BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang. Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS. A. Analisis Pelaksanaan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang. Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS A. Analisis Pelaksanaan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Berdasarkan wawancara, observasi dan dokumentasi pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menganalisis pelaksanaan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan sebagai berikut: 1. Analisis Perencanaan Keberhasilan suatu pembelajaran adalah mutlak kuncinya terletak pada figur seorang guru. Demikian juga keberhasilan PDBAI juga tergantung pada guru itu sendiri. Menurut pengamatan dilapangan bahwa guru PDBAI di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan standar proses artinya dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran dan melaksanakannya sesuai dengan ketentuan seperti tersedianya kurikulum, silabus, RPP dan daftar nilai sebagai tolok ukur kompetensi/penguasaan peserta didik dalam menyerap materi PDBAI. Perencanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan sudah tersusun dengan baik karena sudah didokumentasikan menjadi jadwal 64

2 65 kegiatan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. a. Analisis Tujuan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan. Pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Demikian definisi pendidikan sebagaimana termaktub dalam UU Sisdiknas No.20 tahun Dari pengertian di atas, tersirat bahwa pendidikan sebagai suatu sistem sangatlah kompleks dengan berbagai unsur dan komponenkomponen pendudukungnya. Disana disebutkan usaha sadar dan terencana, dalam hal ini terkait dengan posisi pemegang otoritas kebijakan pendidikan (Pemerintah) dalam merumuskan langkahlangkah strategis kebijakan pendidikan, yang diantaranya diwujudkan dalam bentuk kurikulum. 2 Kurikulum itu sendiri merupakan komponen yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu sistem pendidikan. Dengan kurikulum segala aktifitas pendidikan akan lebih terarah menuju pada tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. hlm UU NO.20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Aneka Ilmu, 2003), 2 H.M.Ahmad, Pengembangan Kurikulum (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm.63.

3 66 Terkait dengan peran Pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan bagi seluruh warga negara, maka dalam hal ini sesuai dengan pengembangan sistem pemerintahan yakni dengan konsep otonomi daerah dan pendidikan merupakan salah satu bidang yang juga terotonomikan. Dengan Kebijakan otonomi pendidikan tersebut setiap daerah berwenang mengelola kurikulum pendidikan yang dikenal dengan istilah kurikulum muatan lokal. 3 Kurikulum muatan lokal itu sendiri adalah program pendidikan yang diisi dan media penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut. Kurikulum muatan lokal diberikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum didalam GBHN. Sumber bahan muatan lokal dapat diperoleh dari banyak sumber antara lain dari nara sumber, pengalaman lingkungan, hasil diskusi dari para ahli yang relevan dan sebagainya. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran selalu menyangkut berbagai unsur atau komponen. 4 Menyusun perencanaan muatan lokal juga akan menyangkut berbagai aspek, antara lain: sumber bahan ajar, pengajar, metode, media, dana dan evaluasi Sebagai salah satu kurikulum baru dalam dunia pendidikan Muatan lokal dalam pembelajarannya banyak ditemukan kendala dan rintangan yang ditemukan antara lain dari segi: 3 Djohar, MS, Pendidikan Strategik Alternative Untuk Pendidikan Masa Depan (Yogyakarta: LESFI, 2003), hlm H.M.Ahmad, Op.Cit., hlm. 37.

4 67 peserta didik, guru, administrasi, sarana dan prasarana, bahkan kurikulumnya sendiri. Tetapi kendala tersebut lambat laun dapat diminimalisir dengan berbagai metode antara lain dengan mengadakan pelatihan bagi para pengajar, lebih memantapkan GBPP, dengan evaluasi yang berkesinambungan dan sebagainya. Muatan lokal perlu untuk diberikan kepada peserta didik agar peserta didik lebih mengetahui dan mencintai budaya daerahnya sendiri, berbudi pekerti luhur, mandiri, kreatif dan profesional yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa cinta kepada budaya tanah air. Pengembangan Diri Bidang Agama Islam (PDBAI) adalah salah satu jenis kurikulum pembelajaran yang masuk dalam kelompok kurikulum muatan lokal khususnya di daerah Kabupaten Pekalongan. Penentuan kurikulum ini didasarkan pada kenyataan bahwa Kabupaten pekalongan adalah salah satu kota yang dikenal dengan nama Kota Santri. Kurikulum PDBAI sebagai sebuah kurikulum muatan lokal memiliki keterkaitan dengan kurikulum PAI pada umumnya. Hal ini juga dapat dilihat dari keseluruhan sistem dan metode pembelajaran yang diimplementasikan di setiap lembaga pendidikan. Sehingga pada kenyataannya implementasi kurikulum PDBAI disetiap lembaga pendidikan di wilayah Kabupaten Pekalongan dapat berjalan dengan baik. Pengembangan diri adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran wajib yang merupakan bagian integral dari kurikulum

