BAB III PROSES PERANCANGAN
|
|
- Yanti Oesman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PROSES PERANCANGAN 3.1 aftar Periksa. aftar periksa merupakan daftar dari parameter-parameter yang ada dalam sebuah perancangan. Pada tahapan pertama proses perancangan ini akan dikumpulkan ide-ide yang dikehendaki, akan tetapi keadaannya belum teratur. Ide-ide tersebut adalah sebagai berikut : a. apat dibuat atau diproduksi pada bengkel-bengkel yang terdapat di dalam negeri. b. Memiliki biaya produksi yang rendah. c. Hemat dalam penggunaan sumber energi. d. Tidak memerlukan ruangan yang besar. e. apat menjalankan fungsi dari alat tersebut. f. Ringkas dan memiliki mobilitas yang tinggi. g. Pengoperasiannya dapat dilakukan oleh seorang operator dan tidak harus memiliki pengetahuan yang khusus. Aero-mechanical Conveyor 1
2 h. Memiliki perawatan yang mudah. i. Memiliki komponen pengganti yang murah dan mudah dicari, jika terjadi kerusakan. Seluruh data yang perlu berkaitan dengan tugas, yaitu tujuan pemecahan dan sifat yang harus dimiliki, didefinisikan secara lengkap dan jelas menjadi daftar periksa seperti pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 aftar Periksa aftar Periksa Parameter Kinematika Gaya Material Geometri Energi Ergonomi Keselamatan Kecepatan, percepatan, arah gerakan, jenis gerakan (translasi atau rotasi ) Arah gaya, besar gaya, populasi gaya, kekakuan,stabilitas, gaya berat, resonansi Input & output bahan yang diproses, sifat fisika & kimia, arus dan transport bahan Panjang, lebar, tinggi, besar, berat, volume, garis tengah, jumlah, susunan, sambungan dan perluasan. Pemanasan, pedinginan, perubahan, penyerapan, daya, tekanan, effisiensi, kerugian dan geseran Pelindung, keselamatan kerja, keselamatan lingkungan dan keselamatan perusahaan Keselamatan dalam melakukan pekerjaan, pelindung, keselamatan perusahaan dan lingkungan Aero-mechanical Conveyor 2
3 Produksi Jadwal Biaya Transportasi Perawatan Lingkungan Hubungan manusia dengan alat/mesin, kemudi, penerangan, pelayanan, jenis pelayanan dan bentuk aktu pengembangan, waktu pembuatan, waktu perakitan dan waktu penyerahan Biaya maksimum yang diinginkan, biaya perkakas untuk pembuatan dan biaya investasi Mesin pengangkut yang tersedia, jalan yang digunakan menurut besar serta jenis yang tersedia Periode perawatan, penyetelan dan kebersihan dalam merawat alat/mesin yang dirancang Bebas polusi suara, polusi udara, polusi lingkungan serta bebas dari polusi yang berbentuk kimia 3.2 aftar Kehendak Alat Aero-mechanical Conveyor. Tabel 3.2 aftar Kehendak Alat Aero-mechanical Conveyor / PERSYARATAN MATERIAL 1. Komponen utama dan pendukung mudah didapat. 2. Komponen tidak mudah berkarat, ringan dan kokoh. 3. Komponen harus tahan terhadap panas dan gesekan. 4. Menggunakan pipa tanpa sambungan. ENERGI 1. Energi yang digunakan adalah energi listrik. Aero-mechanical Conveyor 3
4 2. Energi dapat diperoleh dimana saja. ERGONOMI 1. Fleksibel dalam penggunaan. 2. Rangkaian listrik sangat sederhana. 3. Mekanisme alat tidak rumit. 4. Mudah dipasang dan dibongkar. 5. Hemat ruangan dan tidak memakan tempat yang luas. PERAKITAN 1. Sederhana dan mudah dirakit. 2. Bisa digabung dengan peralatan yang lain. 3. Motor penggerak dapat diletakkan di bagian atas atau bawah. 4. Tidak memerlukan tempat khusus untuk merakit. KESELAMATAN 1. Memiliki tingkat keamanan yang tinggi bagi operator. 2. Tidak menimbulkan suara keras. 3. Bagian yang dapat menimbulkan bahaya diberi pelindung. 4. Tidak menghasilkan/mengeluarkan debu. SINYAL 1. Petunjuk pengoperasian mudah dimengerti. 2. Menggunakan overload untuk mencegah beban berlebih. 3. apat dikontrol dengan remote. PROUKSI Aero-mechanical Conveyor 4
