BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV. Audit Operasional Atas Fungsi Pengelolaan Persediaan Barang. Jadi Pada PT Aneka Medium Garment. IV.1. Survei Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: a. Tahap Pendahuluan

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT X,

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN BAHAN BAKU PT KARYADINAMIKA GRAHA MANDIRI

KUESIONER PEMERIKSAAN INTERNAL VARIABEL INDEPENDEN

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Hasil Jawaban Kuesioner Pengendalian Internal Penjualan

BAB IV PEMBAHASAN. Pada proses ini penulis melakukan proses interview dan observation terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

2 Program auditor operasional ditandatangani oleh: a. Direktur b. Internal Auditor c. Kepala Akuntansi dan Keuangan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN. jadi pada PT Indo Semar Sakti dibatasi pada hal-hal berikut ini:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Presiden Direktur. Internal Audit. Direktur Keuangan Direktur Produksi Direktur Pemasaran. Manager Produksi. Ass. Manager

BAB 4 PEMBAHASAN. dimulai dengan survei pendahuluan. Tahap ini merupakan langkah awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Peranan Pengendalian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

DIAGRAM TRANSAKSI PEMBELIAN BAHAN / BARANG DIBAWAH PENGAWASAN MANAJER

Lampiran 1. Departemen store dan Outlet - Outlet. Kain. Bahan baku. Lining. Interlining Delivery. Membuat pola. Pemotongan. Hangtag. Di obras.

RIWAYAT HIDUP PENULIS. Alamat : Kp. Cisitu no.66. Padalarang Bandung.

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

Kepada Yth. Bapak/Ibu. Dalam rangka penyelesaian tugas akhir program Strata 1 (S1) jurusan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Survei Pendahuluan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi Aktivitas Pembelian, Penyimpanan, dan. Penjualan Barang Dagang pada PT Enggal Perdana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

88 Lampiran 1: Daftar Pertanyaan (Wawancara) DAFTAR PERTANYAAN (WAWANCARA)

Struktur Organisasi PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. Audit operasional dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektifitas dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

STRUKTUR ORGANISASI PT. PRATHELO UTAMA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

Variable X. Audit Operasional

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT MITRA MAKMURJAYA MANDIRI

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan audit operasional atas fungsi pembelian dan pengelolaan bahan

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Lampiran 1 KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Suatu organisasi merupakan satu wadah kerjasama untuk mencapai tujuan

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Penjualan Unsur Pengendalian Internal Pada PT. Tiga Putra Adhi Mandiri

A. Prosedur Pemesanan dan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT GITA MANDIRI TEHNIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

THE FACTORY ORGANISATION

LAPORAN AUDIT OPERASIONAL PT.SAMUDRA MANDIRI SELATAN. Sesuai dengan program kerja internal audit, kami telah melakukan audit

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. internal dalam meningkatkan efektivitas penggajian pada PT PLN (Persero)

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah disampaikan pada Bab. IV di depan pada. penelitian di CV. Kurnia Persada, maka ditarik suatu

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. A. Aktivitas Usaha PT. Indorama Synthetics Tbk

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1.2 KUESIONER ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ATAS FUNGSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PADA PERUSAHAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER AUDIT OPERASIONAL (Variabel Independen) No PERTANYAAN YA TIDAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Audit Oprasional atas Fungsi Pengadaan Barang PT. Perkebunan

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN PERANAN PEMERIKSAAN INTERN DALAM MENUNJANG IMLEMENTASI PENGENDALIAN PROSEDUR BIAYA OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk

BAB II DASAR TEORI Konsep dan Definisi Konsep. 1. Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

STRUKTUR ORGANISASI SEDERHANA DAN DESKRIPSI TUGASNYA

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT CHAROEN POKPHAN INDONESIA TBK

Lampiran 1. Hasil Kuesioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBYEK PENELITIAN. bergerak di bidang usaha produksi dan perdagangan tepung dan sagu. Di dalam CV

JALUR SOP DARI ORDER DITERIMA SAMPAI ORDER JADI

KUESIONER PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah atau prosedur yang direncanakan untuk mendapatkan bahan bukti serta secara objektif menilai bukti yang berkaitan dengan aktivitas berdasarkan pada suatu kriteria yang ditetapkan manajemen. Tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen dari perusahaan yang diaudit untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi kegiatan operasional perusahaan. Audit operasional untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan produksi pada CV Endang Aji Trading dilaksanakan sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan pemeriksaan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan tujuan agar pemeriksaan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tahap-tahap pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Penilaian terhadap pengendalian intern atas fungsi produksi. 2. Pelaksanaan audit operasional atas fungsi produksi. 3. Pelaporan hasil audit operasional atas fungsi produksi. 41

