PEMINDAHAN PASIEN. Halaman. Nomor Dokumen Revisi RS ASTRINI KABUPATEN WONOGIRI 1/1. Ditetapkan, DIREKTUR RS ASTRINI WONOGIRI.

dokumen-dokumen yang mirip
TRANSFER PASIEN KE RUMAH SAKIT LAIN UNTUK PINDAH PERAWATAN

KUESIONER PENELITIAN

KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

ETT. Ns. Tahan Adrianus Manalu, M.Kep.,Sp.MB. SATU dalam MEDISTRA membentuk tenaga keperawatan yang Profesional dan Kompeten

BANTUAN NAFAS DENGAN AMBUBAG

PANDUAN PELAYANAN RESUSITASI RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA BAB I

PANDUAN SKRINING PASIEN RSU BUNDA JEMBRANA

CODE BLUE SYSTEM No. Dokumen No. Revisi Halaman 1/4 Disusun oleh Tim Code Blue Rumah Sakit Wakil Direktur Pelayanan dan Pendidikan

Digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Digunakan untuk memeriksa suara dari dalam tubuh seperti detak jantung, usus, denyut nadi dan lain-lain

BASIC LIFE SUPPORT A. INDIKASI 1. Henti napas

BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)

Ditetapkan Tanggal Terbit

KERANGKA ACUAN PROGRAM PELATIHAN GAWAT DARURAT (TRIASE) DI UPT PUSKESMAS KINTAMANI I

PANDUANTRIASE RUMAH SAKIT

FORMULIR INFORMASI JABATAN

PANDUAN MENGHADAPI BENCANA

RESUSITASI JANTUNG PARU ( RJP ) CARDIO PULMONARY RESUSCITATION ( CPR )

BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN

BAB I DEFINISI BAB II RUANG LINGKUP

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR Nomor:000/SK/RSMH/I/2016

Pusat Hiperked dan KK

BAB II KAJIAN PUSTAKA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

PANDUAN TRANSPORTASI PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WONOSARI

RSU MITRA SEJATI PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

Panduan Identifikasi Pasien

Pengertian : Tata cara serah terima pasien yang akan dioperasi antara perawat ruangan/ bangsal dan staf kamar operasi.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

LAMPIRAN FORMULIR PERSETUJUN MENJADI RESPONDEN

KERANGKA ACUAN PELAYANAN P0LIKLINIK UMUM

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Penanggulangan Gawat Darurat PreHospital & Hospital *

SOAL-SOAL PELATIHAN BLS RS PUSURA SURABAYA

ASKEP KEGAWATAN AKIBAT TENGGELAM. By Yoani Maria V.B.Aty

BAB I PENDAHULUAN. pemantauan intensif menggunakan metode seperti pulmonary arterial

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT

Dr. Ade Susanti, SpAn Bagian anestesiologi RSD Raden Mattaher JAMBI

NEONATUS BERESIKO TINGGI

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami penurunan toleransi terhadap aktivitas fisik, penurunan kualitas

KATA PENGANTAR. Lamongan, Penyusun

METODE TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI AMBULANCE

PROTAP DAN SOP TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT/UGD RUMAH SAKIT

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

Judul: Resusitasi Bayi Baru Lahir (BBL) Sistem Lain - Lain Semester VI Penyusun: Departemen Ilmu Kesehatan Anak Tingkat Keterampilan: 4A

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN SUHU

PenanggulanganGawatDarurat PreHospital& Hospital *

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

PERTOLONGAN GAWAT DARURAT

PANDUAN PENOLAKAN RESUSITASI (DNR)

Stroke: Pertolongan Pertama

Perawat instrument (Scrub Nurse) dan perawat sirkuler di kamar operasi.

Prosedur Penilaian Pasca Sedasi

RANCANGAN JADWAL PENELITIAN

SOP MENERIMA PASIEN RUJUKAN DARI PUSKESMAS ATAU RUMAH SAKIT LAIN. No. Revisi

Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

LAMPIRAN. 1. Hasil wawancara dengan pihak RSUD untuk pengumpulan data Narasumber : Dr. Herlina Jabatan : Dokter Umum. No Pertanyaan Jawaban

PEDOMAN ORGANISASI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RSJD DR. RM. SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH

PANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

PROFIL KESEHATAN. BERAT BADAN YANG DIREKOMENDASIKAN kg LINGKAR PERUT YANG DIREKOMENDASIKAN cm

PENDAHULUAN. RJP. Orang awam dan orang terlatih dalam bidang kesehatanpun dapat. melakukan tindakan RJP (Kaliammah, 2013 ).

KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION

Adult Basic Life Support

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

PENANGANAN KEGAWATANDARURATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan

Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32

KEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut

Lampiran 1 LEMBAR OBSERVASI

Tindakan keperawatan (Implementasi)

1 PEMBERIAN NEBULIZER 1.1 Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. aktif dalam mewujudkan derajat kesehatanyang optimal, dalam hal bidang

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. : Jl Dame No.59 SM Raja Km 10 Medan-Amplas : TK Panglima Angkasturi, Medan : SD Negeri , Medan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BUKU PANDUAN INSTRUKTUR SKILLS LEARNING SISTEM EMERGENSI DAN TRAUMATOLOGI RESUSITASI ANAK

SOP PEMAKAIAN AMBULAN UNTUK RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Pengertian Transfer C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah infus, kandungan obat didalam infus sudah. menggatikan cairan tubuh yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi

RUMAH SAKIT. Oleh: Diana Holidah, M.Farm., Apt.

PROGRAM KERJA UNIT IGD TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PENATALAKSANAAN ASMA EKSASERBASI AKUT

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

Tujuan penggunaan ambulance

Laporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder

Transkripsi:

PEMINDAHAN PASIEN Adalah pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap yang dilaksanakan atas perintah dokter jaga di IGD, yang ditulis dalam surat perintah mondok/ dirawat, setelah mendapatkan persetujuan pasien atau keluarga. 1. Untuk memberikan pelayanan seoptimal mungkin kepada pasien gawat darurat. 2. Untuk mengurangi kemungkinan bertambahburuknya keadaan pasien akbiat pemindahan. 1. Kebijakan Direktur RS Astrini 2. Adanya prosedur memindahkan pasien untuk meyeragamkan dalam melakukan tindakan. 1. Pemindahan pasien dari IGD ke ruang rawat inap yang dilaksanakan atas perintah dokter jaga di IGD, yang ditulis dalam surat perintah mondok/ dirawat, setelah mendapatkan persetujuan pasien atau keluarga. 2. Pemindahan dilaksanakan oleh perawat jaga IGD. 3. Tata cara pemindahan pasien sebagai berikut: a. Penderita trauma menggunakan prinsip-prinsip in line position b. Untuk penderita dengan gangguan pernafasan, menggunakan brancard dengan posisi fowler tergantung berat ringannya gangguan pernafasan, bila perlu pemberian oksigen tetap diberikan selama pemindahan. c. Untuk penderita dengan gangguan kesadaran menggunakan brancard dengan sim position guna mencegah kemungkinan terjadinya aspirasi serta pasien difiksasi dengan menggunakan sabuk guna menghindari kemungkinan jatuh saat pemindahan pasien. d. Pada penderita yang mengalami agitasi, penderita harus difiksasi, disamping memudahkan pemindahan juga menghindari jatuhnya pasien. Rawat Inap, Radiologi

MEMINDAHKAN PASIEN DARI KURSI RODA KE TEMPAT TIDUR Membantu pasien pindah dari kursi roda ke tempat tidur. Pasien pindah ke tempat tidur dengan aman 1. Kebijakan Direktur RS Astrini 2. Prosedur ini menerangkan cara memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur 1. Menyiapkan tempat tidur yang sudah disiapkan 2. Memberitahu pasien 3. Mengunci kursi roda 4. Membantu pasien berdiri 5. Menenuntun pasien ke pinggir tempat tidur dan mendudukkan pasien diatas tempat tidur 6. Mengangkat kaki pasien ke tempat tidur dan merebahkan pasien dengan menahan punggung pasien. 7. Merapikan posisi pasien dan merapikan pasien 8. Menutup badan pasien dengan selimut 9. Mengembalikan kursi roda ke tempatnya 10. Cuci tangan Rawat Inap, IGD MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA

