Tugas Akhir - SB091358

dokumen-dokumen yang mirip
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAHA DA METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Puput Perdana Widiyatmanto Dosen Pembimbing Tutik Nurhidayati S.Si., M.Si. Siti Nurfadilah, S.Si., M.Sc. Tugas Akhir (SB091358)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian pendahuluan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan BAP dan 2,4-D pada Percobaan Induksi Mata Tunas Aksilar Aglaonema Pride of Sumatera Secara In Vitro

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) ( X Print) 1

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN A.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium UPT BBI (Balai Benih Induk) Jl.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

III. METODE PENELITIAN A.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

BAB III METODE PENELITIAN. penambahan sukrosa dalam media kultur in vitro yang terdiri atas 5 variasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi pembiakan in vitro tanaman pisang yang terdiri

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan

Kontaminasi No Perlakuan U1 U2 U3 U4 U5 U6 Total 1 B B B B B

BAB III BAHAN DAN METODE. Percobaan dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Teknologi

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat eksperimen karena pada penelitian menggunakan kontrol yaitu

INDUKSI TUNAS TIGA AKSESI Stevia rebaudiana Bertoni PADA MEDIA MS DENGAN PENAMBAHAN BAP DAN IAA SECARA IN VITRO

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens L.) varietas Dewata F1

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan / Ilmu Tanaman Fakultas

LAMPIRAN. Lampiran 1. Persentase Data Pengamatan Kultur yang Membentuk Kalus. Ulangan I II III. Total A 0 B

BAB III METODE PENELITIAN

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

DAFTAR LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan 2

3 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial, yaitu penambahan konsentrasi

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

GAHARU. Dr. Joko Prayitno MSc. Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Plant Physiology and Culture

TUGAS AKHIR (SB )

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor

BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Kerja Persiapan Bibit Tumih

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding

Tentang Kultur Jaringan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian

RESPON PERTUMBUHAN MERISTEM KENTANG (Solanum tuberosuml) TERHADAP PENAMBAHAN NAA DAN EKSTRAK JAGUNG MUDA PADA MEDIUM MS

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal Januari 2011 Maret 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Juli 2014 di

LAMPIRAN K1.5 K4.5 K1.3 K3.3 K3.5 K4.4 K2.3 K4.3 K3.2 K5.2 K2.1 K5.3 K3.1 K4.1 K5.4 K1.2 K4.2 K5.5 K3.4 K5.1 K1.4 K2.5 K2.2 K1.1 K2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Fakultas

BAB 3 BAHAN DAN METODA

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

Pengaruh Jenis Eksplan dan Komposisi Zat Pengatur Tumbuh Terhadap Induksi Kalus Pada Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten.

Pembuatan Larutan Stok, Media Kultur Dan Sterilisasi Alat Kultur Jaringan Tumbuhan. Nikman Azmin

BAB III METODE PENELITIAN. Maulana Malik Ibrahim Malang pada bulan Januari-Juli 2014.

III. BAHAN DAN METODE. 1. Percobaan 1: Pengaruh konsentrasi 2,4-D terhadap proliferasi kalus.

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN TANAMAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

UPAYA PEMBIBITAN BIJI SARANG SEMUT (Myrmecodia pendans) DENGAN KULTUR JARINGAN. Heru Sudrajad

Pengaruh Retardan dan Aspirin dalam Menginduksi Pembentukan Umbi Mikro Kentang (Solanum tuberosum) Secara In Vitro

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Induk Hortikultura Gedung Johor Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan

TEKNIK STERILISASI DAN RESPON PERTUMBUHAN EKSPLAN TANGKAI BUNGA ANGGREK Phalaenopsis sp. DENGAN PENAMBAHAN ZAT PENGATUR TUMBUH 2i-P SECARA IN VITRO

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian,

II. METODOLOGI PENELITIAN

PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN

III. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

Transkripsi:

Tugas Akhir - SB091358 EFEKTIVITAS META-TOPOLIN DAN NAA TERHADAP PERTUMBUHAN IN VITRO STROBERI (Fragaria ananassa var. DORIT) PADA MEDIA MS PADAT DAN KETAHANANNYA DI MEDIA AKLIMATISASI Oleh Silvina Resti Lestari 1509100015 Pembimbing : Dini Ermavitalini, S.Si., M.Si Dita Agisimanto, Ph.d Penguji : Aunurohim, DEA Kristanti Indah Purwani, S.Si., M.Si Tutik Nurhidayati, S.Si., M.Si Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

Latar Belakang (1) Produksi di Indonesia 24846 ton dan perkembangan produksinya 29,87% per tahun (BPS, 2011) buah matang merah menyala, ukuran buahnya besar (panjang 43-50 mm, lebar 30-36 mm) dan rasanya manis (Iszak, et. al., 1992) Perbanyakan Konvensional 2

Latar Belakang (2) Kultur in vitro dipengaruhi oleh keseimbangan ZPT, komposisi garam anorganik dan bentuk fisik media (Gunawan, 1992) kelebihan media padat perkembangan eksplan mudah diamati jika terjadi kontaminasi, eksplan yang tidak terkontaminasi dapat diselamatkan (Katuuk, 1989) Kombinasi auksin dan sitokinin terbaik 0,025 mg/l NAA dengan 0,5 mg/l BAP (Balitjestro, 2012) Aklimatisasi Tahap paling kritis Penggunaan mt pada Pelargonium menghasilkan enam kali lipat dalam jumlah tunas jika dibandingkan dengan BAP (Wojtania, 2010) Meta-topolin (mt) pembelahan sel inisiasi tunas dan pertumbuhan dominansi apikal (Çag, 2003) 3

Permasalahan a. Berapakah kombinasi konsentrasi mt dan NAA yang efektif untuk pertumbuhan stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) pada media in vitro MS padat. b. Bagaimana keberhasilan aklimatisasi stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) yang ditumbuhkan pada media yang mengandung mt dan NAA. 4

Batasan Masalah a. Eksplan yang digunakan adalah planlet stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) yang berumur 3 bulan yang sebelumnya telah dikultur (media MS dengan penambahan 0,025 mg/l NAA dan 0,5 mg/l BAP selama 2 bulan dan dalam media MS tanpa pengatur tumbuh dan diperkaya dengan arang aktif (1,5 mg/l) selama 1 bulan). b. Media yang digunakan adalah MS padat dengan penambahan mt konsentrasi 0,25 mg/l; 0,5 mg/l; 0,75 mg/l dan 1 mg/l dikombinasikan dengan ZPT NAA konsentrasi 0,05 mg/l; dan 0,025 mg/l. c. Kontrol yang digunakan adalah konsentrasi ZPT 0,025 mg/l NAA dengan 0,5 mg/l BAP. d. Pengamatan pengaruh konsentrasi mt dan NAA terhadap pertumbuhan tunas stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) terdiri dari tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, berat basah, berat kering, panjang akar dan rasio shoot/root setelah 1 bulan masa inkubasi. Sedangkan pengamatan keberhasilan aklimatisasi dibatasi pada pengamatan jumlah tunas, persentase tanaman yang hidup setelah 2 minggu masa aklimatisasi. 5

Tujuan a. Mendapatkan kombinasi konsentrasi mt dan NAA yang efektif untuk pertumbuhan stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) pada media in vitro MS padat. b. Mendapatkan informasi keberhasilan aklimatisasi stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) yang ditumbuhkan pada media yang mengandung mt dan NAA. Manfaat Memberikan informasi konsentrasi zat pengatur tumbuh yang efektif untuk menghasilkan bibit stoberi (Fragaria ananassa var. Dorit) dengan tunas yang banyak sehingga didapatkan hasil produksi yang maksimal serta memberikan informasi mengenai keberhasilan aklimatisasinya untuk meningkatkan produksi stroberi 6

Metodologi Waktu dan Tempat Penelitian Februari-April 2013 di laboratorium Pemuliaan Tanaman Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Batu Skema Kerja Persiapan eksplan Sterilisasi Pembuatan Media Penanaman Eksplan Aklimatisasi 7