5 1. Biaya pembuatan alat murah. 2. ibuat didalam negeri. TRANSPORTASI 1. Mudah dipindahkan ( menggunakan roda ). ESTETIKA 1. Bentuknya menarik. 2. arnanya menarik. Keterangan : = emand, permintaan yang merupakan kehendak yang harus dipenuhi. = ishes, merupakan kehendak yang akan diambil bilamana memungkinkan Abstraksi Alat Aero-mechanical Conveyor. Setelah membuat daftar kehendak, maka dilakukan abstraksi I, II, III langkah demi langkah untuk mengidentifikasikan kemasan pokoknya. Hasil dari abstraksi daftar kehendak dapat dilihat pada sub bab berikut ini : Abstraksi I, II, III Alat Aero-mechanical Conveyor. Pada abstrak bagian pertama ( I ) seluruh keinginan pada daftar kehendak atau daftar periksa akan dihilangkan sementara waktu. Pada abstrak bagian kedua ( II ) seluruh keharusan yang tidak memiliki hubungan langsung pada fungsi dan kendala pokok dapat dihilangkan atau diabaikan. Pada abstrak bagian ketiga ( III ) seluruh bilangan direduksi menjadi pernyataan saja. Hasil dari abstraksi I, II, III dapat dilihat pada tabel 3.3 Aero-mechanical Conveyor 5
6 Tabel 3.3. aftar Kehendak Alat Aero-mechanical Conveyor / PERSYARATAN MATERIAL 1. Komponen utama dan pendukung mudah didapat. 2. Komponen tidak mudah berkarat, ringan dan kokoh. 3. Komponen harus tahan terhadap panas dan gesekan. 4. Menggunakan pipa tanpa sambungan. ENERGI 1. Energi yang digunakan adalah energi listrik. 2. Energi dapat diperoleh dimana saja. ERGONOMI 1. Fleksibel dalam penggunaan. 2. Rangkaian listrik sangat sederhana. 3. Mekanisme alat tidak rumit. 4. Mudah dipasang dan dibongkar. PERAKITAN 1. Sederhana dan mudah dirakit. 2. Bisa digabung dengan peralatan yang lain. 3. Tidak memerlukan tempat khusus untuk merakit. KESELAMATAN 1. Memiliki tingkat keamanan yang tinggi bagi operator. 2. Tidak menimbulkan suara keras. Aero-mechanical Conveyor 6
7 3. Bagian yang dapat menimbulkan bahaya diberi pelindung. SINYAL 1. Petunjuk pengoperasian mudah dimengerti. 2. Menggunakan overload untuk mencegah beban berlebih. 3. apat dikontrol dengan remote. PROUKSI 1. Biaya pembuatan alat murah. 2. ibuat didalam negeri. TRANSPORTASI 1. Mudah dipindahkan (menggunakan roda). ESTETIKA 1. Bentuknya menarik. 2. arnanya menarik Abstraksi IV Alat Aero-mechanical Conveyor. Pada abstraksi bagian keempat ( IV ) memformulasikan hasil abstraksi III agar dapat menjadi bentuk umum. ari hasil abstraksi keempat ( IV ) ini, maka dapat disimpulkan bahwa yang diinginkan pada alat Aeromechanical Conveyor ini adalah : a. Merupakan hasil terbaik dari perancangan. b. apat berfungsi sesuai dengan keinginan. Aero-mechanical Conveyor 7
8 c. Tidak memiliki biaya produksi yang tinggi. d. Pengoperasiannya mudah dan aman. e. Perawatannya mudah dan murah. f. Tidak menimbulkan polusi dan bising Abstraksi V Alat Aero-mechanical Conveyor. Pada abstraksi bagian kelima ( V ) masalah akan dirumuskan dalam istilah pemecahan diameter. Hasil abstraksi kelima ( V ) adalah bahwa alat dapat berfungsi sesuai dengan kegunaan dan fungsinya Struktur Fungsi Fungsi keseluruhan. Fungsi ini digambarkan dengan diagram blok yang menunjukkan hubungan antara masukan ( input ) dan keluaran ( output ) dimana diketahui bahwa masukan dan keluaran tersebut berupa aliran Energi, Material dan nyal. E i E o M S i i Alat Aero-mechanical Conveyor M S o o Gambar 3.1. Fungsi Keseluruhan Alat Aero-mechanical Conveyor Keterangan : = Energi input Aero-mechanical Conveyor 8