Membantu pasien pindah dari tempat tidur ke kursi roda Pasien pindah ke kursi roda dengan aman 1. Kebijakan Direktur RS Astrini 2. Prosedur ini menerangkan cara memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda 1. Menyiapkan satu buah kursi roda dan satu atau dua bantal bila diperlukan 2. Memberitahu pasien 3. Meletakkan kursi di tempat yang aman dan nyaman 4. Meletakkan bantal pada sandaran kursi bila diperlukan 5. Membantu pasien duduk disisi tempat tidur dengan kedua kakinya ke bawah 6. Memperhatikan keadaan pasien dan pastikan pasien tidak pusing 7. Membantu pasien turun dari tempat tidur dengan cara kedua tangan perawat memegang pinggang pasien dan kedua tangan pasien memegang bahu perawat jika pasien sudah berdiri disisi tempat tidur, perawat berdiri disisi kiri pasien, tangan kiri perawat dan tangan kanan perawat memegang pinggul pasien. 8. Menuntun pasien sambil berjalan perlahan-lahan ke kursi roda 9. Mendudukkan pasien di kursi roda serta merapikan pasien 10. Mencuci tangan 11. Hal-hal yang perlu diperhatikan: a. Perhatikan keadaan umum pasien pada saat memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda b. Pastikan roda tempat tidur dan kursi rod dalam keadaan terkunci pada saat memindahkan pasien. c. Meletakkan bantal pada sandaran kursi bila diperlukan. Rawat Inap, IGD TINDAKAN RESUSITASI

TangglTerbit 8 MEI 2012 dr. SANDYRIA PRIHATIN Adalah suatu tindakan untuk mengembalikan fungsi vital, mengeluarkan CO2 dan mengembalikan sirkulasi pernafasan ke jantung, serta memenuhi kebutuhan darah akan O2 ke dalam tubuh dengan tujuan melindungi otak secara manual dari kekurangan O2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan tindakan resusitasi sebagai usaha mengembalikan fungsi pernafasan atau sirkulasi serta penanganan akibat apneu atau cardiac arrest pada seseorang dimana fungsi organ tersebut gagal total oleh sebab yang mendadak. 1. Kebijakan Direktur RS Astrini 2. Adanya ketentuan tentang tindakan resusitasi untuk mengembalikan fungsi vital. Bebaskan jalan nafas dengan triple airway manuver (ekstensikan kepala, dagu di dorong ke depan dan membuka mulut) bila ada benda asing di mulut dibersihkan dengan finger swap. Ventilasi paru dengan Rawat Inap, Radiologi MERUJUK PASIEN

Adalah proses mengalihkan penanganan pasien dari satu dokter ke dokter lainnya baik dalam maupun keluar rumah sakit. Biasanya rujukan dilaksanakan terhadap pasien yang memerlukan pelayanan yang kompetensinya tidak dimiliki oleh yang merujuk. Rujukan ke fasilitas lain terutama bila pasien memerlukan pelayanan dengan peralatan dan tekonologi yang tidak dimiliki RS Astrini. 1. Meningkatkan mutu pelayanan di RS Astrini. 2. Tersedianya pedoman untuk merujuk pasien. Kebijakan Direktur RS Astrini Merujuk ke rumah sakit lain: 1. Petugas memberitahu kepada pasien atau keluarga bahwa pasien perlu dirujuk. 2. Dokter mengusahakan agar pasien dalam kondisi memungkinkan untuk menempuh perjalanan ke tempat yang di tuju. 3. Dokter menulis rujukan 4. Petugas menyiapkan alat transportasi yang sesuai. 5. Dokter menetapkan apakah pasien perlu didampingi oleh petugas rumah sakit. 6. Pasien dipindahkan ke alat transportasi. 7. Pasien diberangkatkan. Seluruh staf medis KONSULTASI DI IGD

