BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal
|
|
- Yuliani Kusumo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal tersebut dibuktikan oleh banyaknya klub-klub sepak bola yang ada dan penggemar yang tidak sedikit. Pengeloaan dan pembinaan olahraga sepak bola dilakukan oleh organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di bawah pengawasan Kementerian Pemuda dan Olahraga. Meskipun olahraga ini sudah dikenal hingga pelosok negeri, tetapi atlet sepak bola Indonesia belum menunjukkan prestasi yang memuaskan (Depkes RI, 2002). Berdasarkan ranking FIFA, Indonesia hanya mampu` menempati posisi 173 dunia (FIFA, 2016). Sepanjang sejarah SEA Games, Indonesia terhitung hanya meraih 2 gelar juara yaitu pada tahun 1987 dan 1991, selebihnya gagal merajai gelar juara bergengsi se-asean. Pada tahun 2016, Indonesia hanya menjadi runner-up dalam ajang Piala AFF. Pengembangan potensi yang dimiliki oleh atlet sepak bola dilakukan oleh pemerintah. Berbagai upaya pengembangan olahraga sepak bola dilakukan mulai dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Salah satu pengembangan atlet sepak bola tingkat daerah adalah melalui Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (Bapomi). Bapomi merupakan organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab mengelola, membina, mengembangkan, dan mengoordinasikan setiap pelaksanaan kegiatan olahraga mahasiswa, termasuk Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di bidang sepak bola (Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia, 2017). Badan ini sangat mendukung pengembangan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sepak bola pada setiap universitas. Sepak bola pada 1
2 2 tingkat Unit Kegiatan Mahasiswa ini menjadi penting sebagai langkah nyata untuk pembibitan atlet dan menjadi ajang mengembangkan minat dan bakat mahasiswa. Keberhasilan atau kegagalan atlet dalam meraih prestasi optimal dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain genetik, potensi dan kemampuan dasar, pelatihan dan program latihan keterampilan teknik dan skill atlet, sosial, sarana, prasarana, cuaca, iklim, psikologis, fungsi organ tubuh dan gizi (Driskell dan Wolinsky, 2011). Persiapan strategi sebelum, selama, dan setelah pertandingan menjadi kunci keberhasilan performa yang optimal (Al-Masri dan Bartlett, 2011). Sepak bola merupakan olahraga yang mengombinasikan olahraga aerobik dan anaerobik. Seorang atlet sepak bola harus mampu untuk melakukan pertandingan selama 90 menit dengan gerakan berlari, menggiring bola, mengoper, dan menendang bola yang dilakukan secara berulang. Untuk itu, diperlukan kondisi fisik, penguasaan teknik, strategi, serta kemampuan mental yang baik. Kondisi fisik atau kebugaran menjadi unsur yang sangat menentukan dalam pertandingan sepak bola. Kebugaran dikelompokkan menjadi 2 yaitu kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan (health related fitness) dan kebugaran yang berhubungan dengan keterampilan (skill related fitness) (Rink dkk, 2011). Macam komponen dari health related fitness yaitu daya tahan jantung, kekuatan otot, keseimbangan tubuh, daya tahan otot, serta kelentukan. Sementara itu, skill related fitness antara lain kecepatan, kelincahan, daya ledak, koordinasi, keseimbangan serta ketepatan (American College Sport Medicine, 2013). Menurut Arnason dkk (2004) dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
3 3 antara kebugaran jasmani dan performa, didapatkan hasil bahwa kekuatan otot tungkai berkorelasi dengan kesuksesan penampilan tim. Komponen health related fitness yang sangat erat kaitannya dengan olahraga sepak bola adalah kekuatan dan daya tahan otot. Kekuatan otot merupakan kemampuan otot dalam usaha melawan tegangan dalam satu usaha yang maksimal. Kekuatan otot yang baik dalam permainan sepak bola diperlukan untuk berlari, menggiring bola, menendang bola, mempertahankan keseimbangan tubuh, dan mencegah terjatuh saat berbenturan dengan lawan. Daya tahan otot adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi secara berulang dalam waktu yang lama. Seorang pemain sepak bola harus memiliki daya tahan otot yang mumpuni agar otot dapat berkontraksi secara terus menerus dalam waktu 90 menit selama pertandingan. Kebugaran pada seorang atlet sepak bola dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain latihan, genetik, umur, jenis kelamin, asupan gizi, status gizi, kebiasaan merokok, dan keadaan kesehatan (Roji, 2006). Untuk