan untuk kemudian dijual dalam operasi bisnis. mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perhitungan harga penjualan pada perusahaan berdasarkan pengumpulan data

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014

Analisis Selisih Biaya Standar Dengan Biaya Sesungguhnya Untuk Pengendalian Biaya Pada Ranti Toko Roti dan Kue Selama Bulan Februari 2016

PENERAPAN METODE PENCATATAN DAN PENILAIAN PERSEDIAAN MENURUT PSAK NO.14 PADA PT NIPPON INDOSARI CORPINDO, Tbk.

Transkripsi:

ANALISA PERHITUNGAN PENILAIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU SESUAI PSAK dan IFRS DENGAN METODE FIFO dan RATA- RATA TERTIMBANG PADA TOKO ENNY BAKERY Yuni Ahlamiah Fatillah 27212957

Latar Belakang Persediaan adalah aktiva lancar yang mempunyai peranan penting dalam proses kelangsungan operasional perusahaan. Persediaan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha yang berbentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. (PSAK No. 14 paragraf 7). Persediaan merupakan komponen utama dari aktiva yang sifatnya bernilai tinggi. Lebih dari 80% perusahaan khususnya dibidang manufaktur memiliki aktiva dan Harga Pokok Penjualan yang paling tinggi.

Rumusan Batasan dan Tujuan Masalah Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, penulis ingin mengetahui bagaimana ENNY BAKERY melakukan penilaian persediaan bahan baku dengan metode FIFO dan rata- rata Tertimbang serta bagaimana pengaruhnya terhadap nilai persediaan dan harga pokok penjualan serta laba kotornya. Batasan Masalah Karena banyak bahan baku yang mungkin terdapat dalam proses pembuatan kue, maka penulis berusaha memperkecil ruang lingkup permasalahan dalam penulisan ilmiah ini dan membatasi mengenai penilaian persediaan bahan baku terhadap terigu, gula dan mentega dengan metode FIFO dan Rata- rata Tertimbang pada ENNY BAKERY untuk bulan Mei tahun 2015 Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui perhitungan nilai persediaan bahan baku yang dilakukan oleh ENNY BAKERY 2. Mengevaluasi penentuan penilaian persediaan bahan baku yang dilakukan oleh ENNY BAKERY berdasarkan metode FIFO dan Rata- rata Tertimbang serta dampaknya terhadap harga pokok penjualan dan laba kotor.

Hasil Penelitian Tabel persediaan bahan baku bulai mei 2015 Tanggal Keterangan bahan baku Q (kg) Harga jumlah 1 persediaan awal terigu 35 6,700 234,500 gula 40 11,555 462,200 mentega 99 14,500 1,435,500 2 pemakaian terigu 15 gula 13 mentega 17 3 pemakaian terigu 15 gula 12 mentega 19 4 pembelian terigu 100 6,640 664,000 gula 125 11,500 1,437,500 mentega 100 14,333 1,433,300 5 pemakaian terigu 25 gula 19 mentega 28 6 pemakaian terigu 70 gula 60 mentega 68 7 pembelian terigu 150 6,640 996,000 gula 110 11,500 1,265,000 mentega 85 14,500 1,232,500 8 pemakaian terigu 17 gula 11 9 pemakaian terigu 27 gula 21 mentega 24

7 pembelian terigu 150 6,640 996,000 gula 110 11,500 1,265,000 mentega 85 14,500 1,232,500 8 pemakaian terigu 17 gula 11 9 pemakaian terigu 27 gula 21 mentega 24 10 pemakaian terigu 19 gula 9 mentega 24 11 pemakaian terigu 30 gula 21 mentega 35 12 pemakaian terigu 5 gula 3 mentega 7 13 pembelian terigu 145 6,640 962,800 gula 100 11,500 1,150,000 mentega 116 14,333 1,662,628 14 pemakaian terigu 30 gula 26 mentega 28 15 pemakaian terigu 25 gula 19 mentega 30 16 pemakaian terigu 23 gula 18 18 pemakaian terigu 17 gula 13 13 pembelian terigu 145 6,640 962,800 gula 100 11,500 1,150,000 mentega 116 14,333 1,662,628 14 pemakaian terigu 30 gula 26 mentega 28 15 pemakaian terigu 25 gula 19 mentega 30 16 pemakaian terigu 23 gula 18 18 pemakaian terigu 17 gula 13 mentega 15 20 pemakaian terigu 19 gula 15 21 pembelian terigu 70 6,700 469,000 gula 25 11,555 288,875 mentega 125 14,333 1,791,625 21 pemakaian terigu 50 gula 40 mentega 45 23 pemakaian terigu 15 gula 10 mentega 18 25 pemakaian terigu 10 gula 7 mentega 12 28 pemakaian terigu 21 gula 15

