BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Proses Perancangan Produk Mulai Perencanaan dan Penjelasan Produk Analisis Kebutuhan Pasar Pertimbangan Perancangan Perancangan konsep produk Menentukan konsep produk Penetapan spesifikasi produk Klarifikasi tujuan perancangan Perancangan bentuk Pemilihan material Tahap penetapan fungsi Menentukan lay out awal Perancangan detail Penyelesaian perhitungan Hasil perhitungan Teknikal drawing Selesai Gambar 3.1. Diagram alir proses perancangan Mesin Pengiris Singkong 33
3.1.1. Teori Desin Perancangan Mendesain berarti menjabarkan ide yang dimiliki untuk menyelesaikan suatu masalah. Dengan diperolehnya ide diperlukan suatu metode yang dapat diguanakn untuk mewujudkan ide tersebut hingga menghasilkan sebuah karya yang rill dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Secara keseluruhan langkah kerja yang terdapat dalam VDI 2221 terdiri dari 7 (tujuh) tahap, yang dikelompokan menjadi 4 (empat fase) yaitut: 1. Penjabaran tugas(clarification of Task) Penjabaran tugas ini meliputi informasi mengenai permasalahan dan kendala-kendala yang di hadapi, kemudian disusun suatu daftar persyaratan mengenai rancangan yang akan dibuat. 2. Penentuan konsep rancangan(conceptua ldesign) Penentuan konsep rancangan ini meliputi tiga langkah kerja yaitu: a. Menentukan fungsi dan strukturnya b. Mencari prinsip solusi dan strukturnya c. Menguraikan menjadi varian yang dapat di realisasikan 3. Perancangan wujud (Embodiment Design) Pada perancangan wujud ini dimulai dengan menguraikan rancangan kedalam modul-modul yang diikuti oleh desain awal dan desain jadi. 4. Perancangan rinci(detai ldesign) Perancangan rinci ini merupakan proses perancangan dalam bentuk gambar, yang meliputi gambar yang tersusun dan gambar yang detail termasuk daftar komponen, spesifikasi bahan, toleransi dan sebagainya. 34
Pada fase ini semua pekerjaan didokumentasikan sehingga pembuatan produk dapat dilaksanakan oleh operator atau insinyur lain yang ditunjuk. 3.2. Metode Perancangan Pahl And Beitz Dalam metode perancangan Pahl and Beitz terdapat 4 fase, yaitu : fase perancangan produk, fase perancangan konsep produk, fase perancangan bentuk produk, dan fase detail produk. 3.2.1. PerencanaanProduk dan Penjelasan Produk Pada fase ini dikumpulkan informasi tentang semua persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk, prediksi kendala yang akan dialami dalam pembuatan produk dan juga batasan fungsi dari produk yang direncanakan. Hasil fase ini adalah spesifikasi produk yang didetailkan dalam detail teknis. Fase ini akan memberikan hasil hasil yang baik bila memperhatikan kondisi pasar dan keadaan ekonomi suatu negara dimana produk tersebut akan dipasarkan. 1. Langkah-Langkah Analisis Kebutuhan Berdasarkan pernyataan kebutuhan diatas, maka diperlukan beberapa langkah analisa kebutuhan untuk memperjelas tugas perencanaan mesin pengiris singkong. a. Pernyataan Dibutuhkan mesin pengiris singkong untuk skala rumah tangga dengan harga terjangkau ekonomi menengah kebawah. b. Spesifikasi Tenaga Penggerak Tenaga penggerak tidak lagi menggunakan tenaga manusia sebagai sumber tenaga penggerak utamanya, melainkan dengan menggunakan tenaga penggerak lain. Dibutuhkan tenaga penggerak untuk menghasilkan irisan singkong ± 1 kg/ menit. c. Standar Penampilan Konstruksi mesin pengiris singkong ini telah disesuaikan dengan kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dalam pengoperasiannya bagi 35