mengoptimalkan kebugaran pada atlet, banyak hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah memperhatikan asupan nutrisinya (Driskell dan Wolinsky, 2011). Penilaian status gizi dilakukan untuk mengetahui status gizi atlet. Status gizi sangat menentukan penampilan atlet saat pertandingan. Status gizi dapat ditentukan dengan pengukuran antropometri, biokimia, fisik dan klinis, serta asupan. Penilaian status gizi berdasarkan asupan diet, antara lain penilaian terhadap asupan karbohidrat, lemak, protein, dan hidrasi. Menurut Supriyanti (2013) atlet dengan status gizi baik mempunyai kebugaran tubuh yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh Veronica dkk (2013) pada atlet remaja menunjukkan bahwa dari 51 subjek yang dijadikan sampel, sebesar 70,59 % mengalami asupan energi yang tidak adekuat,
4 4 asupan karbohidrat defisit sebesar 94,12%, asupan lemak kurang yaitu 60,78%, dan asupan protein kurang sebesar 64,70%. Di samping itu, penelitian yang dilakukan oleh Penggalih dkk (2016) kepada atlet stop and go sport tentang identifikasi asupan gizi, diperoleh kesimpulan bahwa rerata pemenuhan kebutuhan karbohidrat kurang, rerata pemenuhan lemak berlebih, serta asupan protein kurang. Asupan makan dan status gizi berpengaruh signifikan terhadap tingkat kebugaran atlet sepak bola Jember United FC (Bagustila dkk, 2015). Asupan zat gizi berupa karbohidrat, protein, dan lemak menjadi substrat dalam pembentukan energi yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Oleh karena itu, asupan seorang atlet harus lah adekuat sesuai dengan usia dan aktivitas fisiknya untuk menunjang penampilan saat bertanding (Kemenkes, 2014). Pengaturan diet bagi seorang atlet harus tepat mulai dari sebelum, selama, dan setelah pertandingan. Zat gizi makro yang berperan adalah lemak, protein, dan karbohidrat. Lemak digunakan pada olahraga dengan intensitas rendah dan durasi lama, seperti untuk berlari dengan jarak yang jauh. Penelitian yang dilakukan oleh Abernethy dkk (2004) menunjukkan bahwa tingginya konsumsi lemak pada atlet memiliki korelasi yang positif terhadap lemak tubuh. Asupan protein adekuat pada atlet juga bermanfaat untuk mempertahankan imunitas, meningkatkan jaringan otot, dan mempercepat pemulihan setelah latihan. Selain itu, diet tinggi karbohidrat sebelum pertandingan pada olahraga yang sifatnya lama dapat menunda kelelahan otot dan mendukung performa (Mahan dan Raymond, 2012). Menurut Kerksick dkk (2006), menyatakan bahwa tingkat kecukupan energi dan protein yang defisit akan menyebabkan penurunan massa otot, yang akan berpengaruh negatif terhadap kekuatan otot pemain. Hal ini harus menjadi perhatian karena menurut Penggalih dkk (2016) pemenuhan kebutuhan
5 5 karbohidrat dan protein masih kurang pada atlet go and sport, padahal pemenuhan energi yang adekuat sangat diperlukan untuk menunjang penampilan di lapangan. Komposisi tubuh merupakan salah satu faktor yang berperan dalam performa atlet. Komposisi tubuh dapat berpengaruh terhadap daya tahan aerobik, keceparan, keseimbangan dan power seorang atlet (Fink dan Mikesky, 2017). Menjaga komposisi tubuh agar tetap ideal antara persentase lemak dan massa otot menjadi pekerjaan yang penting dalam rangka menjaga berat badan ideal atlet. Hal ini dapat berpengaruh pada kekuatan, ketangkasan, dan penampilan. Perbandingan antara massa lemak (fat mass) dan massa selain lemak (lean mass) menentukan performa dalam hal kecepatan (Rodriguezdkk, 2010). Komposisi tubuh seorang atlet berbeda karena perbedaan faktor jenis kelamin yang dapat mempengaruhi sekresi hormon steroid. Selain itu, perbedaan jumlah dan jenis otot pada atlet laki-laki dan perempuan juga menjadi salah satu faktor penentu komposisi tubuh atlet (Driskell dan Wolinsky, 2011). Penelitian oleh Rasmussen (2000), membuktikan bahwa peningkatan sintesis protein secara perlahan akan mengakibatkan hipertrofi otot yang akan menambah massa otot. Penambahan massa otot ini akan berpengaruh positif terhadap kekuatan otot. Penelitian mengenai asupan gizi dan komposisi tubuh yang berhubungan dengan kekuatan dan daya tahan otot belum banyak dilakukan. Selain itu, penelitian mengenai kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan belum banyak dilakukan pada subjek pemain sepak bola UKM. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara asupan gizi makro dan komposisi lemak tubuh terhadap kekuatan dan daya tahan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta.