IV.2 Pengumpulan dan Evaluasi Bukti IV.2.1 Pengumpulan Bukti Bukti-bukti audit adalah segala informasi yang ditemukan untuk mendapatkan fakta yang sesungguhnya pada pelaksanaan kegiatan produksi pada CV Endang Aji Trading. Pengumpulan bukti-bukti audit diperoleh dari pihak yang berkaitan dengan materi audit yang telah dibuat oleh penulis. Misalnya, seperti dari Bagian Produksi dan bagian-bagian lain yang berkaitan dengan kegiatan produksi pada pada CV Endang Aji Trading. Beberapa pendekatan teknik yang penulis lakukan untuk pengumpulan bukti-bukti audit adalah sebagai berikut: 1. Observasi atau pengamatan langsung. Penulis melakukan observasi atau pengamatan langsung untuk mengumpulkan data dengan cara mendatangi perusahaan yang bersangkutan, yaitu CV Endang Aji Trading, secara langsung untuk melihat aktivitas yang terjadi sehingga penulis mendapatkan gambaran umum mengenai bidang usaha, struktur organisasi, dan juga proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. 2. Kuesioner Penulis juga memberikan kuesioner yang berisi sejumlah pertanyaan, kemudian diberikan kepada pihak yang terkait dengan kegiatan produksi perusahaan. Melalui kuesioner ini penulis memperoleh jawaban mengenai pertanyaan-pertanyaan yang penulis ajukan sebagai gambaran jalannya kegiatan produksi pada CV Endang Aji Trading. 42

3. Wawancara. Penulis banyak meminta keterangan secara lisan terutama kepada para manajer dan karyawan perusahaan. Wawancara yang dilakukan penulis jika jawaban atas pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner oleh responden terasa kurang puas dan masih membutuhkan keterangan-keterangan tambahan. Oleh karena itu, penulis merasa perlu melakukan wawancara secara lisan dengan staf perusahaan untuk benar-benar bisa mendapatkan jawaban dengan jelas dan lengkap. 4. Review dokumentasi. Review dokumentasi merupakan teknik yang dilakukan dengan memeriksa atau mengevaluasi terhadap dokumentasi dan catatancatatan akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan. Pemeriksaan buktibukti dokumen ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mengevaluasi dokumen-dokumen yang ada. Misalnya, dokumen berupa formulir-formulir yang digunakan perusahaan dalam kegiatan produksi. IV.2.2 Pemeriksaan Pendahuluan Pemeriksaan pendahuluan ditujukan untuk memperoleh informasi mengenai fungsi produksi pada perusahaan. Pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai fungsi produksi adalah sebagai berikut: 43

a) Melakukan pembicaraan pendahuluan dengan Bagian Produksi sebagai wakil dari perusahaan dan pihak-pihak yang terkait dengan fungsi produksi serta menjelaskan tujuan umum dan cara pemeriksaan dilakukan. b) Mengumpulkan data dan informasi mengenai: Struktur organisasi perusahaan. Uraian tugas bagian yang terkait dengan fungsi produksi. Prosedur produksi. Data lain yang relevan. c) Mempelajari proses produksi. d) Mengamati tata letak mesin dan tata letak gedung. e) Mengamati cara kerja para karyawan yang terkait. f) Melakukan tanya-jawab dengan karyawan yang terkait dengan produksi. IV.2.3 Evaluasi Bukti Terhadap Efektivitas, Efisiensi dan Ekonomis Kegiatan Produksi Dalam melakukan penilaian efektivitas dan efisiensi serta keekonomisan atas produksi pada CV Endang Aji Trading, penulis telah mengajukan kuesioner atas kegiatan operasional perusahaan. Kuesioner tersebut berisi pertanyaanpertanyaan mengenai dua hal pokok, yaitu: 1. Organisasi secara umum. 2. Produksi, dimulai dari pemotongan sampai pengiriman barang jadi ke Quality control. 44

