Spektrofotometri Serapan Atom

dokumen-dokumen yang mirip
Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Praktikum KI-3121 Percobaan 06 Spektrofotometri Emisi Atom (Spektrofotometri Nyala)

ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI Percobaan modul 3 TITRASI SPEKTROFOTOMETRI

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI 3121 Percobaan modul 2 PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Laporan Kimia Analitik KI-3121

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI-2221

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS SPEKTROMETRI PENETAPAN ANION FOSFAT DALAM AIR. Disusun oleh. Sucilia Indah Putri Kelompok 2

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

PENENTUAN RUMUS ION KOMPLEKS BESI DENGAN ASAM SALISILAT

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Analisa AAS Pada Bayam. Oleh : IGNATIUS IVAN HARTONO MADHYRA TRI H ANGGA MUHAMMAD K RAHMAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR

RENCANA PERKULIAHAN. Menjelaskan metoda analisis instrumen dan keunggulannya

PENENTUAN KADAR BESI DALAM TABLET MULTIVITAMIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM DAN UV-VIS

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN INDIKATOR METIL MERAH SECARA SPEKTROFOTOMETRI

4 Hasil dan Pembahasan

KADAR ABU & MINERAL. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

Teknik Analisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS)

ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY (AAS) SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA)

A. JUDUL PERCOBAAN : Penentuan Kadar Fe pada Air Sumur dengan Instrumen AAS B. TANGGAL PERCOBAAN : Selasa, 5 Mei 2015 pukul 10.

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK

ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )

4 Hasil dan Pembahasan

PENENTUAN KADAR BESI DALAM SAMPEL AIR SUMUR SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kondisi yang buruk ini dapat terjadi sebagai akibat masukan dari bahan-bahan

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

PENGARUH ph DAN PENAMBAHAN ASAM TERHADAP PENENTUAN KADAR UNSUR KROM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

PENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:

INTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN

Analysis of environmental and biological samples by atomic spectroscopic methods. Loading...

Spektrofotometri uv & vis

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

ANALISIS KOMPOSISI KIMIA SERBUK HASIL PROSES HYDRIDING-DEHYDRIDING PADUAN U-Zr

AAS ( Atomic Absorption Spektrophotometry) Gambar 1. Alat AAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia D III Analis Kesehatan Fakultas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan Praktikum 1.3. Manfaat Praktikum

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS INSTRUMEN SPEKTROSKOPI UV-VIS

Unjuk Kerja Metode Flame -AAS Page 1 of 10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

HASIL KALI KELARUTAN (Ksp)

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) KIMIA ANALISIS (TKK- 2248) 3 sks

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

Dasar Analisis Kualitas Lingkungan (Kualitatif dan Kuantitatif) organik dan anorganik

Tabel 1. Metode pengujian logam dalam air dan air limbah NO PARAMETER UJI METODE SNI SNI

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian telur dari luka atau kerusakan (Anonim, 2003).

Analisis Kolorimetri Kadar Besi(III) dalam Sampel Air Sumur dengan Metoda Pencitraan Digital

SNI Standar Nasional Indonesia

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

Hukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis

LAPORAN KIMIA ANALITIK KI3121. Percobaan 04 PENENTUAN KEKERUHAN AIR SECARA TURBIDIMETRI

2 Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi : Analisis klasik Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang t

Makalah Pendamping: Kimia Paralel A PENETAPAN LOGAM TIMBAL SECARA SPEKTROFOTOMETRI SINAR TAMPAK

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Laporan Kimia Fisik KI-3141

STUDI GANGGUAN KROM (III) PADA ANALISA BESI DENGAN PENGOMPLEKS 1,10-FENANTROLIN PADA PH 4,5 SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-TAMPAK

PERCOBAAN 03 LAJU INVERSI GULA

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar

PENENTUAN KONSENTRASI SULFAT SECARA POTENSIOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Spektrofotometri Menggunakan Fiber Coupler Untuk Mendeteksi Ion Kadmium Dalam Air

PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

METODOLOGI PENELITIAN

SOAL-SOAL SPEKTROFOTOMETRI

SPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

PENGENDALIAN MUTU METODE NYALA SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA) DENGAN UJI

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Transkripsi:

Spektrofotometri Serapan Atom I. Tujuan Menentukan kepekaan dan daerah konsentrasi analisis logam Cu pada panjang gelombang 324.7 nm Menentukan pengaruh spesi lain, matriks, dan nyala api pada larutan Ca 2+ 10 ppm Menentukan kadar kalsium dalam sampel air. II. Teori Dasar Metoda spektrofotometri serapan atom merupakan suatu metoda analisis kuantitatif yang menjadikan serapan atas energi cahaya sebagai parameter utama dalam pengukuran. Sesuai dengan namanya, yang melakukan penyerapan atas energi cahaya ini adalah atom-atom dalam keadaan tingkat energi dasarnya. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan pengukuran dengan metoda ini diperlukan suatu proses atomisasi analit dari larutannya. Pengatoman ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dua mcara atomisasi yang umum digunakan adalah dengan menggunakan nyala dan elektrotermal (David Harvey, 2000). Cara atomisasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah dengan menggunakan nyala. Pengukuran dengan memanfaatkan serapan atas energi cahaya ini menerapkan hukum Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat yang menyerap cahaya berbanding lurus dengan serapan yang zat tersebut lakukan. Berikut adalah persamaan yang dikemukakan oleh Lambert-Beer. A=. b.c Dengan A merupakan absorbansi, ε merupakan absorptivitas molar, b merupakan panjang jalan sinar, dan C merupakan konsentrasi zat penyerap warna. Biasanya, jika dilakukan pengukuran atas serapan oleh larutan berwarna, b merupakan nilai lebarnya kuvet. Berbeda dengan hal itu, dalam percobaan ini b merupakan lebarnya celah keluar nyala pada bagian atomizer. III. Data Pengamatan 1. Penentuan kepekaan analisis Cu Larutan Konsentrasi (ppm) Absorbansi 1 1 0.0647 2 2 0.1055 3 5 0.3248 4 8 0.3063 5 10 0.4220 6 12 0.5571 7 15 0.7060 2

8 20 0.8695 9 30 1.2462 Sampel 1 0 0 Sampel 2 0.149 0.0084 2. Gangguan aluminium dan analisis kalsium Larutan Konsentrasi (ppm) Absorbansi Ca 2+ 10 0.0002 Ca 2+ 2- + SO 4 10; 100 0.1310 Ca 2+ + Sr 2+ 10; 5000 0.1262 Ca 2+ 2- + SO 4 + Sr 2+ 10; 100; 5000 0.0788 Ca 2+ + Al 3+ 10; 100 0.1015 Ca 2+ + Al 3+ + Sr 2+ 10; 100; 5000 0.0700 Ca 2+ + KCl 10; 100 0.0800 Ca 2+ + KCl + Sr 2+ 10; 100; 5000 0.0150 Ca 2+ + Sr 2+ + matriks Fe 10; 5000 0.0644 Ca 2+ + Sr 2+ nyala reduksi 10; 5000 0.1066 Ca 2+ + Sr 2+ nyala oksidasi 10; 5000 0.0758 Ca 2+ tinggi api 5 10 0.0739 Ca 2+ tinggi api 9 10 0.0731 3. Penentuan kadar kalsium dalam sampel Larutan konsentrasi (ppm) Absorbansi 1 2 0.0181 2 4 0.0311 3 6 0.0420 4 8 0.0604 5 10 0.0737 Sampel 0.1093 IV. Pengolahan Data 1. Penentuan kepekaan analisis Cu Dialurkan kurva konsentrasi standar Cu terhadap absorbansi dan didapatkan hasil sebagai berikut: 3

1.4 Kurva Kepekaan Analisis Cu Absorbansi 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 f(x) = 0.04x + 0.04 R² = 0.99 0 0 5 10 15 20 25 30 35 Konsentrasi (ppm) kepekaan (S )= 0.0044 tg α = 0.0044 0.0409 =0.107 Daerah konsentrasi akan ditentukan dengan memasukkan nilai y=0.2 dan y=0.8 sehingga didapatkan untuk y=0.2 0.2=0.0409 x +0.0438 x=3.82 ppm untuk y=0.8 0.8=0.0409 x +0.0438 x=18.49 ppm 2. Gangguan terhadap perbedaan nilai Absorbansi Larutan Konsentrasi (ppm) Absorbansi Ca 2+ 10 0.0002 Ca 2+ 2- + SO 4 10; 100 0.1310 Ca 2+ + Sr 2+ 10; 5000 0.1262 Ca 2+ 2- + SO 4 + Sr 2+ 10; 100; 5000 0.0788 Ca 2+ + Al 3+ 10; 100 0.1015 Ca 2+ + Al 3+ + Sr 2+ 10; 100; 5000 0.0700 Ca 2+ + KCl 10; 100 0.0800 Ca 2+ + KCl + Sr 2+ 10; 100; 5000 0.0150 Ca 2+ + Sr 2+ + matriks Fe 10; 5000 0.0644 Ca 2+ + Sr 2+ nyala 10; 5000 0.1066 4