6 6 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana hubungan antara asupan zat gizi makro dan komposisi lemak tubuh pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta? 2. Bagaimana hubungan antara asupan zat gizi makro terhadap kekuatan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta? 3. Bagaimana hubungan antara asupan zat gizi makro terhadap daya tahan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta? 4. Bagaimana hubungan antara komposisi lemak tubuh terhadap kekuatan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta? 5. Bagaimana hubungan antara komposisi lemak tubuh terhadap daya tahan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta? 6. Bagaimana hubungan antara pola latihan terhadap kekuatan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta? 7. Bagaimana hubungan antara asupan zat gizi makro, komposisi lemak tubuh, dan frekuensi latihan terhadap kekuatan otot?
7 7 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara antara asupan zat gizi makro dan komposisi lemak tubuh terhadap kekuatan dan daya tahan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) didaerah Istimewa Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi profil asupan zat gizi makro pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta. b. Mengidentifikasi profil komposisi tubuh pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta. c. Mengidentifikasi profil kekuatan otot dan daya tahan otot pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta. d. Mengetahui hubungan antara asupan zat gizi makro dan komposisi tubuh terhadap kekuatan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta. e. Mengetahui hubungan antara asupan zat gizi makro dan komposisi tubuh terhadap daya tahan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta. f. Mengetahui hubungan antara pola latihan terhadap kekuatan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta. g. Mengetahui besar hubungan asupan zat gizi makro, komposisi lemak tubuh, dan latihan terhadap kekuatan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta.
8 8 D. Manfaat 1. Bagi peneliti Mengetahui hubungan antara asupan zat gizi makro dan komposisi lemak tubuh terhadap kekuatan dan daya tahan otot pada pemain sepak bola Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Bagi atlet a. Menjadi motivasi pada atlet agar dapat membentuk komposisi tubuh yang ideal untuk seorang atlet sepak bola b. Memberikan informasi bagaimana asupan gizi makro dan komposisi tubuh dapat berperan terhadap kebugaran. c. Memberikan pengetahuan agar atlet mampu meraih prestasi maksimal 3. Bagi pelatih Memberikan dasar untuk skrining atlet dalam proses seleksi. 4. Bagi institusi atau pemerintah Menjadi dasar bagi pemerintah atau institusi dalam pengambilan kebijakan dalam proses pembibitan atlet. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi makro dan komposisi tubuh terhadap kekuatan dan daya tahan otot pada pemain sepak bola mahasiswa di Yogyakarta. Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan, antara lain: 1. Penelitian dari Andhini (2011) dengan judul Hubungan antara Asupan Zat Gizi dan Komposisi Lemak Tubuh dengan Kapasitas Daya Tahan Tubuh Atlet di Sekolah Atlet Ragunan Jakarta yang bertujuan untuk menganalisis
9 9 karakteristik sampel berdasarkan pengukuran antropometri, status gizi dan komposisi lemak tubuh, menganalisis tingkat konsumsi energi dan zat gizi para atlet di sekolah atlet ragunan Jakarta, menganalisis hubungan antara asupan makanan dengan kapasitas daya tahan tubuh atlet, serta menganalisis hubungan antara komposisi lemak tubuh dengan kapasitas daya tahan tubuh atlet. Metode yang digunakan adalah cross sectional. Hasil penelitian ini yaitu ada hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi dan VO2max (r = 0,612; p<0,05) dan hubungan signifikan antara persentase lemak tubuh dan VO 2max (r = -0,651; p<0,05).persamaan dengan penelitian ini adalah (a) pengukuran asupan zat gizi dan (b) pengukuran komposisi lemak tubuh. Sedangkan perbedaan dengan penelitian ini adalah (a) menilai asupan makro dan mikro, (b) mengukur kapasitas daya tahan jantung, dan (c) dilakukan pada atlet bulu tangkis, atletik, dan gulat. 2. yang bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh, persen lemak tubuh, dan asupan zat gizi dengan kekuatan otot. Metode yang digunakan yaitu cross sectional. Hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan persen lemak tubuh dengan kekuatan otot (r=- 0,670; p=0,024) dan hubungan asupan protein dengan kekuatan otot (r=0,624; p=0,04). Persamaan dengan penelitian ini adalah (a) pengukuran persen lemak tubuh, (b) penilaian asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat, dan (c) pengukuran kekuatan otot. Perbedaan