9 = Energi output Mi = Material input Mo = Material output = nyal input = nyal output Struktur Fungsi. Tujuan struktur fungsi adalah untuk mendapat definisi yang jelas dari subsistem yang telah ada pada perancangan atau terhadap sub-sistem yang baru dikembangkan, sehingga keduanya dapat diuraikan secara terpisah. Struktur fungsi disini menguraikan fungsi keseluruhan menjadi beberapa sub-fungsi. Pembuatan sub-fungsi dimaksudkan untuk membagi pelaksanaan kerja sistem kedalam bentuk yang lebih kecil agar komponen sistem dapat terlihat dalam bentuk satuan kerja yang lengkap. Kombinasi dan sub-fungsi ini akan menghasilkan varian struktur fungsi. Gambar 3.2. Struktur Fungsi Alat Aero-mechanical Conveyor. Roda udukan Roda memudahkan alat untuk dipindahkan Frame udukan Frame menyangga beban Motor Penggerak Motor menggerakkan system Aero-mechanical Conveyor 9
10 Pulleys Penggerak Pulleys menyangga fan- Belt dan mengurangi putaran motor Fan Belt Penggerak Fan-Belt memindahkan gerakan motor ke gerakan sprocket Belt Protection Menutup Semua Bagian Penggerak Belt Protection memberikan keamanan & keselamatan bagi operator Hopper Menampung Bahan Baku Hopper menampung dan mengarahkan bahan baku yg akan dipindahkan Spocket Memindahkan Bahan Baku Sprocket memudahkan disc dalam gerakan berputar Memindahkan Aero-mechanical Conveyor 10
11 Quick Angle Adjustment Bahan Baku Quick Angle Adjustment memudahkan posisi pengoperasian dari 0 sampai 90 Quick Release Clips Memindahkan Bahan Baku Quick Release clips mengunci Feed Housing setelah penyetelan sudut Flange Tubes Memindahkan Bahan Baku Flange Tubes memudahkan penyambungan antara pipa dg Feed Housing Seamless Pipe Mengarahkan Bahan Baku Seamless Pipe merupakan tempat utk disc membawa bahan baku Clamp Pengikat Clamp mengikat dua pipa agar lebih kokoh isc Membawa Bahan Baku isc mengambil bahan baku & mendorong sampai ke ischarge Housing Aero-mechanical Conveyor 11
12 Sprocket Membuang Bahan Baku Sprocket memudahkan disc dalam proses berputar Top Cover Membuang Bahan Baku Top Cover memudahkan pemeriksaan discharge Housing dari sisi atas de Cover Membuang Bahan Baku de Cover memudahkan pemeriksaan ischarge Housing dari sisi samping Clips Pengunci Clips mengunci Top Cover Outlet ischarge Pengarah Outlet ischarge mengarahkan Bahan Baku 3.5 Mencari & Memilih lusi Untuk Setiap Sub-Fungsi. Setelah melaksanakan pembuatan struktur fungsi, langkah selanjutnya adalah mencari prinsip solusi untuk memenuhi sub-fungsi tersebut. Pada langkah ini metode yang akan digunakan dalam mencari prinsip solusi Aero-mechanical Conveyor 12
13 adalah metode kombinasi. Metode kombinasi ini adalah metode yang akan mengkombinasikan semua solusi yang ada kedalam bentuk matriks. Pada langkah ini harus diusahakan memiliki sebanyak mungkin prinsip solusi. Prinsip solusi yang terdapat pada langkah ini harus dianalisa lagi, dimana prinsip solusi yang kurang nilai manfaatnya dapat dihilangkan atau diabaikan. Pengabaian ini bertujuan agar dalam tahap perancangan konsep selanjutnya tidak terlalu banyak konsep yang harus dievaluasi. Aero-mechanical Conveyor 13
14 Tabel 3.4. Prinsip lusi Untuk Sub-Fungsi Aero-mechanical Conveyor 14
15 Aero-mechanical Conveyor 15
16 Aero-mechanical Conveyor 16
17 Aero-mechanical Conveyor 17
