Bab 2. Landasan Teori. Sebelum berbicara tentang pengajaran bahasa maka kita akan berpikir tentang konsep

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 2. Landasan Teori. Dalam metode pengajaran, perlu diketahui konsep yang melatarbelakangi

Bab 2. Landasan Teori. KBBI, definisi pengajaran adalah proses, pembuatan, cara, segala sesuatu mengenai

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

Bab 2. Landasan Teori. Pendidikan dalam arti sempit dikemukakan oleh Cahyo (2013:17) sebagai

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BJ システムについて Mengenai BJ System

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

Bab 3. Analisis Data. Analisis tersebut akan penulis jabarkan menjadi dua sub bab, yakni analisis

BAB 2. Landasan Teori

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BAHASA JEPANG YANG BERMAKNA MEMAKAI PADA MAHASISWA TINGKAT II DPBJ FPBS UPI

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

Margaretha Argadian Asmara, 2015

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

BAB 2. Landasan Teori

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOREDE DAN DAKARA PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. tertentu untuk memperoleh kemampuan bahasa kedua atau second language, maka

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

GISEIGO PADA KOMIK YU-GI-OH! Vol. 38 KARYA KAZUKI TAKAHASHI SKRIPSI. OLEH : Chandra Maulanna NIM

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

ANALISIS KESALAHAN PENGUCAPAN INTONASI JODOUSHI でしょう PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA KARYA ILMIAH

TINDAK TUTUR ILOKUSI KOMISIF DALAM ANIME SENGOKU BASARA: JUDGE END EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: FAUZIAH AINI NIM

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN GAIRAIGO (KATA SERAPAN) PADA SISWA KELAS BAHASA DI MAN REJOSO JOMBANG SKRIPSI. Oleh : RIA MA RIFATUN NISA

KESALAHAN PENGGUNAAN SETSUZOKUSHI SOSHITE ( そして ), SOREKARA ( それから ), DAN SORENI ( それに ) PADA

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

SILABUS MATA KULIAH. Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PENGGUNAAN MEDIA FOTO SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGINGAT KOSAKATA NOMINA BAHASA JEPANG

ABSTRAK JUDUL: PEMAKAIAN GAIRAIGO DALAM TEXT BACAAN BUKU. INTERMEDIATE JAPANESE, bahasa adalah alat komunikasi antar anggota

BAB 2 LANDASAN TEORI

EFEKTIVITAS STRATEGI QUICK ON THE DRAW DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JEPANG

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

GAIRAIGO DALAM KOMIK GALS! VOLUME 1 DAN 2 KARYA MIHONA FUJII SKRIPSI OLEH : FIRDA NUR AMALINA NIM

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

PERGESERAN MAKNA GAIRAIGO DALAM BAHASA IKLAN MAJALAH Q TO JAPON VOLUME 13 TAHUN 2012 SKRIPSI OLEH: ENNIS FAUZIA

DIALEK OKAYAMA YANG TERDAPAT DALAM NOVEL BOKKE, KYOUTE KARYA SHIMAKO IWAI SKRIPSI OLEH ELFI RAHMA

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI. di kutip maupun yang di rujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nim :

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

PEGGUNAAN RAGAM BAHASA HORMAT (KEIGO) DALAM DRAMA ATTENTION PLEASE KARYA SATO YUICHI

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang dan Orang Indonesia Definisi Makna Peribahasa Menurut Orang Jepang

難民認定申請書 ( 再申請用 ) Permohonan Untuk Memperoleh Status Pengungsi (Untuk Permohonan Ulang)

ANALISIS MAKNA UNGKAPAN ~ TO OMOU PADA NOVEL TORABERU X ROMANSU KARYA EMA KOHINATA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Ilmu bahasa pragmatik adalah ilmu yang mempelajari makna dari sebuah komunikasi

KESALAHAN PENGGUNAAN VERBA BANTU RASHII DAN MITAI PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2012 SKRIPSI

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA PERCAKAPAN ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI MALANG

KATA PENGANTAR. Esa, karena berkat rahmat dan anugerah-nya, penulisan skripsi yang berjudul

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

STRATEGI PENGGUNAAN TUTURAN MEMINTA MAAF DALAM BAHASA JEPANG PADA FILM KIMI NI TODOKE KARYA NAOTO KUMAZAWA SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PERUBAHAN KEIYOUSHI PADA SISWA KELAS XII BAHASA SMAN 1 PAGAK - KABUPATEN MALANG SKRIPSI OLEH DWI AYU ARIASTUTI NIM

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

Bab 2. Landasan Teori. Masuoka dan Takubo (1992, hal.8), mengungkapkan bahwa Hinshi 品詞 atau. kelas kata dibagi menjadi sebelas jenis, diantaranya:

KESALAHAN PENGGUNAAN I-KEIYOUSHI DAN NA- KEIYOUSHI PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI.