5 68 sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan bimbingan dan konseling serta kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam pengembangan diri, di antaranya pemecahan masalah pribadi dan kehidupan sosial, penanganan masalah belajar, pengembangan karir, dan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam ekstrakurikuler. Pengembangan diri pada siswa Sekolah Dasar terutama ditujukan untuk pengembangan minat, bakat dan kreativitas peserta didik. 5 Tujuan dari adanya program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan 1) Program pengembangan diri harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual siswa, yang meliputi: Pengetahuan (knowledge), Pemahaman (comprehension), Penerapan (application), Analisis (analysis), Sintesis (synthesis), Evaluasi (evaluation). Aspek Afektif adalah mengenai siakp, minat, emosi, nilai hidup, dan apresiasi siswa, yang meliputi: Penerimaan (receiving), Partisipasi (responding), Penentuan sikap (value), Organisasi (organization), Pembentukan Pola (characterization by a value or a value complex). Sedangkan Aspek Psikomotorik 5 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm

6 69 adalah reaksi fisis siswa, meliputi: Persepsi (perseption), Kesiapan (set), Gerakan terbimbing (guided response), Gerakan terbiasa (mechanism), Gerakan kompleks (complex overt response), Gerakan pola penyesuaian (adaptation), Untuk menyesuaikan situasi tertentu atau problem khusus kreativitas (origination). 6 2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif. Bakat adalah kapasitas seseorang atau potensi hipotesis untuk dapat melakukan suatu tugas dimana sebelumnya sedikit mengalami latihan atau sama sekali tidak memperoleh latihan lebih dahulu. Jadi bakat merupakan potensi dan kecakapan pada suatu lapangan pekerjaan. Apabila kapasitas mendapat latihan yang memadai maka potensi akan berkembang menjadi kecakapan yang nyata. Sedangkan minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Pendapat ini didukung oleh pernyataan beberapa pakar yang mengatakan bahwa: minat adalah kecenderungan yang tepat untuk memperhatikan dan memegang beberapa kegiatan yang diamati siswa diperhatikan terus menerus disertai dengan rasa senang dalam bidang-bidang itu. Seseorang yang didorong oleh minat dan merasa senang dalam belajar dapat memperoleh prestasi belajar yang optimal. Seseorang yang 6 Hisyam Zaini., Desain Pembelajarn di Perguruan Tinggi (Yogyakarta: Center for Teaching Staff Development, 2002), hlm

7 70 mempunyai minat pada mata pelajaran tertentu misalnya, biasanya ia cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut. 7 Oleh karena itu yang dapat diupayakan agar siswa dapat berprestasi dengan baik perlu dibangkitkan minat belajarnya. 3) Dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. 8 b. Analisis Materi Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Materi program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) yang ada di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan, meliputi: 1) Untuk siswa kelas IV: a) Me-lafaz-kan dan meng-hafal-kan surat-surat tertentu dalam juz amma. b) Melakukan dan mempraktekkan tata cara bersuci (berwudlu) dan shalat fardhu dalam kehidupan sehari-hari c) Mengetahui dan memahami sifat-sifat Allah, mampu melakukan silaturahmi. 9 2) Untuk siswa kelas V: a) Me-lafaz-kan dan meng-hafal-kan surat-surat tertentu dalam jua amma. 7 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Press, 2002), hlm Dokumentasi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan tahun 2013 tentang Kurikulum SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun 2013/2014, hlm Dokumentasi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan tahun 2014 tentang Kurikulum SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun 2013/2014, hlm. 9.