18 ari hasil kombinasi yang dilakukan terhadap prinsip solusi yang terdapat pada tabel 3.4 dapat dihasilkan beberapa alternative varian, kemudian alternative-alternatif varian tersebut dipilih lagi untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Varian tersebut antara lain : Varian 1 : A.3 B.1 C.1.4 E.6 F.1 G.2 H.1 I.1 J.4 - K.2 L.3 M.4 N.1 O.4 P.3 Q.1 R.1 S.2 Varian 2 : A.3 B.1 C.1.4 E.6 F.2 G.3 H.1 I.1 J.4 - K.2 L.3 M.4 N.1 O.4 P.3 Q.1 R.1 S.3 Varian 3 : A.5 B.2 C.2.4 E.4 F.2 G.3 H.2 I.3 J.4 - K.2 L.3 M.4 N.1 O.4 P.2 Q.2 R.3 S Memilih Kombinasi Terbaik. Setelah varian dihasilkan, maka varian-varian tersebut harus dipilih yang terbaik, hal ini dikarenakan jumlah variasi kombinasi yang cukup banyak, sehingga harus dilakukan seleksi terhadap varian yang ada. Variasi-variasi kombinasi tersebut dikaji dan diseleksi berdasarkan kriteriakriteria sebagai berikut : a. apat menyelesaikan tugas secara keseluruhan. b. Memenuhi keharusan pada spesifikasi. c. Kemungkinan realisasi secara prinsip. d. Terdapat batas biaya produksi. e. Kemudahan dalam perancangan dan perakitan. f. Sesuai dengan keinginan perencana. Aero-mechanical Conveyor 18
19 Adapun kajian dan seleksi sebagaimana dimaksud diatas, dijelaskan pada tabel 3.5. di bawah ini : Tabel 3.5. Lembar lusi Aero-mechanical Conveyor 19
20 Aero-mechanical Conveyor 20
21 Aero-mechanical Conveyor 21
22 Aero-mechanical Conveyor 22
23 Aero-mechanical Conveyor 23
24 Aero-mechanical Conveyor 24
25 Aero-mechanical Conveyor 25
26 Aero-mechanical Conveyor 26
27 alam perancangan alat Aero-mechanical Conveyor ini, varian yang terbaik adalah varian 1. Pada penyusunan struktur modul (varian konsep) ada hal yang perlu diperhatikan, yaitu bahwa struktur modul tersebut harus dapat merealisir fungsi keseluruhannya dengan mempertimbangkan keamanan, ergonomi, estetika, biaya dan lain sebagainya Evaluasi Varian. Pemilihan varian yang terbaik telah dilkaksanakan, akan tetapi hal itu belumlah cukup untuk memutuskan mana varian konsep yang terbaik. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi terhadap varian konsep tersebut, yaitu dengan cara membuat tabel seleksi dengan dicantumkan pula faktor pertimbangannya. Tabel 3.6. Tabel Nilai Evaluasi Nilai P a r a m e t e r 1 lusi yang tidak bermanfaat 2 lusi yang tidak cukup 3 lusi yang dapat ditoleransi 4 lusi yang cukup Aero-mechanical Conveyor 27
28 5 lusi yang memenuhi persyaratan 6 lusi yang baik 7 lusi yang sangat baik 8 lusi yang ideal 9 lusi yang melebihi persyaratan 10 lusi yang mewah dan berkelebihan Tabel 3.7. Tabel Nilai Evaluasi Varian Nilai Keterangan Varian 1 7 Sesuai keinginan dan fungsi Varian 2 6 Cukup baik Varian 3 8 Biaya produksi tinggi 3.8. Meneguhkan Varian Konsep. ari hasil seleksi varian diatas, maka dapat dilihat bahwa kriteria-kriteria yang ada sebagian besar dapat memenuhi keinginan dan fungsi. Pada akhirnya harus dipilih varian yang paling tepat adalah varian 1 (satu) dengan beberapa pertimbangan sebagai berikut : Paling sederhana dalam konstruksi. Rendah dalam biaya produksi. Berfungsi sesuai dengan tugasnya. Aero-mechanical Conveyor 28
29 Sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. Aero-mechanical Conveyor 29
LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1. Data Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu
LAMPIRAN I ATA PENGAMATAN. ata Uji Kinerja Alat Penepung dengan Sampel Ubi Jalar Ungu Berikut merupakan tabel data hasil penepungan selama pengeringan jam, 4 jam, dan 6 jam. Tabel 8. ata hasil tepung selama
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk
BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Tentang Alat/Mesin Pengerol Pipa Alat/mesin pengerol pipa merupakan salah satu alat/mesin tepat guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan
Lebih terperinciBAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS
BAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS Metode perancangan sistematis adalah metode pemecahan masalah teknik menggunakan tahap analisis dan sintesis. Analisis adalah penguraian sistem yang komplek menjadi
Lebih terperinciBAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA
17 BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA 3.1. Penjabaran Tugas (Classification Of Task) Langkah pertama untuk bisa memulai suatu proses perancangan adalah dengan menyusun daftar kehendak. Dafar kehendak
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum)
BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian singkat dari Mesin Pencacah Rumput Pakan Ternak 1. Rumput gajah ( Pennisctum purpureum) Rumput Gajah atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu jenis
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi. menjadi bahan utama pembuatan abon.
BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Produk Mesin pencacah daging merupakan sebuah alat yang berfungsi sebagai pencacah daging. hasil daging yang sudah dicacah bisa dibuat menjadi bahan utama pembuatan
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN
PERANCANGAN MESIN PENCACAH BOTOL PLASTIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE VDI 2221 Oleh TRIYA NANDA SATYAWAN 22409793 Latar Belakang Sampah botol plastik merupakan limbah yang dihasilkan oleh rumah dan pabrik
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesinyang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perancangan Mesin Perancangan secara umum dapat didefinisikan sebagai formulasi suatu rencana untuk memenuhi kebutuhan manusia, sehingga secara sederhana perancangan dapat diartikan
Lebih terperinciLEMBAR PERNYATAAN. lain,kecuali kutipan kutipan referensi yang telah disebutkan sumbernya.
Lembar Pernyataan JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Mohammad Mustakim NIM : 0130311 114 Menyatakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METOE PENELITIAN 3.1 Kajian Singkat Produk Model alat uji bending merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk mengetahui kekuatan lengkung produk-produk yang akan diuji dengan cara bending test.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Metode Perancangan VDI 2221 Metode perancangan VDI 2221 merupakan metode perancangan yang di gagas oleh Persatuan Insinyur Jerman (Verein Deutscher Ingenieure/VDI) yang dijabarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Perancangan Perancangan adalah kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang keberadaannya diperlukan oleh masyarakat untuk meringankan hidupnya
Lebih terperinciPneumatik Bab B4 1. Bab 4 Katup katup
Pneumatik Bab B4 1 Bab 4 Katup katup 4.1 Katup Satu Arah Katup satu arah adalah bagian yang menutup aliran ke satu arah dan melewatkannya ke arah yang berlawanan. Tekanan pada sisi aliran membebani bagian
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK
RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK Anthon de Fretes 1, Riccy Kurniawan 1 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Unika Atma Jaya, Jakarta Jalan Jenderal Sudirman
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI & PERANCANGAN
BAB II LANDASAN TEORI & PERANCANGAN 2.1. Metode Perancangan. Pada sebuah perancangan sebuah alat/mesin/system akan didapatkan sebuah metode perancangan, dimana metode ini dinamakan metode perancangan teknik.