Perbandingan HPP metode FIFO dan Rata- rata Tertimbang perpetual dan periodik periodik Keterangan Terigu Gula Mentega (Rp.) (Rp.) (Rp.) Persediaan Awal 234,500 462,200 1,435,500 Pembelian 3,091,800 4,141,375 6,120,053 Persediaan Akhir 448,900 783,375 1,074,975 HPP 2,877,400 3,820,200 6,480,578 periodik Bahan baku (Rp.) Keterangan Terigu Gula Mentega Persediaan awal 234,500 462,200 1,435,500 Pembelian 3,091,800 4,141,375 6,120,053 Bahan Baku Siap Pakai 3,326,300 4,603,575 7,555,553 Persediaan Akhir 446,622 782,748 1,075,575 HPP 2,879,678 3,820,827 6,479,978 Perpetual Terigu Gula Mentega Keterangan (Rp.) (Rp.) (Rp.) Persediaan Awal 234,500 462,200 1,435,500 Pembelian 3,091,800 4,141,375 6,120,053 Persediaan Akhir 448,900 783,375 1,074,975 HPP 2,877,400 3,820,200 6,480,578 Perpetual Terigu Gula Mentega Keterangan (Rp.) (Rp.) (Rp.) Persediaan Awal 234,500 462,200 1,435,500 Pembelian 3,091,800 4,141,375 6,120,053 Persediaan Akhir 446,622 782,748 1,075,575 HPP 2,879,701 3,820,862 6,479,898

Tabel perbandingan laba kotor Metode Terigu (Rp.) Gula (Rp.) Mentega (Rp.) FIFO Periodik 17,122,600 16,179,800 13,519,422 FIFO Perpetual 17,122,600 16,179,800 13,519,422 Rata- rata Tertimbang Periodik 17,120,322 16,179,173 13,520,022 Rata- rata Tertimbang Perpetual 17,120,299 16,179,138 13,520,102

KESIMPULAN 1. Persediaan akhir metode FIFO periodik dan perpetual bahan baku terigu Rp. 448.900 Rata- rata Tertimbang periodik dan perpetual diperoleh Rp.446.622 HPP dengan metode FIFO periodik dan perpetual adalah Rp. 2.877.400 Rata- rata Tertimbang periodik sebesar Rp. 2.879.678 dan perpetual Rp. 2.879.701. Laba kotor metode FIFO periodik dan perpetual adalah sebesar Rp. 17.122.600 Rata- rata Tertimbang periodik diperoleh laba kotor Rp. 17.120.322 dan perpetual Rp. 17.120.299. 2. Persediaan akhir metode FIFO periodik dan perpetual bahan baku gula Rp. 783.375 Rata- rata Tertimbang periodik dan perpetual diperoleh Rp. 782.748 HPP dengan metode FIFO periodik dan perpetual adalah Rp. 3.820.200 Rata- rata Tertimbang periodik sebesar Rp. 3.820.678 dan perpetual Rp. 3.820.862 Laba kotor metode FIFO periodik dan perpetual adalah sebesar Rp. 16.179.800 Rata- rata Tertimbang periodik diperoleh laba kotor Rp. 16.179.173 dan perpetual Rp. 16.179.138 3. Persediaan akhir metode FIFO periodik dan perpetual bahan baku mentega Rp. 1.074.975 Rata- rata Tertimbang periodik dan perpetual diperoleh 1.075.575 HPP dengan metode FIFO periodik dan perpetual adalah Rp. 6.480.578 Rata- rata Tertimbang periodik sebesar Rp. 6.479.978 dan perpetual Rp. 6.479.898 Laba kotor metode FIFO periodik dan perpetual adalah sebesar Rp. 13.519.422 Rata- rata Tertimbang periodik diperoleh laba kotor Rp. 13.520.022 dan perpetual Rp. 13.520.102

Saran 1. Berdasarkan hasil perhitungan dari kedua metode tersebut dan hasil kesimpulan maka penulis menyarankan sebaiknya Toko ENNY Bakery menggunakan perhitungan dengan metode FIFO karena metode ini merupakan metode yang sesuai dengan PSAK dan IFRS juga sesuai karena harga pokok persediaan dibebankan sesuai dengan urutan kejadian terjadinya transaksi serta menghasilkan laba kotor yang lebih besar ketimbang perusahaan menggunakan merode Rata- rata Tertimbang. 2. Dengan menggunakan metode FIFO maka nilai persediaan dinilai menurut harga pokok sekarang sehingga disaat harga bahan baku mengalami pasang surut atau kenaikan dan penurunan, nilai persediaan akhir tetap seperti awal dan tidak ada kemungkinan terjadinya manipulasi harga bahan baku. Selain itu juga memperkecil biaya pemeliharaan penyimpanan bahan baku karena bahan baku yang pertama masuk akan pertama pula dipakai sehingga resiko kerusakan bahan baku hanya sedikit.