BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MORAL PESERTA DIDIK DI SD NEGERI JETAKLENGKONG KECAMATAN WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS PEMBIASAAN BERIBADAH SHOLAT BERJAMA AH DALAM MEMBINA PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter berarti

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan akhlak karimah. terhadap Allah SWT di SMP Islam Al Azhaar Tulungagung

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SMP WAHID HASYIM PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS TENTANG UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Tentang Budaya Religius di MTs Darul Falah. Bendiljati Kulon Sumbergempol Tulungagung

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 4 PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB IV ANALISIS TENTANG PERAN GURU PAI DALAM PEMBINAAN MENTAL KEAGAMAAN SISWA SMP N 2 WARUNGASEM BATANG

BAB VI PENUTUP. dapat menetapkan kesimpulan sebagai berikut ini. Tulungagung secara umum terdiri dari:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Pendidikan karakter di SDIT Hidayatullah Daren Nalumsari Jepara Tahun Ajaran 2016/2017

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS MELALUI PROGRAM PAGI SEKOLAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 2 PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA PENELITIAN. A. Gambaran Umum SDN 2 Tanjungratu Lampung Selatan. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SDN 2 Tanjungratu

A. Analisis Tata Tertib Pondok Pesantren Al Masyhad Mamba ul. Fallah Sampangan Pekalongan. Dalam menyusun tata tertib pondok pesantren, secara asasi

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN. pendidikan agama Islam dalam membangun karakter, implementasi peran guru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi serta masuknya budaya-budaya asing telah mempengaruhi gaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu dalam bekerja sama memenemukan dan memahami keteraturan atom, unsur dan molekul.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang. Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN. Tulungagung, di dapatkan hasil wawancara sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB V PEMBAHASAN. hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab V ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Sekolah Berkarakter

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan dan guru dewasa ini dihadapkan pada tuntutan. yang semakin berat terutama untuk mempersiapkan anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB V PENUTUP. Peranan guru PAI dalam pembinaan akhlak peserta didik di SD Negeri 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. motivasi pokok implemenatasi pendidikan karakter negara ini. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Konsep Internalisasi Pendidikan Karakter Peserta Didik di SMPN

BAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten. Berdiri

BAB III HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekolah Negeri yang ada di bawah naungan Departemen Pendidikan

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

Materi Wawancara Apa Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Kemuning?

Terpuji Siswa Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Syafi iyah Proto 01. metode deskriptif yaitu menggambarkan fenomena fenomena yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU DALAM PEMBENTUKAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA DI SMA N 1 KAJEN

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH. Agus Munadlir Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Wates

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana seseorang bertindak dan berprilaku. moral. Etika pergaulan perlu di terapkan misalnya (1) Berpakaian rapi di

BAB IV PAPARAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA. Paparan data disini merupakan uraian yang disajikan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

PERATURAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 78 JAKARTA NOMOR 165 TAHUN 2011 TENTANG TATA TERTIB PESERTA DIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

MENDIDIK (Educating), MENGINSPIRASI (Inspiring) dan MEMBENTUK (Transforming) Siswa untuk menjadi yang terbaik dalam dunia media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah Subhanahu wata`ala, di dalam. Al-Quran surat Luqman ayat: 14 sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB IV ANALISIS KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB AT-TAHLIYATU WA AT-TARGÎB FI AT-TARBIYATU WA AT-TAHDÎB KARYA SAYYID MUHAMMAD

STUDI TENTANG IMPLEMENTASI NILAI-NILAI BUDI PEKERTI SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 21 PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. No. 20/2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal I Ayat I,

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI DAN TUJUAN SEKOLAH

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang pembahasan hasil penelitian

BAB VI KESIMPULAN. peneitian dan saran bagi berbagai pihak yang berkaitan dengan peran guru dalam. ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Tentang Pendidikan Karakter di SMP Negeri 19 Surabaya. karakter peserta didik di SMP Negeri 19 Surabaya ialah dengan menggunakan

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat

Lampiran 1: Pedoman Observasi PEDOMAN OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MATA PELAJARAN. Pengembangan Diri 13. Bimbingan dan Konseling B 14. Ketrampilan Menjahit B 15. Olahraga B 16. Keagamaan B 17.