pengguna. Mesin ini memiliki dimensi yang tidak cukup besar, sehingga mesin ini dapat dengan mudah dipindah tempatkan dari satu tempat ke tempat lain. d. Target keunggulan produk Sasaran yang ingin dicapai pada mesin pengiris singkong tersebut adalah : Proses pembuatan mudah Proses pembuatan yang mudah dilakukan dan tidak memerlukan alatkhusus yang jarang terdapat di pasaran dalam memproduksi mesin tersebut. Biaya produksi terjangkau Dibandingkan dengan mesin serupa yang terdapat di pasaran, biaya untukproses produksi mesin tersebut dapat dikatakan relatif terjangkau oaleh kalangan masyarakat. Bahan baku mudah dicari Bahan baku yang digunakan dalam konstruksi mesin merupakan bahanbaku yang umum terdapat di pasaran sehingga mudah dicari namun memiliki kualitas yang baik. Pengoperasia mudah Cara pengoperasian mesin cukup mudah, hanya dengan memposisikansaklar pada keadaan On lalu arahkan singkong ke piringan rumah pisau hingga singkong teriris sesuai keinginan. Pemeliharaan dan perawatan mudah Pemeliharaan mesin yang cukup sederhana untuk dilakukan setiap hari,dengan memberi pelumas pada bearing / bantalan poros sehingga lancar dan membersihkan bagian saluran dan poros yang terkena sisa potongan singkong setelah digunakan. 3.2.2. Perancangan konsep produk Dalam proses ini beberapa alternatif konsep produk akan dikembangkan dan dievaluasi berdasarkan kriteria yanangan bentuk produk.g 36
ditetapkan, seperti kriteria teknis, ekonomis dan sebagainya. Konsep produk yang memenuhi kriteria akan diproses pada fase perancangan bentuk produk. 1. Tuntutan Perancangan Konsep Produk Berdasarkan uraian pertimbangan perencanaan dapat diuraikan menjadi tuntutan perencanaan. Tuntutan perencanaan mesin pengiris singkong terdiri dari: a. Tuntutan Konstruksi Konstruksi atau rangka mesin dapat menahan beban dan juga getaran saat mesin sedang dioperasikan. Perawatan dapat dilakukan pada konstruksi mesin tanpa harus membongkar mesin secara keseluruhan. b. Tuntutan Ekonomi Biaya yang dibutuhkan relatif murah atau terjangkau. Perawatan mesin dapat dilakukan dengan mudah dan murah. c. Tuntutan Fungsi Tidak lagi menggunakan tenaga manusia sebagai tenaga penggerak utamanya melainkan diganti dengan sumber tenaga lain. Kecepatan putaran mesin dapat diatur sesuai dengan kebutuhan saat kerja. d. Tuntutan pengoperasian Proses pengoperasian mesin cukup mudah tanpa pengaturanpengaturan yang sulit dipahami oleh operator. Mesin ini tidak menuntut pemakaianya untuk harus mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi dn juga keahlian khusus untuk mengoperasikan. e. Tuntutan Keamanan Komponen-komponen mesin yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja operator, dibutuhkan pelindung atau pengamanan dalam bentuk komponen yang sesuai. 37
f. Tuntutan Ergonomis Mesin tersebut tidak memerlukan ruangan yang luas atau lebar karena ukuranya tidak terlalu besar. Mesin tersebut dapat dipindah-pindah tempat sesuai dengan keadaan dan kebutuhan karena bobot mesin yang tidak terlalu berat. 3.2.3. Perancangan Bentuk Produk Pada fase ini perancangan bentuk produk, komponen-komponen yang telah ditentukan dalam fase sebelumnya dan telah digambarkan dalam bentuk sketsa akan disusun agar membentuk gambaran desain produk yang dapat berfungsi sesuai dengan konsep perancangan bentuk produk ini adalah beberapa preliminary layout. 3.2.4. Perancangan Detail Pada fase perancangan detail, maka susunan komponen produk, bentuk, dimensi, kehalusan permukaan, material dari setiap komponen produk ditetapkan. Demikian juga kemungkinan cara pembuatan setiap produk sudah dijajagi dan perkiraan biaya sudah dihitung. Hasil akhir fase ini adalah gambar rancangan lengkap dan spesifikasi produk untuk pembuatan kedua hal tersebut disebut dokumen untuk pembuatan produk. 38