Persiapan Eksplan 2 bulan dalam media MS dengan 0,025 mg/l NAA dan 0,5 mg/l BAP 1 bulan dalam media MS 0 + arang aktif (1,5 mg/l) Planlet stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) umur ± 3 bulan. 8

Sterilisasi Tempat Bagian dalam dengan alkohol 70% lampu ultraviolet (UV) dinyalakan selama 1 jam Sebelum dan selama pemakaian blower dinyalakan dilakukan penyemprotan dengan alkohol 70% terhadap kedua telapak tangan dan alat-alat yang akan digunakan 9

Sterilisasi Alat Dicuci bersih, dikeringkan dan dibungkus dengan kertas Disterilisasi dalam autoclave suhu 121 C selama 15 menit Saat proses inokulasi eksplan, alat-alat dissecting set disterilisasi dengan alkohol 96% dan dibakar dengan nyala api spiritus setiap kali akan digunakan di laminar air flow 10

Sterilisasi Media Media perlakuan di masukkan ke dalam botol kultur Ditutup rapat disterilisasi dengan autoclave dengan suhu 121 0 C selama 15 menit 11

Pembuatan Media Makro Mikro Vitamin Sukrosa Fe EDTA Myo inositol ZPT sesuai konsetrasi perlakuan Akuades sampai volume 1 liter Diukur ph : 5,8 agar Dimasak Diaduk hingga larut dan mendidih Dituang ke botol kultur dan diberi label dan disterilisasi 12

Penanaman Eksplan Eksplan (planlet stroberi var. Dorit umur 3 bulan) Digunting daun yang ada Ditimbang dengan neraca analitik dan diukur tingginya Diinkubasi selama 1 bulan. Subkultur dilakukan setiap 2 minggu Ditutup rapat dan di beri plastik warp Ditanam dalam media perlakuan menggunakan pinset tanam 13

Aklimatisasi Eksplan setelah 1 bulan inkubasi Dicuci dengan air mengalir sampai bersih Direndam dalam larutan antifungal (Benlate 2 g/l) selama 30 menit Dipelihara selama 2 minggu Disungkup dengan plastik transparan Ditanam pada media arang sekam 14

Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 kali ulangan. Tiap botol ulangan berisi 4 eksplan. Eksplan 1 dan 2 untuk pengamatan in vitro, eksplan 3 dan 4 untuk pengamatan ex vitro 1. 0 mg/l mt + 0 mg/l NAA 2. 0,25 mg/l mt + 0,025 mg/l NAA 3. 0,25 mg/l mt + 0,05 mg/l NAA 4. 0,5 mg/l mt + 0,025 mg/l NAA 5. 0,5 mg/l mt + 0,05 mg/l NAA 6. 0,75 mg/l mt + 0,025 mg/l NAA 7. 0,75 mg/l mt + 0,05 mg/l NAA 8. 1 mg/l mt + 0,025 mg/l NAA 9. 1 mg/l mt + 0,05 mg/l NAA 10. 0,5 mg/l BAP+ 0,025 mg/l NAA (kontrol positif) Seluruh data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan ANOVA dan jika ada pengaruh maka dilanjutkan dengan uji Tukey dengan tingkat kesalahan 5% menggunakan software Minitab 15

HASIL DAN PEMBAHASAN

In Vitro Pengaruh Pemberian mt dan NAA terhadap Tinggi Tanaman Tabel 2. Rataan tinggi tanaman pada eksplan planlet stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) setelah 30 hari Perlakuan ZPT mt (mg/l) NAA (mg/l) Rataan Tinggi Tanaman 1 0 0 1,3333 a 2 0,25 0,025 0,9083 ab 3 0,25 0,05 0,7750 ab 4 0,5 0,025 0,7917 ab 5 0,5 0,05 0,6417 ab 6 0,75 0,025 0,4833 b 7 0,75 0,05 0,6417 ab 8 1 0,025 0,5083 ab 9 1 0,05 0,6083 ab 10 0,5 BAP 0,025 0,2583 b (kontrol positif) Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak beda nyata dengan uji Tukey pada α=0,05 17

