PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kejayaan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil hasil prestasi yang diraih

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan baik dari segi fisik, teknik, taktik dan mental. Cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Kejayaan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil hasil prestasi yang diraih

BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya

PENGARUH LATIHAN LOMPAT GAWANG DENGAN BEBAN DAN TANPA BEBAN TERHADAP PENINGKATAN VERTICAL JUMP ATLET VOLLY

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

BAB I PENDAHULUAN. (ruangan),yang jika digabung artinya menjadi sepak bola dalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

DONALD HARIANJA J

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

Wishnu Subroto 1*, Titin Kartiyani 2. STIKES Al-Irsyad Al-Islamiyyah Cilacap Jl. Cerme No 24, Sidanegara, Cilacap. *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman era globalisasi yang sudah berkembang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. 28,6% dari total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 222 juta BPS, Proyeksi

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kegiatannya yaitu penggunaan remote control, komputer,

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas

SKRIPSI PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK DAN EKSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT BICEPS BRACHII

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

processus coracoideus dan berinsertio pada tanpa pengecualian. Pencapaian prestasi olahraga memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bola basket merupakan olahraga yang dilakukan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

Perwujudan kerja ditampilkan oleh rangka yg digerakkan oleh otot-otot. Gerakan otot-otot diatur oleh syaraf

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB I PENDAHULUAN. Afrian Dhea Fahmi, 2015 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ATLET SQUASH DENGAN POLA MAKAN PASCA KOMPETISI

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena 65% penduduk Indonesia adalah usia kerja, 30% bekerja disektor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran asupan...,rindu Rachmiaty, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) dan Polri (Polisi Republik Indonesia) sebagai intinya (Sumarsono,

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Quadriceps. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji. A. Deskripsi Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan tersebut manusia melakukan macam aktivitas. Aktivitas yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

PERBEDAAN NILAI KAPASITAS VO 2 MAKSIMUM PADA ATLIT SEPAK BOLA DENGAN FUTSAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Otot quadricep adalah otot ekstensor yang besar pada tungkai, menutupi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Beban Terhadap Kekuatan Dan Daya Tahan Otot Biceps Brachialis Ditinjau Da

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN BEBAN DENGAN METODE DE LORME DAN METODE OXFORD TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT BICEPS BRACHII NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN OLEH: YUNYUN YUDIANA

BAB I PENDAHULUAN. bidang lainnya yang telah memberikan kemudahan dan perubahan pada pola

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kebugaran serta dilakukan dengan aturan tertentu, dimana dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. maka kesehatan fisik ialah salah satu hal yang penting. Kesehatan fisik

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau

Perbedaan Pengaruh Penambahan Latihan Kekuatan Otot Lengan dengan Metode Oxford pada Latihan Transfer

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA

GENERAL FITNESS TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

protein adalah bahan utama pembentuk otot. dengan control sikap (stabililisasi), dimana stabilisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai tuntutan lingkungan hidup terhadap dirinya, untuk dapat. dimiliki antara lain kemampuan untuk melakukan gerak, aktivitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk biopsikososial

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejayaan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil hasil prestasi yang diraih oleh para atlit dalam event - event cabang olah raga baik pada tingkat regional, nasional maupun internasional. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi para atlit diantaranya adalah latihan dan pembinaan yang terprogram dan berkesinambungan dengan ditunjang oleh status gizi yang baik dan memadai. Hasil prestasi yang diperoleh pada waktu pertandingan juga dipenggaruhi oleh fisik dan mental para atlit. Bila para atlit sering menggikuti event-event turnamen yang diadakan secara teratur maka dapat dilihat grafik perkembangan prestasinya. Olahraga sendiri merupakan suatu kebutuhan bagi manusia. Dianggap kebutuhan karena manusia adalah mahluk yang bergerak. Manusia dalam melakukan aktifitasnya tidak pernah terlepas dari proses gerak, sebab tidak ada kehidupan tanpa adanya gerakan. Olahraga sendiri bersifat universal. Dengan kata lain olahraga dapat dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat tidak memandang suku, ras, agama, latar belakang pendidikan, status ekonomi maupun jenis kelamin. Baik laki laki maupun perempuan dapat melakukan aktifitas olahraga tanpa pengecualian. Pencapaian prestasi olahraga memiliki beberapa komponen penting yang perlu menjadi perhatian. Komponen tersebut adalah kapasitas kerja kardiovaskuler, pulmonal, performa otot, fleksibilitas, agilitas, dan beberapa aspek 1