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan dapat dianalisis dari hasil observasi dan hasil data wawancara dengan beberapa nara sumber dengan pernyataan-pernyataan yang merupakan data karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan yang harus menjadi perhatian semua pihak, terutama oleh para guru PAI. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan pembelajaran materi keagamaan bisa dilaksanakan secara optimal sehingga akan membawa pada tujuan, yaitu membentuk kepribadian siswa yang berkarakter sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah. Karakter siswa yang ingin dibentuk di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kecamatn Wonopringgo diantaranya seperti: 1. Disiplin Disiplin berarti tindakan yang menunjukkan perilakunya tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 1 Hal tersebut sesuai dengan indikator yang ditentukan di sekolah. 1 Zainal Aqila dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, (Bandung: Yram Widya, 2011), hlm. 7. 68

69 2. Sopan Sopan berarti pribadi yang bersikap baik dan menghormati orang lain. 2 Seperti yang tertera dalam indikator penilaian akhlak da kepribadian di SMP Negeri 1 Wonopringgo 3. Santun Berarti sikap atau budi pekerti yang baik dan ramah terhadap orang lain. 3 Sesuai dengan indikator penilaian akhlak dan kepribadian. 4. Tanggung Jawab Berarti melakukan tugas sepenuh hati, bekerja dengan etos kerja yang tinggi, berusaha keras untuk mencapai prestasi yang terbaik, mampu mengontrol diri, berdisiplin tinggi, akuntabel terhadap pilihan dan keputusan yang diambil. 4 5. Rajin Berarti giat, bersungguh-sungguh dan tidak malas dalam mengerjakan segala hal. 5 Menganalisis perkembangan karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan yang memiliki usia peralihan antara masa anak-anak menuju usia remaja, di mana secara umum kepribadian siswa dalam usia remaja sangat dipengaruhi oleh faktor keturunan dari orang tua dan juga lingkungan yang menjadi tempat tinggal 2 A. Toto Suryana, Pendidikan Agama Islam, Cet. Ke 1 (Bandung: Tiga Mutiara, 1997), hlm. 104. 3 A. Toto Suryana, Pendidikan Agama Islam, Cet. Ke 1, hlm. 104. 4 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 51. 5

70 siswa. Dalam pembentukan karakter siswa sangat diperlukan beberapa upaya. Upaya membentuk karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo diantaranya dengan kegiatan pembiasan-pembiasaan, seperti membiasakan bersalam dan mengucap salam ketika berangkat dan pulang sekolah, berdo a pada awal dan akhir jam pelajaran, tadarus Qur an setiap pagi, shoalat dhuhur berjama ah, membiasakan salam ketika bertemu bapak atau ibu guru, dan menyapa sertan tersenyum ketika bertemu teman, guru, atau warga sekolah. Melalui kegiatan pembiasaan yang tepat di sekolah, maka perkembangan karakter siswa dapat terbetuk secara tepat dalam upaya menanamkan nilai-nilai karakter keagamaan yang mengaplikasikan bentuk perilaku yang berakhlaqul karimah seperti disiplin, sopan, santun, tanggung jawab dan rajin. Dari hal tersebut, bahwa adanya suatu kebiasaan atau budaya yang sudah dilaksanakan di sekolah dengan membentuk suatu karakter anak didik agar bisa saling menghormati guru, antar teman, orang tua dan orang lain serta mejalankan kewajibannya untuk beribadah. Agar nantinya bisa diintegrasikan pada kehidupan sehari-hari Upaya tersebut tentunya bukan menjadi satu-satunya solusi atau alternatif terbaik, kalau tidak didukung oleh semua pihak yang ada di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan dalam rangka membentuk karakter siswa yang mencerminkan nilai-nilai agama Islam, dan juga didukung dengan kegiatan yang mendukung diantaranya seperti:

71 1. Kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. 2. Kegitan pembiasaan yang dilakukan di pagi hari secara terjadwal adalah konseling kelompok di dalam kelas, pembiasaan berpikir ilmiah, dan berbahasa Inggris. 3. Kegiatan ekstrakurikuler meliputi kepramukaan, OSIS, kepemimpinan, kelompok seni budaya, kolompok tim olahraga, dan kelompok ilmiah remaja. 4. Kegiatan program kerja rohani Islam berupa peringatan hari besar Islam, pesantren, memberikan santunan kepada anak yatim dan santunan musibah. 5. Kegiatan implementasi pendidikan karakter dilakukan melalui integrasi nilai-nilai karakter dalam mata pelajaran dan kegiatan-kegiatan pembiasaan yang meliputi kegiatan rutin terjadwal, kegiatan terprogram, dan kegiatan terproyek. Salah satu kegiatan terjadwal tersebut adalah penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa komunikasi di sekolah pada hari Kamis. Sedangkan kegiatan pengembangan diri yang tidak terprogram adalah program kerja rohani Islam dan pembinaan melalui implementasi pendidikan karakter di sekolah Implementasi pendidikan karakter di sekolah dilaksanakan melalui keteladaan, kegiatan pembiasaan, dan integrasi pada mata pelajaran

