BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang beroperasi selalu ingin mencapai kinerja yang baik dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP. Kerangka pemikiran yang dituangkan dalam penelitian ini berdasarkan

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Pada PT Dimata Sora Jayate di Kota Denpasar)

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB I PENDAHULUAN. krisis. Kelemahan ini, tentunya akan berpengaruh pada ekonomi negara-negara

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang mencerminkan kuatnya perekonomian suatu negara. Jika

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

MASA DEPAN INDUSTRI EPC ; TANTANGAN BUMN EPC (2017)

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. tinggi (suprime mortgage) di AS secara tiba-tiba berkembang menjadi krisis

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu kriterianya dilihat dari daya saing produk-produk ekspornya. Yang menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

I. PENDAHULUAN. Daya saing Indonesia menurut World Economic Forum tahun 2008/2009 berada

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan sosial ekonomi, teknologi dan informasi telah

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, Singapura, dan Malaysia (bisnis.news.viva.co.id). Perkembangan pasar

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

Indeks Kepercayaan Konsumen Indonesia Tertinggi dan Optimisme Masyarakat Jumat, 14 Juni 2013

Prospek Perekonomian Indonesia Tahun 2013 Jumat, 18 Januari 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. uang giral serta sistem organisasinya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi digital dan telekomunikasi serta tansportasi

BAB I PENDAHULUAN. operasi serta membentuk perusahaan perusahaan modal ventura atau bergabung dengan

E-BISNIS INTERIM MANAGEMENT REPORT ( SAP ) Disusun oleh : Bil Muammar ( ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis dan persaingan antar perusahaan pada masa

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. moneter terus mengalami perkembangan. Inisiatif kerjasama mulai dikembangkan

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

Lampiran I. Kuesioner Penelitian Analisis Strategi Bisnis Pada PT Rekadaya Elektrika

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

BAB I PENDAHULUAN. peringkat ekonomi Indonesia yang menempati urutan sepuluh besar menurut

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan 1997 sampai saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin

Mewaspadai Perlambatan Ekonomi China IW.AS

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi sebesar 2 persen terhadap produk domestik bruto (Grafik

ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, KINERJA DAN DAYA SAING INDUSTRI ELEKTRONIKA DI INDONESIA JOHANNA SARI LUMBAN TOBING H

Analisis Isu-Isu Strategis

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

2015 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

1. BAB I PENDAHULUAN

Analisis Perkembangan Industri

Kondisi Perekonomian Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM NEGARA ASEAN 5+3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penjualan Mobil dan Sepeda Motor Indonesia. Sumber : APBI, Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ekonom dan pengambil kebijakan. Pada satu sisi, kebijakan fiskal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang beroperasi selalu ingin mencapai kinerja yang baik dan pencapaiannya tidak akan terlepas dari strategi. Hal tersebut berarti bahwa setiap perusahaan perlu menetapkan, mengimplementasikan dan mengendalikan strategi perusahaan yang tepat. Implementasi strategi yang tepat cenderung mengantarkan perusahaan untuk mencapai kinerja yang baik yang menyebabkan perusahaan tetap eksis dan bisa berkembang. Box (2010) menyatakan terdapat hubungan penting antara strategi dengan kinerja organisasi, baik pada perusahaan besar, menengah maupun kecil. Oleh karenanya, perusahaan skala kecil maupun menengah memerlukan strategi seperti halnya perusahaan besar. Hasil penelitian di Chile terhadap 234 perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki strategi atau rencana bisnis, memiliki peluang sukses lebih besar daripada perusahaan yang tidak memiliki strategi atau rencana bisnis (Lussier and Hallabi, 2010). Penelitian lain yang dilakukan oleh Edelman et al. (2002) pada perusahaan kecil dan menengah di Amerika Serikat menemukan bahwa perusahaan kecil dan menengah di Amerika Serikat memiliki banyak keterbatasan, tetapi dapat eksis karena menerapkan strategi yang cocok. Dincer et al. (2006) yang melakukan penelitian mengenai praktek perencanaan srategis terhadap 135 perusahaan di Turki, merekomendasikan kepada perusahaan lokal Turki, bahwa dalam menghadapi perubahan kondisi perekonomian dan kondisi persaingan yang semakin ketat, mereka perlu meningkatkan adopsi teknik formulasi stategi.