psikologi dan sosial. Performa otot sendiri terdiri dari kekuatan otot, daya tahan otot, dan makroskopik otot (Rusli Lutan 1988). Otot sebagai salah satu komponen yang dapat menghasilkan gerakan melalui kontraksinya membutuhkan suatu kekuatan untuk menghasilkan performance yang tinggi. Kerja otot yang maksimal dapat meningkatkan kemampuan kerja seseorang yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi individu dalam berolahraga. Maka dari itu untuk mendapatkan peforma yang baik diperlukan adanya kekuatan otot yang baik. Kekuatan otot adalah kemampuan maksimal dari otot untuk berkontraksi. Kekuatan otot ini dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin, ukuran cross sectional otot, jenis serabut otot, tipe kontraksi otot, ketersedian energi dalam aliran darah, hubungan antara panjang dan tegangan otot pada waktu kontraksi dan recruitmen motor unit (Mc. Ardle 1994). Kekuatan otot merupakan salah satu unsur fisik penting yang harus dimiliki oleh setiap orang, karena dengan kekuatan otot yang dimiliki seseorang dapat berjalan, berlari, mengangkat atau menahan beban guna memperlancar pekerjaaan sehari-hari. Karena itu tanpa didukung oleh kekuatan otot yang baik, orang tidak akan mampu bekerja dengan baik pula. Jika seseorang mempunyai otot yang kuat akan membuat kerja otot-otot sehari-hari menjadi lebih efisien. Otot-otot yang tidak terlatih karena suatu sebab. misalnya karena sakit, otot akan menjadi lemah bahkan bisa semakin kecil (artrophi). Secara umum serabut otot terbagi atas serabut otot cepat dan serabut otot lambat. Kedua serabut otot tersebut dikenal dengan istilah slow twicht muscle dan

fast twicht muscle. Pada otot tipe slow twitch (tipe 1) ketahanan terhadap kelelahan tinggi sehingga otot tersebut relatif memiliki daya tahan yang lebih baik. Sedang otot tipe fast twicth (tipe 2) memiliki ketahanan terhadap kelelahan rendah sehingga relatif lebih lemah (Mc Ardle.1994). Salah satu otot yang memiliki peran penting dalam beraktifitas olahraga adalah otot Quadiceps. Otot ini memiliki fungsi utama sebagai pengerak sendi lutut untuk gerakan ekstensi. Gerakan ekstensi sendiri memiliki peran penting dalam beberapa cabang olahraga seperti sepak bola, bulutangkis, basket, volly bahkan berlari. Otot Quadiceps adalah otot yang dominan memiliki serabut otot tipe II atau tipe fast twicth. Otot tipe fast twicth adalah otot yang memiliki serabut otot putih sehingga memiliki kontraksi otot cepat dan tajam. Sebagai otot tipe I yang merupakan penggerak sendi maka otot tersebut akan dapat dengan mudah mengalami peningkatan kekuatan otot bila di berikan latihan khususnya latihan beban. Kekuatan otot dapat ditingkatkan dengan melakukan suatu latihan. Latihan dapat dilakukan dengan menggunakan latihan weight training, dimana dengan latihan ini dapat terjadi penambahan jumlah sarkomer dan serabut otot (filamen aktin dan miosin yang diperlukan dalam kontraksi otot), sehingga dengan terbentuknya serabut-serabut otot yang baru maka kekuatan otot dapat meningkat. Latihan weight training dapat dilakukan antara lain dengan teknik latihan isometrik, isokinetik dan isotonik. Ketiga teknik latihan tersebut mempunyai pengaruh pada peningkatan kekuatan otot tetapi respon yang terjadi pada masingmasing teknik mempunyai ciri khas tersendiri. Latihan dengan teknik isotonik