Adapun hasil dari pemeriksaan pendahuluan yang telah dilakukan berupa kuesioner yang diberikan dan disajikan sebagai berikut: Kuesioner Kegiatan Operasional Proses Produksi CV ENDANG AJI TRADING PERTAYAAN Y T KOMENTAR a. Organisasi 1. Apakah perusahaan memiliki struktur organisasi yang memisahkan wewenang dan tanggung jawab? 2. Apakah struktur organisasi menunjukkan secara layak adanya pemisahan tugastugas atau fungsi dengan mempertimbangkan ukuran organisasi yang ada? 3. Apakah perusahaan memiliki prosedur aktivitas operasi? 4. Apakah uraian tugas dituangkan dalam Diberitahukan secara lisan bentuk tertulis? 5. Apakah dalam penerimaan pegawai baru, perusahaan melakukan penyeleksian terlebih dahulu? 45

6. Apakah ada kegiatan pelatihan/training bagi pegawai baru bagian sewing? 7. Apakah fungsi Akuntansi terpisah dari fungsi: Menerima pekerja yang sudah berpengalaman a. Pembelian? b. Produksi? c. Keuangan? d. Gudang? b. Produksi 8. Apakah tanggung jawab pemotongan bahan sepenuhnya dipegang oleh Bagian Cuttting? 9. Apakah Bagian cutting membuat pola sebagai bahan acuan untuk melakukan Yang membuat pola adalah designer. pemotongan bahan? 10. Apakah pemotongan bahan dilakukan apabila ada permintaan dari bagian produksi? 11. Apakah Bagian Cutting sering melakukan kesalahan potong? 12. Apakah bagian penjahitan menerima Pernah, karena salah informasi. tembusan Order sheet? 46

13. Apakah bahan yang diterima dari bagian pemotongan dilakukan pengecekan terlebih dahulu, apakah sesuai dengan yang dipesan? 14. Apakah bagian produksi membuat laporan produksi? 15. Apakah barang jadi dikirim langsung ke Bagian Quality control? 16. Apakah ada laporan pengeluaran barang jadi dari pabrik ke Quality control? 17. Apakah setiap pengiriman barang jadi ke gudang harus selalu mendapat persetujuan dari pihak yang memiliki wewenang? 18. Apakah Bagian produksi sepenuhnya bertanggung jawab atas jumlah barang yang dihasilkan? 19. Apakah pabrik selalu berada di bawah pengawasan seseorang setiap waktu (24jam)? 20. Apakah penerangan dalam pabrik telah mencukupi keberadaannya? 47

21. Apakah ada jadwal teratur untuk pembersihan pabrik? 22. Apakah terdapat papan pengumuman Informasi diberikan untuk mempercepat penyebaran informasi di setiap departemen? 23. Apakah terdapat perlindungan terhadap pabrik dari: secara lisan a. Pencurian? b. Kerusakan? c. Kebakaran, banjir dan resiko lain? 24. Apakah lokasi penempatan peralatan sesuai dengan kebutuhan proses yang efektif dan efisien? 25. Apakah perusahaan memberikan pelatihan dalam rangka meningkatkan Quality controller sudah berpengalaman. kualitas? 26. Apakah seluruh produk jadi dipisahkan (antara yang bagus dengan yang cacat) sampai pengendalian kualitas selesai melakukan pengujiannya dan melepaskan produk untuk dikirim ke buyer? 48

27. Apakah ada sistem daur ulang terhadap barang reject? Barang yang reject kalau jumlahnya banyak dijual ke buyer dengan harga murah, kalau 1 atau 2 dijual ke tetangga atau teman. Dari kuesioner yang disajikan tersebut diperoleh informasi pendahuluan sebagai berikut sebagai hasil evaluasi terhadap pengendalian intern perusahaan. Evaluasi Kuesioner Kegiatan Operasional Perusahaan: 1. Perusahaan telah memiliki struktur organisasi yang digambarkan dalam bagan struktur organisasi dimana secara tegas digambarkan alokasi kegiatan menurut posisi tertentu. Atas kondisi tersebut penulis manyarankan agar struktur organisasi tersebut tetap dipertahankan sehingga dapat membantu karyawan untuk memahami posisinya dalam organisasi. 2. Untuk menghasilkan pegawai yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya, perusahaan melakukan penyeleksian dan menerima pekerja yang sudah berpengalaman. Tujuannya adalah untuk mengurangi resiko kesalahan dalam menjahit. 3. Sistem otorisasi perusahaan dilakukan dengan cukup baik. Untuk setiap dokumen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan, seluruhnya baru dapat digunakan apabila telah diotorisasi terlebih dahulu oleh orang atau bagian yang berwenang. Walaupun hanya beberapa dokumen yang 49