Gambar 5. Tanaman stoberi (Fragaria ananassa var. Dorit) setelah 30 hari diberi perlakuan mt dan NAA serta BAP dan NAA secara in vitro (angka pada gambar menunjukkan perlakuan) (Dokumentasi pribadi). 18

In Vitro Pengaruh Pemberian mt dan NAA terhadap Lebar Daun Tabel 3. Rataan lebar daun pada eksplan planlet stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) setelah 30 hari Perlakuan ZPT Rataan Lebar Daun mt (mg/l) NAA (mg/l) 1 0 0 0,7167 b 2 0,25 0,025 0,8167 ab 3 0,25 0,05 0,6250 b 4 0,5 0,025 1,0167 a 5 0,5 0,05 0,6250 b 6 0,75 0,025 0,7667 ab 7 0,75 0,05 0,7250 ab 8 1 0,025 0,7750 ab 9 1 0,05 0,9083 ab 10 0,5 BAP 0,025 0,7167 b (kontrol positif) Konsetrasi yang dibutuhkan sama Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak beda nyata dengan uji Tukey pada α=0,05 19

In Vitro Pengaruh Pemberian mt dan NAA terhadap Jumlah Daun Tabel 4. Rataan jumlah daun pada eksplan planlet stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) setelah 30 hari Perlakuan ZPT mt (mg/l) NAA (mg/l) Rataan Jumlah Daun 1 0 0 2,750 c 2 0,25 0,025 7,917 abc 3 0,25 0,05 8,333 abc 4 0,5 0,025 5,000 c 5 0,5 0,05 5,500 bc 6 0,75 0,025 12,417 a 7 0,75 0,05 11,583 ab 8 1 0,025 7,167 abc 9 1 0,05 8,667 abc 10 0,5 BAP 0,025 7,667 abc (kontrol positif) Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak beda nyata dengan uji Tukey pada α=0,05 20

In Vitro Pengaruh Pemberian mt dan NAA terhadap Berat Basah Tabel 5. Rataan berat basah pada eksplan planlet stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) setelah 30 hari Perlakuan ZPT mt (mg/l) NAA (mg/l) Rataan Berat Basah 1 0 0 0,07592 c 2 0,25 0,025 0,14217 abc 3 0,25 0,05 0,10633 abc 4 0,5 0,025 0,16500 abc 5 0,5 0,05 0,09950 bc 6 0,75 0,025 0,22117 ab 7 0,75 0,05 0,20042 abc 8 1 0,025 0,15617 abc 9 1 0,05 0,23025 a 10 0,5 BAP 0,025 0,22575 a (kontrol positif) Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf sama menunjukkan tidak beda nyata dengan uji Tukey pada α=0,05 21

In Vitro Pengaruh Pemberian mt dan NAA terhadap Berat Kering Pemberian perlakuan kombinasi ZPT mt dan NAA berpengaruh tidak nyata terhadap berat kering stoberi pada α=0,05 (P : 0.100) Berat Kering tertinggi terdapat pada perlakuan 4 (0,25 mg/l mt + 0,025 mg/l NAA) Berat kering tanaman tergantung dari kemampuan kecepatan sel-sel tersebut untuk membelah, membesar dan memanjang. Kecepatan sel beraktivitas ini dapat dipengaruhi oleh hormon tumbuh seperti auksin dan sitokinin Akumulasi bahan kering mencerminkan kemampuan tanaman dalam mengikat energi dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis, serta interaksinya dengan faktor-faktor lingkungan lainnya 22

In Vitro Pengaruh Pemberian mt dan NAA terhadap Panjang Akar Pemberian perlakuan kombinasi ZPT mt dan NAA berpengaruh tidak nyata terhadap panjang akar stoberi pada α=0,05 (P : 0,058) Panjang akar tertinggi terdapat pada perlakuan 6 (0,7g mg/l mt + 0,025 mg/l NAA) Auksin dianggap sebagai faktor utama yang mengontrol pembentukan akar (Vanhala, 1997). Pada penelitian ini panjang akar tidak berbeda nyata diduga karena konsentrasi NAA yang digunakan hanya dua macam. Pada konsentrasi yang lebih tinggi, auksin akan menghambat pertumbuhan tanaman (Wijayati, 2005). 23