8 71 b) Melakukan dan mempraktekkan shalat fardhu dalam hafal doadoa setelah shalat fardhu c) Melakukan silaturahmi d) Mempraktekkan shalat fardhu dan hafal doa-doa setelah shalat fardhu e) Mengetahui dan memahami sifat-sifat mustahil dan sifat jaiz bagi rasul. 10 3) Untuk siswa kelas VI: a) Me-lafaz-kan dan meng-hafal-kan surat-surat tertentu dalam Al-Qur an b) Mengetahui dan memahami adab tazkiyah dan tilawat c) Melafazkan serta hafal Asmaul Khusna dalam praktek kehidupan sehari-hari. 11 Ketiga materi tersebut sesuai dengan silabus Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Pada program pengayaan dan penajaman materi ini dilakukan dengan cara memberikan kurikulum pelajaran Pendidikan Agama Islam secara padat, serta melakukan jam tambahan pembelajaran bagi Pendidikan Agama Islam, berupa Baca Tulis Al-Qur an yang dilakukan pada jam ke 0 (jam WIB) dengan adanya penambahan jam pembelajaran Pendidikan 10 Dokumentasi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan tahun 2014 tentang Kurikulum SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun 2013/2014, hlm Dokumentasi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan tahun 2014 tentang Kurikulum SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Tahun 2013/2014, hlm. 9.

9 72 Agama Islam ini diharapkan peserta didik dapat lebih menguasai materi-materi yang ada pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. 12 c. Analisis Metode Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Metode Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan meliputi: Metode pembiasaan, Metode penugasan dan Metode keteladanan. 1) Metode Pembiasaan Metode pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan ajaran agama islam. Pembiasaan dinilai sangat efektif jika penerapanya dilakukan terhadapat anak yang masih kecil karena memiliki rekaman ingatan yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang sehingga mereka mudah terlarut dengan kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari.oleh karena itu, pembiasaan merupakan cara yang sangat efektif dalam menanamkan moral ke dalam jiwa anak. 13 Ditinjau dari segi perkembangan anak, pembentukan tingkah laku melalui pembiasaan akan membantu anak tumbuh dan berkembang secara seimbang artinya memberikan rasa puas pada diri sendiri dan dapat diterima oleh masyarakat, memungkinkan 12 Observasi di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan pada tanggal 20 Mei Arman Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2003), hlm. 11.

10 73 terjadinya hubungan antara pribadi yang baik, saling percaya, saling mendorong dan bekerjasama untuk kepentingan bersama. Pembentukan tingkah laku hendaknya lebih banyak dinyatakan dalam perbuatan dan tidak hanya dalam ucapan saja. 14 2) Metode Penugasan Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. 15 Penerapan metode ini adalah sebagai berikut: Pemberian tugas dapat berupa petunjuk lisan atau petunjuk tertulis, misalnya berupa soal-soal yang harus dicari sendiri jawabannya, tugas menghafal atau mempelajari bahan/buku sumber tertentu, tugas menyalin bahan tulisan, dan sebagainya. 16 3) Metode Keteladanan Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral, spiritual dan etos sosial anak. Mengingat pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak yang tindak-tanduk dan sopan santunnya disadari atau tidak akan ditiru oleh mereka. Bahkan bentuk perkataan, perbuatan dan tindak tanduknya akan senantiasa tertanam dalam kepribadian 14 Muslihatun, Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), hlm Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta,2006), Cet. Ke-3, hlm Bidang Penamas, Op.Cit., hlm. 59.