reduksi Ca 2+ + Sr 2+ nyala oksidasi 10; 5000 0.0758 Ca 2+ tinggi api 5 10 0.0739 Ca 2+ tinggi api 9 10 0.0731 Gangguan terhadap perbedaan A 0.14 0.12 0.1 Axis Title 0.08 0.06 0.04 0.02 0 1 2 3 4 Axis Title 3. Penentuan kadar kalsium dalam sampel Dialurkan kurva konsentrasi Ca 2+ terhadap absorbansi dan didapatkan hasil sebagai berikut: Kurva Analisis Ca2+ Absorbansi 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0 f(x) = 0.01x + 0 R² = 0.99 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Konsentrasi (ppm) Dari kurva diatas didapatkan persamaan garis diketahui untuk sampel, y = 0.1093 maka y=0.007 x +0.0029 5

0.1093=0.007 x +0.0029 x=15.2 ppm Konsentrasi ini didapat dari pengenceran hingga 100 ml. Kadar Ca 2+ dalam sampel 2+ Ca V. Pembahasan Pada penentuan kepekaan analisis Cu 2+, didapatkan bahwa dengan mengalurkan kurva serapan terhadap standar pada panjang gelombang 324.7 nm didapatkan grafik yang cukup linier. Kelinieran ini dapat ditinjau berdasarkan nilai R 2 kurva yang mencapai 0.9868. Kelinieran maksimum suatu kurva adalah 1, sehingga kelinieran kurva yang didapatkan dari hasil eksperimen menunjukkan kepekaan analisis Cu 2+ pada standar sangat baik dan dapat mendeteksi standar dengan konsentrasi yang cukup rendah yaitu hingga 1 ppm. Kepekaan analisis Cu 2+ adalah 0.107 serta daerah konsentrasi sebesar 3.82 ppm hingga 18.49 ppm. Pada percobaan penentuan pengaruh gangguan pada larutan Ca 2+, gangguan yang digunakan adalah penambahan anion dan penambahan kation lainnya. Dalam percobaan ini digunakan larutan Ca 2+ 10 ppm sebagai pembanding. Pada larutan yang mengandung SO 4 2- secara teori seharusnya terjadi penurunan absorpsi karena kelarutan CaSO 4 di dalam air cukup rendah, sehingga di dalam larutan akan terbentuk endapan CaSO 4. Dengan terbentuknya endapan maka jumlah Ca 2+ di dalam larutan akan berkurang dan jumlah atom Ca yang dihasilkan dari atomisasi pun akan berkurang sehingga serapan oleh atom Ca akan berkurang. Dari hasil percobaan didapatkan untuk larutan 2 serapan justru meningkat. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah pada saat pengenceran. Untuk larutan 3 terdapat spesi Sr 2+ yang merupakan ion suppressor. Ion suppressor adalah suatu spesi yang lebih mudah terionisasi jika dibandingkan dengan analit. Dengan kemudahannya untuk terionisasi, Sr 2+ akan menghasilkan elektron yang kemudian akan bereaksi dengan spesi Ca 2+ yang terionisasi akibat pembakaran sehingga kesalahan perhitungan akibat berkurangnya jumlah analit dapat diatasi. Pada larutan ke-4 yaitu larutan yang mengandung spesi Sr 2+ dan SO 4 2-, secara teori absorbansi larutan akan lebih besar jika dibandingkan dengan larutan ke-2 6