10 10 dengan penelitian ini yaitu (a) pengukuran terhadap Indeks Massa Tubuh (IMT) dan (b) subjeknya adalah atlet basket. 3. Penelitian dari Rossi et. al (2015) berjudul between Nutritional Knowledge, Body Composition, Dietary Intake, and Power in Female Athlete yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi, komposisi tubuh, asupan diet, dan daya ledak pada atlet perempuan. Metode yang digunakan adalah cross sectional. Hasil yang diperoleh yaitu tidak ada hubungan yang signifikan (p>0,5) antarvariabel dalam grup maupun antarcabang olahraga. Persamaan dengan penelitian ini, antara lain (a) mengukur komposisi tubuh, (b) mengukur asupan zat gizi, dan (c) pengukuran terhadap kekuatan otot. Perbedaan dengan penelitian ini, yaitu (a) pengukuran terhadap pengetahuan gizi, (b) subjek adalah atlet wanita cabang olahraga basket dan softball, serta (c) penelitian dilakukan di Amerika Serikat. 4. Penelitian Persentase Lemak Tubuh, Somatotype dengan Kelincahan Atlet Pencak Silat Kategori Tanding Pelatihan Daerah (Pelatda) Daerah Istimewa hubungan antara asupan lemak, persentase lemak tubuh, dan somatotype terhadap kelincahan atlet pencak silat di Pelatda Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah analitik cross sectional dengan rancangan observasional. Hasil yang diperoleh yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan lemak dengan persentase lemak tubuh, somatotype dan kelincahan. Terdapat hubungan signifikan antara persentase lemak tubuh dengan komponen endomorphy (r=0,881) dan
11 11 hubungan signifikan antara persentase lemak tubuh dan komponen mesomorphy (r=0,557). Persamaan dengan penelitian ini adalah mengukur asupan lemak dan mengukur komposisi lemak tubuh. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu (a) dilakukan pengukuran somatotype, (b) dilakukan pengukuran kelincahan, serta (c) subjek yang diteliti adalah atlet pencak silat
BAB I PENDAHULUAN. golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang diminati semua golongan, mulai dari golongan muda sampai tua. Sepak bola adalah permainan beregu yang berisi dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia. Saat ini, pencak silat sendiri sudah dipertandingkan diberbagai ajang kompetisi olahraga internasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia olahraga sangat erat kaitannya dengan pencapaian prestasi atlet. Prestasi yang diraih ditandai dengan keberhasilan atlet dalam mencapai suatu prestasi baik di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prestasi olahraga Indonesia mengalami keadaan pasang dan surut. Pada
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Prestasi olahraga Indonesia mengalami keadaan pasang dan surut. Pada tiga periode SEA Games berturut-turut, yaitu tahun 2007, 2009, dan 2011, peringkat perolehan medali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang popular dan banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat Indonesia sudah melekat kecintaanya terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa adalah siswa pada perguruan tinggi yang memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan sebagai remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kesehatan olahraga merupakan upaya kesehatan yang memanfaatkan olahraga atau latihan fisik untuk meningkatkan derajat kesehatan. Dengan olahraga atau latihan fisik yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jepang yang terdiri dari dua kata yaitu kara dan te, jika disatukan dalam satu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktifitas fisik atau jasmani yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kebugaran dan stamina tubuh. Salah satu cabang olahraga yang banyak digemari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu yang membutuhkan daya tahan jantung paru. Kesegaran jasmani yang rendah diikuti dengan penurunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Olahraga adalah segala bentuk aktivitas fisik kompetitif yang biasanya dilakukan melalui partisipasi santai atau terorganisi, bertujuan untuk menggunakan, memelihara
Lebih terperinciMETODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
17 METODE Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2011 di lingkungan Kampus (IPB)
Lebih terperincidimainkan oleh laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, dan orang tua. Di yang cukup menggembirakan, namun dalam kancah sepak bola internasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan permainan paling populer di dunia saat ini. Sepak bola berkembang pesat dikalangan masyarakat karena permainan ini dapat dimainkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Serikat pada tahun 1891 dari sebuah sekolah pelatihan fisik (Young Men s
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga bolabasket banyak digemari oleh masyarakat seluruh dunia termasuk di Indonesia. Olahraga ini pertama kali dikenalkan di negara Amerika Serikat pada
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
21 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2011 di SMP/SMA Ragunan
Lebih terperinci2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan kegiatan yang banyak digemari hampir oleh seluruh warga dunia terutama oleh masyarakat indonesia baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Glukosa darah adalah salah satu gula monosakarida dan salah satu sumber karbon terpenting yang digunakan sebagai sumber energi yang adekuat bagi sel-sel, jaringan,
Lebih terperinciANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016
ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 016 Osa Maliki 1), Husnul Hadi ), Ibnu Fatkhu Royana 3) Universitas PGRI Semarang osamaliki04@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciSpecific Dynamic Action
Kebutuhan Energi Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi. Komponen-komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak. yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan performance.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebugaran fisik adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan seharihari dengan bertenaga dan penuh kesiagaan, tanpa kelelahan yang tidak semestinya dan dengan cukup energi,
Lebih terperinciPROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang lalu dengan beberapa aturan permainan yang cukup menarik dan mudah diterima oleh kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang mempunyai dampak positif terhadap derajat kesehatan, oleh karena itu olahraga dianjurkan untuk
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii PENGESAHAN SKRIPSI... iv SURAT PERNYATAAN... v RIWAYAT HIDUP... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK DENGAN KESEGARAN JASMANI ANAK SEKOLAH DASAR DI SD N KARTASURA I SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperinciMETODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data
22 METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menggambarkan hubungan antara asupan makanan dan komposisi lemak tubuh terhadap kapasitas daya tahan tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori perkembangan
Lebih terperinciGANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK BOLA IKOR FIK UNESA
Jurnal Pembelajaran Olahraga http://ojs.unpkediri.ac.id/index.php/pjk/index Volume 3 Nomor 1 Tahun 2017 GANGGUAN PERILAKU MAKAN DAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI PROTEIN TERHADAP KEBUGARAN JASMANI PEMAIN SEPAK
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran, selain itu olahraga juga dapat ditunjukkan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data
29 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Desember 2011 di SMA Ragunan
Lebih terperinciHUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG Didi Yudha Pranata 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan tingkat VO 2 max
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaannya sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti. Serta meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. gizi olahraga yang benar dan professional (Depkes RI, 2002).
74 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan sepakbola membutuhkan daya tahan fisik yang tinggi untuk melakukan aktifitas secara terus menerus dalam waktu lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan aktivitas fisik. Latihan fisik merupakan aktivitas fisik yang tumbuh dan berkembang seiring dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan olahraga sepakbola adalah salah satu permainan yang digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola dibutuhkan kondisi fisik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan segala kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan bergerak, bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola sangat cepat sehingga begitu populer dan mendunia di berbagai lapisan masyarakat. Sepak bola merupakan
Lebih terperinciMEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA
MEMBANGUN PRESTASI OLAHRAGA BERDASAR ILMU OLAHRAGA Oleh: Sb Pranatahadi JARUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEORI DAN METODOLOGI LATIHAN: Anatomi Fisiologi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan pada saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tegantung pada pemain
Lebih terperinciGIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes
GIZI KESEHATAN MASYARAKAT Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes Introduction Gizi sec. Umum zat yang dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh. Gizi (nutrisi)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah. kesegaran jasmani, dan prestasi (Nala, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya, sesuai dengan tujuuannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga semakin lama mendapat tempat di dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam pencegahan penyakit. Hal ini ditunjukan dari peran masyarakat
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak
BAB V PEMBAHASAN A. Asupan Karbohidrat Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan food recall 1 x 24 jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak latihan diketahui bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena melakukan olahraga yang baik dan benar serta berkelanjutan dapat meningkatkan kebugaran jasmani.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga sepak bola merupakan salah satu permainan yang memasyarakat dan digemari hampir semua orang. Orang bukan saja gemar memainkannya tetapi juga