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

Dhiar Rachma Diyanthi, Melia Dewi Judiasri 1, Dianni Risda 2. Abstrak

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM

ANALISIS KONTRASTIF MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG DENGAN BAHASA INDONESIA YANG TERBENTUK DARI KATA ME (MATA) SKRIPSI OLEH DYAH RETNO WIGATI NIM

KESALAHAN PENGGUNAAN KEIGO PADA MAHASISWA SASTRA JEPANG ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH: AULIA ALFARABI ANESTYA NIM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JOKYU KAIWA I (JP 301) SEMESTER 3 GASAL /TINGKAT II

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

PERILAKU AMAE PADA TOKOH-TOKOH DALAM NOVEL SHIOSAI KARYA MISHIMA YUKIO SKRIPSI

PEMBENTUKAN IDENTITAS ANAK MUDA PADA TOKOH KOYUKI DALAM FILM BECK KARYA SHIORI KUTSUNA SKRIPSI. Oleh ALFA RODHY E.S NIM

PELESAPAN SUBJEK DAN OBJEK TINJAUAN MAKNA PREDIKAT DALAM DRAMA HUNGRY! KARYA MOTOHASHI KEITA SKRIPSI OLEH: PUTRI NUZULAILI

Nadila Sholeha, Linna Meilia R., S.Pd., M.Pd. 1, Dr. Wawan Danasasmita, M.Ed. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengaruh Media Kotoba Gazou (Gambar Kosakata) Terhadap Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang Siswa Kelas XI MIA 1 SMA Nahdlatul Ulama 1 Gresik

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

Bab 2. Landasan Teori

METODE PENGAJARAN MENULIS Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA TAHUN

PENGGUNAAN KONJUNGSI SOSHITE, SOREKARA, DAN SORENI DALAM MAJALAH NIPPONIA SKRIPSI OLEH LINA SUSANTI NIM

WAKAMONO KOTOBA DALAM DRAMA MY BOSS MY HERO SKRIPSI OLEH AGENG GINANJAR SASMITO NIM

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

Transkripsi:

Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Pengajaran Bahasa Sebelum berbicara tentang pengajaran bahasa maka kita akan berpikir tentang konsep bahasa yang berhubungan dengan metode pengajaran. Menurut Feisal (1995:360), mendefinisikan metode pengajaran bahasa secara tradisional dirumuskan sebagai prosedur umum tata cara penyajian materi pengajaran. Materi pengajaran yang dipandang akan membantu tercapainya usaha pendidik untuk menjangkau tujuan suatu program pengajaran bahasa. Dengan perkataan lain, metode adalah suatu upaya yang dimaksudkan untuk membantu tercapainya keberhasilan seorang pendidik di dalam melaksanakan tugasnya. Biasanya sebuah metode atau lebih disusun berdasarkan suatu pendekatan materi bahasa yang diajarkan, yaitu suatu pandangan yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu tentang apa yang disebut bahasa. Umpamanya bahasa dalam pengertiannya sebagai potensi dasar manusia untuk berkomunikasi, bahasa sebagai ujaran dan keterampilan komunikasi perorangan yang bervariasi, atau mungkin bahasa yang membantu menjelaskan ujaran yang disebut saru-bahasa (paralanguage). Menurut Sanjaya (2006:103&96), mengajar (pengajaran) atau teaching menempatkan guru sebagai pemeran utama memberikan informasi, maka dalam instruction guru lebih banyak sebagai fasilitator, me-manage berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa, jadi secara deskriptif mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses penyampaian itu sering juga dianggap sebagi proses mentranfer ilmu. 8