digunakan dalam prosedur produksi, namun semuanya telah melewati proses otorisasi sebelum digunakan. 4. Bagian sewing bekerja dengan baik. Bagian sewing selalu melakukan pengecekan atas kuantitas dan kualitas dari potongan bahan yang diterima dari bagian cutting dengan teliti, dan melaksanakan pencocokkan dengan order sheet dan sample produk, setelah itu bahan langsung dijahit. 5. Perusahaan mempunyai pabrik yang dijaga 24 jam agar terhindar dari pencurian. 6. Untuk memudahkan penjahitan dan menghemat waktu kerja, pabrik mendapatkan penerangan yang cukup dan penempatan mesin jahit telah efektif dan efisien. Kelemahan Kegiatan Operasional Perusahaan: 1. Tidak adanya prosedur dan kebijakan yang jelas dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan akan menghambat efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya. 2. Perusahaan hanya menerima karyawan yang berpengalaman sehingga sulit untuk mendapatkan sumber daya manusia karena tidak banyak orang yang memiliki keterampilan menjahit dan uraian tugas (job description) hanya diberitahukan secara lisan pada saat pegawai baru mulai bergabung dalam perusahaan. 3. Tidak terdapat papan pengumuman untuk memudahkan penyebaran informasi. 50

4. Adanya pembagian gedung perusahaan, yaitu gedung pertama gudang kain dan cutting. Gedung kedua Main office, kantor untuk accessories dan sewing. Gedung ketiga Accounting, quality control dan packing. Gedung kedua dan gedung ketiga jaraknya cukup jauh yaitu sekitar 8 KM. IV.3 Prosedur Audit Operasional atas Proses Produksi Prosedur audit merupakan rincian langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti. Dalam mendapatkan bahan bukti dalam pelaksanaan produksi yang diterapkan oleh CV Endang Aji Trading secara efektif, efisiensi dan ekonomis, maka ditetapkan tujuan dan prosedur audit sebagai berikut: 1. Pemeriksaan atas Kebijakan Produksi Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menilai kebijakan atas kegiatan produksi yang telah digariskan oleh kabag produksi, apakah telah cukup memadai sehingga memungkinkan pelaksanaan produksi yang efektif, efisien dan ekonomis. Prosedur audit: a) Memeriksa apakah perusahaan memiliki kebijakan atas kegiatan produksi yang dituangkan secara tertulis. b) Melakukan wawancara dengan kabag Produksi untuk mengetahui apakah perusahaan memiliki kebijakan atas produksi yang dituangkan secara tertulis. 51

c) Mempelajari dan mengevaluasi kebijakan atas produksi, baik secara tertulis maupun yang tidak tertulis. d) Mendeteksi kemungkinan adanya kelemahan dalam kebijakan tersebut yang menyebabkan pelaksanaan atas produksi menjadi tidak efektif, efisien dan ekonomis. e) Membuat simpulan audit. 2. Pemeriksaan atas Prosedur Penerimaan Raw Material/Cutting Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa kegiatan pemotongan bahan telah mendukung kegiatan produksi secara efektif, efisien dan ekonomis. Prosedur audit: a) Mendapatkan informasi sehubungan dengan perencanaan kegiatan pemotongan bahan. b) Mendapatkan informasi mengenai penerbitan Order sheet beserta bagian yang memberikan otorisasi. c) Mendapatkan informasi mengenai pembuat pola. d) Melakukan evaluasi atas kegiatan pemotongan serta mencatat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. e) Membuat simpulan audit. 3. Pemeriksaan atas Prosedur Pengolahan/ Sewing Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memastikan bahwa kegiatan sewing telah sesuai dengan style, serta penjahitan yang telah benar-benar dilakukan secara efektif dan efisien. 52