merupakan suatu teknik latihan yang paling sering dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot. Latihan dengan teknik isotonik adalah latihan dinamik yang dilakukan dengan prinsip resisten / beban yang konstan dan ada perubahan panjang otot. Pada latihan isotonik dapat diberikan dengan beban atau sering disebut dengan heavy resistance exercise, yang merupakan metode paling berguna untuk latihan penguatan otot (Kendal. 1998). Karena latihan ini merupakan latihan yang dinamik maka latihan ini dapat meningkatkan tekanan intramuskuler dan menyebabkan peningkatan aliran darah, sehingga latihan ini tidak cepat menimbulkan kelelahan. Pada latihan isotonik ada beberapa metode yang dapat digunakan, diantaranya adalah metode Quadiceps Setting Exercise dan metode De Lorme. Metode Quadiceps Setting Exercise dan metode De Lorme merupakan metode isotonic resistance exercise. Isotonic resistance exercise adalah suatu bentuk latihan dengan melakukan gerakan dinamis melawan tahanan pada sepanjang lingkup gerak sendi (Kendal, 1998). Pada latihan metode De Lorme dilakukan dengan memberikan beban dari beban rendah ke tinggi. Sedangkan latihan Quadriceps Setting Execise diberikan dengan beban maksimal untuk menentukan beban yang akan digunakan untuk latihan. Secara struktur anatomis baik morfologis maupun histologis terdapat perbedaan antara laki laki dan perempuan. Perbedaan tersebut mulai tampak jelas pada akhir usia adolesen (remaja) yaitu pada kisaran umur 17 18 tahun. Perbedaan tersebut terjadi pada sistim kardiovaskuler dan respirasi, sistim

hormonal, sistim syaraf begitu juga sistim muskuloskeletal. Perbedaan pada sistim muskuloskeletal tampak pada bentuk tubuh dimana perempuan memiliki bahu yang lebih sempit dari laki laki. Selain itu pula perbedaan juga dapat terjadi pada struktur otot, dimana otot pada laki laki lebih sedikit mengandung lemak. Sehingga demikian kemampuan otot pada laki laki berpotensi memiliki kekuatan yang lebih besar dari perempuan. Perbedaan struktur antara laki laki dan perempuan juga berbeda dimana laki laki berpotensi memiliki kekuatan otot yang lebih kuat dibanding perempuan, maka dampak latihan juga dapat diduga berbeda. Perbedaan jenis kelamin ini termasuk juga dalam pengembangan kekuatan otot. Secara teori kekuatan otot diperoleh dari prinsip latihan beban yang bersifat overload, progressif dan dimulai dari otot besar ke otot kecil. Berdasarkan latar belakang diatas perlu diketahui bentuk metode latihan seperti apa yang bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan otot pada masing masing jenis kelamin, maka diangkat topik tersebut melalui suatu penelitian dan memaparkannya dalam penyusunan thesis dengan judul Perbedaan Pengaruh Pemberian Latihan Metode Quadriceps Setting Exercise dengan Latihan Metode De Lorme terhadap peningkatan kekuatan Otot Quadriceps ditinjau dari Jenis kelamin Prestasi seorang atlit sendiri dapat dinilai berdasarkan aktifitas fungsional yang dapat dikerjakannya. Aktifitas fungsional ini sangat bergantung pada kemampuan efisiensi dan efektifitas gerak yang dapat dilakukan. Untuk menilai efektifitas dan efisiensi gerak tersebut maka ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi hal tersebut, antara lain; fleksibilitas, keseimbangan/balance, koordinasi, daya tahan/endurance dan kekuatan otot. Kekuatan otot sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya gerakan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin, jenis, ukuran dan panjang otot, tipe kontraksi, neurologi, metabolisme dan psikologi. Hal ini berarti bahwa kekuatan otot pada setiap orang akan berbeda, walaupun pada orang normal (tidak dalam keadaan cidera). Pada keadaan cidera kekuatan otot akan mengalami penurunan. Penurunan ini akan dapat mengganggu aktiftas fisiknya dan pada olahraga akan menganggu pencapaian prestasi atlit. Pada kondisi normal (tidak dalam keadaan cidera) kekuatan otot dapat terus ditingkatkan agar dapat menghasilkan performance yang tinggi. Peningkatan kekuatan otot ini juga dapat diperoleh pada saat pemulihan pasca cidera. Peningkatan kekuatan otot ini dapat dilakukan dengan memberikan teknik latihan khususnya latihan strengthening. Dalam latihan khususnya latihan strengthening ada beberapa jenis teknik latihan yang dapat diaplikasikan, antara lain teknik latihan isometrik, isotonik dan isokinetik. Latihan isometrik adalah suatu jenis latihan statik kontraksi yaitu kontraksi muskular melawan tahanan tanpa ada perubahan panjang otot atau tidak diikuti oleh adanya gerakan sendi. Latihan isokinetik adalah suatu jenis latihan dinamik dimana kecepatan otot untuk memendek dan memanjang terjadi secara konstan. Latihan isotonik adalah suatu jenis latihan dinamis dengan kontraksi otot yang menggunakan resisten/beban yang tetap dan terjadi perubahan panjang otot pada lingkup gerak sendi.

