Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja organisasi total, yaitu kemampuan memperoleh keuntungan Tanpa perbaikan produktivitas, suatu usaha tidak akan bertahan dalam ekonomi global Produktivitas yang lebih tinggi berarti standar kehidupan yang lebih tinggi pula
Berapa banyak produk / jasa dapat ditingkatkan dengan input yang ada Berapa banyak input dapat diturunkan untuk memproduksi output yang telah dihasilkan selama ini Berapa banyak penghasilan dapat diperoleh dengan input yang ada Berapa banyak biaya input dapat dikurangi 2
Pengukuran tingkat output per unit input dan membandingkannya dengan perusahaan lain Sejauh mana tujuan tercapai dan sejauh mana masalah diselesaikan
Kinerja Organisasi Total Efisiensi Inovasi Efektivitas Produktivitas Kemampuan memperolah keuntungan Kualitas Kualitas kerja
Produktivitas parsial: Output/ input tunggal Produktivitas faktor jamak: Output/ input jamak Produktivitas total: Output/input total
Produktivitas Tenaga kerja Produktivitas Bahan Produktivitas Mesin Produktivitas Energi dll. = Output/Tenaga Kerja = Output/Bahan =Output/Mesin =Output/Energi
Contoh Soal: Dalam sebulan PT. Noodle mampu memproduksi 10.000 unit produk dengan 500 jam kerja, berapa produktivitas tenaga kerja perusahaan tsb? Jawab: 10,000 unit/500 jam = 20 unit/jam
Produktivitas Faktor Jamak Produktivitas faktor jamak Output/(Tenaga kerja + mesin) Produktivitas faktor jamak Output/(Tenaga kerja + mesin + bahan) Produktivitas faktor jamak dll. Output/(Tenaga kerja + energi + bahan)
Contoh Berikut ini adalah data output hasil produksi dan input yang digunakan oleh PT. Noodle dalam satu periode waktu: - Output : $ 5000 - Tenaga kerja: $ 600 - Bahan: $ 800 - Energi: $ 500 - Modal: $ 400 - Pengeluaran lain untuk input : $ 500 berdasarkan data-data tersebut maka rasio produktivitas parsial dan total perusahaan tsb pada periode dasar adalah:
Jawab Produktivitas tenaga kerja Produktivitas bahan = 5000/600= 8,33 = 5000/800= 6,25 Produktivitas energi Produktivitas modal = 5000/500= 10 = 5000/400= 12,5 Produktivitas pengeluaran lainnya = 5000/500 = 10
Produktivitas total : = Output total/ (tenaga kerja+ bahan+ modal+ energi+ pengeluaran lain untuk input) = 5000 / (600+800+400+500+500) = 5000/2800 = 1,785
Objective Matrix (OMAX) Model Craig Haris Marvin E Mundel (1976) American Productivity Center (APC)
OMAX merupakan sebuah pengukutan produktivitas parsial yang dikembangkan untuk pengendalian produktivitas dalam setiap bagian dari sistem perusahaan berdasarkan pada kriteria produktivitas. Dikembangkan oleh James L. Riggs (Dept. of Industrial Engineering di Oregon State University) in 1980.
Dengan menggunakan OMAX, pihak manajemen dapat dengan mudah menentukan kriteria apa yang akan dijadikan ukuran produktivitas. Pihak manajemen dapat mengetahui produktivitas unit organisasi yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan bobot dan skor untuk setiap kriteria.
Sebagai sarana pengukuran produktivitas Sebagai alat memecahkan masalah produktivitas Alat pemantau pertumbuhan produktivitas.
Mudah dan sangat sederhana sehingga mudah dipahami dan digunakan oleh siapa saja. Fleksibel dan objektif, karena criteria atau indikator dapat disesuaikan dengan keberadaan bagian yang diukur. Memiliki mekanisme dan prosedur perhitungan yang jelas dalam bentuk matriks. Dapat mengkombinasikan seluruh kriteria produktivitas yang penting bagi kemajuan dan pertumbuhan perusahaan ke dalam suatu bentuk yang terpadu, saling terkait, dan mudah dikombinasikan.
Tiga langkah utama 1. Pendefinisian (Defining) 2. Pengkuantitasan (Quantifying) 3. Pemantauan (Monitoring) Objective Matrix
Pendefinisian kriteria produktivitas yang ingin diteliti Kriteria independen dan mudah diukur Contoh kriteria : 1. kuantitas: output/jam, sales/jumlah tenaga kerja 2. waktu: total waktu tunggu/total waktu tersedia 3. kualitas: jumlah cacat/jumlah produksi, banyak kesalahan/ halaman Objective Matrix
Mengisi badan matriks, yang berisi tingkat pencapaian kriteria produktivitas Terdiri dari skor 0-10 Skor 10 berisi tingkat pencapaian realistis optimal yang mungkin dicapai Skor 3 berisi tingkat kinerja pada waktu awal pengukuran Skor 0 berisi tingkat pencapaian terjelek yang mungkin terjadi Antara skor 0 sampai skor 10 terdapat skor 1-9 yang berisi kisaran pencapaian dari nilai terjelek sampai nilai optimal. Skor 1 dan 2 didapat dari interpolasi nilai skor 0 dan 3 skor 4 sampai skor 9 didapat dari interpolasi nilai skor 3 dan 10. Objective Matrix 19
Dilihat pada bagian dasar matriks yang berisi nilai kinerja yang diukur dalam bentuk indeks Nilai kinerja yang diukur dimasukkan pada baris di atas badan matriks, kemudian ditransformasi menjadi skor (score). Nilai tersebut dikali dengan bobot (weight) dari setiap kriteria yang sudah ditetapkan Objective Matrix 20
Hasil nilai (value) akhir didapatkan dengan menjumlahkan setiap nilai bobot untuk semua kriteria. Hasil akhir (performance indicator), terdiri dari 3 bagian, yaitu current (performance indicator), previous (performance base period) sehingga didapatkan indeks yaitu tingkat kelebihan atau kekurangan nilai kinerja saat pengukuran dibandingkan dengan saat sebelumnya
Blok DEFINISI Blok kuantifikasi BLOk Bobot DAN NILAI
Kriteria PRoduktivitas Kinerja yang diukur Kinerja yang diharapkan Skor Kinerja dasar Kinerja yang terjelek Skor Bobot Nilai indikator PRoduktivitas
No. Productivity criteria units 1 January 2014 Measured performance The worst performance Expected performance Based performance on 30 dec.2014 1. 2. 3. 4. 5. 6. Speed of service Lateness Queuing Idle time Absent Complain min./man min./day man minute man/day man/wk 10 60 8 60 10 7 2 10 2 15 2 0 4 45 5 30 4 5 3 30 5 40 5 2
Indeks kinerja = (Indikator Produktivitas Kinerja dasar)/kinerja dasar) x 1 00% Kinerja dasar= 300 Indikator produktivitas = jumlah seluruh nilai = 120+180+30+30+30+70 = 460 Nilai = skor x bobot Indeks kinerja = ((460 300)/300) x 100% = 53.33%
A = Data hasil produksi B = Data produk baik C = Data produk yang diperbaiki/cacat D = Data jumlah tenaga kerja E = Data pemakaian Kwh listrik