Formulasi strategi akan terkait dengan pengamatan lingkungan dan studi literatur menyatakan bahwa formulasi strategi dipengaruhi oleh variabel lingkungan eksternal dan internal organisasi (Lim et al.,1996). Penelitian yang dilakukan di Mesir menemukan bahwa pengamatan lingkungan secara signifikan berpengaruh terhadap strategi perusahaan (Lotayif, 2010). Sedangkan penelitian pada industri elektronik di Inggris, menyimpulkan bahwa perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang mampu melakukan analisis terhadap faktor lingkungan dalam proses formulasi strateginya (Analoui and Karami, 2001). Pengaruh lingkungan perlu diamati dalam dua dimensi waktu yaitu pengaruh lingkungan di masa kini dan di masa datang (Johnston et al., 2008). Pengaruh lingkungan di masa datang perlu dianalisis agar strategi yang disusun mampu mengantisipasi perubahan lingkungan yang mungkin akan terjadi. Hal ini penting untuk menjaga agar perusahaan tetap eksis dan bisa terus berkembang. Variabel lingkungan yang perlu dianalisis adalah variabel lingkungan eksternal. Variabel lingkungan eksternal dapat menjadi peluang atau ancaman bagi perusahaan terkait upayanya untuk mewujudkan visi dan misinya. Setiap perusahaan menghadapi perubahan lingkungan eksternal yang akan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan (Johnston et al., 2008). Lingkungan eksternal yang mempengaruhi organisasi terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan industri yang dimaksud adalah daya tawar konsumen, daya tawar pemasok, masuknya pendatang baru, adanya produk subsitusi dan intensitas persaingan dalam industri. (Pearce dan Robinson, 2008:72). Selain faktor lingkungan eksternal, faktor lingkungan internal yang terdiri atas aspek keuangan, pemasaran, sumber daya manusia dan operasi juga perlu diperhatikan dan dikelola dengan tepat agar kinerja perusahaan dapat meningkat. (Suwarsono, 2008:132). Variabel

lingkungan internal secara signifikan juga berpengaruh terhadap kinerja organisasi (Appiah-Adu et al., 2001 dalam Wood, 2006). Variabel lingkungan internal akan menghadirkan kekuatan dan kelemahan bagi perusahaan yang juga berpengaruh terhadap pencapaian visi dan misinya. Formulasi strategi akan membuat perusahaan mampu mengambil keputusan tentang langkah apa yang perlu diambil untuk menyesuaikan kondisi lingkungan internal dengan eksternal. Hal ini disebabkan karena dalam proses formulasi strategi sudah mencakup pengamatan lingkungan, baik eksternal maupun internal. Kemampuan mengantisipasi perubahan lingkungan ini akan membuat perusahaan menjadi kompetitif dan memiliki kinerja yang relatif baik. PT Dimata Sora Jayate sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang Teknologi Informasi (Information Technology atau biasa disebut IT) di kota Denpasar juga berusaha mencapai kinerja yang baik. PT Dimata Sora Jayate adalah salah satu perusahaan di Bali yang ikut bersaing memperebutkan pangsa pasar perangkat lunak di daerah Bali. Produk yang dipasarkan perusahaan ada dua macam yaitu sistem Dimata Hanoman (sistem hotel / villa ) serta sistem Dimata Harisma (sistem personalia). PT Dimata Sora Jayate memiliki visi mencapai kesuksesan melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, sementara misi perusahaan adalah memberikan produk dan layanan yang terkait perangkat lunak yang berkualitas tinggi sehingga mampu meningkatkan standar praktek bisnis di Indonesia pada umumnya dan di Bali pada khususnya. Visi dan misi PT Dimata Sora Jayate menunjukkan bahwa dengan berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi, perusahaan berupaya menjadi penyedia perangkat lunak dan layanan pendukungnya yang berkualitas tinggi bagi para konsumennya sehingga mendapatkan tempat di mata konsumennya.