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK
BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK 3.1 Pengertian Perancangan Perancangan memiliki banyak definisi karena setiap orang mempunyai definisi yang berbeda-beda, tetapi intinya
Lebih terperinciPanduan Keselamatan dan Pengoperasian
PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK
Lebih terperinciPerancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III
BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. orang yang berumur tahun menempati peringkat paling tinggi yaitu sebesar
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Analisa Data Kuesioner 4.1.1 Data Kuesioner Bagian I Data usia responden yang menggunakan printer menunjukkan bahwa orang yang berumur 15-25 tahun menempati peringkat paling tinggi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pendahuluan Indonesia sebagai negara berkembang dimana pembangunan di setiap wilayah di indonesia yang semakin berkembang yang semakin berkekembang pesat-nya bangunanbangunan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini berisikan uraian seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Mulai Studi
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian
Lebih terperinciBAB III KONSEP DAN PERHITUNGAN KOMPONEN RANCANGAN
BAB III KONSEP AN PERHITUNGAN KOMPONEN RANCANGAN 3.1 Konsep Perancangan Perancangan traker bearing ini merupakan upaya pengembangan teknologi desain alat, yang bertujuan untuk mempermudah prosess kerja
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
56 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Varian Prinsip Solusi Pada Varian Pertama dari cover diikatkan dengan tabung pirolisis menggunakan 3 buah toggle clamp, sehingga mudah dan sederhana dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN KONSEP MESIN FILLING PRESS PADA BUDIDAYA JAMUR TIRAM
PERANCANGAN KONSEP MESIN FILLING PRESS PAA BUIAYA JAMUR TIRAM Agri Suwandi 1*, Ilham Risman Fadli 1, Eka Maulana 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila Srengseng Sawah, Jagakarsa,
Lebih terperinciBAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX
BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX 3.1 Mencari Informasi Teknik Komponen Gearbox Langkah awal dalam proses RE adalah mencari informasi mengenai komponen yang akan di-re, dalam hal ini komponen gearbox traktor
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN KARYAWAN 1. Apa saja yang kendala yang terjadi disaat menangani Alat
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Tabel 4.1 Karyawan 1 KARYAWAN 1 Nama : Pak Sugeng Umur : - Tugas : Kepala Perakit Alat Pencuci Ikan Masa Kerja : - Pertanyaan : Apa saja yang kendala yang terjadi
Lebih terperinciDAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...6 1. Umum...6 2. Kejuruan...7 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...9 SUBSTANSI PEMELAJARAN...11 1.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Proses Perancangan Produk Mulai Perencanaan dan Penjelasan Produk Analisis Kebutuhan Pasar Pertimbangan Perancangan Perancangan konsep produk Menentukan konsep produk
Lebih terperinciPERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH
PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH 23411140 Latar Belakang Pemisahan biji jagung yang masih tradisional Kurangnya pemanfaatan bonggol jagung sebagai pakan ternak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. METODE PERANCANGAN VDI 2221 Metode perancangan VDI 2221 merupakan metode perancangan yang di gagas oleh Persatuan Insinyur Jerman (Verein Deutscher Ingenieure/VDI) yang dijabarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi seperti saat ini, persaingan-persaingan dalam pembuatan suatu produk menjadi semakin meningkat. Berbagai proses
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah
BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindahan bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang dugunakan untuk memindahkan muatan dilokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada Perancangan alat deteksi dengan sistem pneumatik ini menggunakan dasar perancangan dari buku dasar perancangan teknik mesin, teori ini digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Berbagai jenis transportasi yang ada sekarang sering dimanfaatkan untuk mengangkut barang
Lebih terperinciBAB II KONSTRUKSI MESIN PENGHANCUR PLASTIK
BAB II KONSTRUKSI MESIN PENGHANCUR PLASTIK 2.1. Teori Dasar Kontruksi Mesin Penghacur Plastik Ilmu kontruksi mesin adalah ilmu merancang, menyusun, membuat, mencoba, dan memelihara mesin-mesin. Dalam prakteknya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-DasarPemilihanBahan Didalammerencanakansuatualatperlusekalimemperhitungkandanmemilihbahan -bahan yang akandigunakan, apakahbahantersebutsudahsesuaidengankebutuhanbaikitusecaradimensiukuranata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Singkong Singkong merupakan tumbuhan umbi-umbian yang dapat tumbuh di daerah tropis dengan iklim panas dan lembab. Daerah beriklim tropis dibutuhkan singkong untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses produksi merupakan kegiatan utama yang dilakukan dalam dunia industri. Proses produksi tidak terlepas dari pengendalian kualitas produk. Menurut Vincent Gasperz
Lebih terperinciBAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER
BAB III PROSES PERANCANGAN TRIBOMETER 3.1 Diagram Alir Dalam proses perancangan tribometer, ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Diagram alir (flow chart diagram) perancangan ditunjukkan seperti
