PETA LOKASI PENELITIAN 105

dokumen-dokumen yang mirip
PETA LOKASI PENELITIAN 105

3 METODOLOGI PENELITIAN

4 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

PPN Palabuhanratu. PPN Palabuhanratu ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat.

6 BESARAN KERUGIAN NELAYAN DALAM PEMASARAN TANPA LELANG

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 KERANGKA PENDEKATAN STUDI

Tabel 25 Matriks perhitungan persepsi pengguna TPI terhadap kegiatan pelelangan di PPI Muara Angke tahun 2010

6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

BAB III METODE PENELITIAN

6 KEMAMPUAN PELELANGAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

BAB 3 METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Metode pengumpulan data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pendaratan dan Pelelangan Hasil Tangkapan 1) Pendaratan Hasil Tangkapan

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

BAB I. PENDAHULUAN. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan yang secara khusus menampung

6 KEMAMPUAN PELELANGAN PENGELOLA TPI PPN PALABUHANRATU

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PENDEKATAN VALUE FOR MONEY UNTUK PENILAIAN KINERJA TEMPAT PELELANGAN IKAN MUARA ANGKE

Oleh: Retno Muninggar 1. Diterima: 12 Februari 2008; Disetujui: 21 Juli 2008 ABSTRACT

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

HUBUNGAN BASKET/WADAH HASIL TANGKAPAN TERHADAP SANITASI DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI JAWA BARAT ARHI EKA PRIATNA

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

DAN PERANANNYA DALAM PEMASARAN HASlL PERIKANAH 01 TEMPAT PELELANGAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEKALONGAN PROPiNSI JAWA TENGAH

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGUKURAN KINERJA PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN BOJONGSALAWE, PANGANDARAN, JAWA BARAT DEWI OCTARIA ANGGRAINI

SKRIPSI INI MILIK ROIF HARDANI C

DAN PERANANNYA DALAM PEMASARAN HASlL PERIKANAH 01 TEMPAT PELELANGAN IKAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PEKALONGAN PROPiNSI JAWA TENGAH

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 8 TAHUN 2012

BAB III DESKRIPSI AREA

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

3 METODOLOGI. 3.1 Lama waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai Maret 2010 di PPI Muara Angke, Jakarta.

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Sumber Data

3 METODE PENELITIAN. Gambar 1 Peta lokasi daerah penelitian.

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

6 HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2000

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan prasarana perikanan yang berupa Pelabuhan Perikanan (PP)

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

Lampiran 1 Peta lokasi penelitian PPN Palabuhanratu tahun 2010

3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan secara optimal dapat menjadi penggerak utama (prime mover)

3 METODOLOGI PENELITIAN

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

3 METODOLOGI. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 di PPN Palabuhanratu, Sukabumi.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. tahapan pengumpulan data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun. 1. Perumusan dan identifikasi masalah

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

STUDI TATA LETAK FASILITAS DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG KABUPATEN LAMONGAN PROPINSI JAWATIMUR. Jonny Zain

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

5 KONDISI AKTUAL PENDARATAN DAN PENDISTRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. mengestimasi nilai barang milik daerah berupa nilai tanah dan bangunan Gedung

PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN SUKABUMI

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

7 SOLUSI KEBIJAKAN YANG DITERAPKAN PEMERINTAH TERKAIT SISTEM BAGI HASIL NELAYAN DAN PELELANGAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

ABSTRACT. KAHARUDDIN SHOLEH. The Analysis of Ship Visits, Production and Fish Prices Relationship at Brondong Fishing Port. Under Supervision of EKO

VII. PENGELOAAN SUMBERDAYA IKAN DI PERAIRAN PELABUHANRATU Analisis Stakeholder dalam Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Di Pelabuhanratu

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Pengertian, klasifikasi dan fungsi pelabuhan perikanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PEMASARAN IKAN BAWAL PUTIH (Pampus argenteus) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, KABUPATEN LAMONGAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pelabuhan Perikanan Nusantara 2.2 Kegiatan Operasional di Pelabuhan Perikanan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG

L.I - 1 BUPATI, BUPATI SUKABUMI, H. SUKMAWIJAYA H. SUKMAWIAJAYA

KAJIAN PENGELOLAAN AKTIVITAS PELELANGAN IKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU SUKABUMI JAWA BARAT

3. METODE PENELITIAN

6 PEMBAHASAN 6.1 SIMKA

BAB III METODE PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN IKAN ASIN DI KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH SUMATERA UTARA. Hendrik 1) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Pelabuhan Perikanan Pengertian pelabuhan perikanan

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

Transkripsi:

91 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian lapang dilakukan pada bulan Mei - Juni 2009 bertempat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. 106 20 ' 10 6 0 ' CISOLOK CIKAKAK CIKIDANG 7 00' - PALABUHANRATU 7 00' - P P N P A L A B U H A N R A T U T E L U K P A L A B U H A N R A T U SIMPENAN LENGKONG C IEMA S 7 10' 7 10' WALURAN JAMPANGKULON # 7 20' C IRACAP 7 20' SURADE C IBI TUNG 0 1, 5 Km PETA LOKASI PENELITIAN 105 3 106 20' U Gambar 2 Peta lokasi penelitian PPN Palabuhanratu 105 106 106 10 6 30 ' 107 107 108 108 109-6 -6 - -7 109 Sumber Data : Peta Rupa Bumi I ndonesia BAKOSURTANA L

92 3.2 Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus (case study) terhadap belum berfungsinya kembali aktivitas pelelangan ikan di PPN Palabuhanratu. Batasan yang diteliti adalah pengelolaan aktivitas pelelangan ikan, untuk itu akan diteliti: (1) Ketersediaan fasilitas yang mendukung berlangsungnya kegiatan pelelangan; (2) Pemahaman nelayan, KUD, pengelola TPI dan pelabuhan terhadap pelelangan ikan yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana nelayan mengetahui pelelangan dan manfaat dari diadakannya pelelangan ikan; (3) Ketersediaan biaya untuk menyelenggarakan pelelangan ikan; (4) Hasil tangkapan yang didaratkan: jenis ikan ekonomis penting dan tidak ekonomis penting, kualitas hasil tangkapan; (5) Ketersediaan fasilitas transportasi dari berbagai wilayah pemasaran ke PPN Palabuhanratu; (6) Kesiapan pelaku diantaranya yaitu pengelola TPI, nelayan dan pedagang dalam melakukan pelelangan ikan; Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pengamatan dan wawancara tentang aspek yang diteliti. a) Pengamatan Tabel 1 Objek pengamatan No. Pengamatan terhadap Hal yang diamati 1. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kondisi fasilitas yang digunakan dalam proses penanganan dan pelelangan ikan meliputi kebersihan peralatan dan lantai TPI, keranjang yang digunakan untuk menampung ikan, penggunaan air bersih, ketersediaan es dan garam, pemasaran ikan di pelelangan, pelaksanaan pelelangan (frekuensi dan waktu pelelangan). 2. Ikan hasil tangkapan Organoleptik ikan hasil tangkapan yang didaratkan di dermaga dan ikan hasil tangkapan yang terdapat di TPI.