PT Dimata Sora Jayate berada di lokasi strategis yaitu di Jalan Imam Bonjol, Denpasar. Perusahaan memiliki personil lulusan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dengan kemampuan di bidang IT serta sejumlah infrastruktur pendukung. Saat ini, perusahaan sudah memiliki produk jadi sehingga tidak memerlukan waktu maupun biaya dalam jumlah besar untuk membangun produk dari awal. Hal-hal di atas adalah faktor pendukung yang menjadi kekuatan perusahaan. Selain faktor pendukung atau kekuatan, perusahaan juga memiliki sisi lemah. Sisi lemah itu tampak dari kuantitas kualitas layanan perusahaan yang dirasa masih kurang oleh konsumen serta masih relatif rendahnya kualitas produk perusahaan akibat tingginya error / bug. Data jumlah error / bug pada produk perusahaan ditampilkan dalam Tabel 1.1. Produk Tabel 1.1 Jumlah Error / Bug Pada Sistem Dimata Hanoman dan Dimata Harisma (per 30 Maret 2011) Jumlah Bug Kategori Bug Sistemik* Major** Medium*** Minor**** Dimata Hanoman 24 1 5 7 11 Dimata Harisma 23-6 5 12 Sumber : PT Dimata Sora Jayate Keterangan tabel : * = bug yang menyebabkan keseluruhan sistem informasi tidak bisa dipakai ** = bug yang menyebabkan satu atau beberapa menu tidak bisa dipakai *** = bug yang menyebabkan satu atau beberapa modul (bagian dari menu) dalam sistem tidak bisa dipakai **** = bug yang menyebabkan satu atau beberapa sub modul (bagian dari modul) dalam sistem tidak bisa dipakai

Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa jumlah bug pada produk perusahaan relative masih cukup tinggi. Bug dengan kategori sistemik dan major adalah kelemahan yang menjadi sorotan utama konsumen maupun kalangan internal perusahaan saat ini. Hal ini disebabkan karena bugbug dengan kategori tersebut sangat menghambat operasional sistem informasi. Di sisi lain, terdapat sejumlah peluang dalam pasar yang bisa dimanfaatkan perusahaan. Peluang peluang itu diantaranya adalah mulai tumbuhnya minat kalangan usaha untuk menggunakan perangkat lunak, peningkatan infrastruktur jaringan internet di Bali serta makin dikenalnya IT di masyarakat. Selain peluang, perusahaan juga menghadapi sejumlah ancaman diantaranya adalah adanya usaha yang menjual perangkat lunak sejenis, baik yang berasal dari Bali maupun dari luar Bali, potensi masuknya pemain baru ke pasar Bali serta adanya perangkat lunak gratis (freeware). Segmen pasar perusahaan adalah segmen dalam negeri dengan pasar sasaran akomodasi wisata (hotel, villa dan bungalow) untuk produk Dimata Hanoman dan perusahaan skala menengah ke atas (semua jenis usaha) untuk produk Dimata Harisma. Melihat segmen pasar perusahaan tersebut, bisa dipastikan bahwa sedikit banyak keadaan ekonomi global, nasional maupun Bali akan mempengaruhi operasional perusahaan. Kondisi perekonomian global diperkirakan mengalami penurunan sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Perkembangan dan Proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) Dunia Untuk Negara Maju dan Negara Berkembang, Tahun 2008-2011 PDB Dunia 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) Proyeksi 2011 (%) Negara Maju 0.2-3.2 2.7 2.2 Amerika Serikat 0-2.6 2.6 2.3 Kawasan Eropa 0.5-4.1 1.7 1.5 Jepang -1.2-5.2 2.8 1.5 Negara Maju Lainnya 1.7-1.2 5.4 3.7 Negara Berkembang 6 2.5 7.1 6.4 Eropa Timur dan Tengah 3-3.6 3.7 3.1 Negera Persemakmuran 5.3-6.5 4.3 4.6 Negara Berkembang Asia 7.7 6.9 9.4 8.4 China 9.6 9.1 10.5 9.6 India 6.4 5.7 9.7 8.4 ASEAN -5 (Indonesia, Malaysia, Filiphina, Thailand, Vietnam) 4.7 1.7 6.6 5.4 Amerika Latin & Karibia 4.3-1.7 5.7 4 Timur Tengah & Afrika Utara 5 2 4.1 5.1 Sumber : Laporan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Triwulan 4, 2010 Tabel 1.2 memperlihatkan bahwa perekonomian negara-negara maju diproyeksikan sebesar 2,2 % pada tahun 2011, lebih rendah dibandingkan tahun 2010 yang sebesar 2,7 %. Sedangkan untuk negara-negara berkembang pada periode yang sama, menurun dari 7,1 % menjadi 6,4 %. Pertumbuhan perekonomian Indonesia pada tahun 2011 diperkirakan menurun dari 6,6 % menjadi 5,4 %. Tabel 1.2 memperlihatkan adanya perlambatan ekonomi di negara maju maupun berkembang. Perlambatan iklim ekonomi global berpotensi pada peningkatan resiko terhadap perekonomian nasional. Perkembangan ekonomi Amerika Serikat dan negara maju lainnya yang melambat dapat menekan ekonomi negara lainnya termasuk Indonesia. Kondisi ini tentu bisa