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Sasaran utama perancangan transportasi massal adalah jumlah manusia atau barang yang dapat diangkut per satuan waktu. Pada moda transportasi darat, pengertiannya menjadi
Lebih terperinciBOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :
BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu hal yang harus dijamin keberadaan dan kelangsungannya oleh suatu negara. Tanpa ada transportasi yang baik, maka akan sulit bagi negara
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Gambaran Alat
BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi Gravity Light nya. Bahasan perancangan dimulai dengan penjelasan alat secara keseluruhuan yaitu penjelasan singkat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi
Lebih terperinciMODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)
MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN
Lebih terperinciRekayasa rancang bangun sistem pemindahan material otomatis dengan sistem elektro-pneumatik
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 2 No. 1, Juni 2008 (42 47) Rekayasa rancang bangun sistem pemindahan material otomatis dengan sistem elektro-pneumatik Riccy Kurniawan Jurusan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperincikendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Hardware yang dibangun merupakan mekanisme perancangan sistem kendali pemotongan kertas pada industri rumah tangga, dimana dengan memanfaatkan media
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011 Yogyakarta, 26 Juli Intisari
Sistem Pendorong pada Model Mesin Pemilah Otomatis Cokorda Prapti Mahandari dan Yogie Winarno Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma J1. Margonda Raya No.100, Depok 15424
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator
BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR 3.1. Perencanaan Modifikasi Evaporator Pertumbuhan pertumbuhan tube ice mengharuskan diciptakannya sistem produksi tube ice dengan kapasitas produksi yang lebih besar, untuk
Lebih terperinciLembar Latihan. Lembar Jawaban.
DAFTAR ISI Daftar Isi Pendahuluan.. Tujuan Umum Pembelajaran.. Petunjuk Penggunaan Modul.. Kegiatan Belajar 1 : Penggambaran Diagram Rangkaian.. 1.1 Diagram Alir Mata Rantai Kontrol. 1.2 Tata Letak Rangkaian.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Konveyor. Konveyor (Conveyor) berasal dari kata convoy yang artinya, berjalan bersama dalam suatu grup besar. Konveyor berfungsi mengangkut suatu barang dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari suatu tempat ke tempat yang lain dalam jarak yang tidak
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi
5 BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan satu diantara peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi konstruksi, tempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL
BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 Deskripsi Peralatan Pengujian Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Yamaha Crypton secara garis besar dapat digambarkan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder
Lebih terperinciLampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51
38 Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) 2 4 6 Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 Bahan yang rusak (%) 0 0 11 39 Lampiran 2. Kapasitas alat (buah/jam)
Lebih terperinciEXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK
EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK Jurusan Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN
TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR
RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR Sumardi 1* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Km. 280 Buketrata Lhokseumawe 24301 Email: Sumardi63@gmail.com
Lebih terperinciMETODE PERENCANAAN DAN DESAIN. Dr.-Ing. Silviana, ST., MT. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UNIVERSITAS DIPONEGORO
METODE PERENCANAAN DAN DESAIN Dr.-Ing. Silviana, ST., MT. Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UNIVERSITAS DIPONEGORO Complete ----- Mahasiswa UNDIP 1. Communicator (mampu berkomunikasi secara lisan
Lebih terperinciBAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN MESIN 5.1 Pelaksanaan Pembuatan Mesin 1. Tahap awal dalam pembuatan mesin adalah pembuatan rangka mesin, bodi mesin, pembubutan poros pemegang mata pisau pengupas, pembuatan mata
Lebih terperinciBAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah
BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ 3.1 MetodePahldanBeitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PELAKSANAAN
17 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan metode analisa penelitian secara umum, mulai dari tahap persiapan sampai dengan penganalisaan data dan teknik pengumpulan data. Studi
Lebih terperinciKAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN
KAJIAN EKSPERIMEN COOLING WATER DENGAN SISTEM FAN Nama : Arief Wibowo NPM : 21411117 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Latar Belakang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL
BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam mengoptimalkan kerja sistem pendingin jenis Mechanical Draft Crossflow Cooling Tower digunakan data dari menara pendingin yang dioperasikan oleh PT. Indonesia Power PLTP
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 1. Perancangan dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai januari 2017
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data, untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat.