Lebih terperinci2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan salah satu kesatuan yang memiliki tujuan cukup luas antaranya adalah untuk prestasi, pendidikan, dan sebagai aktivitas untuk kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga futsal merupakan cabang olahraga yang sudah tidak asing lagi dimasyarakat dan banyak penggemarnya baik dikalangan anak-anak sampai dewasa. Futsal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang digemari oleh masyarakat. Popularitas futsal tidak saja dikenal sebagai olahraga prestasi, namun
Lebih terperinciTINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY
1 Tingkat Kesegaran Jasmani... (Taradita Larasati) TINGKAT KESEGARAN JASMANI ATLET UKM TENIS LAPANGAN UNY LEVEL OF PHSYCIAL FITNESS UKM TENNIS ATHLETE Oleh: Taradita Larasati, Fakultas Ilmu Keolahragaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
25 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Contoh Penelitian ini menggunakan contoh mahasiswa mayor Ilmu Gizi tahun ajaran 2009 yang mengikuti mata kuliah Gizi Olahraga. Jumlah contoh awal dalam penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola adalah olahraga yang membutuhkan kekuatan, daya ledak otot, kecepatan, kelincahan, serta daya tahan jantung dan paru (Depkes, 2002).Sepak bola adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu
15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prestasi olahraga yang menurun bahkan di tingkat ASEAN menjadi suatu keprihatinan tersendiri bagi kondisi olahragawan profesional di Indonesia. Untuk membina seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat aktifitas fisik manusia semakin berkurang. Hal tersebut menyebabkan aktifitas gerak yang sedikit
Lebih terperinciMODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET
MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET Pendahuluan Prestasi olahraga yang tinggi perlu terus menerus dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Salah satu faktor yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan sesuatu yang tidak ternilai harganya sehingga kita wajib menjaga kesehatan salah satunya dengan olahraga. Pada masa yang serba canggih sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang diminati di berbagai penjuru dunia, dikarenakan bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dapat dimainkan oleh berbagai
Lebih terperinciYADY SUPRIYATNA, 2014 KONTRIBUSI TINGKAT VO2 MAX TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI DALAM OLAHRAGA BULUTANGKIS
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peneltian Permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sering dimainkan oleh masyarakat Indonesia. Peraturannya yang sederhana membuat bulutangkis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin ketatnya tingkat kompetisi antar individu, kelompok, masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan adalah melalui pendekatan ilmiah. Menurut Cholik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Dalam berolahraga individu mempunyai tujuan yang berbeda-beda, antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mempermudah jalan tercapainya prestasi yang tinggi, pemerintah saat sekarang ini sangat berperan aktif dalam meningkatkan prestasi dalam berbagai cabang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup tidak hanya bergantung pada makanan tetapi juga minuman, karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Manusia dapat hidup beminggu minggu tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang Olahraga sepakbola merupakan salah satu cabang Olahraga yang saat ini sudah memasyarakat disemua lapisan masyarakat, baik dari usia anakanak, remaja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri seseorang. Keadaan atau gambaran seseorang dalam berfikir dengan cepat dan tepat dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi dibidang olahraga didukung oleh penerapan ilmu pengetahuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan salah satu bentuk aktifitas fisik yang memiliki dimensi kompleks. Dalam berolahraga team mempunyai tujuan yang berbedabeda, antara lain untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kesegaran Jasmani 2.1.1. Definisi Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani sering juga disebut kebugaran jasmani atau physical fitness. Kesegaran jasmani merupakan hal yang rumit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, memelihara kesegaran jasmani (fitness) atau sebagai terapi untuk memperbaiki kelainan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan olahraga, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya peranan olahraga dalam kehidupan manusia, dan sebagai usaha ikut serta memajukan manusia Indonesia berkualitas, maka pemerintah Indonesia mengadakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat juga keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinan setiap orang hidup produktif dan ekonomis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan sebagai suatu hiburan bahkan suatu permainan untuk peningkatan kondisi tubuh atau sebagai prestasi