berdampak negatif terhadap perkembangan dunia usaha di Indonesia, termasuk terhadap PT Dimata Sora Jayate. Selain faktor pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi adalah faktor lain yang mempengaruhi operasional perusahaan. Kondisi inflasi tinggi yang akan memicu adanya kenaikan harga barang akan mengganggu operasional perusahaan. Data tingkat inflasi di Indonesia dari bulan Januari tahun 2006 sampai bulan Maret tahun 2011 ditampilkan pada Tabel 1.3. Tabel 1.3 Perkembangan Tingkat Inflasi di Indonesia, Januari 2006 Maret 2011 Tahun (%) Bulan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Januari 17.03 6.26 7.36 9.17 3.72 7.02 Februari 17.92 6.30 7.40 8.60 3.81 6.84 Maret 15.74 6.52 8.17 7.92 3.43 6.65 April 15,40 6,29 8,96 7,31 3,91 - Mei 15.60 6.01 10.38 6.04 4.16 - Juni 15.53 5.77 11.03 3.65 5.05 - Juli 15.15 6.06 11.90 2.71 6.22 - Agustus 14.90 6.51 11.85 2.75 6.44 - September 14.55 6.95 12.14 2.83 5,80 - Oktober 6.29 6.88 11.77 2.57 5.67 - November 5.27 6.71 11.68 2.41 6.33 - Desember 6.60 6.59 11.06 2.78 6.96 Sumber : www.bi.go.id - Tabel 1.3 memperlihatkan bahwa tingkat inflasi pada triwulan 3 dan 4 tahun 2008 cukup tinggi yaitu di atas 10 %. Pada tahun 2009, terlihat adanya kecenderungan penurunan tingkat inflasi, sedangkan tahun 2010, terlihat adanya kecenderungan peningkatan tingkat inflasi.

Sementara untuk tahun 2011, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan Republik Indonesia, menyatakan bahwa Indonesia menghadapi ancaman inflasi tinggi yang disebabkan oleh meningkatnya harga komoditas dunia, terutama pangan dan minyak bumi (Arsip Berita Indonesia, 2011). Managing Director Bank Dunia dalam pertemuannya dengan Presiden Republik Indonesia pada Tanggal 8 Oktober 2010, juga menyatakan bahwa ke depannya, inflasi dan infrastruktur akan menjadi resiko yang harus dikelola oleh ekonomi Indonesia (Arsip Berita Indonesia, 2011). Perekonomian Bali sebagai sub-sistem perekonomian nasional juga dipengaruhi oleh perkembangan perekonomian nasional. Selama periode 2008-2009, pertumbuhan ekonomi Bali mengalami perlambatan dari 5,97 % di tahun 2008 menjadi 5,33 % di tahun 2009. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Bali selama periode 2005-2009 adalah sebesar 5,61 %. Pertumbuhan ekonomi Bali yang rata-rata sebesar 5,61 % ini ternyata masih lebih rendah dari rata-rata laju inflasi Bali yang selama periode 2005-2006 mencapai kisaran 7,10 % (BPS Provinsi Bali, 2010).. Keadaan ekonomi global, nasional maupun Bali yang kurang prospektif berimplikasi pada menurunnya kinerja PT Dimata Sora Jayate. Penurunan ini dapat dilihat dari omzet penjualan yang menunjukkan kecenderungan menurun selama kurun waktu 2006-2010. Pada Tabel 1.4, juga terlihat bahwa pada 4 tahun terakhir, perusahaan tidak berhasil mencapai target penjualannya terlihat dari angka realisasi yang di bawah 100 %.