Prosedur audit: a) Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait dengan proses penjahitan, untuk mengetahui mekanisme penjahitan. b) Mempelajari dan mengevaluasi mekanisme penjahitan, serta mendeteksi kelemahan yang mungkin terjadi didalamnya. c) Melakukan observasi atas pelaksanaan penjahitan oleh pihak-pihak yang terkait, untuk memastikan bahwa mereka telah melaksanakan tugasnya dengan baik. d) Melakukan observasi atas proses penjahitan di pabrik dan tata letak mesin, apakah telah berjalan dengan efektif dan efisien. e) Membuat simpulan audit. 4. Pemeriksaan atas Prosedur Quality Control dan Finishing Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai apakah pengecekana yang diterapkan oleh perusahaan telah mendukung terciptanya produksi yang efektif, efisien dan ekonomis, serta untukmenilai apakah bagian quality control dan finishing telah melaksanakan pengecekan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Prosedur audit: a) Melakukan wawancara dengan Quality control untuk mengetahui cara pengecekan yang diterapkan oleh perusahaan. b) Mengevaluasi cara pengecekan tersebut serta mendeteksi kelemahan yang mungkin terjadi didalamnya. c) Melakukan observasi atas proses quality control dan finishing, untukmemastikan merekan telah melaksanakan tugasnya dengan baik. 53

d) Membuat simpulan audit. IV.4 Pelaksanaan Audit Operasional atas Fungsi Produksi Setelah melakukan penilaian atas sistem pengendalian intern perusahaan, penulis akan melakukan pemeriksaan atas proses produksi untuk mengetahui apakah kegiatan produksi perusahaan telah berjalan secara efektif, efisien, dan ekonomis. Untuk melakukan pengecekan terhadap pelaksanaan prosedur yang berlaku dalam perusahaan dan pengecekan atas kuesioner pengendalian intern yang diajukan penulis kepada manajemen perusahaan dengan keadaan perusahaan yang sesunggguhnya. Dalam melakukan pemeriksaan atas proses produksi pada CV Endang Aji Trading, penulis melakukan pemeriksaan dengan cara observasi (pengamatan) terhadap pelaksanaan prosedur yang dilakukan pegawai perusahaan. IV.4.1 Observasi (pengamatan) terhadap Pelaksanaan Prosedur yang Dilakukan oleh Pegawai Perusahaan Perusahaan belum mempunyai bangunan pabrik yang permanen sehingga rentan sekali terhadap terjadinya resiko pencurian atau kebakaran karena bangunan sebagian besar terbuat dari triplek. Pabrik dimiliki perusahaan telah cukup memadai, dimana gedung untuk cutting terletak secara terpisah dari gedung sewing. Ini memungkinkan Bagian sewing menghindari tercampurnya bahan dengan barang yang lainnya. Pabrik juga telah diberi penerangan yang cukup sehingga memudahkan pegawai untuk melakukan penjahitan bahan. Selain itu, pabrik juga 54

didesain bebas banjir atau genangan air, dengan membangun pabrik tersebut lebih tinggi dari jalan raya. Untuk produksi, Bagian Produksi menerima perintah kerja dari Kabag Produksi. Lalu Bagian Produksi melakukan permintaan bahan baku kepada Bagian Gudang.. Setelah Bagian Cutting menerima bahan yang diberikan oleh Bagian Gudang lalu Bagian Cutting memotong bahan sesuai dengan pola yang diberikan oleh Bagian Produksi, Order sheet dan sample yang telah disetujui oleh buyer. Setelah selesai memotong bahan, selanjutnya dilakukan pengecekan pada hasil potongan tersebut. Kemudian membendel menurut bagian dari potongan tersebut. Setelah selesai pengecekan dan dibendel, Bagian Cutting menyerahkan bahan yang telah dipotong ke Bagian Sewing. Bagian Accessories merangkai dan menyatukan potongan sesuai dengan stlye dan memberikan ke Bagian Sewing Bagian Sewing mejahit bagian-bagian kain yang telah dipotong yang diberikan oleh bagian cutting berdasarkan style dan sesuai dengan desain Order sheet. Setelah bahan selesai dijahit, dipasang accessories seperti tali, mata ayam atau kancing sesuai style. Setelah itu dilakukan pegecekan terhadap barang jadi lalu barang jadi dimasukkan ke dalam karung tanpa dilipat, Surat jalan dimasukkan dalam karung beserta dengan barang jadi. Barang jadi tersebut lalu dikirim ke Bagian Quality control. Bagian Quality control menerima barang jadi dari pabrik kemudian memeriksa, kualitas jahitan, style dan accessories berdasarkan sample yang telah disetujui buyer dan kuantitas disesuaikan dengan surat jalan. 55