72 Kegiatan pendukung tersebut dapat membantu membentuk karakter siswa yang baik, dan juga untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Dalam menjalankan kegitan tersebut juga dibutuhkan srategi khusus, seperti perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kegiatan tersebut direncanakan kemudian dilaksanakan, selanjutnya dievaluasi yang kemudian ditindak lanjuti untuk memperbaiki yang salah atau kurang tepat. Hal tersebut menunjukkan bahwa di SMP Negeri 1 Wonopringgo sangat berupaya dalam membentuk karakter siswanya sesuai yang tercantum dalam visi, misi, dan tujuan sekolah. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa siswa-siswi di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan memiliki karakter yang baik dalam berperilaku maupun bersikap telah mampu mengapresiasikan nilai-nilai karakter yang diajaran di SMP Negeri 1 Wonopringgo Kecamatan Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. B. Analisis Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo 1. Peran Guru PAI sebagai Teladan Berdasarkan wawancara dan observasi, maka dapat dianalisis beberapa bentuk keteladanan guru PAI dalam membentuk karakter siswa di SMP Negeri 1 Wonopringgo, meliputi:

73 a. Perkataan Guru PAI menggunakan tutur kata yang baik dan santun ketika berbicara, baik dengan siswa ataupun sesama guru, kepala sekolah dan karyawan. Meskipun guru PAI merupakan salah satu guru senior yang sudah cukup lama mengajar di SMP Negeri 1 Wonopringgo, ia tidak meremehkan guru-guru lain yang belum lama mengajar dengan berkata seenaknya ataupun kurang sopan. Sebaliknya ia menghargai guru yang seusia dengannya ataupun yang lebih muda dengannya, dan juga menghormati guru yang lebih senior darinya. Ia tidak pernah menggunakan bahasa yang kotor dalam berkomunikasi dengan orang lain. Begitu juga saat memanggil peserta didik, guru PAI memberi panggilan yang bagus dengan sebutan mas atau mbak, tidak dengan panggilan yang kasar. Guru PAI sering memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada peserta didik, tidak dengan caci maki atau kemarahan. Apabila ada anak yang berkata kotor, guru PAI memberi pemahaman kepada peserta didik agar tidak melakukan hal tersebut. Guru PAI berusaha memperlakukan peserta didik dengan jujur. Dalam perkataanya, guru tidak pernah membohongi peserta didik. Seperti pada saat peserta didik menanyakan suatu hal, guru menjawab dengan jujur sesuai yang ia ketahui dan tidak melebih-lebihkan. Pada saat guru PAI tidak dapat masuk ke kelas karena ada keperluan rapat.

74 Guru menyampaikan kepada peserta didik dengan jujur bahwa ia ada undangan rapat yang harus dihadiri sehingga ia harus ijin mengajar. ` Hal ini menunjukakan bahwa guru PAI dapat menjadi teladan dalam hal kejujuran. Dengan kejujuran yang dimiliki oleh guru PAI, diharapkan peserta didik akan mencontoh hal tersebut. Seperti pada saat pembelajaran ada peserta didik yang meminta ijin kepada guru untuk ke kamar mandi. Ternyata, peserta didik tersebut tidak berbohong dan benar-benar pergi ke kamar mandi. Jujur berarti perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan, baik terhadap diri dan orang lain. 6 b. Perbuatan Guru PAI selalu menggunakan pakaian yang menutup aurat dan berjilbab. Selain itu guru juga tidak memakai pakaian yang ketat dan tidak memakai celana panjang yang ketat. Atas inisiatif guru PAI, semua guru dan karyawa perempuan juga menggunakan gaya berpakaian yang sama. Awalnya hanya guru PAI yang berpakaian tertutup, kemudian atas pendekatan dan ajarkan guru PAI, guru lain pun mengikuti gaya berpakaian yang tertutup dan berjilbab. Sedangkan peserta didik laki-laki semuanya memakai celana panjang. Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI dapat menjadi teladan dalam hal gaya berpakaian. Keteladanan ini dapat membentuk 6 Zainal Aqila dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, hlm. 7.

75 karakter religius pada diri peserta didik. Religius berarti pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agamanya. 7 Dengan berpakaian menutup aurat berarti peserta didik telah melakukan tindakan yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Guru PAI membiasakan untuk datang tepat waktu pada saat berangkat sekolah. Begitu juga saat masuk jam pelajaran di kelas. Pada saat pembelajaran, guru PAI juga tidak meninggalkan ruang kelas untuk hal-hal yang tidak perlu. Guru PAI pun menanamkan budaya malu datang terlambat bagi dirinya dan juga bagi peserta didik. Peserta didik pun mencontoh kebiasaan guru mereka. Mereka sudah sadar dengan berangkat ke sekolah tepat waktu. Pada saat jam istirahat selesai atau saat mendengar bel tanda masuk kebanyakan peserta didik bergegas untuk masuk ke kelas, meskipun ada beberapa yang masih duduk-duduk diluar kelas. Hal ini menunjukkan bahwa guru PAI dapat menjadi teladan dalam kedisiplinan. Disiplin berarti tindakan yang menunjukkan perilakunya tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 8 Guru memberi teladan secara langsung dengan mempraktikkan budaya disiplin tersebut, kemudian peserta didik pun mencontoh guru mereka. 7 Zainal Aqila dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, hlm. 9. 8 Zainal Aqila dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter, hlm. 9.