Tahun Tabel 1.4 Perkembangan Penjualan PT Dimata Sora Jayate Tahun 2006-2010 Target Penjualan (ribu rupiah) Sistem Dimata Hanoman Realisasi Penjualan (ribu rupiah) Pencapaian Target (%) Target Penjualan (ribu rupiah) Sistem Dimata Harisma Realisasi Penjualan (ribu rupiah) Pencapaian Target (%) 2006 40.000 75.050 187,625 65.000 67.500 103,8 2007 80.000 44.000 55 130.000 65.000 50 2008 80.000 42.000 52,5 130.000 62.000 47,69 2009 80.000 35.000 43,75 130.000 15.000 11,54 2010 80.000 12.000 15 130.000 15.000 11,54 Sumber : PT Dimata Sora Jayate PT Dimata Sora Jayate sudah berpengalaman selama 10 tahun dalam memasarkan sistem informasi di daerah Bali. Pihak perusahaan menghadapi sejumlah pesaing baik untuk produk sistem hotel maupun untuk produk sistem personalia (Tabel 1.5). Adanya pesaing-pesaing tersebut menjadi tantangan bagi perusahaan dalam mencapai target penjualan dan meningkatkan pangsa pasarnya. Tabel 1.5 Data Pesaing Perusahaan Produk Nama Perusahaan Nama Produk PT MYOH Indonesia MYOH Sistem Hotel PT Supranusa Sindata Visual Hotel System (VHP) PT Raharjo Krono Saketi Syscon Hotel Management PT DataOn Sun Fish HR Sistem Personalia PT Krishand Indonesia Krishand HR & Payroll System PT Balisoft Lintas Media Primata PT Sisfo Indonesia Karyawan.Net Sumber : PT Dimata Sora Jayate PT Dimata Sora Jayate menghadapi tantangan dalam melangkah karena adanya pesaingpesaing yang bergerak dalam bisnis yang sama. Kondisi ekonomi yang menunjukkan kecenderungan melemah menjadi tantangan lainnya. Sementara di sisi lingkungan internalnya, perusahaan juga dihadapkan pada masih tingginya jumlah error / bug yang mempengaruhi

persepsi konsumen maupun calon konsumen terhadap kualitas produk perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan perlu melakukan upaya - upaya untuk meningkatkan kinerja dan adaptabilitasnya terhadap perubahan kondisi lingkungannya sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjaga. Hal itu dapat dicapai melalui formulasi strategi yang tepat. Terkait dengan formulasi strategi, perusahaan perlu melakukan pengamatan lingkungan baik eksternal maupun internal di masa kini maupun masa mendatang.. Menghadapi lingkungan yang terus berubah, memerlukan analisis kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan sehingga dapat dirumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Menarik untuk menyimak persoalan-persoalan yang dihadapi manajemen dalam kaitannya dengan formulasi strategi. 1.2 Rumusan Masalah Pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas adalah sebagai berikut: 1) Variabel-variabel apa saja dari lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi PT Dimata Sora Jayate pada masa sekarang (tahun 2011) dan periode yang akan datang (Tahun 2012 - Tahun 2015)? 2) Variabel-variabel apa saja dari lingkungan internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan dari PT Dimata Sora Jayate pada masa sekarang (tahun 2011) dan periode yang akan datang (Tahun 2012 - Tahun 2015)? 3) Bagaimana strategi perusahaan yang sebaiknya diterapkan oleh PT Dimata Sora Jayate pada masa sekarang (tahun 2011) dan periode yang akan datang (Tahun 2012 - Tahun 2015)?

4) Bagaimana strategi bisnis yang sebaiknya diterapkan oleh PT Dimata Sora Jayate pada masa sekarang (tahun 2011) dan periode yang akan datang (Tahun 2012 2015)? 5) Bagaimana strategi bauran pemasaran pada PT Dimata Sora Jayate pada masa sekarang (Tahun 2011) dan periode yang akan datang (Tahun 2012-2015)? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui variabel-variabel dari lingkungan eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi PT Dimata Sora Jayate pada masa sekarang (Tahun 2011) dan periode yang akan datang (Tahun 2012-2015) 2) Untuk mengetahui variabel-variabel dari lingkungan internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan dari PT Dimata Sora Jayate pada masa sekarang (Tahun 2011) dan periode yang akan datang (Tahun 2012 2015) 3) Untuk memformulasikan strategi perusahaan yang sebaiknya diterapkan oleh PT Dimata Sora Jayate pada masa sekarang (Tahun 2011) dan periode yang akan datang (Tahun 2012-2015) 4) Untuk mengetahui strategi bisnis yang sebaiknya diterapkan oleh PT Dimata Sora Jayate pada masa sekarang (Tahun 2011) dan periode yang akan datang (Tahun 2012-2015) 5) Untuk mengetahui strategi bauran pemasaran pada PT Dimata Sora Jayate pada masa sekarang (Tahun 2011) dan periode yang akan datang (Tahun 2012-2015)

1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis, sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoritis Bagi pembaca dan peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan, wawasan dan pertimbangan, apabila akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. 1.4.2 Manfaat Praktis Bagi pihak manajemen PT Dimata Sora Jayate, hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan mengenai strategi perusahaan, strategi bisnis dan bauran pemasaran yang akan diterapkan pada masa sekarang (Tahun 2011) dan di masa mendatang (Tahun 2012-2015)