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING
PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... 1 2. TUJUAN PENGUJIAN... 1 3. MACAM MACAM PERALATAN UJI... 2 4. INSTALASI PERALATAN UJI...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tekanan udara. Udara akan bergerak dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angin adalah salah satu gejala alam yang terbentuk akibat perbedaan tekanan udara. Udara akan bergerak dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke tempat yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Isu energi merupakan isu yang sedang hangat diperdebatkan. Topik dari perdebatan ini adalah berkurangnya persediaan sumber-sumber energi terutama sumber energi berbasis
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1. Proses 3.1.1 Perancangan Propeller. Gambar 3.1. Perancangan Hovercraft Perancangan propeller merupakan tahapan awal dalam pembuatan suatu propeller, maka
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN 4.1 TUJUAN PERAWATAN WATER PUMP a) Menyediakan informasi pada pembaca dan penulis untuk mengenali gejala-gejala yang terjadi pada water pump apabila akan mengalami kerusakan.
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di
22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.
Lebih terperinciPERANCANGAN MEKANISME DAN PENGATUR POSISI DUDUKAN KURSI RODA PADA KEMIRINGAN LINTASAN 30 0
TUGAS AKHIR PERANCANGAN MEKANISME AN PENGATUR POSISI UUKAN KURSI ROA PAA KEMIRINGAN LINTASAN 30 0 RONNY HARVEY M NRP 2103 100 068 osen Pembimbing: Prof.r.-ing I Made Londen Batan M.Eng JURUSAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen. Salah satu hal yang menjadi kebutuhan konsumen yaitu kualitas produk yang digunakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam dunia perindustriaan saat ini bahan atau material yang digunakan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia perindustriaan saat ini bahan atau material yang digunakan dalam mencapai tujuan untuk membuat suatu benda atau mesin, kadangkala merupakan bahan maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang elektronika. Hampir semua peralatan menggunakan komponen elektronika, bahkan peralatan rumah tangga
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar
Lebih terperinciANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR
ANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR Akmal Asari 1), Hari Purnomo 2), M. Ridlwan 3) 1, 3) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA UJI WIND TUNNEL. Disusun oleh : Kelompok 4
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA UJI WIND TUNNEL Disusun oleh : Kelompok 4 Ridwan Nugraha Rifqy M Nafis Rissa Mawat Lukman Tito Prasetya Valeri Maria Hitoyo Yuga Ardiansyah Zidni Alfian AERO 1A Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kendaraan adalah alat trasportasi yang di ciptakan oleh manusia untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Kendaraan adalah alat trasportasi yang di ciptakan oleh manusia untuk dapat mempermudah suatu kegiatan. Kendaraan yang di produksi oleh suatu pabrik dirancang
Lebih terperinciBAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Perancangan Interior yang Ergonomis Perancangan interior yang ergonomis adalah sebagai berikut : Kursi Depan Tinggi alas duduk : 280 mm Lebar alas duduk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor perubahan suhu
BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah cara mengatur suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca (greenhouse), dengan memonitor
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN VDI 2222
BAB III METODE PERANCANGAN VDI 2222 3.1 Tahap - tahapan Dalam Proses Perancangan Bab ini berisi penjelasan tahapan perancangan Mesin Rough Maker Diameter Internal Pipa PP Ø600. Metode perancangan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian
1 I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian meningkat. Berbanding lurus dengan hal tersebut, penggunaan minyak bumi sebagai bahan bakar
Lebih terperinciSKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM
SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dibuat Oleh : Nama : Nuryanto
Lebih terperinciDAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...6
DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...6 1. Kompetensi Umum...6 2. Kompetensi Kejuruan...7 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...10 SUBSTANSI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih
BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Lebih terperinciDASAR TEKNIK PENDINGIN
DASAR TEKNIK PENDINGIN Oleh : Agus Maulana Praktisi Mesin Pendingin HP. 0813 182 182 33 PT Mitra Lestari Bumi Abadi Jl.Gading Indah Raya Blok C No. 25 Kelapa Gading - Jakarta, 14240 Siklus Sistem Mesin
Lebih terperinciBAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN
BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat
Lebih terperinci