Setelah selesai pengecekan barang jadi diserahkan ke Bagian Packing. Setelah itu Bagian Packing melipat, memasang hangtag dan barcode. Kemudian dimasukkan ke dalam plastik. Berdasarkan observasi yang dilakukan, penulis melakukan evaluasi yang hasilnya sebagai berikut: 1. Untuk gedung sewing dan cutting cukup baik, perusahaan mempunyai gedung sewing dan cutting yang terpisah, sehingga menjamin bahan yang baru dipotong dan yang akan dijahit tidak tercampur. 2. Bagian sewing kurang hati-hati. Hal ini dapat dilihat dari surat jalan yang ditaruh dalam karung. 3. Bagian sewing juga kurang hati-hati dalam menjahit. Hal ini dapat dilihat dari barang jadi yang terkena noda minyak mesin jahit. 4. Bagian penerimaan kurang teliti dalam melakukan tugasnya. Hal ini dapat dilihat dari surat jalan yang tidak diotorisasi. 5. Bagian Produksi dalam melakukan tugasnya telah benar-benar sesuai dengan spesifikasi yang dipesan oleh buyer. IV.5 Pelaporan Hasil Audit Operasional atas Fungsi Produksi Dari hasil evaluasi dan analisa atas kegiatan produksi pada CV Endang Aji Trading yang telah disajikan sebelumnya, penulis menyusun suatu laporan yang berisikan temuan atas pemeriksaan yang dilakukan, rekomendasi yang diberikan oleh penulis, serta tanggapan manajemen atas temuan tersebut. Berikut ini akan diuraikan hasil temuan tersebut. 56

1. Belum adanya kebijakan dan prosedur produksi secara tertulis. Perusahaan belum memiliki kebijakan dan prosedur produksi secara tertulis yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas para pelaksana produksi. Kebijakan dan prosedur mengenai produksi ataupun mengenai kegiatan lain seharusnya dituangkan secara tertulis, sehingga para pelaksana kegiatan tersebut memiliki pedoman yang jelas dalam melaksanakan aktivitas mereka dan dapat mempertanggungjawabkan hasil kerja mereka masing-masing. Perusahaan yang terhitung cukup lama berdiri ini menganggap bahwa biarlah semua berjalan seperti apa adanya, sehingga segala sesuatunya, baik mengenai job description, kebijakan dan prosedur kegiatan perusahaan belum ada yang dituangkan secara tertulis. Pelaksana aktivitas tersebut tidak memiliki pedoman yang jelas dalam melaksanakan aktivitasnya sehingga perusahaan kurang berjalan secara efektif, efisien dan ekonomis. Pelaksanaan tugas mereka tidak dapat dibandingkan dengan kebijakan dan prosedur produksi dalam bentuk tertulis. Jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan tugas mereka, maka akan sulit untuk dianalisa penyebabnya, karena tidak ada pedoman yang jelas. Sebaiknya perusahaan mempunyai kebijakan dan prosedur produksi secara tertulis. Sehingga terdapat pedoman yang jelas mengenai aktivitas tersebut. Para pelaksana produksi dapat melaksanakan aktivitas mereka dengan jelas. 57

2. Bagian Penerimaan tidak mengotorisasi surat jalan dari bagian sewing. Bagian Quality Control tidak mengotorisasi surat jalan. Setelah dicocokan kuantitasnya surat jalan langsung diberikan ke pengirim tanpa diotorisasi terlebih dahulu. Surat jalan seharusnya diotorisasi oleh penerima dan pengirim, sehingga para pelaksana kegiatan tersebut dapat mempertanggungjawabkan hasil kerja mereka masing-masing. Bagian Quality Control tidak menandatangani surat jalan, karena surat jalan tersebut ditaruh di dalam karung sehingga penerima tidak dapat menjalankan tugsanya secara efisien. Surat jalan merupakan alat yang digunakan untuk mencocokan kuantitas yang dikirim dari pabrik dan diterima oleh Quality Control. Jika penerima tidak mengotorisasi surat jalan tersebut maka akan sulit bagi perusahaan untuk menentukan siapa yang bertangguang jawab apabila terjadi kehilangan barang. Sebaiknya surat jalan tersebut diotorisasi oleh penerima, sehingga terdapat penanggungjawab yang jelas mengenai aktivitas tersebut. Para pelaksana penerimaan dan pengiriman dapat melaksanakan aktivitas mereka dengan jelas. 3. Bagian Quality control menerima barang jadi dari pabrik Perusahaan memiliki Bagian Quality Control untuk melakukan tugas penerimaan barang dari pabrik selain melakukan tanggungjawab sebagai pemeriksa kualitas. 58