Latihan isotonik sebagai latihan penguatan otot yang paling sering digunakan pada latihan dinamik mempunyai beberapa metode, antara lain; De Lorme, Oxford, Quadriceps Setting Exercise, Circuit Weight Training, dan Plyometric Training. Metode-metode ini merupakan metode isotonic resistance exercise yang pendekatannya dilakukan dengan meningkatkan kekuatan otot pada seluruh lingkup gerak sendi yang ada, sehingga aktifitas fungsional dari sendi tersebut dapat meningkat. Dalam latihan kekuatan perbedaan jenis kelamin akan mempengaruhi peningkatan kekuatan otot yang terjadi. Struktur otot yang terbentuk oleh jaringan yang lebih banyak memiliki jaringan kontraktil akan lebih mudah mengalami peningkatan. Selain itu pada laki laki unsur lean body mass lebih banyak dari perempuan. Kondisi ini pula yang dapat menyebabkan pengembangan kekuatan otot pada laki-laki dan perempuan akan berbeda. Evaluasi untuk mengetahui adanya peningkatan kekuatan otot dapat diketahui dengan cara pengukuran dynamometer, vertikal jump, computer assisted electromechanical dan satu repetisi maksimal. Dalam melakukan evaluasi baik diawal dan diakhir, penulis menggunakan tehnik 1RM (Repetisi Maksimum). B. Rumusan masalah Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah:

1. Apakah ada perbedaan pengaruh pemberian latihan beban metode Quadriceps Setting Exercise dengan De Lorme terhadap kekuatan otot Quadriceps. 2. Apakah ada perbedaan kekuatan otot Quadriceps antara laki- laki dan perempuan. 3. Apakah ada interaksi antara metode latihan beban dan jenis kelamin terhadap kekuatan otot Quadriceps C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian latihan metode Quadriceps Setting Exercise dengan De Lorme dan Perbedaan jenis kelamin terhadap peningkatan kekuatan otot Quadriceps. 2. Tujuan Khusus 1) Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian latihan beban metode Quadricep Setting Exercisedan De Lorme terhadap peningkatan kekuatan otot Quadriceps. 2) Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kekuatan otot Quadriceps pada laki laki dan perempuan. 3) Untuk mengetahui interaksi antara perbedaan metode latihan beban dan jenis kelamin terhadap peningkatan kekuatan otot Quadriceps. D. Manfaat penelitian

a. Pengembangan wawasan akan manfaat latihan metode latihan Quadriceps Setting Exercise dan latihan De Lorme. b. Untuk melihat pengaruh mana yang lebih tepat latihan metode Quadriceps Setting Exercis dan De Lorme dan terhadap peningkatan kekuatan otot Quadriceps. c. Dapat menjadi bahan referensi untuk program Latihan. d. Untuk memperoleh manfaat mengenai peningkatan kekuatan otot dalam aktifitas olahraga