Adalah konsultasi dengan dokter konsulen mengenai penanganan pasien di IGD. 1. Untuk memperlancar dan mempercepat pelayanan penderita gawat darurat. 2. Agar penderita gawat darurat dapat segera memperoleh terapi yang optimal dari dokter konsulen. 3. Adanya persamaan persepsi dalam memberikan pelayanan penderita gawat darurat yang dibutuhkan penanganan dokter konsulen. 1. Kebijakan Direktur RS Astrini. 2. Adanya prosedur dokter mengkonsultasi pasien ke dokter spesialis atau ke dokter spesialis penyakit lain sesuai dengan diagnose pasien. 1. Penderita gawat darurat yang telah dilakukan triase oleh dokter jaga segera dimasukkan ke dalam ruang periksa. 2. Perawat jaga melakukan pemeriksaan vital sign. 3. Dokter jaga melakukan pemeriksaan dan life saving. 4. Dokter jaga yang dibantu perawat jaga menghubungi dokter konsulen jaga via telepon, handphone, atau secara langsung. 5. Dokter konsulen harus dating dalam waktu kurang dari 30 menit sejak dihubungi. Setelah hadir di rumah sakit dan melakukan pemeriksaan dan pengobatan dokter konsulen mengisi daftar hadir dokter konsulen. 6. Bila dokter konsulen tidak dapat hadir maka dokter konsulen memberikan advis via telepon yang dicatat dalam daftar hadir konsulen dengan a/n dokter jaga IGD. 7. Apabila dokter konsulen tidak dapat dihubungi karena berbagai sebab, maka dokter jaga dapat melakukan tindakan medis sebatas kewenangan dokter jaga IGD. Dokter Konsulen INTUBASI ENDOTRACHEAL Adalah tindakan medis memasukkan endotracheal tube ke dalam

trachea. Untuk mempertahankan jalan nafas tetap terbuka Kebijakan Direktur RS Astrini Adanya prosedur dalam melakukan tindakan medis (intubasi endotracheal) 1. Siapkan set oksigen 2. Pasang infuse 3. Tempatkan defibrillator disisi pasien 4. Siapkan suction dan periksa apakah berfungsi dengan baik, hubungkan ujung penghisap pada sumbernya. 5. Siapkan ambu bag 6. Pasang EKG 7. Periksa alat-alat diatas apakah berfungsi dengan baik 8. Pindahkan ke atas kepala dan dekatkan pasien sedekat mungkin dengan bagian atas bed resusitasi. Pasien pada posisi sniffing, leher dengan keadaan fleksi dan kepala ekstensi. Keadaan ini dapat dicapai dengan menempatkan 2-4 inchi atas kepala di leher bagian bawah. 9. Pilih ukuran endotracheal tube (ET) yang sesuai 10. Pilih laryngoscope yang sesuai dan periksa bola lampu apakah dapat menyala dengan baik. 11. Siapkan ET dan kembangkan manset balonnya apakah simetris atau tidak 12. Basahi ujung ET dengan jelly anestetik 13. Masukkan stylet ke dalam tube dan yakinkan bahwa stylet tidak menonjol keluar dari ujung ET 14. Pasang ET dengan bagian probe dan stylet pada tempatnya laryngoscope dengan mata pisau terpasang dan jalan nafas oropharingeal ke arah pasang intubasi 15. Observasi vital sign, pertahankan terapi intravena dan awasi kemungkinan adanya disritmia. 16. Berikan tekanan pada riskold selama intubasi endotracheal untuk melindungi regurgitasi lambung. Temukan kartilago cricoids. Bagian inferior yang menonjol ke arah kartilago adalah kartilago tricoid. Berikan tekanan pada bagian anterolateral dan garis tengah gunakan ibu jari dan telunjuk. 17. Pertahankan tekanan sampai manset endotracheal dikembangkan. Setelah ET pada tempatnya, kembangkan manset. 18. Lakukan penghisapan ventilasi 19. Untuk memeriksa posisi ET, ventikasi dengan bag dan lakukan auskultasi bunyi nafas. Observasi penyimpangan bilateral dada. 20. Fiksasi ET pada tempatnya. ICU, Kamar Operasi

OBSERVASI PASIEN DI IGD Adalah pemantauan kondisi pasien di IGD Sebagai acuan pemantauan penderita gawat darurat sebagai penyelamatan jiwa pasien 1. Kebijakan Direktur RS Astrini