In Vitro Pengaruh Pemberian mt dan NAA terhadap Rasio Shoot/Root Pemberian perlakuan kombinasi ZPT mt dan NAA berpengaruh tidak nyata terhadap rasio shoot/root stoberi pada α=0,05 (P=0.100) Rasio S/R tertigggi terdapat pada perlakuan 8 (1 mg/l mt + 0,025 NAA) Homeostasis tajuk dan akar merupakan upaya organ tanaman tersebut mempertahankan keseimbangan fisiologis, sehingga masing-masing organ tanaman dapat melakukan fungsinya secara normal Tingginya rasio shoot/root menandakan bahwa nilai berat kering tajuk (shoot) jauh lebih tinggi dari pada nilai berat kering akar (root). Pada stroberi, berat kering tajuk (shoot) diharapkan lebih tinggi karena hasil produksi yang dimanfaatkan adalah buah. 24

Ex Vitro Pengaruh Pemberian mt dan NAA terhadap Persentase Tanaman yang Hidup Tabel 6. Persentase tanaman stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) yang hidup setelah 14 hari masa aklimatisasi Perlakuan ZPT Persentase Tanaman stroberi mt (mg/l) NAA (mg/l) (Fragaria ananassa var. Dorit) yang Hidup (%) 1 0 0 100 2 0,25 0,025 100 3 0,25 0,05 100 4 0,5 0,025 100 5 0,5 0,05 100 6 0,75 0,025 100 7 0,75 0,05 100 8 1 0,025 100 9 1 0,05 50 10 0,5 BAP 0,025 66,66667 (kontrol positif) Pada saat aklimatisasi, akar merupakan organ sangat menentukan keberhasilan aklimatisasi Pemberian BAP pada saat in vitro memberikan kecenderungan akumulasi metabolit BA, [9G]BAP, yang bersifat toksik pada bagian basal planlet (rooting zona) (Werbrouck, 1995). Metabolit utama mt, [OG]mT, O-glukosida mt, yang dapat didegradasi dengan mudah selama aklimatisasi 25

Gambar 7. Tanaman stoberi (Fragaria ananassa var. Dorit) setelah 14 hari aklimatisasi (angka pada gambar menunjukkan perlakuan) (Dokumentasi pribadi). 26

Ex Vitro Pengaruh Pemberian mt dan NAA terhadap Jumlah Tunas Baru Pemberian perlakuan kombinasi ZPT mt dan NAA berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah tunas baru stoberi pada α=0,05 (P=0,472) Jumlah tunas baru tertinggi terdapat pada perlakuan 7 (0,75 mg/l mt + 0,05 mg/l NAA) Perakaran yang baik berkorelasi positif dengan ketahanan tanaman pada saat aklimatisasi karena akar berfungsi menyerap hara dari media aklimatisasi untuk menyediakan hara yang cukup bagi tanaman untuk dapat tumbuh. Pertumbuhan tersebut ditandai dengan munculnya tunas dan daun baru (Marzuki, 1999). mt dapat meningkatkan jumlah tunas pada kultur in vitro (Wojtania, 2010). Jumlah tunas saat ex vitro juga dipengaruhi oleh perlakuan saat in vitro dan genotip dari tanaman (Valero-Aracama, 2010). 27

Kesimpulan Pemberian perlakuan variasi kombinasi mt dan NAA pada saat in vitro berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan berat basah, tetapi pengaruhnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata diantara semua kombinasi konsentrasi yang diujikan. Pemberian perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering, panjang akar dan rasio shoot/root. Keberhasilan aklimatisasi stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) yang diberikan perlakuan variasi kombinasi mt dan NAA pada saat in vitro lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan variasi kombinasi BAP dan NAA Saran Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui efek mt terhadap stroberi (Fragaria ananassa var. Dorit) setelah masa aklimatisasi (post vitro). Hal ini untuk mengetahui secara pasti efek mt terhadap hasil produksi buah stroberi Dorit dibandingkan dengan BAP. Selain itu, juga perlu dilakukan efek mt terhadap kestabilan genetik tanaman stroberi Dorit. 29

TERIMA KASIH