11 74 anak. Oleh karena itu masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan baik buruknya anak. 17 Dari ketiga metode inilah guru di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan melaksanakan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam), karena ketiga metode tersebut merupakan metode yang paling efektif untuk mengajarkan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) kepada siswa di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Dengan metode pembiasaan, mampu menciptakan suasana religius di sekolah karena kegiatan-kegiatan keagamaan dan praktik keagamaan yang dilaksanakan secara terprogram dan rutin (pembiasaan) diharapkan dapat mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai ajaran agama Islam secara baik kepada peserta didik. Dengan metode penugasan, mampu meningkatkan kedisiplinan siswa dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di dalam maupun di luar sekolah. Dengan metode demonstrasi, maka siswa dapat memiliki contoh panutan dari guru mereka tentang pelaksanaan program program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam). 2. Analisis Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran PDBAI di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan juga didukung adanya peran serta wali murid yang berupa motivasi baik berupa materi maupun immateri. Yang berupa materi hlm Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam (Jakarta: Pustaka Amani, 2002),

12 75 misalnya adanya iuran dari orang tua murid untuk latihan kurban dan membantu memberi fasilitas untuk praktek ibadah seperti salat, adapun yang berupa immateri seperti memberikan motivasi atau dorongan kepada peserta didik untuk mengikuti pembelajaran PDBAI. Dari sini nampak adanya satu dukungan yang integral antara pemerintah, masyarakat, dan orang tua, sehingga pembelajaran PDBAI di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan dapat dilaksanakan dengan baik dan menjadi adanya bukti implementasi peraturan bupati No 423.5/142/2006 Tentang Pengembangan Diri Bidang Agama Islam. Dan dalam pelaksanaanya, mata pelajaran PDBAI secara umum dapat diterima dengan baik oleh para siswa. 3. Analisis Evaluasi Evaluasi terhadap program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) yang ada di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan memfokuskan 2 aspek yaitu aspek penguasaan konsep dan penerapan. Adapun bentuk penilaian yang dilakukan berupa tes lisan dan tertulis. Tes lisan yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada semua peserta didik ataupun acak. Tes lisan ini mengungkap penguasaan kognitif peserta didik. Contoh tes lisan tentang menanyakan materi yang berkaitan dengan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) yang ada di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Contoh tes tertulis adalah guru PAI menyelenggarakan ulangan harian yang bertujuan

13 76 untuk mengetahui seberapa tingkat pemahaman peserta didik terhadap pembelajaran PAI. Penggunaan metode tes lisan dan tes tertulis ini senantiasa dipertahankan oleh guru PAI di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan dalam melakukan evaluvasi terhadap peserta didiknya. Penggunaan metode tes lisan digunakan untuk penilaian kelas harian, penilaian mid semester. Sedangkan penggunaan metode tes lisan digunakan untuk penilaian ulangan harian, akhir semester dan ujian nasional. B. Analisis Faktor Yang Mendukung dan Menghambat Pelaksanaan Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan Berdasarkan wawancara pada bab sebelumnya diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang mendukung program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Adanya dukungan dari komite dan orang tua siswa yang kontributif dalam pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) merupakan salah satu progrma andalan yang ada di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan, maka adanya dukungan dari komite dan

14 77 orang tua siswa dalam mensukseskan program tersebut sangatlah penting. Bentuk dukungan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) berupa: komite menyediakan waktu untuk mengadakan rapat membahas jadwal program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam), kendala yang terjadi selama pelaksanaan PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam). Sedangkan orang tua ikut membantu siswa dalam menemani belajar agama Islam. 2. Adanya komitmen yang tinggi dari kepala sekolah dalam pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Komitmen dari kepala sekolah dalam pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan terlihat dari usaha sekolah yang terus berusaha melengkapi sarana dan prasarana dalam meningkatkan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan, serta keikut sertaan SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan dalam setiap perlombaan baik yang diadakan di tingkat kecamatan maupun di tingkat kabupaten. 3. Lingkungan sekolah yang mendukung. SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan memiliki halaman sekolah yang cukup luas guna mendukung kegiatan-kegiatan baik olahraga, kesenian, pramuka, perlombaan dan lain sebagainya. Sebuah nilai tambah bagi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan yang