2. Semua tenaga kesehatan di IGD wajib mengedepankan pelayanan yang cermat dan akurat melalui observasi kondisi pasien gawat 1. Penderita gawat darurat wajib diobservasi 2. Observasi dilakukan setiap 5-15 menit sesuai tingkat kegawatannya 3. Observasi dilakukan oleh tenaga medis atau tenaga paramedic IGD 4. Hal hal yang perlu diobservasi: Tekanan darah Nadi Respirasi Suhu Keadaan umum 5. Apabila hasil observasi oleh tenaga paramedic menunjukkan keadaan penderita semakin memburuk, maka harus segra melapor ke tenaga medis IGD 6. Observasi dilakukan maksimal selama 2 jam, selanjutnya dapat diputuskan oleh tenaga medis IGD apakah bias pulang, dirujuk, atau rawat inap. 7. Perkembangan kondisi pasien selama observasi dicatat di rekam medis 8. Persiapkan pasien untuk penanganan lebih lanjut. IGD MERUJUK PASIEN Adalah penyerahan tanggung jawab penanganan/ perawatan/ tindakan medis pada pasien ke unit/ instansi lain yang memiliki sumber daya yang lebih tinggi baik antar unit dalam rumah sakit maupun dengan institusi atau RS lain. Agar pasien yang memerlukan tindakan atau pemeriksaan yang tidak ada di RS Astrini dapat ditangani sesuai standard dan peraturan yang

berlaku dan tidak memperberat/memperburuk kondisi pasien. Kebijakan Direktur RS Astrini 1. Perawat pendamping pasien adalah perawat yang telah mendapatkan pelatihan BLS/ BCLS 2. Indikasi rujukan ke RS lain: a. Tidak ada tempat kosong untuk rawat inap b. Atas saran dokter spesialis/ konsulen c. Kasus tidak mampu ditangani d RS Astrini d. Atas permintaan pasien dan keluarga 3. Syarat rujukan: a. Persetujuan keluarga penderita b. Surat rujukan dari dokter c. Penderita dibuat stabil terlebih dahulu d. Didampingi perawat yang membawa alat adan obat bantuan hidup dasar e. Memakai ambulance f. Menghubungi rumah sakit yang akan dituju terlebih dahulu dengan cara memakai telepon 1. Pasien yang akan dirujuk harus distabilkan terlebih dahulukeadaan umumnya (Airway, Breathing, Circulation) 2. Menghubungi RS yang dituju (melalui telepon/ radiomedik) untuk: a. Mendiskusikan indikasi rujukan b. Menginformasikan kondisi pasien 3. Dokter membuat surat rujukan rangkap dua yang berisi: a. Identitas pasien b. Diagnose c. Keadaan pasien d. Tindakan dan terapi yang telah diberikan 4. Petugas membuatkan rincian tindakan yang diserahkan ke kasir untuk diselesaikan pembayarannya oleh keluarga pasien 5. Pastika kesiapan tempat/ alat/ dokter/ dokter ahli di RS yang dituju 6. Perawat jaga mempersiapkan pasien 7. Sopir ambulance: a. Sopir ambulance menyiapkan dan check up kelengkapan kendaraan, SIM, STNK dan alat-alat kelengkapan ambulance emergency b. Dalam perjalanan harus perlu koordinasi dengan perawat pendamping mengenai keaadan penderita selama perjalanan 8. Perawat pendamping a. Melakukan observasi dan mencatat pada kertas observasi

tentang waktu pencatatan, tensi, nadi, pernapasan, temperature, produksi urin dari pasien b. Mengatur atau mengganti cairan infuse sesuai dengan perintah dokter pengirim c. Member injeksi/ oksigen sesuai dengan perintah dokter pengirim d. Melaporkan keadaan pasien melalui sopr ambulance ke radiomedik baik pada dokter pengirim maupun kepada RS yang dituju e. Menyerahkan pasien kepada rumah sakit yang dituju lengkap dengan data observasi diperjalanan dan surat rujukan. Penyerahan pasien di tempat penerimaan pasien dibantu petugas RS yang dituju f. Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang selesainya pengiriman pasien. 9. Untuk pasien yang dirujuk atas permintaan sendiri, dapat menggunakan ambulance RS dengan didampingi oleh perawat pendamping dengan dikenakan biaya sesuai ketentuan atau menggunakan kendaraan pribadi tanpa didampingi oleh perawat pendamping dan semua tindakan invasive (pemasangan infuse, kateter) dilepas. IGD, Rawat inap, Rekam medis