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Studi DIV Fisioterapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari Abu Hurairah RA, beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah, dan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu aktifitas tubuh tidak hanya jasmani tetapi juga rohani. Olahraga sudah menjadi bagian dari kegiatan masyarakat. Kegiatan ini biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Adanya pergeseran budaya dari budaya gerak menjadi budaya diam menyebabkan terjadinya permasalahan pada aspek kesegaran jasmani. Hal ini disebabkan oleh dampak teknologi
Lebih terperinci2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tubuh ideal dan sehat menjadi dambaan bagi semua orang karena hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri dalam pergaulan serta tampil sehat dalam setiap kesempatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sepakbola merupakan olahraga yang sangat populer di dunia. Beberapa tahun terakhir, Sekolah Sepak Bola (SSB) banyak berdiri di Indonesia. Mulai dari SSB yang profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat, sedangkan secara khusus pembinaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Obesitas dan Persentase Lemak 2.1.1 Prevalensi Obesitas Secara global, prevalensi obesitas telah meningkat sejak tahun 1980 dan peningkatannya sangat cepat. 11
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air memenuhi sekitar 60-65% berat badan orang dewasa. Kandungan air tubuh (body water) berbeda antar manusia tergantung proporsi jaringan otot dan jaringan lemak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek mental dan fisik tidak dapat dipisahkan dari kegiatan para atlet dalam meraih prestasi. Motif menjadi pendorong seseorang untuk berlatih atau meraih prestasi terbaik
Lebih terperinciPemanfaatan Energi dalam Olahraga
Pemanfaatan Energi dalam Olahraga MIRZA HAPSARI SAKTI TP, S.GZ. RD., MPH BLOK KESEHATAN OLAHRAGA FK UII Rabu, 16 September 2015 Jenis Sistem Energi dalam Olahraga 1. Sistem energi Aerobik : butuh oksigen
Lebih terperinci2015 PROFIL KONDISI FISIK ATLET BOLA BASKET PUTRI TINGKAT SMA SE-JAWA BARAT
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bola basket atau dalam bahasa indonesia berarti bola keranjang merupakan olahraga yang populer. Permainan bola basket merupakan cabang olahraga yang makin
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat
METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di Cipayung, Bogor. Pemilihan tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa anak dan remaja adalah masa dimana manusia. mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik secara
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masa anak dan remaja adalah masa dimana manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan fisik secara pesat. Pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik
Lebih terperinciANALISIS STATUS GIZI PEMAIN PERSATUAN SEPAK BOLA UNNES SKRIPSI
ANALISIS STATUS GIZI PEMAIN PERSATUAN SEPAK BOLA UNNES SKRIPSI diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Sains pada Universitas Negeri Semarang Oleh Fajar Arif Indrajaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan fisik sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik merupakan salah satu upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam permainan sepakbola banyak faktor-faktor yang dibutuhkan sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan aktivitas fisik yang berfungsi untuk menjaga kekuatan fisik dan kesehatan tubuh, serta penting untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Minat masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusatpusat kebugaran tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan modern olahraga telah menjadi tuntutan dan kebutuhan hidup agar lebih sehat.1 Olahraga adalah aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, berulang,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Tahan Tubuh (Endurance) 1. Pengertian Menurut Toho Cholik Mutohir dan Ali Maksum (2007) daya tahan umum adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas terus-menerus (lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman modern sekarang ini olahraga sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik. Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pentingnya olahraga itu sendiri. Menurut Sumarjo (2002) yang dikutip Deva
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan olahraga di Indonesia saat ini semakin maju, hal ini tidak lepas dari peran serta masyarakat yang semakin sadar dan mengerti betapa pentingnya olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap atlet pastilah memiliki tujuan untuk mencapai performa maksimal dalam setiap pertandingan yang diikutinya, sehingga dapat menghasilkan prestasi yang baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan psikologis dan fisik, pencarian identitas juga membentuk hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebugaran dibutuhkan oleh setiap orang agar dapat menjalani kegiatannya. Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT DI KLUB SMP NEGERI 01 NGUNUT TULUNGAGUNG JURNAL
HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN KARDIORESPIRASI ATLET PENCAK SILAT DI KLUB SMP NEGERI 01 NGUNUT TULUNGAGUNG JURNAL EKO ANDI SUSILO 096484002 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Kegiatan ini pun dalam perkembangannya
Lebih terperinci