15 78 memiliki lingkungan sekolah yang mendukung bagi pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) yang membutuhkan areal yang cukup luas. Dalam setiap tindakan pasti terdapat beberapa kendala tidak terkecuali dengan pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan antara lain: 1. Minimnya waktu sekolah Salah satu faktor penghambat yang dihadapi guru dalam melaksanakan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan adalah minimnya waktu sekolah. Tak dapat dipungkiri bahwa waktu sekolah di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan hanyalah 6 jam sama yakni mulai dari jam WIB hingga WIB. Untuk itu guru harus pandai-pandai menyisipkan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di antara aktifitas belajar mengajarnya. Contohnya dengan cara menyisipkan nilai-nilai atau perbuatan-perbuatan yang mencerminkan ibadah, seperti mengajak anak shalat berjama ah, mengajarkan anak tadarus, mengajarkan anak kebersihan, mengajak anak untuk aktif berolahraga, mengajak anak mengikuti pramuka, dan lain sebagainya. Dengan cara seperti ini maka guru akan menjalankan program PDBAI

16 79 (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. 2. Kurangnya tenaga pengajar dari berbagai bidang keilmuan. Kurangnya tenaga pengajar dari berbagai bidang keilmuan menjadikan SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan kurang maksimal dalam melaksanakan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Seharusnya SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan memiliki tenaga pengajar dari berbagai bidang keilmuan, seperti dari bidang bimbingan dan konseling, dari bidang teknologi dan informatika, dari bidang olahraga, dari bidang kesenian, dan lain sebagainya. Untuk itu kedepannya diharapkan SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan sudah memiliki tenaga-tenaga pengajar yang berasal dari bidang disiplin ilmu yang lain tidak hanya dari sarjana hukum ataupun sarjana pendidikan semata. 3. Kemalasan siswa Faktor selanjutnya yang mempengaruhi pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan adalah adanya kemalasan dari diri siswa. Faktor kemalasan ini dapat timbul dikarenakan kurangnya motivasi dari guru untuk mendorong anak didik guna mengikuti pgoram PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di sekolah. Contohnya guru tidak menyuruh siswa untuk mengikuti kegiatan olahraga di sekolah, guru tidak menugaskan siswa untuk membuat kreatifitas benda seni, guru tidak

17 80 mewajibkan siswa untuk mengikuti berbagai macam perlombaan. Maka hal ini dapat memicul timbulnya rasa malas pada diri siswa. 4. Kurangnya sarana dan prasarana Selain ketiga faktor di atas, faktor lain yang menghambat program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan adalah kurangnya sarana dan prasarana. Pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) juga harus didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, sebagai contohnya: pada saat mengikuti kebersihan maka diharuskan terdapat peralatan kebersihan yang mencukupi bagi siswa, pada saat mengikuti perlombaan maka diharuskan diadakan pelatihan-pelatihan terlebih dahulu, pada saat mengerjakan kreativitas dari bahan daur ulang maka dibutuhkan peralatan yang memadai, dan lain sebagainya. Untuk itu diharapkan kekurangan sarana dan prasarana ini dapat segera diatasi oleh SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan. Pembelajaran PDBAI pada dasarnya adalah pendamping bagi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Kedua mata pelajaran tersebut adalah pelajaran yang memuat pembahasan berkaitan dengan agama, dengan harapan setelah mempelajari agama ini, tidak hanya paham akan materi yang disampaikan akan tetapi mampu juga mengamalkan dalam kehidupan sehariharinya, serta dapat mendekatkan diri pada yang maha pencipta, memiliki ahlak yang mulia dalam bergaul dengan sahabat, orangtua, lingkungan dan negaranya. Sering kita perhatikan tidak sedikit seorang guru yang menilai keberhasilan dalam menguasai materinya hanya sebatas pemahaman tulisan,