76 Pada saat tiba di sekolah dan saat akan pulang sekolah, peserta didik memberi salam dan mencium tangang guru. Hal tersebut merupakan pembiasaan yang diterapkan di sekolah. Dengan memberi salam dan mencium tangan guru, maka peserta didik akan merasa hormat, segan, rendah hati dan timbul rasa keteladanan pada gurunya. Dengan pembiasaan tersebut, peserta didik akan memiliki karakter hormat. Jika dijalankan secara konsisten akan timbul rasa hormat, segan, dan rendah hati. Sehingga moral dan mental mereka bisa diperbaiki secara bertahap. Selain itu, mereka mendengarkan dan melaksanakan saran dan nasehat yang diberikan guru. Mereka juga berusaha menjadi pribadi yang baik. Keteladanan guru PAI SMP Negeri 1 Wonopringgo seperti yang dijelaskan diatas sangat berperan dalam membentuk karakter peserta didik. Dengan mengamati dan memperhatikan kepribadian, akhlak dan perilaku guru, akan timbul dorongan pada diri peserta didik untuk mencontoh sosok yang mereka teladani. Para peserta didik akan mengikuti segala tindak tanduk yang baik dari guru. Keteladanan guru PAI antara lain akan membentuk karakter peserta didik yang religius, disiplin, kasih sayang, santun, peduli, bertanggung jawab, optimis, percaya diri, jujur, dan hormat. 2. Peran Guru PAI sebagai Evaluator Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, peran guru PAI di SMP Negeri 1 Wonopringgo sebagai evaluator dalam membentuk karakter

77 siswa melalui tiga aspek penilaian diantarana penilaian pengetahuan, ketrampilan yang dilaksanakan dalam materi pembelajaran PAI secara tertulis (ulangan harian, pekerjaan rumah, ujian tengah semester, ujian semester), lisan dan praktik akan tetapi guru PAI juga menilai kepribadian dan perilaku siswa dengan penilaian sikap. Untuk memberikan penilaian yang objektif dan tepat kepada tiap-tiap peserta didik guru melakukan pengamatan dan mempunyai patokan-patokan atau indikator sendiri, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Berdasarkan aturan sekolah dan anjuran guru PAI, semua peserta didik di SMP Negeri 1 Wonopringgo memakai pakaian yang menutup aurat. Peserta didik perempuan berjilbab, sementara yang laki-laki mengenakan celana panjang. Disini guru PAI mengamati model pakaian peserta didik apakah sudah sesuai aturan atau belum. Guru PAI mengamati peserta didik dalam hal hormat terhadap guru. Guru PAI memperhatikan mana peserta didik yang memiliki sikap hormat dan mana yang tidak pada saat pembelajaran dikelas maupun diluar kelas. Dalam menilai kejujuran guru juga hanya sebatas mengamati, karena kejujuran adalah karakter yang penting, namun cukup sulit dinilai. Guru mengamati perkataan dan dan perbuatan peserta didik apakah bisa jujur pada dirinya dan orang lain. Seperti mengamati dalam hal mentaati aturan seperti larangan membawa HP di sekolah, apakah peserta didik semuanya jujur dengan tidak membawa atau masih ada yang tidak jujur dengan membawanya.

78 Hal ini sesuai dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah. Menurutnya sebagai evaluator guru dituntut untuk menjadi evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuk aspek ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian anak didik, yakni aspek nilai (values). Berdasarkan hal ini, guru harus bisa memberikan penilaian dalam dimensi yang luas. Penilaian terhadap anak didik tentu lebih diutamakan daripada penilaian terhadap jawaban anak didik ketika diberikan tes. Anak didik yang berprestasi baik, belum tentu memiliki kepribadian yang baik juga. Jadi, penilaian itu pada hakikatnya diarahkan pada perubahan kepribadian anak didik agar menjadi manusia mulia yang cakap. 9 Di SMP Negeri 1 Wonopringgo melakukan evaluasi dengan tiga aspek yaitu penilaian pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Untuk menilai karakter siswa melalui penilaian sikap yang dilakukan dengan cara pengamatan aspek-aspek karakter peserta didik. Hal ini dalam rangka untuk membentuk karakter peserta didik, karena dengan adanya evaluasi akan terbentuk karakter yang baik dalam diri peserta didik dengan adanya kesadaran yang timbul dari diri peserta didik. 9 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipa, 2000), hlm. 48.