karena Sr 2+ selain berfungsi sebagai ion surpressor juga berfungsi sebagai releasing agent, yaitu spesi yang beraksi lebih baik terhadap spesi pengganggu dibandingkan analit. Dari literature didapatkan bahwa ksp SrSO 4 sebesar 3.44 x 10-7 dan ksp CaSO 4 sebesar 4.93x10-5. Pada larutan ke-5, spesi Al 3+ merupakan interferen terhadap pengukuran konsentrasi Ca 2+ karena dengan adanya spesi tersebut, absorbansi Ca 2+ berkurang cukup drastis. Dengan adanya Sr 2+ pada larutan ke-6 maka pengaruh Al 3+ sebagai interferen dapat dikurangi. Larutan KCl meningkatkan absorbansi karena K + di dalam KCl juga dapat berperan sebagai ion surpressor. Hal ini dapat dilihat pada larutan ke-7 dan ke-8 dan membandingkannya dengan larutan ke-1 dan ke-3. Larutan ke-9 yang memiliki matriks Fe mengalami pengurangan absorbansi. Hal ini disebabkan adanya interaksi antara analit dengan Fe, yang menyebabkan analit tidak lagi menyerap panjang gelombang sekuat sebelumnya. Selanjutnya untuk larutan ke-10 yang diatur adalah nyala pembakarannya. Nyala reduksi adalah nyala yang tidak mengakibatkan Ca 2+ bereaksi dengan Oksigen, karena bahan bakar yang digunakan pada nyala reduksi adalah N 2 O dan asetilen. Hal ini diketahui karena pada saat pembakaran suhu nyala diatur lebih tinggi dibandingkan suhu pembakaran sebelumnya. Hasilnya adalah absorbansi untuk larutan ini menjadi tinggi. Untuk larutan ke-10 digunakan nyala oksidasi, dimana pembakaran dilakukan dengan bahan bakar oksigen sehingga terdapat kemungkinan terjadi pembentukan CaO yang mengurangi absorbansi Ca 2+. Hal ini dapat dibuktikan dengan suhu nyala yang lebih rendah dibandingkan atomisasi larutan sebelumnya dan absorbansi yang dihasilkan pun sangat rendah. Aplikasi metode AAS sudah banyak berkembang di berbagai bidang dan disiplin ilmu, misalnya digunakan dalam penentuan kadar timah dalam makanan kaleng, penentuan kadar timbal dalam urin, penentuan kadar selenium dalam serum darah manusia, dan dapat digunakan untuk analisis wine. Pada penentuan kadar Ca 2+ digunakan metode standar eksternal dengan beberapa standar. Dengan mengalurkan konsentrasi analit di dalam sampel terhadap kurva kalibrasi yang sebelumnya telah dibuat dari kurva standar didapatkan bahwa konsentrasi Ca 2+ di dalam sampel sebesar 18.44 ppm. Penambahan Sr 2+ sekali lagi dilakukan karena peranannya sebagai ion suppressor sehingga tidak terjadi gangguan kimia akibat analit yang terionisasi pada saat pembakaran. 7

VI. Simpulan Kepekaan analisis Cu 2+ adalah 0.107 Daerah konsentrasi Cu 2+ 3.82-18.49 ppm 2- Pengaruh SO 4 : Interferent Pengaruh Sr 2+ : Ion suppressor dan releasing agent Pengaruh Al 3+ : Interferent Pengaruh KCl : Ion suppressor Pengaruh matriks Fe : menyebabkan gangguan matriks karena berinteraksi Ca 2+ Pengaruh nyala reduksi : meningkatkan absorbansi Pengaruh nyala oksidasi : Membentuk oksida, mengurangi absorbansi Konsentrasi Ca 2+ sampel sebesar 60.8 ppm VII. Daftar Pustaka A. S., Douglas. 1998. Principles of Instrumental Analysis. United States of America: Saunders College Publishing. halaman 206 G.H., Jeffery. 1989. Vogel s: Textbook of Quantitative Chemical Analysis. New York: Longman Group. halaman 783 H., David. 2000. Modern Analytical Chemistry. United States of America: McGraw-Hill. halaman 412 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK KI-3121 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (AAS) Nama : Fadli Aprianto NIM : 10511057 Kelompok : 1 Tanggal Praktikum : 24 Oktober 2014 Tanggal Pengumpulan : 31 Oktober 2014 Asisten : Sylvia A.B. (20511302) LABORATORIUM KIMIA ANALITIK PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2014 9