Seharusnya perusahaan memiliki divisi penerimaan yang terdiri dari pihak-pihak yang dapat melaksanakan aktivitas tersebut sehingga aktivitas tersebut dapat berjalan secara efisien. Perusahaan mempercayakan sepenuhnya kepada Bagian Quality control untuk menerima barang dari pabrik serta melakukan pengecekan terhadap barang jadi tersebut. Perusahaan dapat mengalami kerugian apabila hanya Quality Control yang melakukan penerimaan, bisa saja Quality Control melakukan manipulasi terhadap barang yang diterima apalagi didukung oleh surat jalan yang tidak diotorisasi. Sebaiknya perusahaan tidak melakukan pengrekrutan terhadap tenaga kerja baru untuk penerimaan tapi mengambil karyawan yang sudah ada yang memenuhi spesifikasi sebagai penerima barang jadi. Sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian secara finansial dan non-finansial dan dapat meningkatkan kualitas kinerja perusahaan pada masing-masing fungsi atau bagiannya karena berjalan secara efektif dan efisien. Misalnya bagian penerimaan terdiri dari Quality Control dan diawasi oleh Bagian Akuntansi. Pengawasan mutu merupakan usaha untuk mempertahankan mutu/kualitas dari barang yang dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan. Banyak cara-cara pengawasan mutu yang berkanaan dengan proses yang teratur. Contohcontoh atau sample dari hasil diambil pada jarak waktu yang sama, dan dilanjutkan dengan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dinilai dengan baik atau tidak. Walaupun telah diadakan pengawasan mutu dalam 59

tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun tercampur dengan hasil yang baik. Untuk menjaga agar supaya barang-barang hasil yang cukup baik atau yang paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari abrik sampai ke konsumen/pembeli maka diperlukan adanya pengawasan atas barang hasil akhir/produk selesai. 4. Bagian Cutting melakukan kesalahan potong Bagian cutting melakukan salah potong terhadap bahan sehingga menyebabkan banyak barang yang reject karena tidak sesuai dengan spesifikasi. Potongan harus sesuai dengan sample, Order sheet dan pola. Sample merupakan contoh produk yang dibuat terlebih dahulu oleh perusahaan sesuai dengan spesifikasi buyer kemudian biberikan ke buyer dan jika sesuai dengan keinginan buyer maka sample tersebut disetujui dan oleh perusahaan dijadikan sebagai acuan dalam melakukan pemotongan bahan. Bagian cutting salah menerima informasi sehingga bagian cutting tidak dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan efisien. Bahan yang salah potong menyebabkan banyak barang reject sehingga dapat menyebabkan pendapatan perusahaan berkurang karena dijual dengan harga yang lebih murah daripada harga jual produk jadi yang seharusnya. Tukang potong dalam sekali memotong bahan bisa mencapai 30 potong, sehingga jika terjadi kesalahan informasi akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Harga jual produk jadi dengan kualitas yang bagus adalah Rp 60

34.000,00 sedangkan harga jual produk reject adalah Rp 25.000,00 atau lebih murah 30% dari harga yang seharusnya. Hal ini bersifat material karena angka 30% adalah besar untuk perusahaan. Sebaiknya perusahaan membuat otorisasi terlebih dahulu terhadap pola yang di buat, jenis bahan apa yang digunakan dan warna apa saja yang diperlukan dengan menggunakan suatu formulir (contoh: formulir persetujuan pemotongan bahan) untuk memastikan bahwa spesifikasi bahan sesuai dengan pesanan, sehingga dapat mengurangi terjadinya kesalahan potong. 5. Barang reject karena noda minyak mesin jahit Perusahaan memiliki barang reject karena terdapat noda minyak pada produk. Produk yang dihasilkan harus sesuai dengan pesanan buyer dan sesuai dengan standar kualitas yang dimiliki perusahaan. Mesin yang baru diminyaki, oleh penjahit langsung digunakan untuk menjahit. Noda minyak melekat pada bahan yang dijahit, sehingga produk yang dihasilkan tidak memenuhi kualitas yang telah ditentukan. Sebaiknya mesin jahit setelah diberi minyak sebaiknya jangan langsung digunakan atau dengan mencoba mesin jahit menggunakan kain sisa potongan, sehingga tidak ada noda minyak yang menempel pada produk. 61