Gagne dalam Sanjaya (2006:102), mengatakan bahwa mengajar adalah: Instruction is a set of event that effect learners in such away that learning is facilitated. Terjemahan: Mengajar atau teaching merupakan bagian dari pembelajaran yang dirancang berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam memepelajari sesuatu. Sementara menurut Smith dalam Sanjaya (2006:96) mengatakan Teaching is imparting knowledge or skill. Yang artinya Mengajar adalah menanamkan pengetahuan atau keterampilan. Menurut Sanjaya (2006:103-104), mengajar dalam konteks standar proses pendidikan tidak hanya sekadar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi juga dimaknai sebagai proses mengatur lingkungan supaya siswa belajar. Makna lain mengajar yang demikian sering diistilahkan dengan pembelajaran. Dalam implementasinya, walaupun istilah yang digunakan pembelajaran, tidak berarti guru harus menghilangkan perannya sebagai pengajar, sebab secara konseptual pada dasarnya dalam istilah mengajar itu juga bermakna membelajarkan siswa. Mengajar-belajar adalah dua istilah yang memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan. Mengajar adalah suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar. Menurut Sanjaya (2006: 104), dalam konteks pembelajaran, sama sekali tidak berarti memperbesar peranan siswa di satu pihak dan memperkecil peranan guru di pihak lain. Dalam istilah pembelajaran, guru tetap harus berperan secara optimal, demikian juga halnya dengan siswa. Perbedaan dominasi dan aktivitas diatas, hanya menunjukkan kepada perbedaan tugas-tugas atau perlakuan guru dan siswa terhadap materi dan proses pembelajaran. 9

Belajar di anggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Hilgard dalam Sanjaya (2006: 112) mengungkapkan belajar itu adalah proses perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah. Menurut Sanjaya (2006: 112) belajar bukanlah sekadar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Pengajaran yang dipakai juga sangat erat kaitannya terhadap suatu strategi pembelajaran yang sangat penting dalam membantu pengajar untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran itu sendiri. Menurut J.R David, dalam Sanjaya (2006:126) strategi diartikan sebagai A plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal. Yang artinya: Perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Menurut Kemp dalam Sanjaya (2006:126), menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien. Senada dengan pendapat diatas, Dick dan Carey dalam Sanjaya (2006:126) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran juga terbagi atas beberapa bagian, Menurut Oxford (1994:17) bahwa strategi pembelajaran (learning strategi) terbagi menjadi 2, yakni secara langsung dan tidak langsung yang di dalamnya terdiri dari beberapa sistem. 10

Bagan 2.1 ストラテジーシステムの図 Gambar Sistem Strategi 1. 記憶ストラテジー (Memori) 直接ストラテジー 2. 認知ストラテジー (Kognitif) Strategi Langsung 3. 補償ストラテジー (Pergantian) 学習ストラテジー Strategi Pembelajaran 1. メタ認知ストラテジー (Pengukur Pengakuan) 間接ストラテジー Strategi Tidak langsung 2. 情意ストラテジー (Emosi) 3. 社会的ストラテジー (Sosial) Sumber: Oxford (2002:17) Penelitian penulis berhubungan dengan strategi langsung dalam proses pembelajaran, sehingga dalam bab tiga, hanya strategi langsung inilah yang akan penulis analisis. Strategi pembelajaran melalui metode langsung, dibagi menjadi 3 strategi, yaitu 記憶ストラテギー adalah strategi memori, 認知ストラテギー, strategi kognitif, dan 補償ストラテギー yaitu strategi perbaikan/ kompensasi. Penulis dalam penelitian hanya 11

memfokuskan pada 記憶ストラテギー strategi memori, 認知ストラテギー, strategi kognitif. 1. 記憶ストラテジー (Strategi Memori), terbagi atas: Bagan 2.2 記憶ストラテジー 1. グループに分け A. 知的連鎖を作る 2. 連想をする十分に練る 3. 文脈の中に新しい語を入れる B. イメージや音を 1. イメージを使う 2. 意味地図を作る 結びつける 3. キーワードを使う 4. 記憶した音を表現する 記憶 ストラテジー C. 繰り返し復習する 1. 体系的に復習する D. 働作に移 1. 身体的な反応や感覚を使う 2. 機械的な手法を使う Sumber: Oxford (2002:21) 12

Terjemahan bagan 2.2: A. Membuat serangkaian kecerdasan 1. Dibagi menjadi grup 2. Menghubungkan dengan pemikiran secara cukup jelas 3. Memasukkan kata baru kedalam konteks B. Menerapkan gambar dan suara 1. Memakai gambar 2. Membuat peta arti 3. Memakai kata kunci 4. Setelah mengingat suara lalu mengekspresikannya C. Pengulangan dan memeriksa ulang 1. Memeriksa ulang secara sistematik D. Pemindahan gerakan 1. Menggunakan reaksi dan perasaan secara fisik 2. Menggunakan teknik secara mekanis 13