93 b) Wawancara Wawancara dilakukan disertai dengan pengisian daftar pertanyaan (kuesioner) terhadap responden. Pengambilan responden dilakukan secara purposive sampling yang dapat mewakili tujuan penelitian. Responden terdiri dari pengelola PPN Palabuhanratu 2 orang, KUD 2 orang, TPI 2 orang, nelayan 12 orang, dan pedagang (bakul) 12 orang. Purposive sampling adalah penggunaan teknik sampel yang mempunyai suatu tujuan atau dilakukan dengan sengaja, pengambilan sampel dilakukan terhadap responden yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pelelangan ikan sehingga mewakili arah kecenderungan dari tujuan penelitian (Mardalis, 2004: 58). Tabel 2 Objek wawancara No. Narasumber Materi wawancara 1. Pengelola PPN Palabuhanratu Peran pihak pengelola dalam proses pemasaran ikan; Kebijakan yang diambil dalam mengupayakan pelelangan ikan; Ketersediaan es, air bersih dan garam dalam aktivitas lelang ikan. 2. KUD Sistem pengelolaan penjualan ikan; Administrasi lelang; Jangka waktu pembayaran; Distribusi; Kendala dalam proses pelelangan ikan; Peran KUD dalam proses pemasaran ikan hasil tangkapan; Besar retribusi bagi pihak PPN Palabuhanratu dari proses lelang ikan; Kebijakan yang diambil dalam mengupayakan pelelangan ikan; Penyediaan biaya petugas lelang; Kebersihan dan keamanan tempat pelelangan ikan dan biaya operasional gedung tempat pelelangan ikan.

94 Lanjutan Tabel 2 3. Pengelola TPI Pemahaman pengelola TPI terhadap ikan/hasil tangkapan pelelangan; Permasalahan dan ketersediaan biaya untuk operasional TPI termasuk penyelenggaraan lelang; Pemahaman tentang hasil tangkapan (kekuatan hasil tangkapan), sanitasi, mutu ikan; Pemahaman tentang fasilitas yang dibutuhkan untuk pelelangan; Sistem penjualan ikan; Rata-rata jumlah pedagang yang membeli ikan di TPI Per hari nya ; Kendala dalam proses pelelangan ikan; Keterbatasan biaya operasional dalam penyelenggaran pelelangan ikan; Biaya untuk petugas lelang; Tata letak/lay out TPI yang kurang memenuhi standar; Ketersediaan fasilitas pelelangan ikan yang memadai; Kebersihan tempat pelelangan ikan. 4. Nelayan dan pedagang atau pengolah ikan Jenis dan jumlah ikan yang diperjualbelikan; Harga ikan per Kg untuk tiap jenisnya; Pemahaman terhadap pelelangan; Keuntungan kerugian pelelangan; Pemahaman tentang hasil tangkapan (kekuatan hasil tangkapan) sanitasi, mutu; Retribusi yang harus dibayarkan dalam setiap kali proses lelang; Persepsi nelayan dan pedagang terhadap aktivitas pelelangan ikan; Motivasi nelayan dan pedagang untuk ikut serta dalam pelelangan ikan; Kesadaran pedagang untuk mengikuti lelang; Keterikatan nelayan dengan para agen. Pengumpulan data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu data utama dan data tambahan. Masing-masing data tersebut berisi data primer dan data sekunder yang disebutkan lebih rinci pada Tabel 3 dan 4.

95 a) Data utama Tabel 3 Data utama Data Primer Kondisi aktifitas dan proses pendaratan serta pemasaran/pelelangan hasil tangkapan di PPN Palabuhanratu; Kondisi aktifitas pelelangan di gedung TPI PPN Palabuhanratu; Kondisi mutu ikan secara organoleptik; Amatan mengenai kondisi gedung TPI di PPN Palabuhanratu dan lingkungannnya. Data Sekunder Produksi dan nilai produksi hasil tangkapan yang didaratkan perhari/bulan/tahun; Jenis dan jumlah fasilitas terkait pendaratan dan pemasaran/pelelangan hasil tangkapan; Data statistik perikanan terkait lainnya serta landasan hukum dalam penyelenggaraan lelang di PPN Palabuhanratu. Data besarnya nilai retribusi dari PAD Perikanan khususnya aktivitas pelelangan ikan bagi Pemda Sukabumi. b) Data tambahan Tabel 4 Data tambahan Data Primer Gambar/foto-foto proses pendaratan dan pelelangan hasil tangkapan. Harga perjenis hasil tangkapan. Pengelolaan gedung TPI di PPN Palabuhanratu. Data Sekunder Kondisi umum Palabuhanratu. Kondisi umum perikanan tangkap di Palabuhanratu. Kondisi umum dan fasilitas PPN Palabuhanratu. Letak geografis dan luas wilayah. Peta lokasi daerah penelitian. Layout PPN Palabuhanratu 3.3 Analisis Data Analisis data dilakukan secara deskriptif melalui penyajian tabel dan grafik serta analisis perbandingan terhadap pelaksanaan pemasaran ikan setelah melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Metode analisis yang dilakukan adalah untuk menjawab setiap tahapan tujuan penelitian ini, yaitu:

96 3.3.1 Pengelolaan pelelangan ikan Analisis dilakukan berdasarkan keberadaan lelang atau fluktuasi lelang setelah diketahui perkembangan pelaksanaan pengelolaan pelelangan ikan PPN Palabuhanratu. Perkembangan pengelolaan pelelangan dianalisis sejak tahun 2000 sampai 2008 dan dikaitkan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No 5 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan dan Peraturan Gubernur Jabar No 13 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Perda Jabar No 5 Tahun 2005. Analisis dilakukan untuk mengetahui proses pelelangan ikan yang berjalan ketika dikelola oleh KUD. 3.3.2 Faktor penyebab tidak berjalannya lelang ikan Analisis terhadap berbagai kemungkinan faktor penyebab tidak berjalannya proses lelang ditinjau dari empat aspek yaitu: (a) Aspek sosial, terdiri dari: 1) Pedagang (Tabel 2); 2) Pengelola PPN Palabuhanratu (Tabel 2); 3) KUD (Tabel 2); 4) Nelayan (Tabel 2); 5) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) ( Tabel 2). (b) Aspek fasilitas Peran pengelola TPI dan PPN Palabuhanratu untuk menyediakan fasilitas pelelangan di pelabuhan dalam melaksanakan pelelangan ikan yang memadai. (c) Aspek hasil tangkapan Hasil tangkapan yang didaratkan di TPI dikaitkan dengan Perda Jabar No 5 Tahun 2005 tentang Penyelenggaraan dan Retribusi Tempat Pelelangan Ikan. (d) Aspek peraturan Arah kebijakan yang berlaku dalam penyelenggaraan pelelangan ikan apakah sudah berjalan sebagaimana mestinya. 3.3.3 Dampak mekanisme pemasaran tanpa lelang Analisis dampak mekanisme pemasaran tanpa lelang digunakan untuk mengetahui persepsi serta kerugian yang dialami nelayan dengan belum berfungsinya kembali pelelangan ikan. Perbandingan harga ikan per kg dilakukan

97 untuk jenis ikan dalam peride waktu yang sama yaitu bulan Mei 2009 di PPN Palabuhanratu. Penghitungan nilai produksi ikan yang dipasarkan tanpa lelang dan diasumsikan melalui lelang memiliki selisih nilai sehingga nelayan mengalami kerugian dengan pemasaran tanpa lelang. 3.3.4 Potensi penerimaan PAD analisis, yaitu: Besarnya potensi penerimaan PAD ditentukan melalui beberapa tahapan 1) Analisis perbandingan produksi dan nilai produksi hasil tangkapan melalui pelelangan dan tanpa melalui pelelangan Membandingkan produksi dan nilai produksi tanpa pelelangan dan asumsi melalui pelelangan agar diketahui selisih retribusi yang terjadi sehingga menimbulkan selisih potensi penerimaan terhadap pendapatan asli daerah (PAD) perikanan khususnya dari retribusi pelelangan ikan. Analisis dilakukan terhadap perkembangan jumlah produksi dan nilai produksi terhadap spesies yang sama dalam periode waktu yang sama yaitu Mei 2009 di PPN Palabuhanratu. 2) Analisis nilai riil retribusi (N RR ) yang diterima Pemda Menghitung nilai riil retribusi (N RR ) berdasarkan produksi dan nilai produksi yang terdapat di TPI PPN Palabuhanratu (fish by retribusi). Nilai riil retribusi (N RR ) diperoleh dengan cara mengalikan besar tarif retribusi (5%) dengan nilai produksi ikan di TPI. Rumus penjelasan di atas adalah : dengan : N RR N P : Nilai riil retribusi (Rp) N RR = 5% x N P... (1) : Nilai raman (nilai produksi) di TPI (Rp) 3) Analisis nilai retribusi yang seharusnya (N RS ) diterima Pemda Menghitung nilai retribusi yang seharusnya (N RS ) diterima oleh Pemda berasal dari produksi dan nilai produksi ikan hasil tangkapan jika semua ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu dikalikan dengan besarnya tarif retribusi 5%. Kenyataannya, tidak semua ikan masuk dan tercatat melalui TPI. Jumlah dan nilai produksi semua ikan yang didaratkan diperoleh melalui data sekunder yang