18 81 dengan harapan memperoleh nilai yang besar saat uji test tulisannya, meskipun pada pengamalannya nol besar. Seharusnya yang menjadi patokan dalam penilaian materi PAI atau PDBAI itu tidak hanya segi kognitif saja, tetapi juga afektif dan psikomotor atau pengamalan juga. Sehingga disaat siswa mampu menguasai materi dari pemahaman sedangkan pengamalannya tidak ada itu jadi pertimbangan seorang guru dalam memberikan penilaian. Sebenarnya yang menjadi penilaian keberhasilan bagi tenaga pengajar PAI atau PDBAI adalah kemampuan pemahaman siswa terhadap suatu materi yang disampaikan. Kami memberikan penilaian dengan adanya uji test tulis atau lisan. Pada saat ini para pengajar memberikan penilaian keberhasilan itu hanya dari segi kognitifnya saja, akan tetapi kami tetap memberikan penilaian khusus bagi siswa yang dari segi afektif dan psikomotornya berbeda. Seperti siswa yang memakai jilbab, siswa yang aktif dalam kegiatan kerohanian atau remaja masjid, perilaku sehari-hari dalam bergaul dengan teman, orang tua, lingkungan dan sebagainya. Kendala yang paling utama sebagai pengajar PAI adalah karena tidak adanya pendidikan dan pengajaran yang berkelanjutan dirumahnya, sebagaimana kita ketahui pengajaran PAI di sekolah hanya 3 jam dalam seminggu dan ini menjadi kendala untuk sebagian siswa yang belum bisa menguasai materi yang disampaikan. Dengan kehadiran Kurikulum Muatan Lokal PDBAI ini diharapkan dapat mampu menjadi solusi bagi setiap permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun secara umum kendala yang dihadapi SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan adalah

19 82 kendala biasa yang terjadi pada setiap mata pelajaran yang ada. Kendala tersebut dapat diatasi dengan langkah-langkah diantaranya sebagai berikut: 1. Meningkatkan sarana dan prasarana sekolah sebagai pendukung proses kegiatan belajar mengakar. 2. Memberikan kesempatan kepada para guru untuk meningkatkan profesionalitasnya dengan melakukan studi lanjut. 3. Mengadakan pemetaan terhadap kondisi siswa secara menyeluruh dan periodik, sehingga dapat diketahui berbagai problematika dari setiap siswa. Itulah beberapa faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan yang dapat peneliti analisis. Untuk itu dibutuhkan kerjasama dari seluruh pihak baik dari kepala sekolah, guru, siswa maupun orang tua untuk mewujudkan program PDBAI (Pengembangan Diri Bidang Agama Islam) di SD Muhammadiyah Kajen Kabupaten Pekalongan.

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang Perpindahan kurikulum

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan

BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan BAB II PROGRAM PENGEMBANGAN DIRI A. Pengertian Program Pengembangan Diri Pengembangan diri adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran wajib yang merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru MIS Sembungjambu Bojong

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN. A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru MIS Sembungjambu Bojong BAB IV ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MIS SEMBUNGJAMBU BOJONG KABUPATEN PEKALONGAN A. Analisis Kompetensi Pedagogik Guru MIS Sembungjambu Bojong Kabupaten Pekalongan Berdasarkan hasil observasi dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL. DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PENDIDIKAN FULL DAY SCHOOL DI MTs MUHAMMADIYAH KEBONAN KECAMATAN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Pendidikan Full Day School di MTs Muhammadiyah Kebonan Kecamatan Batang Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah tingkat kedewasaan. Artinya anak dituntut agar dapat berdiri sendiri (mandiri) dalam hidupnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN BAB IV ANALISIS UPAYA GURU PAI DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA-SISWI SD NEGERI SALIT KAJEN PEKALONGAN A. Analisis Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembinaan Akhlak Siswa-Siswi SD Negeri Salit Kajen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap tidak sopan dan tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya. Hal ini bisa dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, A.H Ba adillah Press, Jakarta, 2002, hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan sejak dini menempati kedudukan yang paling tinggi dan memperlihatkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan

Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan PENDIDIKAN KARAKTER LATAR BELAKANG Prioritas pembangunan nasional sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005 2025 (UU No 17 Tahun 2007) antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas bangsa, karena dengan pendidikan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dan peserta didik, dalam kegiatan interaksi ini tidaklah dilakukan dengan sembarangan dan di luar kesadaran,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah culture transition (transisi kebudayaan) yang bersifat dinamis kearah suatu perubahan secara continue (berkelanjutan), maka pendidikan dianggap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM

BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM BAB IV ANALISIS KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN IPS SD/MI KURIKULUM 2013 DILIHAT DARI TAKSONOMI BLOOM A. Analisis Kurikulum 2013 Mata Pelajaran IPS SD/MI Pembicaraan kurikulum tidak bisa terlepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan membekali manusia akan ilmu pengetahuan, keterampilan, serta sikap yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Penguasaan teori pengetahuan tentang kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor kunci yang memegang peranan terbesar dalam kemajuan suatu bangsa dan peradaban. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

PENGIMPLEMENTASIAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU SEJARAH

PENGIMPLEMENTASIAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU SEJARAH PENGIMPLEMENTASIAN PENDIDIKAN KARAKTER OLEH GURU SEJARAH Lista Wahyuni Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Jl. Semarang no 5 Malang E-mail:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. SIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap implementasi pembelajaran pendidikan agama

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi dan dokumentasi 99 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Setelah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara/interview, observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional harus mencerminkan kemampuan sistem pendidikan nasional untuk mengakomodasi berbagi tuntutan peran yang multidimensional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam upaya memajukan bangsa. Suatu bangsa dapat dikatakan maju apabila pendidikan di negara tersebut dapat mengelola sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya insan kamil yang di dalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT. Ciputat

BAB I PENDAHULUAN. Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT. Ciputat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Madrasah atau sekolah merupakan sebagai salah satu wahana transformasi sosial budaya dalam lingkungan masyarakat yang eksistensinya tak dapat dipungkiri. Secara sistematik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan. melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk sosial. Ini berarti manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia hidup secara berkelompok dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah orang yang sangat berpengaruh dalam kegiatan proses belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bagian ini akan dikemukakan kesimpulan dan rekomendasi penelitian yang dirumuskan dari deskripsi temuan penelitian dan pembahasan hasil-hasil penelitian dalam bab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara disegala bidang pembangunan, karena pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya pendidikan merupakan suatu pembentukan dan pengembangan kepribadian manusia secara menyeluruh, yakni pembentukan dan pengembangan potensi ilmiah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Asmaul Husna Dan Surat Yasin di MTsN Tunggangri. yang menjadi sifat dan watak seseorang, baik menyangkut fisik maupun psikis,

BAB V PEMBAHASAN. Asmaul Husna Dan Surat Yasin di MTsN Tunggangri. yang menjadi sifat dan watak seseorang, baik menyangkut fisik maupun psikis, BAB V PEMBAHASAN A. Proses Pembentukan Kepribadian Siswa Melalui Pembiasaan Membaca Asmaul Husna Dan Surat Yasin di MTsN Tunggangri Kepribadian adalah suatu totalitas yang menjadi ciri khas seseorang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pendidik untuk menumbuh kembangkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan posisi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9. tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 9 tentang Perlindungan Anak mmenyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyengsarakan orang lain bahkan bangsa lain. Oleh karena itu perlu mengolah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter sangat penting dalam membangun sebuah peradaban bangsa yang kuat dan berahlak mulia. Tanpa karakter sebuah bangsa yang dibangun atas seseorang dengan

Lebih terperinci

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang

Lebih terperinci

PENANAMAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA PELAKSANAAN ULANGAN HARIAN DALAM MATA PELAJARAN

PENANAMAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA PELAKSANAAN ULANGAN HARIAN DALAM MATA PELAJARAN PENANAMAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB SISWA PADA PELAKSANAAN ULANGAN HARIAN DALAM MATA PELAJARAN PKn Studi Kasus: Siswa Kelas VII B MTs Muhammadiyah 07 Klego Boyolali Tahun Ajaran 2013/2014) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa guna mencapai tujuan pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan figure seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL. A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN KTSP MATA PELAJARAN PAI SDN WATES 01 WONOTUNGGGAL A. Pelaksanaan KTSP Mata Pelajaran PAI Kelas VI di SD Negeri Wates Wonotunggal Batang 1. Perencanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses mengembangkan pembelajaran potensi dirinya, agar untuk peserta memiliki didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitan Pendidikan merupakan bahasan penting dalam setiap insan. Keberadaannya dianggap suatu hal yang mendasar dan pokok dalam setiap kehidupan manusia. Kerap kali pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Budi pekerti adalah perilaku nyata dalam kehidupan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah penanaman nilai-nilai baik dan luhur kepada jiwa manusia, sehingga