2. 認知ストラテジー (Strategi Kognitif) terdiri atas: Bagan 2.3 認知ストラテジー 1. 繰り返す 2. 音と文字システムをきちんと練習する A 練習をする 3. 決まった言い回しや文型覚えて使う 4. 新しい結合を作る 5. 自然の状況の中で練習する B. 情報内容を受け 1. 意図を素早くつかむ たったり 送っ たりする 2. 情報内容を受けたったり送ったり するためにさまざまな資料を使う 認知 ストラテジー 1. 演繹的に推論する 2. 表現を分析する C. 分析したり 3. ( 言語を ) 対照しながら分析する 推論したりする 4. 訳す 5. 転移をする D. インポットと 1. ノートを取る アウトポットの ための構造を作る 2. 要約をする 3. 強調をする Sumber: Oxford (2002:22) 14

Terjemahan bagan 2.3: A.Latihan 1. Repetisi (mengulang) 2. Latihan dengan suara dan sistem surat 3. Memakai ekspresi yang tepat untuk mengingat pola kalimat 4. Membuat kombinasi baru 5. Latihan didalam kondisi yang alami B. Mendapat dan mengirimkan isi informasi 1. Mendapat maksud atau pengertian dengan cepat 2. Menggunakan berbagai data untuk mendapatkan, mengirimkan isi informasi C. Melakukan analisis dan penarikan simpulan 1. Menarik kesimpulan dengan cara pemotongan 2. Menganalisis Ekspresi (hyougen) 3. Sambil melakukan analisis membandingkan secara kontras 4. Menerjemahkan 5. Tranfer bahasa ibu D. Membuat struktur input dan out put 1. Mengambil catatan 2. Membuat ringkasan 3. Membuat penegasan 15

2.1.1 Metode Pengajaran Bahasa Jepang Proses pengajaran bahasa Jepang disini dalam sebuah metode yang disebut dengan Kyoujyuhou. Maeda et al. (1995:91), kyoujyuhou adalah: 教授法という言葉を聞くと 一般的にはなにか特別な方法があって そこに並べられている方法で教えれば学習者は効果的にかつ能率的に学習することができる という具体的な教える技術だと考えるのではないだろうか しかし 日本語教育の本で私たちがよく目にする 教授法と言われている オーデイオリンガル アプローチ コミュニカテイブ アプローチ 直説法 翻訳 オーラル メソッド オーラル アプローチ TPR] など これらはみんなそのような 教え方 を表しているのであろうか また なぜあるものは メソッド と呼ばれ あるものは アプローチ と呼ばれるのだろう Terjemahan: Bila mendengar kata metode pengajaran, secara umum, bukankah suatu teknik pengajaran yang khusus akan tetap apabila mengajarkan dengan metode yang disusun disesuaikan dengan pemelajar sehingga pemelajar dapat belajar dengan efisien dan membuahkan hasil yang efektif. Dalam buku pendidikan bahasa Jepang, kami melihat ada beberapa metode yakni audiolingual, communicative approach, metode langsung, metode penerjemahan, oral method, oral approach, TPR, dan lain-lain. Sehingga dapat dibedakan antara yang disebut method dan ada yang disebut approach. Menurut Oxford (2002:45) Kyoujyuhou adalah: 教授法という語は 漠然と 考え方全般 を指して使われることもあるが少なくとも次の三つに分けて考えられる 1. 特定の言語観や言語学習観に基づく教授法理論 (Approach) 2. ある教授法理論に基づく指導法 (Method) 3. 具体的な教室活働の手順技術 (Technique) Terjemahan: Arti kata dari metode pengajaran itu [secara umum artinya cara mengajar] yang menunjukkan penggunaannya paling sedikit ada dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Menetapkan tampilan bahasa dan pembelajar didasarkan pada teori pengajaran/ pendekatan (approach) 2. Teori pengajaran didasarkan pada cara membimbing (Method) 3. Secara konkret proses kegiatan dikelas dan keterampilan (Technique) 16