98 berasal dari pengelola pelabuhan perikanan (fish by landing). Nilai retribusi yang seharusnya (N RS ), diperoleh dengan cara mengalikan besar tarif retribusi 5% dengan keseluruhan nilai produksi ikan di pelabuhan perikanan. Rumus penjelasan di atas adalah : N RS = 5% x N PP... (2) dengan : N RS N PP : Nilai retribusi yang seharusnya (Rp) : Nilai produksi di pelabuhan perikanan (Rp) 4) Analisis potensi penerimaan PAD Analisis potensi penerimaan PAD adalah dengan membandingkan antara nilai retribusi yang seharusnya (N RS ) diterima (data sekunder PPN Palabuhanratu) dengan nilai riil retribusi (N RR ) yang diterima (data sekunder TPI PPN Palabuhanratu). Terdapat selisih nilai retribusi dari perbandingan jumlah produksi dan nilai produksi yang berasal dari pengelola pelabuhan perikanan (fish by landing) dan data produksi serta nilai produksi yang berasal dari TPI (fish by retribusi). Selisih nilai retribusi ini dikarenakan sebagian ikan tercatat di TPI dan sebagian tidak tercatat di TPI, sehingga diduga ada sebagian produksi perikanan yang tidak dibayarkan retribusinya. Wawancara pribadi dengan Oktariza, W (15 Mei 2008, Dosen Dept. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan) mengatakan bahwa, seharusnya N RR = N RS, artinya seluruh produksi perikanan yang didaratkan dibayarkan retribusinya. Apabila N RR < N RS, maka pemerintah daerah kehilangan sebagian penerimaan PAD karena ada produksi perikanan yang didaratkan tetapi tidak dibayarkan retribusinya. Selisih N RR dan N RS menggambarkan adanya potensi penerimaan bagi pemerintah daerah yang dapat digunakan untuk mendanai pembangunan perikanan di daerah tersebut. 5) Analisis estimasi pengeluaran operasional penyelenggaraan pelelangan ikan Analisis estimasi pengeluaran operasional penyelenggaraan pelelangan ikan berdasarkan wawancara pribadi dengan Oktariza, W (15 Mei 2008, Dosen Dept. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan) diperlukan untuk mengetahui

99 keefektifan dan efisiensi suatu kelembagaan dalam melaksanakan pelelangan ikan. Estimasi pengeluaran operasional penyelenggaraan pelelangan ikan berasal dari 20% total join cost (biaya bersama dari seluruh unit usaha KUD) ditambah dengan biaya operasional yang hanya menjadi tanggungan TPI. Estimasi komponen biaya operasional tersebut mencakup semua biaya yang diperlukan untuk menyelenggarakan lelang diantaranya adalah biaya petugas lelang, biaya ATK, biaya akumulasi penyusutan perlatan kantor, biaya penyusutan fasilitas, serta biaya kebersihan dan keamanan TPI.