Lebih terperinci

In In Permatasari Pengayaan PAI di SMP Salman Alfarisi Sebagai lembaga tempat terjadinya pendidikan, sekolah merupakan sektor penting yang dapat menja

In In Permatasari Pengayaan PAI di SMP Salman Alfarisi Sebagai lembaga tempat terjadinya pendidikan, sekolah merupakan sektor penting yang dapat menja PENGAYAAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP SALMAN AL FARISI Oleh: In In Permatasari Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh betapa pentingnya Pendidikan Agama Islam bagi anak usia SMP yang merupakan

Lebih terperinci

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan manifestasi dari pranata sosial yang memberikan kontribusi besar bagi pola pikir maupun tuntunan berpijak dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar belakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang saat ini, seperti

Lebih terperinci

Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Baedhowi *) Abstrak: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan pada kompetensi (competency-based curriculum) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang agar mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik

DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik 1 (2) (2017) 14-20 DWIJACENDEKIA Jurnal Riset Pedagogik https://jurnal.uns.ac.id/jdc PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN IMPLEMENTASINYA Dwi Purwanti SDN 1 Pohkumbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya pendidikan adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung pada lingkungan tertentu. 1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan

BAB I PENDAHULUAN. bakat yang dimiliki tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran, dan evaluasi merupakan tiga dimensi penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian tentang Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai Tujuan Pendidikan Institusional Sekolah maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan berlangsung secara bersamaan. Pembangunan nasional di bidang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan berlangsung secara bersamaan. Pembangunan nasional di bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang senantiasa berusaha untuk mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum dengan jelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa. Upaya perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsung hidup dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa menjadi apa yang dia inginkan serta dengan pendidikan pula BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan merupakan hal yang paling penting dalam semua aspek kehidupan, karena dengan pendidikan semua orang bisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah tertuang dalam fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan sifat kejiwaan atau tabiat seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki Undang-Undang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN Pada bab IV akan membahas tentang analisis Pelaksanaan Program Remedial Pada Mata Pelajaran PAI

Lebih terperinci

BAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten. Berdiri

BAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten. Berdiri BAB II PROFIL SDN SAMPARWADI 2 A. Gambaran Umum SDN Samparwadi 2 SDN Samparwadi 2 merupakan sekolah dasar berstatus negeri, terlatak di Kp. Samparwadi Ds. Puser RT/RW.001/002 Kec. Tirtayasa Kab. Serang-Banten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas &

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas & BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan alat ukur kemajuan suatu bangsa. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI SD NEGERI TEGALSARI 01 KANDEMAN BATANG Setelah memperoleh data berdasarkan hasil penelitian, selanjutnya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kegiatan amaliah dan diniah penting untuk diterapkan di sekolah sebagai wujud pembiasaan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam, terlebih untuk anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang pokok dan sangat penting didapat oleh setiap orang. Dengan pendidikan tersebut manusia selalu berproses menuju ke arah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan manusia seutuhnya bertujuan agar individu dapat mengekspresikan dan mengaktualisasi diri dengan mengembangkan secara optimal dimensi-dimensi kepribadian

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya unutuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebagaimana dirumuskan dalam UU Sisdiknas no 20 tahun 2003, bahwa pendidikan national

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pemberian Angka Dalam meningkatkan motivasi belajar guru pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI MI WALISONGO PEKAJANGAN Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo Pekajangan Kecerdasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana mengubah kepribadian dan pengembangan diri. Oleh karena itu tentu pendidikan juga akan membawa dampak yang besar terhadap peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan di Indonesia bukan hanya sebagai wahana untuk mendidik anak didik menjadi cerdas semata, melainkan juga berkarakter baik sangat dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana pemenuhan kebutuhan manusia yang beragam dan selalu berubah sesuai tuntutan zaman. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Evaluasi Belajar Siswa Menurut pengertian bahasa, kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu pengertian istilah, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang disederhanakan untuk pembelajaran di sekolah dalam rangka menanamkan nilainilai sosial

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap Prestasi Siswa di SMPN se Kabupaten Tulungagung. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti untuk menjalankan hidup dan juga

Lebih terperinci