2.1.2 Empat Keterampilan Berbahasa Metode pengajaran Bahasa Jepang sangat erat kaitannya dengan empat keterampilan berbahasa. Menurut Oxford (1994: 6) adalah: 外国語の習得は必ず四つの言語様式 つまり 聞く 読む 話す 書く の能力をいろいろに組合せて伸ばすことに関係している 外国語教師の間では この様式は四言語技能 (four language skills) あるいは単に四技能 (four skills) としてしられている 時には 文化や文法を技能と呼ぶことがあるが この四言語技能とは少し異なる つまり文化と文法は特定の形で聞く 読む 話す 書く と重なっているのだ 用語上の技能とは単に能力 熟練 熟達を意味するが 言語技能は言語の発達過程で徐々に身につけていくものである Terjemahan: Dalam pembelajaran bahasa asing berkaitan dengan membangun kemampuan berbahasa dan mengkombinasikan berbagai macam keterampilan yaitu, mendengar, membaca, berbicara, dan menulis. Di antara pengajar bahasa asing pola ini diketahui sebagai empat keterampilan bahasa. Ada yang menyebut budaya maupun tata bahasa sebagai suatu keterampilan, namun empat keterampilan bahasa ini sedikit berbeda. Intinya budaya dan tata bahasa dalam bentuk yang spesifik yakni menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Istilah keterampilan memiliki arti bukan hanya sekedar keterampilan, dan menguasai, tetapi keterampilan bahasa adalah hal yang dipelajari secara perlahan dalam proses meningkatkan kemampuan bahasa. 2.2 Media Pembelajaran Cangara dalam Yuliani (2007:6), mengatakan bahwa media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Arsyad dalam Yuliani (2007:6) mengutip asosiasi pendidikan nasional (National Education Association/ NEA) yang memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi tercetak maupun audio-visual dan peralatannya; dengan demikian media dapat dilihat, didengar, dibaca dan dimanipulasi. Dengan kata lain media adalah komponen sumber 17

belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional dilingkungan pelajar untuk belajar. Sementara itu, menurut Gagne dan briggs dalam Yuliani (2007:6) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Kemudian menurut kerucut pengalaman dari Edgar Dale (2007:110): 1. Verbal symbols 2. Visual symbols: Signs, stick figures 3. Radio and recordings 4. Still pictures 5. Educational television 6. Exhibits 7. Study trips 8. Demonstrations 9. Dramatized experiences: plays puppets, role playing 10. Contrieved experiences: models, mock ups, simulation 11. Direct purposeful experience Bahwa media visual menurut Dale, masuk ke dalam kerucut tingkatan nomor empat yang menyatakan bahwa dalam video tidak hanya berisikan gambar secara visual namun juga merupakan gambar yang bergerak sehingga siswa mudah dalam menerima hal baru khususnya dalam belajar bahasa. Gagne (1974: 150-151) mengemukakan lima macam perangsang belajar disertai alatalat untuk menyajikannya, yaitu: 18

Bagan 2.4 Bagan Lima Macam Alat Perangsang Belajar Perangsang 1. Kata-kata tertulis 2. Kata-kata lisan 3. Gambar dan kata-kata lisan 4. Gambar bergerak,kata-kata dan suara lain 5. Konsep-konsep teoritis melalui gambar Alat Buku, pengajaran berprogram, bagan, proyektor slide, poster, check list. Guru, tape recording. Slide tapes, slide bersuara, ceramah, dan poster. Proyeltor film bergerak, televisi, demontrasi. Film bergerak, permainan boneka atau wayang. Menurut Angkowo dan Kosasih dalam Yuliani (2007:6) mengatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat, cara atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Sementara itu Rossi dan Breidle dalam Sanjaya (2006:163), mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, video, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Ditambahkan Rossi alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Namun demikian, media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan. Gerlach dan Ely dalam Sanjaya (2006:163) menyatakan: A medium, conceived is any person, material or event that establishs condition which enable the learner to acquire knowledge, skill, and attitude. Terjemahan: 19

Secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Fungsi media pembelajaran menurut Kempt dan Dayton dalam Yuliani (2007:7), adalah bertujuan instruksi dimana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak maupun mental dalam bentuk aktivitas yang nyata, sehingga pembelajaran dapat terjadi. Selain itu fungsi media pembelajaran juga dapat sebagai alat bantu pembelajaran yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi, dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah diciptakan dan didesain oleh guru. Menurut Sanjaya (2006:169), media pembelajaran memiliki fungsi untuk: Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa tertentu Memanipulasi keadaan peristiwa, atau objek tertentu Menambah gairah dan motivasi belajar siswa Selain fungsi media juga bisa diklasifikan, menurut Sanjaya (2006:172), media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya. A. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi kedalam: 1. Media Auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara. 2. Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung suara. yang termasuk kedalam media ini adalah film slide, foto, tranparasi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. 20

3. Media Audio Visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman radio, berbagai ukuran film, slide suara dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur media yang pertama dan kedua. B. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi kedalam: 1. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari hal-hal atau kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus. 2. Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya. C. Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi kedalam: 1. Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projector untuk memproyeksikan film slide, operhead projector (OHP) untuk memproyeksikan tranparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apaapa. 2. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya. 21